Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 8

Golongan VIII A

Anggota Kelompok
1.Dola Ardila
2.Hamid Al Amin
3.Ikhwanul Rizki
Latarbelakang
Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA dalam tabel periodik. Disebutmulia karena
unsur-unsur ini sangat stabil (sangat sukar bereaksi). Gas inimempunyai sifat lengai, tidak
reaktif, dan susah bereaksi dengan bahan kimia lain.Gas mulia juga merupakan golongan
kimia yang unsur-unsurnya memiliki elektronvalensi luar penuh. Unsur-unsurnya adalah
He
(Helium),
Ne
(Neon),
Ar
(Argon),
Kr
(Kripton)
Xe
(Xenon), dan
Rn
(Radon) yang bersifat radioaktif.Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam
golongan VIIIA yangmemiliki kestabilan yang sangat tinggi
Unsur-unsur gas mulia (golongan VIIIA) terdiri atas helium
(He), neon (Ne), argon (Ar), kripton (Kr), xenon (Xe), dan radon
(Rn). Sifatnya yang tidak reaktif ini menyebabkan gas mulia
ditemukan di alam sebagai atom tunggal atau
monoatomik.Sumber utama gas mulia adalah udara, kecuali
untuk He dan Rn.He lebih banyak ditemukan di gas alam,
sementara Rn berasal dari peluruhan panjang unsur radioaktif
unsur uranium dan peluruhan langsung radium.
Sifat Fisika Golongan VIIIA / Gas Mulia
Gas mulia dianggap stabil karena memiliki konfigurasi elektron yang
terisi penuh :
He : 1s2
Ne : 1s2 2s2 2p6
Ar : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Xe : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6
Selama beberapa tahun, pandangan tersebut dijadikan acuan pada
pembentukan ikatan kimia. Menurut teori Lewis, gas mulia tidak
reaktif sebab memiliki konfigurasi oktet.
Gas mulia merupakan gas monoatomik, tidak berwarna, tidak
berasa, dan tidak berbau. Argon, kripton, dan xenon sedikit larut
dalam air akibat terjebak di antara molekul air. Helium dan neon
tidak dapat larut dalam air, sebab jari-jari atomnya terlalu kecil
hingga dapat meninggalkan air.
Sifat Kimia Golongan VIIIA / Gas Mulia
Pada tahun 1962, Neil Bartlett berhasil membuat sebuah senyawaan
stabil yang dianggap sebagai XePtF6. Hal ini tentu menggemparkan,
karena telah lama dikenal bahwa unsur golongan VIIIA bersifat inert.
Setelah ini, tidak lama kemudian ahli riset lainnya menunjukkan
bahwa xenon dapat bereaksi langsung dengan fluor membentuk
senyawaan biner seperti XeF2, XeF4, dan XeF6.
Adapun bentuk senyawa-senyawa dari unsur xenon dengan bilangan
oksidasinya adalah seperti berikut.
1) Bilangan Oksidasi +2
Kripton dan xenon dapat membentuk KrF2 dan XeF2 jika kedua unsur
ini diradiasi dengan uap raksa dalam fluor. Xe (II) dapat bereaksi
selanjutnya menjadi XeF4 jika suhu dinaikkan. Adapun XeF2 dapat
terbentuk jika xenon padat direaksikan dengan difluoroksida pada
suhu -120 °C.
Xe(s) + F2O2(g) → XeF2(s) + O2(g)
XeF2 dan KrF2 berbentuk molekul linier dengan hibdridisasi sp3d.
2) Bilangan Oksidasi + 4
Xenon(IV) fluorida dapat dibuat dengan memanaskan campuran xenon dan fluor dengan
komposisi 1 : 5 pada tekanan 6 atm, dan menggunakan nikel sebagai katalis.
Xe(g) + 2F2(g)

XeF4(g)
6 atm
XeF4 mempunyai struktur bujur sangkar dengan hibridisasi d2sp3 pada suhu 400 °C.
3) Bilangan Oksidasi +6
Hanya xenon yang dapat membentuk XeF6. Senyawa ini dibuat dengan memanaskan
campuran kedua unsur ini dengan komposisi Xe : F2 = 1 : 20 pada suhu 300 °C dan
tekanan 50 atm.
50 atm
Xe(g) + 3F2(g)

XeF6(g)
4) Bilangan Oksidasi +8
Xe (IV) dapat dioksidasi menjadi Xe (VIII) oleh ozon dalam larutan
basa. Xe (VIII) hanya stabil dalam larutan. Selain senyawa xenon,
telah berhasil dibuat kripton fluorida, KrF2 dan radon fluorida, RnF2.
Radon bereaksi spontan dengan fluor pada suhu kamar. Adapun
kripton bereaksi dengan fluor hanya jika keduanya disinari atau
melepaskan muatan listrik. Akan tetapi belum dilaporkan adanya
senyawa helium, neon atau argon.
Kegunaan golongan VIII A
a. Helium (He) sudah dikenal lebih dahulu daripada gas-gas mulia
lainnya. Untuk pertama kali helium ditemukan di dalam atmosfer
matahari. Helium digunakan untuk mengisi balon. Helium memiliki
berat dua kali lebih berat daripada hidrogen, tetapi tidak dapat
terbakar.
b. Argon dicampur dengan nitrogen digunakan sebagai pengisi lampu
pijar dan lampu-lampu radio untuk menahan mengabutnya kawat
wolfram dalam lampu itu.
c. Neon (Ne) dipakai sebagai pengisi lampu-lampu neon yang
memberikan cahaya merah. Jika dicampur dengan uap raksa akan
memberikan cahaya putih kebiru-kebiruan jika tabung kacanya tidak
berwarna, atau cahaya hijau jika tabung kacanya berwarna cokelat.
d. Kripton (Kr) dan xenon (Xe) akhir-akir ini diketemukan bahwa xenon
bersifat anestesi. Oleh karena sifat ini maka xenon digunakan untuk
membius pasien-pasien dalam operasi besar. Akan tetapi pemakaian
ini masih terlalu mahal.
Pembuatan gas mulia
Pembuatan gas mulia dapat diperoleh dengan cara cara dibawah
ini :
Gas Mulia diperoleh dengan cara sulingan bertingkat udara cair,
dengan cara sebagai berikut :
Udara dicairkan dengan jalan didinginkan dengan tekanan yang
besar, yaitu sampai suhu di bawah titik didihnya. Kemudian suhu
dinaikkan perlahan-lahan, maka gas mulia akan menyuling
kembali pada titik didihnya.
Gas Argon (Ar) dapat pula diperoleh dengan memanaskan
campuran udara dengan kalsium karbida CaC2, pada pemanasan
ini gas N2 dan gas O2 di udara berikatan dengan CaC2.
Reaksinya :
O2 + N2 + 3 CaC2 → Ca(CN)2 + 2 CaO + 5 C + Ar
Radon diperoleh dari peluruhan radioaktif isotop Radium-226
Reaksinya :
88Ra226 → 86Rn222 + 2α4
Pembuatan Senyawa Gas Mulia
Pembuatan senyawa gas mulia pertama kali dilakukan oleh Neil Bartlett,
orang pertama yang membuat senyawa gas mulia XePtF6 (Xenon
heksafluoro platinat) caranya dengan mereaksikan Xenon dengan suatu
oksidator kuat PtF6 (xenon heksa fluorida)
Reaksi :
Xe + PtF6 → XePtF6 (serbuk berwarna kuning kemerahan)
Dengan penemuan ini maka hilanglah anggapan bahwa unsur gas mulia
tidak dapat bereaksi dengan unsur/senyawa lain. Sampai saat ini hanya Kr,
Xe dan Rn yang baru dapat disintesis dengan unsur lain karena memiliki
energi ionisasi yang rendah dibanding He dan Ne. Unsur yang dapat bereaksi
dengan Kr, Xe dan Rn hanya unsur yang keelektronegatifannya tinggi seperti
F (flour) dan O (oksigen). Jika campuran Xe dan gas F2 berlebih dipanaskan
pada suhu 400 °C pada tekanan 6 atm selama 6 jam, maka akan terjadi
reaksi :
Xe + F2 → XeF2 (xenon difluorida)
Xe + 2 F2 → XeF4 (xenon tetrafluorida)
Xe + 3 F2 → XeF6 (xenon heksafluorida)
ketiga senyawa tersebut sangat reaktif, oksidator kuat dan apabila
bereaksi dengan air akan memnghasilkan HF
2 XeF2 (s) + 2 H2O (l) → 2 Xe (g) + O2 (g) + 4 HF (aq/g)
6 XeF4 (s) + 12 H2O (l) → 4 Xe (g) + 3 O2 (g) + 2 XeO3 (s) + 24 HF (aq/g)
XeF6 (s) + H2O (l) → XeOF4 (s) + 2 HF (aq/g)
Senyawa Kripton dan Radon
Senyawa kripton : KrF2
Kr (g) + F2 (g) → KrF2 (s)
Senyawa radon : RnF2
Rn (g) + F2 (g) → RnF2 (s)

Anda mungkin juga menyukai