konfigurasi elektron yang terisi penuh (oktet dan duplet) :
He : 1s2 Ne : 1s2 2s2 2p6 Ar : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 Xe : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 Ketidakreaktifan gas mulia juga dapat dilihat dari data energi ionisasinya. Makin besar energi ionisasi, makin sukar gas mulia membentuk senyawa.
GAS MULIA EI (kJ/mol)
He 2377 Ne 2088 Ar 1527 Kr 1356 Xe 1176 Rn 1042 Gas mulia merupakan gas monoatomik, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Argon, kripton, dan xenon sedikit larut dalam air akibat terjebak di antara molekul air. Helium dan neon tidak dapat larut dalam air, sebab jari-jari atomnya terlalu kecil hingga dapat meninggalkan air. Beberapa sifat fisika gas mulia dapat dilihat pada tabel berikut. Pada tekanan normal, semua gas mulia dapat dipadatkan, kecuali helium. Gas helium hanya dapat dipadatkan pada tekanan sangat tinggi, di atas 25 atm. Oleh karena gas helium merupakan gas yang memiliki titik leleh dan titik didih paling rendah maka gas tersebut dapat digunakan sebagai pendingin untuk mempertahankan suhu di bawah 10 K. Pada 4 K, gas helium menunjukkan sifat super fluida tanpa viskositas disebut super konduktor, yaitu zat yang memiliki daya hantar listrik tanpa hambatan dan menolak medan magnet. Daya hantar listrik helium pada 4 K, 800 kali lebih cepat dibandingkan kawat tembaga. Pembuatan Unsur Gas Mulia Secara komersial, semua gas mulia, kecuali helium dan radon diperoleh melalui distilasi bertingkat udara cair. Perbedaan titik didih yang tinggi memungkinkan gas-gas mulia di udara dapat dipisahkan.
Titik didih unsur gas mulia ( C) :
He = - 269 Kr = - 152 Ne = - 246 Xe = -107 Ar = - 180 Rn = - 62 Skema pencairan udara, digunakan dalam pembuatan udara cair komersial. Senyawa Gas Mulia
Neil Bartlett (1962), orang pertama yang membuat
senyawa gas mulia. Dia mengetahui bahwa molekul oksigen dapat bereaksi dengan platina heksafluorida, PtF6 membentuk padatan ionik [O2+][PtF6–].
Bartlett berhasil mensintesis senyawa xenon dengan
rumus XeF6 berwarna jingga-kuning.
Xenon juga dapat bereaksi dengan fluor secara
langsung dalam tabung nikel pada suhu 400°C dan tekanan 6 atm menghasilkan xenon tetrafluorida, berupa padatan tidak berwarna dan mudah menguap. Senyawa Gas Mulia Jika senyawa-senyawa fluorida dari xenon direaksikan dengan air akan terbentuk senyawa xenon yang lain.
Xenon trioksida dapat juga bereaksi dengan suatu
basa, seperti NaOH membentuk garam ksenat dan garam perksenat. Kegunaan Gas Mulia
1. Gas mulia banyak dipakai sebagai gas pengisi
lampu pijar dan neon. Hampir semua gas mulia berwarna terang jika loncatan bunga api listrik dilewatkan ke dalam tabung berisi gas mulia. Neon berwarna merah, argon berwarna merah muda, kripton berwarna putih-biru, dan xenon berwarna biru. 2. Helium digunakan sebagai pengisi balon gas karena massa jenisnya yang rendah dan stabil. Dan juga sebagai campuran gas oksigen pada tabung penyelam. Kegunaan Gas Mulia
3. Argon banyak digunakan untuk pengelasan
logam.
4. Campuran 10 % Xe, 89 % Ar dan 1 % F2
digunakan sebagai lampu emisi untuk menghasilkan sinar laser.