Konfigurasi elektron kulit ditemukan oleh Niels Bohr. Itulah mengapa, konfigurasi ini juga disebut
sebagai konfigurasi elektron Bohr. Menurut Bohr, elektron akan berputar mengelilingi inti pada
lintasan tertentu dengan tingkat energi yang berbeda-beda, bergantung pada posisi
lintasannya. Selanjutnya, lintasan tersebut dikenal sebagai kulit atom. Berdasarkan teori ini,
elektron harus diisikan dari tingkat energi paling rendah, yaitu kulit K (n = 1) dan dilanjutkan kulit
L (n = 2), M (n = 3), N (n = 4), dan seterusnya. Banyaknya elektron yang mengisi setiap kulit
mengikuti rumus 2n2. Dengan demikian:
Kulit K = 2n2 = 2 (1)2 = 2 elektron maksimal
Kulit L = 2n2 = 2 (2)2 = 8 elektron maksimal
Kulit K = 2n2 = 2 (3)2 = 18 elektron maksimal
Kulit K = 2n2 = 2 (4)2 = 32 elektron maksimal
Agar kamu lebih paham, perhatikan contoh
konfigurasi elektron 20Ca berikut.
SEBAGAI APA?
*Helium ditemukan pada gas alam, terutama di Amerika Serikat. Penemu helium adalah
Pierre Janssen dan Norman Lockyer pada 1868. Helium dipisahkan dalam bentuk gas murni.
*Neon ditemukan bersama kripton dan xenon oleh William Ramsey, Morris Travers dan Sir
William Crookes pada 1898 dari fraksi cair udara terliquefied. Neon dipisahkan dalam bentuk
gas murni.
*Argon ditemukan pada 1894 oleh Lord Rayleigh dan Sir William Ramsay dari fraksi gas udara
cair. Argon dipisahkan dalam bentuk gas murni.
*Kripton dan xenon ditemukan bersama neon oleh William Ramsey, Morris Travers dan Sir
William Crookes pada 1898 dari fraksi cair udara. Keduanya dipisahkan dalam bentuk gas
murni.
*Radon ditemukan oleh Friedrich Ernst Dorn pada 1900. Radon berasal dari peluruhan radium
di kerak bumi dan ditemukan terlarut di air tanah.
sifat fisika dari golongan gas
mulia:
Berikut ini sifat-sifat titik didih dari golongan gas mulia:
Sangat rendah. Gas mulia memiliki titik didih paling rendah di antara semua unsur. Misalnya
helium -268,9°C dan neon -246°C.
Meningkat naik golongan. Titik didih gas mulia cenderung meningkat seiring kenaikan nomor
atom. Karena massa atomnya semakin besar sehingga gaya intermolekul van der Waals-nya
semakin kuat.
Anomali radon. Hanya radon yang memiliki titik didih jauh lebih tinggi dari gas mulia lainnya
yaitu 61,8°C karena sifat radioaktifnya.
Tetap gas pada suhu standar. Akibat titik didih rendah, gas mulia tetap berwujud gas pada
suhu kamar kecuali radon.
Tidak bereaksi. Rendahnya titik didih berkaitan dengan inertnya gas mulia karena konfigurasi
elektron yang stabil.
Sulit berubah fase. Gas mulia sulit mengalami perubahan wujud dari
gas ke cair atau padat. Dibutuhkan tekanan dan pendinginan ekstrim.
Dapat dicairkan. Meski sangat sulit, gas mulia dapat dicairkan bahkan
dipadatkan pada suhu dan tekanan yang sangat rendah.
Berperan penting. Titik didih yang rendah berkontribusi pada sifat dan
fungsi gas mulia seperti pendingin, pelindung, pencegah korosi, dll.
Berikut beberapa sifat titik leleh dari golongan gas mulia:
Sangat rendah. Gas mulia memiliki titik leleh terendah di antara semua unsur dalam tabel
periodik. Misalnya helium -272,2°C dan neon -248,6°C.
Mengikuti tren periodik. Semakin naik dalam golongan, titik leleh gas mulia semakin meningkat.
Hal ini disebabkan massa atom yang semakin besar sehingga gaya van der Waals antar
molekulnya semakin kuat.
Anomali radon. Hanya radon yang memiliki titik leleh jauh lebih tinggi yaitu -71°C karena sifat
radioaktifnya.
Tetap fase gas. Kecuali radon, pada tekanan dan suhu standar, gas mulia tetap berfase gas
karena titik lelehnya yang sangat rendah.
Tidak bereaksi. Rendahnya titik leleh berkaitan dengan sifat gas mulia yang tidak bereaksi dan
inert karena konfigurasi elektron stabil.
Perubahan fase minimal. Gas mulia cenderung tetap berwujud gas karena sangat sukar
mengubah fasenya menjadi cair atau padat.
Dapat dicairkan. Meski sulit, dengan tekanan dan pendinginan yang sangat ekstrim, gas mulia
dapat dicairkan bahkan dipadatkan.
Berkontribusi sifat zat. Rendahnya titik leleh gas mulia berperan penting dalam sifat zat dan
aplikasinya seperti pendingin, pelindung gas, balloon, dll.
Berikut sifat kerapatan dari golongan gas mulia:
Sangat kecil. Gas mulia memiliki kerapatan yang sangat kecil dan rendah. Contohnya helium
(0,179 kg/m3) dan neon (0,9002 kg/m3).
Meningkat naik golongan. Semakin besar nomor atomnya, kerapatan gas mulia cenderung
semakin meningkat. Karena massa atomnya bertambah.
Tetap gas pada suhu standar. Kecuali radon, gas mulia tetap berwujud gas pada suhu dan
tekanan standar karena kerapatannya sangat kecil.
Mudah menguap. Gas mulia sangat mudah menguap karena daya tarik antar molekulnya
(gaya van der Waals) sangat lemah akibat kerapatan kecil.
Dapat dicairkan. Walaupun sulit, dengan tekanan dan pendinginan yang sangat besar, gas
mulia dapat dicairkan sehingga kerapatannya meningkat.
Kompresi sulit. Gas mulia sukar dikompresi menjadi volum yang lebih kecil karena sifatnya yang
sangat tidak reaktif.
Berkontribusi sifat zat. Rendahnya kerapatan gas mulia berperan dalam sifat dan fungsinya
seperti pendingin, pelindung gas, gelembung, dll.
Memenuhi ruang. Gas mulia dapat dengan mudah memenuhi ruang kosong apapun karena
kerapatannya yang sangat kecil dan rendah
Berikut penjelasan mengenai sifat warna dari golongan gas mulia:
Tidak berwarna. Pada kondisi gas, gas mulia tidak berwarna karena elektron valensinya berada
dalam keadaan fundamental dan tidak menyerap energi cahaya tampak.
Berpendar warna tertentu jika tereksitasi. Jika gas mulia tereksitasi oleh energi listrik, atomnya
akan memancarkan cahaya berwarna spesifik ketika elektron kembali ke tingkat energi dasar.
Merah untuk neon. Gas neon akan memancarkan cahaya merah karakteristik jika dieksitasi.
Inilah yang membuat lampu neon berwarna merah terang.
Ungu untuk argon. Argon akan memancarkan warna ungu ketika tereksitasi.
Biru untuk xenon. Xenon akan memancarkan cahaya biru jika elektronnya tereksitasi.
Tidak berwarna dalam fase cair dan padat. Jika didinginkan dan dikompresi hingga mencair
atau memadat, gas mulia akan kehilangan warnanya dan menjadi tidak berwarna.
Stabil dan tidak reaktif. Sifat tidak berwarna ini berkaitan dengan konfigurasi elektron gas mulia
yang stabil dan tidak reaktif.
Bermanfaat dalam teknologi pencahayaan. Sifat pancaran warna gas mulia saat tereksitasi
sangat berguna dalam lampu pijar, lampu neon, dan teknologi pencahayaan lainnya.
KELARUTAN,REAKSI
dan MANFAAT
Berikut penjelasan singkat mengenai kelarutan, reaksi, manfaat atau
kegunaan unsur golongan gas mulia dalam kehidupan:
Kelarutan:
•Secara umum, gas mulia memiliki kelarutan rendah dalam pelarut-pelarut polar seperti air.
Namun beberapa senyawa gas mulia seperti xenon difluorida (XeF2) dan kripton difluorida
(KrF2) cukup larut dalam air.
Reaksi:
•Gas mulia bersifat inert atau tidak reaktif. Namun pada kondisi ekstrem (suhu dan tekanan
tinggi), beberapa gas mulia dapat membentuk senyawa dengan unsur lain, meskipun
reaktivitasnya tetap rendah.
Manfaat:
DARI PENGGUNAAN
UNSUR/SENYAWA
Berikut ini beberapa dampak buruk dari penggunaan unsur/senyawa golongan gas mulia:
Gas mulia seperti helium dan neon yang bocor ke atmosfer dapat menyebabkan
pencemaran udara. Meskipun tidak beracun, kebocoran dalam jumlah besar dapat
mengganggu komposisi atmosfer.
Penggunaan gas xenon dalam lampu kilat fotografi dapat menyebabkan iritasi kulit dan
mata jika terpapar dalam jumlah besar. Xenon juga mahal dan langka.
Radon merupakan gas mulia radioaktif yang dapat bocor dari batuan dan tanah ke
udara dalam ruangan. Paparan radon dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko
kanker paru-paru.
Senyawa kimia yang mengandung unsur astatin dan radon harus ditangani dengan hati-
hati karena sifat radioaktifnya yang berbahaya bagi kesehatan.
Secara umum, dampak negatif dari gas mulia dapat diminimalisir dengan menggunakan
dan membuang senyawa ini dengan benar serta menerapkan keselamatan dan
kesehatan kerja yang baik.
SEKIAN PENJELASAN DARI
KELOMPOK KAMI