Anda di halaman 1dari 2

HUJAN

Judul Buku : Hujan

Penulis : Darwis Tere Liye

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Cetakan : Ke-1 (2016)

Total Halaman : 320 Halaman

No. ISBN : 978-602-03-2478-4

Darwis Tere Liye adalah novelis produktif dan berbakat yang tentu taka sing di jagat
sastra Indonesia. Walau hamper tak pernah mencantumkan biografi dalam setiap novelnya,
paling tidak dari beberapa sumber tertentu bias diketahui ternyata nama pena ini diambil dari
bahasa India bermakna untukmu. Entah ditunjukan atas siapa, tapi sebagai pembaca karya-
karyanya yang sederhana dan sarat pesan kehidupan. Maestro sastra berdarah Sumatra ini
lahir pada 21 Mei 1979. Mengenyam pendidikan di SDN 2 dan SMPN 2 Kikim Timur di
Sumatra Selatan, lantas Tere Liye melanjutkan ke SMUN 9 di Bandar Lampung.

Novel ini menceritakan sebuah peristiwa ketika hujan sering terjadi kenangan yang
sulit dihilangkan seorang perempuan, baik kenangan pahit, manis, buruk ,menyenangkan.
Seorang perempuan ini sangat suka dengan hujan. Hingga pada suatu saat ia ingin
menginginkan untuk melupakan hujan kepada dokter ahli saraf yang bernama Elijah di
sebuah ruangan terapi.

Berawal pada seorang perempuan yang memakai baju seragam sekolah untuk pergi ke
sekolah bersama ibunya dengan menggunakan kereta bawah tanah. Ini adalah hari pertama
masuk sekolah. Tetapi pada saat itu perempuan ini sudah terlambat untuk pergi ke sekolah
bersama ibunya yang ingin ke kantor. Sang ibu sangat tergesa gesa. Gadis remaja tersebut
bernama Lail, waktu itu Lail berusia 13 tahun. Lail hidup pada tahun 2042 dan pada zaman
itu sudah banyak teknologi canggih yang berkembang cepat. Dimana sudah ada suatu
kepingan logam gelang yang tertanam pada tangan manusia. Pada saat dalam perjalanan ibu
Lail dapat berkomunikasi dengan suaminya yang sedang bekerja di luar negeri. Dan pada saat
ibu Lail ingin membeli coklat panas hanya dengan menggunakan lempengan logam gelang
tersebut. Lalu jumlah penduduk pada masa itu berkembang sangat pesat sehingga dibeberapa
negara mengalami krisis pangan. Pagi itu ada sebuah berita yang mengumumkan bayi ke 10
miliyar telah lahir.

Pada saat Lail dan Ibunya dalam perjalanan di kereta terjadi sebuah peristiwa.
Terdengar gemuruh yang sangat keras terdengar hingga radius 10.000 kilometer. Lalu
beberapa detik kemudian diikuti dengan gempa bumi yang luar biasa. Dan gunung berapi
purba meletus hingga menghancurkan dua belahan benua. Gunung berapi tersebut meletus
dengan kekuatan 8 VEI atau berkekuatan 10 SR. Bencana ini tidak hanya memakan banyak
korban jiwa tapi juga mengakibatkan dampak abu vulkanik yang berlangsung lama. Iklim
berubah diseluruh dunia. Dalam kejadian ini Lail kehilangan ibu dan ayahnya. Kereta yang
ditumpangi Lail dan ibunya tertimbun dalam tanah, tetapi Lail berhasil selamat dengan keluar
dari lubang dengan dibantu oleh seorang anak laki-laki yang bernama Esok berusia 15 tahun.

Sejak bencana luar biasa ini Lail dan Esok menjadi teman baik. Esok juga kehilangan
keempat saudara laki-lakinya, ibunya selamat namun kakinya harus di amputasi. Hari-hari
pasca bencana mereka habiskan di pengungsian. Esok sangat peduli dengan Lail hingga Esok
harus melindungi Lail di tempat pengungsian berupa stadion.

Esok anak yang cerdas dan baik. Mereka berteman sangat dekat semenjak pasca
bencana, Esok pun menjadi sosok kakak untuk Lail, yang kelak ia akan menjadi sosok yang
sangat berharga bagi Lail.

Suatu hari Esok diadobsi oleh orang kaya, hal tersebut membuat Lail sedih. Mereka
harus berpisah, entah kapan akan bertemu lagi, tak ada yang tahu pasti. Sementara Lail
masuk ke panti sosial, tempat penampungan anak-anak seusianya. Di Panti Sosial Lail
bertemu dengan Maryam, gadis yang menemani Lail di panti social.

Lalu dengan teguh Lail menjalani hidupnya, waktu berlalu begitu cepat. Hari berganti
hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, iklim pun terus berubah. Lail beranjak
tumbuh dewasa, sambil terus memikirkan sampai mana hidupku ini.

Segala pahit manis kehidupan telah di laluinya, berjuta memori kenangan mengisi
hari-hari Lail. Tentang kebahagiaan, tentang kesedihan, tentang pertemuan, tentang
perpisahan, tentang cinta, tentang hujan. Semuanya teringat di kepala Lail, berkeliling,
menambah pusing pikirannya. Seperti kaca yang pecah dapat dibenahi tetapi tidak sempurna
dan berbekas. Membuat Lail sedih, bingung dan merasa sesak, yang akhirnya Lail nekat
menemui dokter ahli saraf yang bernama Elijah untuk menghapus sebagian ingatannya, yakni
ingatannya tentang hujan, terutama tentang Esok.

Keunggulan :

Novel ini sangat bagus untuk dibaca pada anak remaja karena bahasa yang mudah
dipahami. Isi ceritanya juga menarik untuk dibaca. Novel ini terdapat penyampaian nasihat
yang bagus

Kekurangan :

Penulis tidak menjelaskan kepribadian tokoh lebih dalam dan membuat pembaca
bingung.

Anda mungkin juga menyukai