Anda di halaman 1dari 7

Mengenal Macam-Macam Sifat dan Unsur Gas Mulia |

Kimia Kelas 12
ruangguru.com/blog/kimia-kelas-12-mengenal-macam-macam-gas-mulia

Artikel Kimia kelas XII ini menjelaskan tentang gas mulia yang merupakan unsur-unsur
golongan VIIIA dalam tabel periodik. Mulai dari pengertian, sifat-sifatnya, serta penjelasan
lengkap unsur-unsurnya.

--

Teman-teman, pada artikel golongan-golongan unsur dalam sistem periodik unsur, kamu
pasti sudah tahu kalau unsur-unsur pada tabel periodik dikelompokkan menjadi
beberapa golongan, di antaranya golongan logam alkali, logam alkali tanah, halogen, gas
mulia, dan unsur transisi.

Dari lima golongan tersebut, ada satu golongan yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang
sangat sukar untuk bereaksi dengan unsur lain, lho, yaitu gas mulia.

Kenapa sih unsur-unsur gas mulia bisa sulit untuk bereaksi? Unsur-unsur apa saja ya
yang masuk ke dalam golongan gas mulia? Nah, bagi kamu yang penasaran, artikel ini
telah merangkum semua jawabannya dan menjelaskannya secara lengkap dan mudah.
Oleh karena itu, langsung saja kita simak artikelnya berikut ini!

Apa Itu Unsur Gas Mulia?


Sebenarnya, gas mulia adalah sebutan untuk unsur-unsur golongan VIIIA dalam tabel
periodik. Disebut gas mulia karena semua unsur pada golongan ini berwujud gas dan
memiliki konfigurasi elektron yang sangat stabil, sehingga akan sangat sulit untuk
bereaksi dengan unsur lainnya. Unsur-unsur gas mulia antara lain adalah helium (He),
neon (Ne), argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe), dan Radon (Rn).

Baca juga: 3 Cara Mencegah Korosi pada Logam

Sifat-sifat Gas Mulia


Gas mulia memiliki sifat-sifat yang bisa kamu ketahui, nih. Sifat-sifat ini dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu sifat atomik, fisik, dan kimia.

1/7
1. Sifat Atomik
Pada sifat atomik, molekul-molekul gas mulia terdiri atas satu atom (monoatom). Unsur-
unsur gas mulia memiliki jari-jari atom yang semakin besar apabila dilihat dari atas ke
bawah (helium ke radon). Tapi, energi ionisasinya semakin kecil seiring dengan
bertambahnya jari-jari atom, sehingga semakin mudah melepaskan elektron. Unsur-
unsur golongan ini memiliki elektron valensi 2 dan 8 yang menandakan semua elektron
pada kulitnya sudah stabil dan berpasangan.

2. Sifat Fisik
Berdasarkan sifat fisisnya, gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih yang sangat
rendah. Titik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia lebih kecil dari suhu kamar
(25°C), sehingga seluruh unsur gas mulia berwujud gas. Titik leleh dan titik didih unsur-
unsur gas mulia dari atas ke bawah (helium ke radon) akan semakin bertambah seiring
dengan bertambahnya massa atom dan jari-jari atom. Kerapatan (densitas) unsur-unsur
gas mulia juga akan semakin bertambah dari atas ke bawah.

3. Sifat Kimia

Unsur-unsur gas mulia memiliki konfigurasi elektron yang stabil karena semua elektron
pada kulit terluarnya sudah berpasangan/penuh. Hal ini menyebabkan gas mulia
cenderung sulit bereaksi dengan unsur lainnya. Namun, saat ini sudah ada beberapa
unsur gas mulia yang dapat bereaksi dengan unsur lain yang sangat elektronegatif, yaitu
xenon dan kripton. Selain itu, konfigurasi elektron yang stabil ini juga menyebabkan gas
mulia biasa digunakan sebagai penyingkatan konfigurasi elektron bagi unsur lain.

Contohnya:

Ne = 1s2 2s2 2p6

Ar = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6. Konfigurasi elektron Ar dapat disingkat menjadi,

Ar = [Ne] 3s2 3p6

Na = 1s2 2s2 2p6 3s1, dapat disingkat

Na = [Ne] 3s1

Macam-macam Gas Mulia


Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, unsur-unsur gas mulia terdiri dari 6 unsur,
yaitu helium, neon, argon, kripton, xenon, dan radon. Masing-masing unsur tersebut
akan dijelaskan lebih lengkap berikut ini. Tetap simak, ya!

Helium (He)

2/7
Helium merupakan unsur gas mulia terbanyak kedua di alam semesta setelah hidrogen.
Helium terbentuk dari peluruhan zat radioaktif, yaitu uranium dan thorium. Gas ini
merupakan zat yang ringan dan tidak mudah terbakar. Meskipun wujudnya berbentuk
gas, helium dapat dicairkan dalam suhu yang amat rendah dan tekanan yang tinggi.

Selain tampilannya yang tidak berwarna, helium juga tidak berbau, tidak berasa, dan
tidak beracun. Namun, apabila terhirup tubuh, gas ini dapat menyebabkan suara menjadi
tinggi, sakit kepala, dan perasaan tercekik. Manfaat helium yang lain adalah pada wujud
cair helium dapat digunakan sebagai zat pendingin karena memiliki titik uap yang sangat
rendah.

Neon (Ne)
Neon ditemukan oleh ahli kimia bernama Sir William Ramsay dan Morris M. Travers
pada tahun 1898 di London, Inggris. Ketika Ramsay mendinginkan beberapa sampel
udara hingga menjadi cairan dan memanaskan cairan tersebut, ia mengambil gas yang
keluar saat cairan itu mendidih. Ramsay lalu memisahkan sisa-sisa gas yang belum
teridentifikasi dan menemukan zat-zat baru, yaitu kripton dan neon.

3/7
Meskipun gas ini tidak berwarna, neon akan memancarkan warna oranye kemerahan jika
berada pada medan listrik bertegangan tinggi. Selain kegunaannya sebagai pengisi lampu
neon, unsur gas mulia ini juga dapat berfungsi sebagai penangkal petir, pengisi tabung
televisi, dan dalam wujud cair neon dapat digunakan sebagai zat pendingin.

Baca juga: Mengetahui Sifat Koligatif pada Larutan

Argon (Ar)
Argon merupakan gas terbanyak ketiga yang terdapat dalam atmosfer bumi setelah
nitrogen dan oksigen. Argon terbentuk dari peluruhan zat radioaktif berupa kalium yang
terdapat di kerak bumi. Unsur ini memiliki tingkat kelarutan dalam air yang sama dengan
oksigen dan bahkan 2,5 kali lebih mudah larut dibandingkan dengan nitrogen. Argon
bersifat tidak reaktif (inert), tidak mudah terbakar, dan tidak beracun.

4/7
Ketika berada dalam medan listrik, argon akan memunculkan warna lilak atau ungu.
Unsur gas mulia ini banyak digunakan di bidang industri, baik dalam wujud gas maupun
cair. Kegunaan lain argon adalah sebagai gas inert yang melindungi dari bunga api listrik
saat proses pengelasan, produksi titanium dan unsur reaktif lainnya, serta digunakan
sebagai lapisan pelindung dalam pembuatan kristal silikon dan germanium.

Kripton (Kr)

Kripton merupakan gas yang paling langka di atmosfer dari unsur-unsur gas mulia
lainnya. Sama halnya dengan neon, kripton ditemukan oleh ahli kimia bernama Sir
William Ramsay dan Morris M. Travers dari sisa-sisa gas pada sampel udara cair yang
dipanaskan kembali hingga mendidih.

Pada kondisi normal, kripton bersifat tidak berwarna dan tidak berbau. Namun, apabila
diletakkan pada medan listrik bertegangan tinggi, kripton akan memancarkan cahaya
berwarna putih.

Xenon (Xe)
Setelah Sir William Ramsay dan Morris M. Travers menemukan kripton dan neon, di
tahun yang sama, mereka kembali menemukan unsur gas mulia yang lain, yaitu xenon.
Xenon ditemukan dalam residu yang tersisa dari hasil pemanasan sampel udara cair.
Xenon adalah gas berat yang langka dan tidak berbau. Gas ini bersifat tidak reaktif pada
sebagian besar bahan kimia.

5/7
Xenon akan memancarkan cahaya berwarna biru saat berada pada medan listrik
bertegangan tinggi. Saat ini, senyawa xenon telah banyak dibuat, contohnya seperti xenon
trioksida (XeO3) dan xenon tetraoksida (XeO4) yang sangat eksplosif (mudah meledak).
Xenon juga dianggap tidak beracun, meskipun banyak senyawanya yang beracun karena
sifat oksidasinya yang kuat.

Baca juga: Yuk, Berkenalan dengan Senyawa Turunan Alkana: Alkohol

Radon (Rn)
Radon merupakan unsur gas mulia yang bersifat radioaktif. Radon terbentuk dari
penguraian radium, zat kimia radioaktif dari unsur logam. Radon tidak mudah bereaksi
secara kimia, namun sangat berbahaya bagi kesehatan karena sifatnya yang radioaktif.
Radon tidak berwarna, tapi apabila didinginkan hingga membeku (padat), radon akan
berwarna kuning, sedangkan radon berwujud cair akan berwarna oranye kemerahan.

6/7
Meskipun kegunaan radon sebagai radioterapi kanker, apabila gas ini terhisap cukup
banyak, justru akan menimbulkan penyakit kanker paru-paru. Hiii... serem!

---

7/7

Anda mungkin juga menyukai