Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH KIMIA UNSUR

“GAS MULIA”

Kelas : XII-1
Disusun oleh : Kelompok 2
Anggota : -Alma Syaira Rasyifa (3)
-Dewi Sarah (10)
-Tharisa Rahmani (35)
-Yuli Sania Damayanti (36)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karuniaNya kami dapat menyelesaikan karya ilmiah tentang gas mulia ini. Penulisan karya ilmiah
tentang gas mulia ini betujuan tidak lain adalah untuk memenuhi tugas kimia kelas XII semester 1
tentang kimia unsur. Selain itu, karya ilmiah ini juga dibuat untuk meningkatkan rasa ingin tahu
pembaca dan masyarakat mengenai gas-gas golongan VIIIA yang jarang ditemui dan langka.
Kesulitan yang penulis hadapi dalam membuat karya ilmiah ini adalah kurangnya sumber
informasi dalam bahasa Indonesia mengingat gas mulia merupakan suatu hal yang langka, dan
keterbatasan waktu yang membuat kami menjadi kurang menggali secara maksimal mengenai gas
mulia. Namun, kesalahan adanya memang di manusia dan kesempurnaan adanya di tangan Tuhan.
Ucapan terima kasih kami ucapkan ke segenap kalangan yang telah membantu kami dalam
penulisan karya tulis ini. Kami juga menerima segala kritik dan saran atas penulisan karya ilmiah
ini, mengingat segala keterbatasan dan kekurangan yang kami miliki.

Bogor,17 Oktober 2018

KELOMPOK 2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA dalam tabel periodik. Disebut mulia karena
unsur-unsur ini sangat stabil (sangat sukar bereaksi). Gas ini mempunyai sifat lengai, tidak reaktif,
dan susah bereaksi dengan bahan kimia lain. Gas mulia juga merupakan golongan kimia yang
unsur-unsurnya memiliki elektron valensi luar penuh. Unsur-unsurnya adalah He (Helium),
Ne(Neon), Ar (Argon), Kr (Kripton), Xe (Xenon), dan Rn (Radon) yang bersifat radioaktif.
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki
kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik karena
sifat stabilnya. Unsur-unsur yang terdapat dalam gas mulia yaitu Helium (He), Neon (Ne),
Argon(Ar), Kripton(Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn). Gas-gas ini pun sangat sedikit kandungannya
di bumi.
Gas Mulia terdapat dalam atmosfer bumi, untuk Helium terdapat di luar atmosfer. Helium
dapat terbentuk dari peluruhan zat radioaktif uranium dan thorium. Semua unsur - unsur gas
mulia terdiri dari atom -atom yang berdiri sendiri. Unsur gas mulia yang terbanyak di alam
semesta adalah Helium (banyak terdapat di bintang) yang merupakan bahan bakar dari matahari.
Radon amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan sekalipun ditemukan akan cepat
berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat radio aktif. Dan karena jumlahnya yang sangat
sedikit pula radon disebut juga sebagai gas jarang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu gas mulia dan unsur apa saja yang ada di dalamnya?
2. Bagaimana sifat kimia dan fisika dari gas mulia?
3. Bagaimana senyawa yang terbentuk dalam gas mulia?
4 .Apa saja kegunaan unsur dari gas mulia?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan gas mulia dan ada apa saja unsu didalamnya
2. Mengetahui bagaimana sifat kimia dan fisika dari gas mulia tersebut
3. Mengetahui bagaimana senyawa yang terbentuk dalam gas mulia
4. Mengetahui kegunaan unsur-unsur gas mulia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gas Mulia


Gas mulia adalah grup elemen kimia dengan sifat-sifat yang sama di kondisi standar, they
semua tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik dengan reaktivitas yang sangat rendah.
Mereka ditempatkan di grup 18 (8A) dari tebel periodik (sebelumnya dikenal dengan grup 0). 6
gas mulia tersebut terdapat di alam dengan bentuk helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton
(Kr), xenon (Xe), dan radon yang bersifat radioaktif (Rn). sejauh ini, 3 atom dari grup selanjutnya,
ununoctium (Uuo) telah berhasil disintesis di supercollider, tapi sangat sedikit yang diketahui
mengenai elemen ini karena jumlah yang dihasilkan sangat sedikit dan memiliki waktu paruh
hidup yang sangat pendek .
Sifat-sifat gas mulia bisa dijelaskan dengan baik dengan teori modern tentang struktur atom:
valensi elektron kulit luar mereka dianggap "penuh", memberi mereka sedikit sekali kesempatan
untuk berpartisipasi dalam reaksi kimia, dan hanya beberapa ratus senyawa yang telah disiapkan.
Titik didih dan titik leleh gas mulia mempunyai nilai yang dekat, berbeda kurang dari 10 °C (18
°F); yang mengakibatkan mereka berbentuk cairan dalam jangkauan suhu yang pendek.
Neon, argon, krypton, dan xenon didapatkan dari udara mengunakan metode
mencairkan/mengembunkan gas dan penyulingan bagian. Helium biasanya terpisah dari gas alami,
dan radon biasanya diisolasi dari penguraian radioaktif dari elemen radium yang terurai. Gas mulia
mempunyai beberapa aplikasi penting di industri seperti penerangan, pengelasan, dan perjalanan
angkasa luar. Gas pernapasan Helium-Oksigen biasanya digunakan oleh penyelam laut dalam yang
biasanya lebih dari 180 kaki (55 m) untuk menjaga penyelam dari oksigen toxemia, efek berbahaya
dari oksigen dalam tekanan tinggi, dan nitrogen narcosis, efek narkotik yang membingungkan dari
nitrogen di udara melebihi tekanan biasa. Setelah bahaya yang ditimbulkan hidrogen atas mudah
meledaknya elemen tersebut, gas tersebut diganti dengan helium.

2.2 Sifat-sifat Gas Mulia


1. Sifat fisika gas mulia
Gas-gas mulia memiliki gaya interatomik yang lemah, sehingga membuat gas mulia memiliki
leleh dan titik didih sangat rendah. Seluruh unsur gas mulia bersifat monoatomik dalam kondisi
standar, termasuk unsur-unsur yang mempunyai masa atom lebih besar dari unsur padat. Helium
memiliki beberapa sifat yang unik bila dibandingkan dengan unsur gas mulia lainnya. Yang
pertama adalah helium mempunyai titik didih dan titik leleh yang lebih rendah daripada unsur lain.
Sifat itu dikenal sebagai superfluiditas. Helium adalah satu-satunya unsur yang tidak bisa
dipadatkan dengan pendinginan di bawah standar. Helium, neon, argon, kripton, dan xenon
mempunyai beberapa isotop stabil. Radon tidak mempunyai isotop stabil. Isotop yang paling lama
waktu hidupnya adalah 222Rn yang mempunyai waktu paruh 3,8 hari kemudian meluruh
membentuk helium dan polonium, yang akhirnya meluruh membentuk timah.
Atom-atom gas mulia mempunyai jari-jari atom yang meningkat ke periode yang lebih tinggi
meningkatnya jumlah elektron. Ukuran atom berhubungan dengan beberapa sifat. Misalnya,Energi
ionisasi menurun seiring meningkatnya jari-jari atom karena elektron valensi gas mulia yang lebih
besar akan lebih jauh dari inti. Maka dari itu, ikatan inti atom ke elektron valensi menjadi lemah.
Gas mulia memiliki energi ionisasi terbesar di antara unsur-unsur dari setiap periode, yang
mencerminkan stabilitas konfigurasi elektron dan berhubungan dengan kurang reaktifnya gas
mulia. Gas mulia tidak dapat menerima elektron untuk membentuk anion stabil. Itulah mengapa
gas mulia memiliki afinitas electron negatif.

2. Sifat kimia gas mulia


Gas-gas mulia tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan mudah terbakar dalam kondisi
standar. Gas mulia pernah disebut sebagai Golongan 0 dalam Tabel Periodik Unsur karena
mempunyai valensi nol, yang berarti tidak dapat bereaksi dengan unsur-unsur lain untuk
membentuk senyawa. Namun anggapan tersebut dapat dipatahkan dengan ditemukannya senyawa
dengan keterlibatan gas mulia Seperti golongan lain, gas mulia menunjukkan pola yang
konfigurasi elektron yang teratur.

2.3 Unsur-Unsur Gas Mulia

a.Helium
Helium adalah unsur kimia yang tak berwarna, tak berbau, tak berasa, tak beracun, hampir inert,
monatomik, dan merupakan unsur pertama pada seri gas mulia dalam tabel periodik dan memiliki
nomor atom 2. Titik didih dan titik leburnya merupakan yang terendah dari unsur-unsur lain dan
ia hanya ada dalam bentuk gas kecuali dalam kondisi "ekstrem".
Helium adalah unsur kedua terbanyak dan teringan di jagad raya, sebagian darinya terkandung di
udara (gas alami) dalam konsentrasi sampai 7% volume. Helium dimurnikan dari udara oleh proses
pemisahan suhu rendah yang disebut distilasi fraksional,Menghirup sejumlah kecil gas ini akan
menyebabkan perubahan sementara kualitas suara seseorang.

b.Neon
Neon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ne dan nomor atom
10. Neon termasuk kelompokgas mulia yang tak berwarna dan lembam (inert). Zat ini memberikan
pendar khas kemerahan jika digunakan di tabung hampa (vacuum discharge tube) dan lampu neon.
Sifat ini membuat neon terutama dipergunakan sebagai bahan pembuatan tanda (sign).

c. Argon
Argon adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ar dan nomor atom 18.
argon membentuk 1% dari atmosfer bumi. Los Alamos National Laboratory – Argon Nama
"argon" berasal dari kata Yunani YANG berarti "malas" atau "yang tidak aktif", sebuah referensi
untuk fakta bahwa elemen hampir tidak mengalami reaksi kimia. Oktet lengkap (delapan elektron)
di kulit atom terluar membuat argon stabil dan tahan terhadap ikatan dengan unsur-unsur lainnya.

d.Kripton
Kripton adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Kr dan nomor atom
36.

e.Xenon
Xenon adalah unsur dengan lambang kimia Xe, nomor atom 54 dan massa atom relatif 131,29;
berupa gas mulia, tak berwarna, tak berbau dan tidak ada rasanya.
Xenon diperoleh dari udara yang dicairkan. Xenon dipergunakan untuk mengisi lampu sorot, dan
lampu berintensitas tinggi lainnya, mengisi bilik gelembung yang dipergunakan oleh ahli fisika
untuk mempelajari partikel sub-atom.

f.Radon
Radon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Rn dan nomor atom
86. Radon juga termasuk dalam kelompok gas mulia dan beradioaktif. Radon terbentuk dari
penguraian radium. Radon juga gas yang paling berat dan berbahaya bagi kesehatan. Radon tidak
mudah bereaksi secara kimia, tetapi beradioaktif, radon juga adalah gas alami (senyawa gas
terberat adalahtungsten heksaflorida, WF6). Pada suhu dantekanan ruang, radon tidak berwarna
tetapi apabila didinginkan hingga membeku, radon akan berwarna kuning, sedang kan radon cair
berwarna merah jingga.

2.4 Sifat Fisis dan Sifat Kimia Gas Mulia

1.Sifat Fisis
Gas mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya beberapa derajat di atas
titik cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya mulanya bertambah seiring bertambahnya
nomor atom. Sedangkan energi pengionnya berkurang.
Dari data-data di atas kita bisa lihat bahwa nomor atom, jari-jari atom, massa atom, massa jenis,
titik didih, titik beku, entalpi peleburan dan entalpi penguapan selalu bertambah dari He ke Rn.
Sedangkan energi ionisasi mengalami penurunan dari He ke Rn. Beberapa dari sifat tersebut
mengalami kenaikan karena gaya london terutama pada entalpi peleburan dan entalpi penguapan.
Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah Duplet untuk He dan kaidah Oktet untuk Ne,
Ar, Kr, Xe dan Rn. Sedangkan untuk He, Ne, Ar tidak memiliki nilai keelektronegatifan.
Dan bilangan oksidasi yang di atas adalah bilangan oksidasi yang sudah di ketahui hingga
sekarang.

2.Sifat Kimia
Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi kereaktifan gas mulia
akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan pertambahan jari-jari atom menyebabkan daya
tarik inti terhadap elektron kulit luar berkurang, sehingga semakin mudah ditarik oleh atom lain.
Tetapi gas mulia adalah unsur yang tidak reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang sudah
satbil, hal ini didukung kenyataan bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom tunggal
atau monoatomik. Tetapi bukan berarti gas mulia tidak dapat berreaksi, hingga sekarang gas mulia
periode 3 ke atas (Ar, Kr, Xe, Rn) sudah dapat bereaksi dengan unsur yang sangat elektronegatif
seperti Flourin dan Oksigen.

3. Senyawa Terbentuk Dalam Gas Mulia


Kereaktifan gas mulia sangat tinggi.energi ionisasi gas mulia sangat besar di banding dengan unsur
golongan lain maka gas mulia hanya dapat bereaksi dengan unsur yang sangat elektronegatif.
Senyawa gas mulia yan g pertama kali dibuat adalah XePtF6 oleh seorang ahli kimia dari kanada
yaitu Neil Bartlett pada tahun 1962. Dengan penemuan ini, gas mulia tidak dikenal inert lagi,
senyawa lain yang dapat dibuat adalah senyawa krypton dan radon. Akan tetapi senyawa ini sedikit
sekali karena krypton kurang reaktif disbanding xenon, sedangkan radon versifat radioaktif.
Unsur-unsur helium,neon, dan argon saat ini belum pernah berhasil dibuat senyawanya. Jadi, gas
mulia yang paling banyak dibuat adalah senyawa xenon, yaitu XeF2, XeF2, XeF6, yang merupakan
hasil reaksi langsung xenon dengan flour. Apabila senyawa xenon florida dihidrolisis, akan
menghasilkan senyawa oksidasi. Menurut reaksi:
XeF6(s) + H2O(l) XeOF4 (s) + 2 HF(g)
XeF6 (s) + 3 H2O(l) XeO3 (aq)+ 6 HF(aq)
Berikut adalah beberapa contoh Reaksi dan cara pereaksian pada gas mulia.
Gas mulia reaksi nama senyawa yang terbentuk. Cara peraksian :
Ar(Argon) Ar(s) + HF → HArF Argonhidroflourida. Senyawa ini dihasilkan oleh fotolisis dan
matriks Ar padat dan stabil pada suhu rendah
Kr(Kripton) Kr(s) + F2 (s) →KrF2(s) Kripton flourida.
Reaksi ini dihasilkan dengan cara mendinginkan Kr dan F2 pada suhu -1960C lalu diberi loncatan
muatan listrik atau sinar X dan Xe(Xenon)

Xe(g) + F2(g) →XeF2(s) Xe(g) + 2F2(g) →XeF4(s)


Xe(g) + 3F2(g)→XeF6(s)
XeF6(s) + 3H2O(l) →XeO3(s) + 6HF(aq)6XeF4(s) + 12H2O(l) →2XeO3(s) + 4Xe(g) + 3O2(g) +
24HF(aq) Xenon flourida. Xenon oksida XeF2 dan XeF4 dapat diperoleh dari pemanasan Xe dan
F2 pada tekanan 6 atm, jika umlah peraksi F2 lebih besar maka akan diperoleh XeF6 XeO4 dibuat
dari reaksi disproporsionasi(reaksi dimana unsur pereaksi yang sama sebagian teroksidasi dan
sebagian lagi tereduksi) yang kompleks dari larutan XeO3yang bersifat alkain Rn(Radon) Rn(g) +
F2(g) → RnF (Radon Flourida) bereaksi secara spontan.

2.5 Pembentukan senyawa pada gas mulia

Gas Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan memiliki kestabilan yang
tinggi. Tetapi gas mulia pun masih dapat bereaksi dengan atom lain. Karena sebenarnya tidak
semua sub kuit pada gas mulia terisi penuh.
Contoh:
Ar : [Ne] 3s2 3p6
Sebenarnya atom Ar masih memiliki 1 Sub kulit yang masih kosong yaitu sub kulit Ar : [Ne]
3s2 3p6 3d0, jadi masih bisa diisi oleh atom-atom lain.
1.Tabel pembentukan pada gas mulia
Tingkat Senyaw Bentuk Titik Struktur Tanda-tanda
Oksidasi a Didih
(˚C)
II XeF2 Kristal tak 129 Linear Terhidrolisis
IV berwarna menjadi Xe + O2;
XeF4 Kristal tak 117 Segi-4 sangat larut dalam
berwarna HF Stabil
VI XeF6 Kristal tak 49,6 Oktahedral Stabil
berwarna terdistorsi
Cs2XeF Padatan kuning Archim. Stabil pada 400˚
8 Cairan tak Antiprisma
XeOF4 berwarna -46 Piramid Stabil
XeO3 Kristal tak segi-4 Mudah meledak,
berwarna Piramidal higroskopik; stabil
dalam larutan
VIII XeO4 Gas tak Tetrahedral Mudah meledak
4-
XeO6 berwarna Anion-anion
Garam tak Oktahedral HXeO63-, H2XeO62-
berwarna , H3XeO6-ada juga
Sampai dengan tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur-unsur gas mulia tidak
bereaksi. Kemudian seorang ahli kimia kanada bernama Neil Bartlet berhasil membuat
persenyawaan yang stabil antara unsur gas mulia dan unsur lain, yaitu XePtF6.
Keberhasilan ini didasarkan pada reaksi:
PtF6 + O2 → (O2)+ (PtF6)-PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki harga energi
ionisasi 1165 kJ/mol, harga energi ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi unsur gas mulia Xe
= 1170 kJ/mol.
Atas dasar data tersebut, maka untuk pertama kalinya Bartlet mencoba mereaksikan Xe dengan
PtF6 dan ternyata menghasilkan senyawa yang stabil sesuai dengan persamaan reaksi:
Xe + PtF6 → Xe+(PtF6)-
Setelah berhasil membentuk senyawa XePtF6, maka gugurlah anggapan bahwa gas mulia tidak
dapat bereaksi. Kemudian para ahli lainnya mencoba melakukan penelitian dengan mereaksikan
xenon dengan zat-zat oksidator kuat, diantaranya langsung dengan gas flourin dan menghasilkan
senyawa XeF2, XeF4, dan XeF6.
Reaksi gas mulia lainnya, yaitu krypton menghasilkan senyawa KrF2. Radon dapat bereaksi
langsung dengan F2 dan menghasilkan RnF2. Hanya saja senyawa KrF2 dan RnF2 bersifat (tidak
stabil).

2.6 Kegunaan Gas Mulia

A. Helium
Campuran helium dan oksigen digunakan sebagai udara buatan untuk para penyelam dan para
pekerja lainnya yang bekerja di bawah tekanan udara tinggi. Perbandingan antara He dan O2 yang
berbeda-beda digunakan untuk kedalaman penyelam yang berbeda-beda. Helium cair yang
digunakan di Magnetic Resonance Imaging (MRI) tetap bertambah jumlahnya, sejalan dengan
ditemukannya banyak kegunaan mesin ini di bidang kesehatan.
Helium juga digunakan untuk balon-balon raksasa yang memasang berbagai iklan
perusahaan-perusahaan besar, termasuk Goodyear. Aplikasi lainnya sedang dikembangkan oleh
militer AS adalah untuk mendeteksi peluru-peluru misil yang terbang rendah. Badan Antariksa AS
NASA juga menggunakan balon-balon berisi gas helium untuk mengambil sampel atmosfer di
Antartika untuk menyelidiki penyebab menipisnya lapisan ozon. Menghirup sejumlah kecil gas ini
akan menyebabkan perubahan sementara kualitas suara seseorang.
B.Neon
Neon biasanya digunakan untuk pengisi bola lampu neon. Selain itu juga neon dapat digunakan
untuk berbagi macam hal seperti indicator tegangan tinggi, zat pendingin, penangkal petir, dan
mengisi tabung televisi.

C.Argon
Argon digunakan dalam las titanium pada pembuatan pesawat terbang atau roket. Argon juga
digunakan dalam las stainless steel dan sebagai pengisi bola lampu pijar karena argon tidak
bereaksi dengan wolfram (tungsten) yang panas.

D.Kripton
Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan rendah. Krypton
juga digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi.

E.Xenon
Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri) dan
pembuatan tabung elektron.

F.Radon
Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif. Namun demikian, jika
radon terhisap dalam jumlah banyak, malah akan menimbulkan kanker paru-paru. Radon juga
dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, karena bila lempengan bumi bergerak kadar
radon akan berubah sehingga bisa diketahui bila adanya gempa dari perubahan kadar radon.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki
kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik karena
sifatnya yang stabil. Yang tergolong ke dalam gas kimia yaitu helium (He), neon (Ne), argon (Ar),
krypton (Kr), xenon (Xe), dan radon yang bersifat radioaktif (Rn).
Di alam, gas mulia berada dalam bentuk monoatomik karena bersifat tidak reaktif. Oleh
karena itu, ekstraksi gas mulia umumnya menggunakan pemisahan secara fisis. Pengecualian
adalah radon yang diperoleh dari peluruhan unsur radioaktif.

Anda mungkin juga menyukai