Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

UNSUR GAS MULIA

Oleh :

RAMADHANI AL KHAIR

XII IPA 1

KIMIA

SMA NEGERI 3 RANTAU UTARA

T.A 2022/2023
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 3

Latar Belakang ............................................................................................................................... 3

Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 3

Tujuan ............................................................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................. 4

Teori ............................................................................................................................................... 4

A. Gas Mulia ................................................................................................................................ 4


B. Sejarah Gas Mulia ................................................................................................................... 4
C. Kelimpahan di Alam . ............................................................................................................. 6
D. Kecenderungan Sifat Gas Mulia ............................................................................................. 6

Sifat Atomik ............................................................................................................................ 6

Sifat Fisis ................................................................................................................................. 7

Sifat Kimia............................................................................................................................... 7

E. Pembuatan Gas Mulia ............................................................................................................. 8


F. Kegunaan Gas Mulia .............................................................................................................. 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................................................ 10

Kesimpulan ................................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 11
3
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA dalam tabel periodik. Disebut mulia karena
unsur-unsurnya sangat stabil (sukar bereaksi). Gas ini mempunyai sifat lengai, tidak reaktif, dan susah
bereaksi dengan bahan kimia lain. Gas mulia juga merupakan golongan kimia yang unsur-unsurnya
memiliki elektron valensi luar penuh. Unsur-unsurnya adalah Helium, Neon, Argon, Kripton,
Xenon,dan Radon (bersifat radioaktif). Gas mulia memiliki kestabilan yang tinggi dan sebagian hanya
ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik karena sifat stabilnya. Gas-gas ini sangat sedikit
kandungannya di bumi.

Gas mulia terdapat dalam atmosfer bumi, untuk Helium terdapat di luar atmosfer. Helium dapat
terbentuk dari peluruhan zat radioaktif uranium dan thorium. Semua unsur-unsur gas mulia terdiri dari
atom-atom yang berdiri sendiri.Unsur gas mulia yang terbanyak di alam semesta adalah Helium
(banyak terdapat di bintang) yang merupakan bahan bakar dari matahari. Radon sangat sedikit
jumlahnya di atmosfer atau udara. Sekalipun ditemukan, akan cepat berubah menjadi unsur lain, karena
radon bersifat radioaktif. Dan karena jumlahnya yang sangat sedikit pula radon disebut juga sebagai
gas jarang.

Rumusan Masalah

Masalah yang kami bahas dalam makalah gas mulia ini antara lain:

1. Kelimpahan gas mulia


2. Kecenderungan sifat (fisika & kimia)
3. Proses pembuatan
4. Kegunaan gas mulia

Tujuan

1. Mengetahui kelimpahan gas mulia di alam.


2. Mengetahui kecenderungan sifat (fisika & kimia) gas mulia.
3. Mengetahui proses pembuatan gas mulia.
4. Mengetahui kegunaan gas mulia dalam kehidupan.
BAB II 4

PEMBAHASAN

Teori

A. Gas Mulia

Gas mulia adalah kelompok elemen kimia dengan sifat-sifat yang sama: di kondisi standar, mereka
semua tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik dengan reaktivitas yang sangat rendah. Mereka
ditempatkan di grup 18 (8A) dari tabel periodik (sebelumnya dikenal dengan
grup 0). Keenam gas mulia tersebut terdapat dialam dengan bentuk helium (He), neon (Ne), argon (Ar),
krypton (Kr), xenon (Xe),dan radon yang bersifat radioaktif (Rn). Sejauh ini, 3 atom dari periode
selanjutnya, ununoctium (Uuo) telah berhasil disintesis di supercollider, tapi sangat sedikit yang
diketahui mengenai elemen ini karena jumlah yang dihasilkan sangat sedikit dan memiliki waktu paruh
hidup yang sangat pendek.

Sifat-sifat gas mulia bisa dijelaskan dengan baik dengan teori modern tentang struktur atom:
valensi elektron kulit luar mereka dianggap ‘penuh’, memberi mereka sedikit sekali kesempatan untuk
berpartisipasi dalam reaksi kimia, dan hanya beberapa ratus senyawa yang telah disiapkan. Titik didih
dan titik leleh gas mulia mempunyai nilai yang dekat, berbeda kurang dari 10 °C (18 °F); yang
mengakibatkan mereka berbentuk cairan dalam jangkauan suhu yang pendek. 

Neon, argon, krypton, dan xenon didapatkan dari udara mengunakan metode mencairkan /
mengembunkan gas dan penyulingan bagian. Helium biasanya terpisah dari gas alami, dan radon
biasanya diisolasi dari penguraian radioaktif dari elemen radium yang terurai. Gas mulia mempunyai
beberapa aplikasi penting di industri seperti penerangan, pengelasan, dan perjalanan angkasa luar. Gas
pernapasan Helium-oksigen biasanya digunakan oleh penyelam laut dalam yang biasanya lebih dari
180 kaki (55 m) untuk menjaga penyelam dari oksigen toxemia, efek berbahaya darioksigen dalam
tekanan tinggi, dan nitrogen narcosis, efek narkotik yang membingungkan dari nitrogen di udara
melebihi tekanan biasa. Setelah bahaya yang ditimbulkan hidrogen, atas mudah meledaknya elemen
tersebut, gas tersebut diganti dengan helium.

B. Sejarah Gas Mulia

Gas mulia pertama kali ditemukan pada 18 Agustus 1868 oleh Pierre Jenssen dan Joseph Horman
Lockyer. Ketika sedang meneliti gerhana matahari total, mereka menemukan sebuah garis baru di
spektrum sinar matahari. Mereka meyakini bahwa ituadalah lapisan gas yang belum diketahui
sebelumnya, lalu mereka menamainya helium.

Pada tahun 1894, seorang ahli kimia Inggris bernama William Ramsay mengidentifikasi zat baru
yang terdapat dalam udara. Sampel udara yang sudah diketahui mengandung nitrogen, oksigen, dan
karbon dioksida dipisahkan. Ternyata dari hasil pemisahan itu, masih tersisa suatu gas yang tidak
reaktif (inert). Gas tersebut tidak dapat bereaksi dengan zat-zat lain sehingga dinamakan argon (dalam
bahasa Yunani berarti malas). Empat tahun kemudian Ramsay menemukan unsur lain
yang baru, yaitu dari hasil pemanasan mineral kleverit. Dari mineral kleverit tersebut,terpancar sinar
alfa yang merupakan spektrum gas baru. Spektrum gas tersebut serupa dengan garis-garis tertentu
dalam spektrum matahari.Pada saat ditemukan, kedua unsur ini tidak dapat dikelompokkan ke dalam
golongan unsur-unsur yang sudah dibentuk Mendeleyev karena memiliki sifat berbeda. Kemudian
Ramsay mengusulkan agar unsur tersebut ditempatkan pada suatu golongan tersendiri, yaitu terletak
antara golongan halogen dan alkali. Untuk melengkapi unsur-unsur dalam golongan tersebut, Ramsay
terus melakukan penelitian dan akhirnya dengan mempelajari sifat-sifatnya. Ditemukanlah neon
(dengan cara mencairkan udaradan melakukan pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat),
kripton,dan xenon (dalam residu yang tersisa setelah udara cair hampir menguap semua/hasil destilasi
udara cair), beliau dapat menunjukkan bahwa gas-gas tersebut adalah unsur-unsur baru yang sekarang
dikenal sebagai unsur He, Ne, Ar, Kr, Xe (dari hasil destilasiudara cair).

Kemudian unsur yang ditemukan lagi adalah radon, ditemukan oleh FriedrichErnst Dorn, yang
menyebutnya sebagai pancaran radium. William Ramsay dan Robert Whytlaw-Gray menyebutnya
sebagai niton serta menentukan kerapatannya sehingga mereka menemukan radon adalah zat yang
paling berat di masanya (sampai sekarang).

Nama radon sendiri baru dikenal pada tahun 1923. Radon amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau


udara, sekalipun ditemukan akan cepat berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat radioaktif.
Karena penemuan inilah, Ramsay memperoleh Hadiah Nobel pada tahun 1904. Pada masa itu,
golongan tersebut merupakan kelompok unsur-unsur yang tidak bereaksi dengan unsur-unsur lain
(inert) dan diberi nama golongan unsur gas mulia atau golongan nol. Di tahun 1898, Huge Erdmann
mengambil nama gas mulia ( Noble gas ) dari bahasa Jerman Edelgas untuk menyatakan tingkat
kereaktifan gas mulia yang sangat rendah. Nama noble dianalogikan dari Noble Metal (logam mulia),
emas yang dihubugkan dengan kekayaan dan kemuliaan. Para ahli zaman dahulu yakin bahwa unsur-
unsur gas mulia benar-benar  inert. Pendapat ini dipatahkan, setelah pada tahun 1962, Neil
Bartlett, seorang ahli kimia dari Kanada berhasil membuat senyawa xenon, yaitu XePtF6. Sejak itu,
berbagai senyawagas mulia berhasil dibuat. Akhirnya istilah untuk menyebut zat-zat telah berganti,
yangawalnya disebut gas inert (lembam) telah berganti menjadi gas mulia yang berartistabil atau sukar
bereaksi. Senyawa gas mulia yang ditemukan pertama kali adalah XePtF6.

Berikut ini adalah asal-usul nama unsur gas mulia yang diambil dari bahasaYunani, yaitu:

 Helium à ήλιος (ílios or helios) = Matahari 


 Neon à νέος (néos) = Baru
 Argon à αργός (argós) = Malas
 Kripton à κρυπτός (kryptós) = Tersembunyi
 Xenon à ξένος (xénos)= Asing
 Radon (pengecualian) diambil dari Radium.
C. Kelimpahan di Alam
6

Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali radon yang merupakan unsur radioaktif. Unsur
gas mulia yang paling banyak terdapat di udara adalah argon yang merupakan komponen ketiga
terbanyak dalam udara setelah nitrogen dan oksigen. Unsur-unsur gas mulia, kecuali radon, melimpah
jumlahnya karena terdapat dalam udara bebas.

 Argon 0,93%
 Neon 1,8×10-3%
 Helium 5,2×10−4 %
 Kripton 1,1×10−4 %
 Xenon 8,7×10−6 %

Helium adalah unsur terbanyak jumlahnya di alam semesta karena helium adalah salah satu unsur
penyusun bintang. Helium diperoleh dari sumur-sumur gas alam di Texas dan Kansas (Amerika
Serikat). Helium dapat terbentuk dari peluruhan zat radio aktif uranium dan thorium. Udara
mengandung gas mulia (Ar, Ne, Xe, dan Kr),walaupun dalam jumlah yang kecil, gas mulia dari
industri di peroleh sebagai hasilsamping dalam Industri pembuatan gas nitrogen dan O2.

D. Kecenderungan Sifat Gas MuliaSifat Umum


 Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, sedikit larut dalam air.
 Mempunyai elektron valensi 8 dan khusus untuk helium elektron valensinya 2.
 Molekul-molekulnya terdiri atas satu atom (mono atom).

Sifat Atomik

Unsur-unsur gas mulia memiliki konfigurasi elektron valensi yang oktet, yaitu n2 np6 , kecuali pada
He dengan konfigurasi duplet 1 s2. Jari-jari atom dari He ke Rn bertambah sebagaimana bertambahnya
jumlah kulit elektron. Konfigurasi elektron dengan kulit valensi terisi penuh demikian menyebabkan
gas mulia cenderung sangat stabil (sangat sukar bereaksi).

Afinitas elektron, dengan elektron valensi yang sudah penuh, unsur gas muliasangat sukar untuk
menerima elektron. Hal ini dapat dilihat dari harga afinitas elektron yang rendah.

Energi inonisasi, kestabilan unsur-unsur golongan gas mulia menyebabkan unsur-unsur gas mulia
sukar membentuk ion, artinya sukar untuk melepas elektron.Helium adalah unsur gas mulia yang
memiliki energi ionisasi paling besar. Energi ionisasi dari He ke Rn semakin berkurang, sebagaimana
bertambahnya jari-jari atom sehingga gaya tarik inti terhadap elektron valensi semakin melemah dan
energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron semakin berkurang.
7

Sifat Fisis

Unsur-unsur gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih yang sangat rendah.Titik didihnya
hanya beberapa derajat Celcius di atas titik lelehnya. Titik lelehdan titik didih dari He ke Rn
bertambah sebagaimana kekuatan gaya London (gaya dispersi) bertambah seiring dengan
bertambahnya massa atom dan jari-jari atom.

Densitas (kerapatan) gas mulia juga cenderung bertambah dari He ke Rn. Densitas gas
dipengaruhi oleh massa atom, jari-jari atom, dan gaya London. Densitas gas akan bertambah dengan
bertambahnya massa atom dan kekuatan gaya London, tapi akan berkurang dengan bertambahnya jari-
jari atom. Namun demikian, pengaruh massa atom dan gaya London lebih signifikan
dibanding pengaruh jari-jari atom dalam hal ini, sehingga densitas bertambah dari He ke Rn.

Kelarutan gas mulia dalam air bertambah besar dari Helium (He) hingga Radon (Rn).
Pada suhu 0 °C dalam 100 ml air terlarut 1ml He, 6 ml Ar, dan 50 ml Rn.

Sifat Kimia

Oleh karena konfigurasi elektron yang stabil, unsur-unsur gas mulia cenderung tidak reaktif
(sangat sulit bereaksi). Hal ini didukung oleh fakta bahwa di alam,gas mulia selalu ditemukan dalam
bentuk monoatomik (atom tunggal). Namun demikian, para ahli telah berhasil mensintesis senyawa gas
mulia Ar, Kr, Xe, danRn. Kereaktifan unsur meningkat dari Ar ke Rn, di mana dalam reaksi dengan
fluorin, Rn dapat bereaksi spontan, Xe memerlukan pemanasan atau penyinaran dengan sinar UV agar
reaksi berlangsung, dan Kr hanya bereaksi jika diberimuatan listrik atau sinar X pada suhu yang sangat
rendah.Unsur He dan Ne ditemukan tidak mengalami reaksi kimia dan membentuk senyawa. Unsur Ar
diketahui bereaksi dengan HF membentuk senyawa HArF pada suhu 18 K. Unsur Kr dapat bereaksi
dengan F2 membentuk senyawa KrF2 dalam kondisi didinginkan pada −196°C dan diberi loncatan
muatan listrik atau radiasi sinar X. Unsur Xe dapat bereaksi dengan F2 membentuk tiga senyawa
fluorida biner yang berbeda XeF2, XeF4, dan XeF6 bergantung pada kondisi reaksi dan jumlah
reaktan. Unsur Rn bereaksi secara spontan dengan F2 membentuk senyawa RnF2. Menurut percobaan
yang dilakukan Neil Bartlett dan Lohmann, gas mulia hanya dapat bereaksi dengan unsur Oksigen (O)
dan Fosfor (F).

E. Pembuatan Gas Mulia

Gas Helium

Helium (He) ditemukan terdapat dalam gas alam di Amerika Serikat. Gashelium mempunyai titik didih
yang sangat rendah yaitu -268,8˚C sehingga pemisahan gas  helium dari gas alam dilakukan dengan
cara pendinginan sampai gas alam akan mencair (sekitar -156˚C) dan gas helium terpisah dari gas alam.

Gas Argon, Neon, Kripton, dan Xenon

Udara mengandung gas mulia argon (Ar), neon (Ne), krypton (Kr), dan xenon(Xe) walaupun
dalam jumlah yang kecil. Gas mulia di industri diperoleh sebagai hasil samping dalam industri
pembuatan gas nitrogen dan gas oksigen dengan proses destilasi udara cair.Pada proses destilasi udara
cair, udara kering (bebas uap air) didinginkan sehingga terbentuk udara cair. Pada kolom
pemisahan gas argon bercampur dengan banyak gas oksigen dan sedikit gas nitrogen karena titik didih
gas argon (-189,4˚C) tidak jauh beda dengan titik didih gas oksigen (-182,8˚C). Untuk menghilangkan
gas oksigen dilakukan proses pembakaran secara katalitik dengan gas hidrogen, kemudian dikeringkan
untuk menghilangkan air yang terbentuk. Adapun untuk menghilangkan gas nitrogen, dilakukan cara
destilasi sehingga dihasilkan gasargon dengan kemurnian 99,999%. Gas neon yang mempunyai titik
didih rendah (-245,9˚C) akan terkumpul dalam kubah kondensor sebagai gas yang tidak terkonsentrasi
(tidak mencair). Gas kripton (Tb = -153,2˚C) dan xenon (Tb =-108˚C) mempunyai titik didih yang
lebih tinggi dari gas oksigen sehingga akan terkumpul di dalam kolom oksigen cair di dasar kolom
destilasi utama. Dengan pengaturan suhu sesuai titik didih, maka masing-masing gas akan
terpisah.Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali Radon (Rn) yang hanyaterdapat sebagai
isotop radio aktif berumur pendek, yang diperoleh dari peluruhan radio aktif atom radium.

F. Kegunaan Gas Mulia

Helium

1. Helium digunakan sebagai gas pengisi balon udara menggantikan gas hidrogen karena selain
ringan juga bersifat inert.
2. Helium cair digunakan untuk pendingin koil logam pada alat scanner tubuh (MRI) dan juga 9
pendingin dalam penelitian cryogenics dan super konduktor sebagaimana titik didihnya yang
sangat rendah.
3. Helium digunakan sebagai pelarut gas oksigen dalam tabung oksigen penyelamataupun tabung
oksigen rumah sakit. Helium dipilih menggantikan nitrogen karena selain sifatnya inert, kelarutan
gas helium dalam darah lebih kecil dibanding gas nitrogen.
4. Sebagai pendingin reaktor nuklir.
5. Memberi tekanan pada bahan bakar roket.

Neon

1. Neon digunakan untuk lampu reklame. Hal ini sebagaimana gas neon dalamtabung\bertekanan
rendah akan menghasilkan cahaya merah dengan intensitastinggi jika diberi tegangan listrik.
2. Neon digunakan sebagai penangkal petir dan pengisi tabung-tabung televisi

Argon

1. Argon digunakan sebagai gas pengisi dalam beberapa jenis bola lampu karena sifatnya yang tidak
reaktif sehingga filamen wolfram tidak mudah putus pada temperatur tinggi.
2. Argon digunakan sebagai atmosfer inert pada pengelasan; sintesis kristal tunggal silikon atau
germanium dalam industri semikonduktor; dan eksperimen dalam glove box di laboratorium.

Kripton

1. Kripton dapat menghasilkan cahaya putih dengan intensitas tinggi jika diberimuatan listrik
sehingga banyak digunakan pada lampu landasan pesawat danlampu fotografi berkecepatan tinggi.
2. Kripton dapat digabungkan dengan gas lain untuk membuat sinar hijau kekuningan yang dapat
digunakan sebagai kode dengan melemparkannya keudara.

Xenon

1. Xenon digunakan untuk lampu blitz fotografi dan beberapa jenis lampu mobil karena dapat
menghasilkan cahaya putih yang sangat terang dengan adanya muatan listrik.
2. Xenon dapat digunakan sebagai obat bius (anestetik). Namun, penggunaannya sangat terbatas
sehubungan dengan harganya yang sangat mahal.
3. Isotop-nya dapat digunakan sebagai reaktor nuklir.

Radon

1. Radon digunakan dalam radioterapi kanker (terapi radiasi) sebagaimana sifatnya yang radioaktif.
2. Radon dapat menjadi indikator keberadaan mineral radioaktif seperti biji huranium dalam tanah,
bebatuan, ataupun bahan bangunan.
3. Radon juga dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, karena bila lempengan bumi
bergerak, kadar radon akan berubah sehingga bisa diketahuiadanya gempa dari perubahan kadar
radon.
10
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Gas mulia adalah elemen kimia dengan sifat-sifat yang sama: di kondisi standar,mereka semua
tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik dengan reaktivitas yang sangat rendah. Mereka
ditempatkan di grup 18 (8A) dari tebel periodik (sebelumnya dikenal dengan grup 0), yaitu helium
(He), neon (Ne), argon (Ar),krypton (Kr), xenon (Xe), dan radon (Rn; bersifat radioaktif).
2. Berdasarkan urutan unsur golongan gas mulia dalam sistem periodik unsur, dapat disimpulkan
bahwa:
 Dalam satu golongan, jari-jari atom unsur-unsur golongan gas mulia dari atas ke bawah semakin
besar karena bertambahnya kulit yang terisi elektron.
 Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik intiatom terhadap elektron
terluar semakin lemah.
 Afinitas Elektron unsur-unsur gas mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol.
 Titik didih unsur-unsur gas mulia berbanding lurus dengan kenaikan massa atom.
 Titik lebur unsur-unsur gas mulia mengikuti sifat titik didih.
11
DAFTAR PUSTAKA

Chairunnisa, C. (n.d.). Makalah Gas Mulia – Kimia. Retrieved Oktober 2018, from Scribd:

https://www.scribd.com/doc/120779948/Makalah-Gas-Mulia-Kimia

Fathmarullah, I. (n.d.).MAKALAH GAS MULIA. Retrieved Oktober 2018, from Scribd:

https://www.scribd.com/doc/178800513/MAKALAH-GAS-MULIA-docx 

Nurfadilah, D. (n.d.).MAKALAH KIMIA GAS MULIA.Retrieved 2018, fromAcademia.edu:

https://www.academia.edu/10992008/MAKALAH_KIMIA_GAS_MULIA

Susianto, N. (n.d.).Gas Mulia. Retrieved Oktober 2018, from Studio Belajar:

https://www.studiobelajar.com/gas-mulia/

Anda mungkin juga menyukai