Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH LIMIT KIMIA

GAS MULIA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA - NAMA ANGGOTA KELOMPOK : 2

1. Andi Muh. Abrar. M 3 .Syahrul Ramadhan 5. Muh Asnur

2.Muh Fadil Fadullah 4.Muh Arsyad. S


KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah Tentang Gas Mulia ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Limit Kimia . Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah Gas Mulia ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan
menjadi bahan makalah.
Dan Kami juga menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah Gas
Mulia ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini. Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa
yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah Usur
Gas Mulia ni dapat bermanfaat bagi kita semuanya Amin yarobal alamin

1.Kelimpahan Unsur - unsur di Alam


Gas mulia merupakan unsur yang terdapat pada golongan VIII A pada
sistem periodik unsur (SPU). Unsur yang menjadi anggota dari
golongan gas mulia ini terdiri dari Helium dengan simbol unsur He,
Neon dengan simbol unsur Ne, Argon dengan simbol unsur Ar, Kripton
dengan simbol Kr, Xenon dengan simbol Xe, dan Radon dengan simbol
Rn.

Argon merupakan unsur dari golongan gas mulia yang pertama kali
ditemukan. Proses penemuan Argon terjadi pada tahun 1892, Lord
Rayleight menemukan gas nitrogen yang dipeoleh dari udara memiliki
massa jenis yang lebih besar daripada gas nitrogen yang dihasilkan
dari proses penguraian di laboratorium. Lord Rayleight menduga hal
tersebut terjadi karena adanya gas lain pada gas nitrogen yang
dihasilkan dari udara tersebut.

Lord Rayleight dan juga William Ramsay menyelidikinya dengan


mereaksikan gas nitrogen yang dihasilkan dari udara dengan
Magnesium (Mg) pada suhu yang tinggi sehingga menghasilkan
produk reaksi utama berupa padatan Mg3N2 dan produk samping
berupa gas yang tidak reaktif. Untuk memastikan gas sisa yang tidak
aktif tersebut, Lord Rayleight dan William Ramsay mengalirkan gas
tersebut pada tabung hampa udara dan melewatkan muatan listrik
bertegangan tinggi pada tabung tersebut sehingga dihasilkan
pancaran sinar yang berwarna merah-hijau.

Lord Rayleight dan William Ramsay menyimpulkan gas yang

dihasilkan merupakan gas yang memiliki sifat berbeda dengan unsur


lain sehingga menyimpulkan gas tersebut merupakan unsur golongan
baru. Keduanya memberi nama unsur baru tersebut dengan sebutan
Argon yang dalam bahasa yunani disebut “argos” yang berarti malas.
Pada sistem periodik unsur sendiri, Lord Rayleight dan William
Ramsay menempatkan Argon ini pada kolom yang baru diantara alkali
dan halogen.

Penemuan unsur lain dari golongan gas mulia ini terjadi pada periode
tahun 1894 sampai tahun 1898. Unsur yang selanjutnya ditemukan
adalah Helium, Ramsay menemukan unsur helium setelah melakukan
pemanasan terhadap mineral uranium. Pada percobaanya, Ramsay
menemukan gas yang dihasilkan memiliki spektrum gas yang sama
dengan spektrum gas yang terdapat pada matahari. Oleh karena itu,
Ramsay memberi nama unsur tersebut dengan sebutan helium yang
dalam bahasa Yunani disebut helios yang berarti matahari.

Unsur lainnya ditemukan oleh Ramsay melalui proses penyulingan


udara cair dan dihasilkan gas kripton yang berasal dari kata krypthon
yang berarti tersembunyi. Kemudian gas meon yang berasal dari kata
neo yang berarti baru, dan gas Xenon yang berasal dari kata xenon
yang artinya tidak dikenal atau asing. Sementara itu Radon tidak
termasuk pada gas yang ditemukan di udara, melainkan termasuk
unsur radioaktif.

Secara umum, semua unsur anggota golongan gas mulia merupakan


gas yang terdapat di udara, kecuali radon. Unsur yang paling
melimpah keberadaannya di udara dari golongan gas mulia ini adalah
unsur Argon. Kelimpahan unsur Argon di udara sebanyak 0,93%.

Adapun kelimpahan unsur gas mulia lainnnya memiliki kelimpahan


yang beragam, yaitu Helium memiliki kelimpahan sebanyak 5,2 x 10-4
%, Neon memiliki kelimpahan sebanyak 1,8 x 10-3 %, Kripton memiliki
kelimpahan sebanyak 1,1 x 10-4 % dan Xenon memiliki kelimpahan
sebanyak 8,7 x 10-6 %.

Sementara itu unsur Radon merupakan unsur radioaktif yang memiliki


waktu paruh yang pendek sehingga kelimpahan di alam sangat
sedikit. Gas radon jika disimpan selama kurang lebih 38 hari maka
akan berubah menjadi unsur lainnya. Oleh karena itu unsur radon ini
sangat sedikit ditemukan di alam karena akan cepat berubah menjadi
unsur lain pada waktu paruh yang singkat.

2.Sifat - sifat Unsur


Gas mulia memiliki sifat-sifat yang bisa kamu ketahui, nih. Sifat-sifat
ini dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sifat atomik, fisik, dan kimia.

1. Sifat Atomik

Pada sifat atomik, molekul-molekul gas mulia terdiri atas satu atom
(monoatom). Unsur-unsur gas mulia memiliki jari-jari atom yang
semakin besar apabila dilihat dari atas ke bawah (helium ke radon).
Tapi, energi ionisasinya semakin kecil seiring dengan bertambahnya
jari-jari atom, sehingga semakin mudah melepaskan elektron. Unsur-
unsur golongan ini memiliki elektron valensi 2 dan 8 yang
menandakan semua elektron pada kulitnya sudah stabil dan
berpasangan.

2. Sifat Fisik

Berdasarkan sifat fisisnya, gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih
yang sangat rendah. Titik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia
lebih kecil dari suhu kamar (25°C), sehingga seluruh unsur gas mulia
berwujud gas. Titik leleh dan titik didih unsur-unsur gas mulia dari
atas ke bawah (helium ke radon) akan semakin bertambah seiring
dengan bertambahnya massa atom dan jari-jari atom. Kerapatan
(densitas) unsur-unsur gas mulia juga akan semakin bertambah dari
atas ke bawah.

3. Sifat Kimia

Unsur-unsur gas mulia memiliki konfigurasi elektron yang stabil


karena semua elektron pada kulit terluarnya sudah
berpasangan/penuh. Hal ini menyebabkan gas mulia cenderung sulit
bereaksi dengan unsur lainnya. Namun, saat ini sudah ada beberapa
unsur gas mulia yang dapat bereaksi dengan unsur lain yang sangat
elektronegatif, yaitu xenon dan kripton. Selain itu, konfigurasi
elektron yang stabil ini juga menyebabkan gas mulia biasa digunakan
sebagai penyingkatan konfigurasi elektron bagi unsur lain.

Contohnya:

Ne = 1s2 2s2 2p6

Ar = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6. Konfigurasi elektron Ar dapat disingkat


menjadi,

Ar = [Ne] 3s2 3p6

Na = 1s2 2s2 2p6 3s1, dapat disingkat

Na = [Ne] 3s1
3. Pemurnian Unsur dari Senyawa dan Pembuatan
Senyawa
GAS MULIA

1) Pengambilan Helium (He) dari gas alam

Sumber gas He yang utama terdapat di matahari dan bintang


tetapi kita sulit mengambilnya. Di udara terdapat dalam jumlah yang
sangat sedikit. Untuk mengambilnya secara ekonomi tidak
menguntungkan maka dicari sumber lain, yaitu yang berasal dari gas
alam.

Untuk mendapatkan Helium dari gas alam ini diembunkan


sehingga diperoleh produk yang berupa campuran Helium (He), gas
Nitrogen (N2) dan pengotor. Agar diperoleh gas He murni, dilakukan
proses kriogenik dan adsorbsi. Kriogenik adalah cara mendapatkan
pada suhu rendah umumnya di bawah -100oC.

Dalam proses kriogenik campuran gas alam diberi tekanan lalu


didinginkan dengan cepat agar N2 mengembun sehingga dapat
dipisahkan. Dengan proses adsorbsi pengotor dapat diserap sehingga
diperoleh gas helium murni.

2) Pengambilan Ne, Ar, Kr, Xe dari udara

Pada tahap awal dilakukan pemisahan udara dari CO2 dan uap
air. Selanjutnya udara diembunkan dengan pemberian tekanan 200
atm dan diikuti dengan pendinginan cepat. Dengan ini sebagian besar
udara akan membentuk fase cair dengan kandungan gas mulia lebih
banyak ±60% gas mulia (Ar, Kr, Xe) dan sisanya ±30% O2 dan ±10%N2.

He dan Ne tidak mengembun karena titik didih kedua gas


tersebut sangat rendah. Langkah berikutnya Ar, Kr, dan Xedipisahkan
dengan menggunakan proses adsorbsi atau destilasi fraksionasi.

(i) Proses adsorbsi

Oksigen dan nitrogen dipisahkan terlebih dahulu untuk


memperoleh Ar, Kr, dan Xe. O2 direaksikan dengan Cu sedangkan N2
direaksikan dengan Mg. Hasil dari pemisahan ini (Ar, Xe, dan Kr)
diadsorpsi oleh arang teraktivasi. Pada saat arang dipanaskan
perlahan, setiap gas akan keluar dari arang. Akhirnya pada suhu ±-
80oC diperoleh Ar, sementara Kr, dan Xe diperoleh pada suhu yang
lebih tinggi.

(ii) Proses destilasi bertingkat

Proses destilasi bertingkat merupakan prinsip pemisahan zat


berdasarkan perbedaan titik didih zat. Titik didih N2 paling tinggi
sehingga N2 dapat dipisahkan terlebih dahulu, kemudian Ar dan O2
dipisahkan. Sedangkan Xe dan Kr dipisahkan pada tahapan destilasi
berikutnya.
3) Perolehan Radon (Rn)

Radon diperoleh dari peluruhan unsur radioaktif U-238 dan


peluruhan langsung Ra-226. Radon cepat meluruh menjadi unsur lain,
Radon mempunyai waktu paruh 3,8 hari.

v HALOGEN

Halogen dapat dibuat dengan cara elektrolisis atau dengan cara


mengoksidasi senyawa halida (X-). Pada umumnya unsur-unsur
halogen (X2) dibuat di laboratorium dengan cara mengoksidasi
senyawa halida. Gas fluorin (F2) jarang dibuat di laboratorium karena
tidak ada oksidator yang mampu mengoksidasi senyawa fluorida (F).
Mengapa demikian? Fluorin mempunyai daya oksidasi tinggi
dibanding halogen yang lain. Unsur halogen klorin, bromin, dan iodin
dapat dihasilkan dari oksidasi terhadap senyawa halida dengan
oksidator MnO2 atau KMnO4 dalam lingkungan asam.

1. Pembuatan Fluorin (F2)

Fluorin diperoleh melalui proses elektrolisis garam hidrogen


fluorida, KHF2 dilarutkan dalam HF cair, kemudian ditambahkan LiF
3% (agar suhu turun sampai ±100oC). Elektrolisis dilakukan pada
tempat terbuat dari baja, di mana sebagai katode baja dan sebagai
anoda karbon (grafit).

Reaksi :

KHF2 → K+ + HF2-

HF2- → H+ + 2F
Katode: 2H+ + 2e → H2

Anoda : 2F- → F2 + 2e

Reaksi di atas perlu digunakan diafragma (pemisah berupa


monel), untuk mencegah terjadinya reaksi antara H2 dan F2 maka gas
F2 yang terbentuk dapat ditampung dalam wadah yang terbuat dari
aliasi Cu dengan Ni

2. Pembuatan Klorin (Cl2)

Air laut dan garam batu merupakan sumber utama Cl, untuk
mendapatkan Cl dapat dilakukan elektrolisis leburan NaCl, dan
elektrolisis larutan NaCl.

Proses Downs

Elektrolisis leburan NaCl (NaCl cair)

Katode (besi) : Na+ + e → Na

Anoda (karbon) : 2Cl- → Cl2 + 2e

Pada proses di atas sebelum NaCl dicairkan, NaCl dicampurkan


dengan sedikit NaF (agar titik lebur turun dari 800oC menjadi 600oC.
Kontak (reaksi) antara logam Na dan gas

Cl2 terbentuk digunakan lapisan besi tipis.

3. Pembuatan Bromin (Br2)


Air laut juga sumber utama Br. Setiap 1 m3 air laut terdapat 3
kg bromin (Br2). Bromin didapatkan dengan cara mengoksidasi ion
bromida yang terdapat dalam air laut.

Cl(g) + 2Br–(aq) → 2Cl-(aq) + Br2(g)

Br2 dalam air dapat mengalami hidrolisis.

Br2(g) + H2O(l) → 2H+(aq) + Br–(aq) + BrO–(aq)

Reaksi hidrolisis dapat dicegah dengan cara menambahkan


H2SO4 pada air laut hingga pHnya 3,5. Setelah pH air laut 3,5, baru
dialiri gas Cl2 dan udara. Gas Br2 yang diperoleh dimurnikan dari Cl2
dengan cara destilasi.

4. Pembuatan Iodin (I2)

Yodium di alam hanya terdapat natrium Iodat (NaIO3). Yodium


dibuat secara reduksi ion yodat dengan produksi natrium
hidrogensulfit.

( IO3- + 6H+ + Se → ½I2 + 3H2O ) x 2

( HSO3- + H2O → HSO4- + 2H+ + 2e ) x 5

Ganggang laut (mengandung KI) dikeringkan, abu dari ganggan


laut dicampur dengan air panas dan disaring. Larutan yang terjadi
diuapkan sementara zat-zat yang kurang larut mengkristal. Sisa
larutan kemudian dialiri gas Cl2.
2KI(aq) + Cl2(g) → 2KCl(aq) + I2(g)

5. Pembuatan Astatin (At)

Astatin diperoleh dari penembakan Bi dengan partikel α (He).


Astatin bersifat radioaktif dan mempunyai waktu paropendek (8,1
jam)

4. Kegunaan dan dampak unsur senyawa

Anda mungkin juga menyukai