Anda di halaman 1dari 15

GOLONGAN GAS MULIA DAN

UNSUR HOLOGEN
Guru Pembimbing : ASER SAHAT TUA L. TOBING S.Pd.

DI SUSUN OLEH :
Kelompok 4
1. HAYATUN NUFUS
2. JIHAN NUR SABILA
3. SUCI OKTAVIANI
4. MHD. HABIBY PRAWINATA S.
5. MHD. DANIEL ADHA
6. PUTRA RAMADHANI MAULANA SITORUS

KELAS : XII-MIA 1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul "Golongan Gas Mulia Dan Hologen ".
Kami ucapkan Terima kasih, Atas dukungan yang diberikan dalam
penyusunan makalah ini, semoga dapat dipergunakan sebagai salah satu
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna dan masih terdapat beberapa kekurangan, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk
penyempurnaan makalah ini.

Buntu Pane,17 Oktober 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................

1.1. Latar Belakang...........................................................................


1.2. Rumusan Masalah.......................................................................
1.3 Tujuan………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN............................................................................

A. Gas Mulia…………………………………………………………
1.1. Pengertian Gas Mulia..................................................................
1.2. Sejarah Gas Mulia........................................................................
1.3. Sifat-sifat Gas Mulia..................................................................
1.4. Kelimpahan di alam..................................................................
1.5. Unsur- unsur Gas Mulia........................................................................
1.6 Kegunaan Gas Mulia…………………………………………

B. Halogen……………………………………………………………
1.1. Pengertian Halogen………………………………………………
1.2. Sejarah Halogen………………………………………………….
1.3. Sifat-sifat Halogen……………………………………………….
1.4. Kelimpahan di alam……………………………………………..
1.5. Unsur-unsur Halogeni ……………………………………
1.6 Kegunaan Halogen…………………………………………………….

BAB III PENUTUP...................................................................................

1.1. Kesimpulan...........................................................................................
1.2. Kritik Dan Saran…………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Disadari ataupun tidak ilmu kimia memiliki peranan yang sangat penting dalam
kehidupan kita.Dimulai dari penyusunan kromosom,pakaian kita,linkungan
kita,bahkan diri kita merupakan materi kimia.
Salah satu materi kimia yang sering kali digunakan dalam kehidupan
manusia adalah unsur unsur halogen.Baik dibidang industri, pengobatan,dan
lain
sebagainya.Penggunaan suatu bahan didasarkan pada sifat-sifat dari bahan
tersebut.Oleh karena itu,penting bagi kita untuk mengetahui sifat sifat dari
berbagai jenis zat, baik unsur, senyawa maupun campuran. Kita dapat
membedakan sifat-sifat zat atas sidat fisis dan sifat kimia. sifat fisif
menyangkut penampilan (seperti wujud, kekerasan, warna, bau, dan rasa), serta
sifat-sifat yang tidak melibatkan pengubahan zat itu menjadi zat lain (seperti
jari jari atom, titik leleh, titik didih, kalor jenis).
Sifat kimia berkaitan dengan reaksi-reaksi yang dapat di alami oleh zat itu,
seperti kreaktifan, daya oksidasi,daya reduksi, sifat asam, dan sifat basa. Sifat
kimia zat berkaitan dengan sifat fisis tertentu dari zat itu. Misalnya kreaktifan
berkaitan dengan energi ionisasi, sedangkan energi ionisasi berkaitan dengan
jari-jari atom. Oleh karena itu, untuk memahami sifat-sifat kimia zat, kita harus
mengetahui sifat-sifat fisis yang mendasarnya.
1.2RUMUSAN MASALAH

Kreaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya,jadi


kreaktifan gas mulia akan bertambah dari He ke Rn.Hal ini di sebabkan
bertambahan jari- jari atom menyebabkan daya tarik intik terhadap elektron
kulit luar berkurang,sehingga mudah di tarik oleh atom lain.tetapi gas mulia
adalah unsur yang tidak reaktif karna memiliki konfigurasi elektron yang
sudah stabil, hal ini di didukung kenyataan bahwa gas mulia di alam selalu
berada sebagai atom tunggal atau monoatomic.tetapi bukan berati gas mulia
tidak dapat bereaksi,hingga sekarang gas mulia priode tiga ke atas
(Ar,Kr,Xe,Rn) sudah dapat breaksi dengan unsur yang sangat elektron
negatif seperti Flourin
Halogen menandakan unsur-unsur yang menghasilkan garam jika bereaksi
dengan logam. Istilah ini berasal dari istilah ilmiah bahasa Prancis dari abad
ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani. Halogen juga merupakan
golongan dengan keelektronegatifan tertinggi, jadi ia juga merupakan
golongan paling nonlogam.

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam mengadakan tugas makalah ini
adalah:
- Agar mengetahui perubahan yang terjadi disekitar kita
- Untuk lebih memahami ilmu kimia secara umum
- Lebih menyadari pentingnya pendidikan melatih, kami dalam pembuatan-
pembuatan makalah secara individu,sehingga menjadi bekal bagi masa yang
akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN

A) GAS MULIA
1.1 Pengertian Gas Mulia

- Gas mulia merupakan unsur-unsur dalam tabel periodik yang


terletak pada golonrgan VIII A.
- Unsur-unsur tersebut diantaranya Helium (He), Neon (Ne), Argon
(Ar), Kripton (Kr) Xenon (Xe) dan Radon (Rn). Semua unsur gas mulia
merupakan unsur yang tidak reaktif atau inert. Hal tersebut menyebabkan
unsur- unsur gas mulia banyak ditemukan dalam bentuk unsur bebas.
- Gas mulia adalah unsur- unsur yang terdapat dalam golongan VIII A
yang memiliki kesetabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan dialam
bentuk monoatomik.
- Disebut mulia karena unsur- unsur ini setabil (sangat sukar bereaksi)

1.2 Sejarah Gas Mulia


Pada tahun 1894, Yang menemukan gas mulia dan penempatan unsur-unsur
baru dalam sistem periodik adalah SIR WILIAM RAMSEY .

1.3 Sifat – Sifat Gas Mulia

Sifat-sifat ini dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sifat fisik (fisis), atomik dan
kimia.

1. Sifat Fisik
Berdasarkan sifat fisisnya, gas mulia memiliki titik leleh dan titik
didih yang sangat rendah. Titik didiCCCh dan titik leleh unsur-unsur gas
mulia lebih kecil dari suhu kamar (25°C), sehingga seluruh unsur gas mulia
berwujud gas. Titik leleh dan titik didih unsur-unsur gas mulia dari atas ke
bawah (helium ke radon) akan semakin bertambah seiring dengan
bertambahnya massa atom dan jari-jari atom. Kerapatan (densitas) unsur-
unsur gas mulia juga akan semakin bertambah dari atas ke bawah.

Berikut tabel sifat fisis unsur- unsur gas mulia :


2. Sifat Atomik
Pada sifat atomik, molekul-molekul gas mulia terdiri atas satu atom
(monoatom). Unsur-unsur gas mulia memiliki jari-jari atom yang semakin
besar apabila dilihat dari atas ke bawah (helium ke radon). Tapi, energi
ionisasinya semakin kecil seiring dengan bertambahnya jari-jari atom,
sehingga semakin mudah melepaskan elektron. Unsur-unsur golongan ini
memiliki elektron valensi 2 dan 8 yang menandakan semua elektron pada
kulitnya sudah stabil dan berpasangan.

3. Sifat Kimia
Unsur-unsur gas mulia memiliki konfigurasi elektron yang stabil
karena semua elektron pada kulit terluarnya sudah berpasangan/penuh. Hal
ini menyebabkan gas mulia cenderung sulit bereaksi dengan unsur lainnya.
Namun, saat ini sudah ada beberapa unsur gas mulia yang dapat bereaksi
dengan unsur lain yang sangat elektronegatif, yaitu xenon dan kripton. Selain
itu, konfigurasi elektron yang stabil ini juga menyebabkan gas mulia biasa
digunakan sebagai penyingkatan konfigurasi elektron bagi unsur lain.

Contohnya:
Ne = 1s2,2s2, 2p6
Ar = 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6.
Konfigurasi elektron Ar dapat disingkat menjadi,
Ar = [Ne] 3s2, 3p6
Na = 1s2 2s2, 2p6, 3s1, dapat disingkat
Na = [Ne] 3s1

1.4 Kelimpahan dialam

Unsur gas mulia yang paling banyak terdapat diudara adalah argon.
Tetapi, helium merupakan unsur terbanyak dialam semesta yang di
proses dari gas alam, karena banyak gas alam yang mengandung
helium
Radon adalah unsur yang amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau
udara. Dan sekalipun ditemukan akan cepat berubah menjadi unsur
lain, karena radon bersifat radio aktif. Dan karena jumlahnya yang
sangat sedikit pula radon disebut juga sebagai gas jarang.

1.5 Unsur-unsur gas mulia

a. Unsur-Unsur Gas Mulia Sangat Sukar Bereaksi


Gas Mulia yang merupakan unsur golongan VIIIA dengan elektron
valensi berjumlah 8 (kecuali He yang berjumlah 2).
Hal ini menyebabkan kulit atomnya penuh sehingga akan sulit menarik
elektron bebas.
b. Kereaktifan Gas Mulia Meningkat Seiring dengan Kenaikan Unsur
Atomnya
Semangkin ke bawah, jari-jari atom unsur gas mulia semangkin
besar. Hal ini dikaranakan semangkin banyak kulit yang dimiliki unsur gas
mulia.

c. Persenyawaan Gas Mulia


Gas Mulia merupakan unsur yang bersifat stabil dan sukar bereaksi
dengan unsur lain.Tetapi,seiring dengan kenaikan nomor
atomnya,kereaktifan gas mulia semangkin meningkat sehingga gas mulia
juga dapat berikatan dengan unsur lain. Hal ini mungkin dengan
ditemukannya persenyawaan antara unsur; Kr, Xe dan Rn.

1.6 Pembuatan gas mulia

Untuk mendapatkan gas mulia dilakukan dengan distilasi bertingkat pada


udara cair, kecuali radon yang bersifat radioaktif, diperoleh dari peluruhan
radioisotop unsur radium
sementara itu, helium selain didapat dari udara juga dapat di peroleh dari
sumber gas alam dan peluruhan radioaktif yang menghasilkan partikel alfa.

1.7 Kegunaan Gas Mulia


Berikut peranan gas mulia dalam kehidupan manusia. Seperti yang sudah
disebutkan sebelumnya, unsur-unsur gas mulia terdiri dari 6 unsur, yaitu

1. Helium (He)

Helium merupakan unsur gas mulia terbanyak kedua di alam semesta


setelah hidrogen. Helium terbentuk dari peluruhan zat radioaktif, yaitu
uranium dan thorium. Gas ini merupakan zat yang ringan dan tidak mudah
terbakar. Meskipun wujudnya berbentuk gas, helium dapat dicairkan dalam
suhu yang amat rendah dan tekanan yang tinggi.

Helium digunakan untuk sistem tekanan bahan bakar roket, sebagai gas
pengisi balon udara, dan campuran gas pada tabung para penyelam (dengan
komposisi 80 % gas helium dan 20 % gas oksigen.
2. Neon (Ne)

Neon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Ne dan nomor atom 10. Neon ditemukan oleh ahli kimia bernama
Sir William Ramsay dan Morris M. Travers pada tahun 1898 di London,
Inggris. Ketika Ramsay mendinginkan beberapa sampel udara hingga
menjadi cairan dan memanaskan cairan tersebut, ia mengambil gas yang
keluar saat cairan itu mendidih. Ramsay lalu memisahkan sisa-sisa gas yang
belum teridentifikasi dan menemukan zat-zat baru, yaitu kripton dan neon.

3. Argon (Ar)

Argon merupakan gas terbanyak ketiga yang terdapat dalam atmosfer bumi
setelah nitrogen dan oksigen. Argon terbentuk dari peluruhan zat radioaktif
berupa kalium yang terdapat di kerak bumi. Unsur ini memiliki tingkat
kelarutan dalam air yang sama dengan oksigen dan bahkan 2,5 kali lebih
mudah larut dibandingkan dengan nitrogen. Argon bersifat tidak reaktif
(inert), tidak mudah terbakar, dan tidak beracun.

4. Kripton (Kr)

Kripton merupakan gas yang paling langka di atmosfer dari unsur-unsur


gas mulia lainnya. Sama halnya dengan neon, kripton ditemukan oleh ahli
kimia bernama Sir William Ramsay dan Morris M. Travers dari sisa-sisa gas
pada sampel udara cair yang dipanaskan kembali hingga mendidih.

5. Xenon (Xe)

Xenon ditemukan dalam residu yang tersisa dari hasil pemanasan sampel
udara cair. Xenon adalah gas berat yang langka dan tidak berbau. Gas ini
bersifat tidak reaktif pada sebagian besar bahan kimia.

Xenon akan memancarkan cahaya berwarna biru saat berada pada medan
listrik bertegangan tinggi. Saat ini, senyawa xenon telah banyak dibuat,
contohnya seperti xenon trioksida (XeO3) dan xenon tetraoksida (XeO4)
yang sangat eksplosif (mudah meledak).

6. Radon (Rn)

Radon merupakan unsur gas mulia yang bersifat radioaktif. Radon terbentuk
dari penguraian radium, zat kimia radioaktif dari unsur logam. Radon tidak
mudah bereaksi secara kimia, namun sangat berbahaya bagi kesehatan karena
sifatnya yang radioaktif. Radon tidak berwarna, tapi apabila didinginkan
hingga membeku (padat), radon akan berwarna kuning, sedangkan radon
berwujud cair akan berwarna orange kemerahan.

Radon digunakan dalam penggunaan kanker suatu kapsul berisi Radon


ditempelkan dalam tumor untuk menyinarinya (irradiate).

B) HALOGEN
1.1 Pengertian Halogen
Halogen adalah unsur kimia golongan 17 atau VIIA di tabel periodik.
Golongan ini juga dikenal sebagai golongan fluorin. Golongan ini terdiri
dari unsur fluorin (F), klorin (Cl), bromin (Br), iodin (I), unsur
radioaktif astatin (At), dan unsur sintetis yang radioaktif tenesin (Ts).
Disebut halogen karena bila unsur ini bereaksi dengan logam akan
membentuk garam. Berasal dari bahasa yunani Halos = garam dan genes =
pembentuk Merupakan non logam yang paling reaktif (mudah bereaksi
dengan zat lain)

1.2ss Sejarah Halogen


Ahli kimia Swedia Baron Jöns Jakob Berzelius mengistilahkan "halogen"
yang dibentuk dari kata-kata Yunani ἅλς (háls), "garam" atau "laut", dan
γεν- (gen-), dari γίγνομαι (gígnomai), "membentuk" sehingga berarti "unsur
yang membentuk garam". Halogen akan membentuk garam jika direaksikan
dengan logam.
Unsur-unsur halogen secara alamiah berbentuk molekul dwiatom (misalnya
Cl2). Mereka membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit
elektron terluarnya, sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan
satu. Ion negatif ini disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion
ini disebut halida.
Lampu halogen adalah lampu pijar berisi gas mulia yang dicampur dengan
sedikit gas unsur halogen.

1.3 Sifat – sifat Halogen

Sifat fisis dari unsur halogen adalah titik leleh dan titik didihnya meningkat seiring
dengan kenaikan nomor atom. Di suhu ruangan, fluorin dan klorin berwujud gas,
sementara bromin berwujud cair yang mudah menguap dan iodin berupa padatan yang
mudah menyublim. Fluorin memiliki warna kuning muda, klorin berwarna kuning
kehijauan, dan bromin berwarna merah kecoklatan. Ketika berupa padatan, iodin
berwarna hitam, tapi uapnya berwarna ungu. Semua unsur halogen memiliki bau yang
menusuk.

Sifat kimia unsur halogen adalah reaktivitasnya yang tinggi sebagai unsur nonlogam.
Halogen dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk asam halogenida. Jika bereaksi
dengan basa, halogen akan membentuk garam. Jika bereaksi dengan logam, halogen
akan menghasilkan logam halogenida yang memiliki bilangan oksidasi tinggi. Unsur-
unsur halogen juga larut dalam air, membentuk asam halogenida dan asam hipohalit.
Larutan halogen disebut juga sebagai halogenida dan bersifat oksidator.

Unsur halogen dapat bereaksi dengan hampir semua unsur non logam.
Reaksi antara unsur halogen dengan unsur non logam akan menghasilkan
senyawa kovalen. Contohnya hidrogen halida atau dikenal dengan sebutan
asam halid.S

2.      Reaksi unsur Halogen dengan unsur Logam


Unsur halogen juga dapat bereaksi dengan berbagai jenis unsur logam.
Reaksi unsur logam dengan unsur halogen akan menghasilakan garam.
Contohnya garam Natrium Clorida (NaCL), magnesium clorida (MgCL).

3..       Reaksi unsur Halogen dengan air


Unsur halogen juga dapat bereaksi dengan air. Rumus molekul air adalah
H2O. Dari hasil reaksi unsur halogen dan senyawa air akan terbentuk
Asam halida dan oksihalogen. Contoh asam halida adalah Asam Fluoride.
Jika fluorin dimasukan kedalam air, maka akan berlangsung suatu reksi
yang sangat hebat di mana air akan terbakar dalam fluorin sehingga
membantuk asam fluorida atau asam halida. Contoh Oksihalogen adalah
oksifluorida yang juga merupakan hasil reaksi air dengan unsur halogen
fluorin.

4..      Reaksi unsur halogen dengan basa


Jika unsur halogen bereaksi dengan basa maka akan terbentuk senyawa
halida yang kemudian akan mengalami reaksi disproporsionasi menjadi
senyawa oksihalogen. Contohnya reaksi antara fluorin dengan basa akan
membentuk oksigen difluoride dan ion fluorida. Kemudian senyawa
oksigen difluorida akan terdisproporionasi menjadi menjadi oksifluorida
dan beberapa ion fluorida.

5.    Reaksi unsur halogen dengan hidrokarbon


Reaksi unsur halogen dengan hidrokarbon disebut halogenasi. Melalui
reaksi halogenasi, unsur halogen dapat menyusup pada suatu hidrokarbon
dan mengantikan salah satu atom hidrogen yang ada disana. Contohnya
reaksi halogenasi alkana. Alkana dapat bereaksi dengan gas klor jika
terkena sinar atau suhu tinggi. Reaksinya merupakan reaksi eksoterm.
Raksi halogenasi alkana terjadi dalam beberapa tahap melalui mekanisme
radikal bebas dimana pada salah satu tahapan reaksi dihasilkan alkil
klorida.
6. Reaksi antar sesama unsur halogen

Unsur halogen juga dapat bereaksi dengan unsur halogen lainnya. Seperti
yang telah di sebutkan sebelumnya di artikel Pengertian dan definisi unsur
halogen, bahwa yang termasuk unsur halogen adalah unsur-unsur yang
pada sistem periodik menempati posisi golongan VIIA, yaitu: F, Cl, Br, I,
At.  Semua unsur halogen asalnya adalah unsur diatomik, oleh karena itu
membutuhkan tambahan satu elektron untuk bisa membentuk konsfigurasi
unsur stabil sepeti gas mulia. Reaksi antar halogen merupakan reaksi
substitusi dan membentuk senyawa antar halogen itu sendiri. Reaksi antara
Iodium dan Clorin akan menghasilkan iodium clorida, dan seterusnya.

1.7 Pembuatan Halogen

Halogen dapat dibuat dengan cara elektrolisis atau dengan cara


mengoksidasi senyawa halida (X-). Pada umumnya unsur-unsur halogen
(X2) dibuat di laboratorium dengan cara mengoksidasi senyawa halida. Gas
fluorin (F2) jarang dibuat di laboratorium karena tidak ada oksidator yang
mampu mengoksidasi senyawa fluorida (F).

1.8 Fungsi Dan Manfaat Halogen


Fluorin

 Membuat senyawa klorofluoro karbon (CFC), yang dikenal dengan nama


Freon.
 Membuat Teflon.

Memisahkan isotop U-235 dari U-238 melalui proses difusi gas.

Senyawa Flouorin

 CFC (Freon) digunakan sebagai cairan pendingin pada mesin pendingin,


seperti AC dan kulkas. Freon juga digunakan sebagai propelena aerosol
pada bahan-bahan semprot. Penggunaan Freon dapat merusak lapisan ozon.
 Teflon (polietrafluoroetilena). Monomernya CF2=CF2, yaitu sejenis
plastik yang tahan panas dan anti lengket serta tahan bahan kimia,
digunakan untuk melapisi panci atau alat rumah tangga yang tahan panas
dan anti lengket.
 Asam fluoride (HF) dapat melarutkan kaca, karena itu dapat digunakan
untuk membuat tulisan, lukisan, atau sketsa di atas kaca.
 Garam fluoride ditambahkan pada pasta gigi atau air minum untuk
mencegah kerusakan gigi.

Klorin

 Untuk klorinasi hidrokarbon sebagai bahan baku industri serta karet


sintesis.
 Untuk pembuatan tetrakloro metana (CCl4).
 Untuk pembuatan etil klorida (C2H5Cl) yang digunakan pada pembuatan
TEL (tetra etillead) yaitu bahan adaptif pada bensin.
 Untuk industri sebagai jenis pestisida.
 Sebagai bahan desinfektans dalam air minum dan kolam renang.
 Sebagai pemutih pada industri pulp (bahan baku pembuatan kertas) dan
tekstil.
 Gas klorin digunakan sebagai zat oksidator pada pembuatan bromin.

Senyawa Klorin

 Senyawa natrium hipoklorit (NaClO) dapat digunakan sebagai zat pemutih


pada pakaian.
 Natrium klorida (NaCl) digunakan sebagai garam dapur, pembuatan klorin
dan NaOH, mengawetkan berbagai jenis makanan, dan mencairkan salju di
jalan raya daerah beriklim dingin.
 Asam klorida (HCl) digunakan untuk membersihkan logam dari karat pada
elektroplanting, menetralkan sifat basa pada berbagai proses, serta bahan
baku pembuatan obat-obatan, plastik, dan zat warna.
 Kapur klor (CaOCl2) dan kaporit (Ca(OCl2)) digunakan sebagai bahan
pengelantang atau pemutih pada kain.
 Polivinil klorida (PVC) untuk membuat paralon.
 Dikloro difenil trikloroetana (DDT) untuk insektisida.
 Kloroform (CHCl3) untuk obat bius dan pelarut.
 Karbon tetraklorida (CCl4) untuk pelarut organik.
 KCluntuk pembuatan pupuk.
 KClO3 untuk bahan pembuatan korek api.

Bromin

 Untuk membuat etil bromida (C2H4Br2).


 Untuk pembuatan AgBr.
 Untuk pembuatan senyawa organik misalnya zat warna, obat-obatan dan
pestisida.

Senyawa Bromin

 Etilbromida (C2H4Br2) suatu zat aditif yang dicampurkan kedalam


bensin bertimbal (TEL) untuk mengikat tibal, sehingga tidak melekat pada
silinder atau piston. Timbal tersebut akan membentuk PbBr2 yang mudah
menguap dan keluar bersama-sama dengan gas buangan dan akan
mencemarkan udara.
 AgBr merupakan bahan yang sensitif terhadap cahaya dan digunakan
dalam film fotografi.
 Natrium bromide (NaBr) sebagai obat penenang saraf.  Make Google view
image button visible.

Iodin

 IodinBanyak digunakan untuk obat luka (larutan iodin dalam alkohol


yang dikenal dengan iodium tingtur)
 Sebagai bahan untuk membuat perak iodida (AgI)
 Untuk menguji adanya amilum dalam tepung tapioka.

ssSenyawa Iodin

 KI digunakan sebagai obat anti jamur.


 Iodoform (CHI3) digunakan sebagai zat antiseptik.
 AgI digunakan bersama-sama dengan AgBr dalam film fotografi.
 NaI dan NaIO3 atau KIO3 dicampur dengan NaCl untuk mencegah
penyakit gondok. Kekurangan iodium pada wanita hamil akan
mempengaruhi tingkat kecerdasan pada bayi yang dikandungnya
BAB III

.
Kesimpulan

- Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang
memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam
dalam bentuk monoatomik karena sifatnya yang stabil. Yang tergolong ke
dalam gas kimia yaitu helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton (Kr),
xenon (Xe), dan radon yang bersifat radioaktif (Rn).

Sifat – sifat dari gas mulia yaitu Jari-jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari
atas ke bawah (He ke Rn) semakin besar karena bertambahnya kulit yang
terisi elektron. Energi ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena gaya
tarik inti atom terhadap elektron terluar semakin lemah. Afinitas elektron
unsur-unsur Gas mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol. Titik
didih unsur-unsur Gas mulia berbanding lurus dengan kenaikan massa atom.
Gas mulia memiliki banyak kegunaan, seperti helium yang dapat digunakan
untuk mengisi balon udara dan radon yang digunakan sebagai terapi kanker
karena bersifat radioaktif.
Di alam, gas mulia berada dalam bentuk monoatomik karena bersifat tidak
reaktif. Oleh karena itu, ekstraksi gas mulia umumnya menggunakan
pemisahan secara fisis. Pengecualian adalah radon yang diperoleh dari
peluruhan unsure radioaktif.

- Halogen adalah unsur kimia golongan 17 atau VIIA di tabel periodik.


Golongan ini juga dikenal sebagai golongan fluorin. Golongan ini terdiri dari
unsur fluorin (F), klorin (Cl), bromin (Br), iodin (I), unsur
radioaktif astatin (At), dan unsur sintetis yang radioaktif tenesin (Ts)

  Kritik dan Saran 

Saran yang kami dapat berikan bagi pembaca yang ingin membuat makalah
tantang “Gas Mulia dan Halogen” ini, untuk dapat lebih baik dari makalah
yang kami buat ini ialah dengan mencari lebih banyak refrensi dari berbagai
sumber, baik dari buku maupun dari internet, sehingga makalah anda akan
dapat lebih baik dari makalah ini. Mungkin hanya ini saran yang dapat kami
sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Anda mungkin juga menyukai