D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA : MARIA SINDRIANI WEA LIU
KELAS : XI IPA ³
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
BAB 2 PEMBAHASAAN
6Beberapa usur logam dan non logam, dalam bentuk unsur maupun senyawa, banyak
dimanfaatkan di dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur logam dan non logam
meningkat dengan berkembang pesatnya industri, baik sebagai alat, bahan dasar, maupun sumber
energi.
Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam Indonesia
sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi untuk
mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.
Unsur Logam yang sudah akrab dengan kehidupan kita sehari-hari diantara-Nya adalah, besi,
tembaga, atau perak. Ternyata unsur natrium pun bersifat logam. Namun, karena tak stabil dalam
keadaan unsurnya, ia lebih banyak kita temui dalam bentuk senyawanya.
Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada di
alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau
paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur kimia
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari unsur-
unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-
unsur tersebut. Melalui makalah ini kami harapkan pembaca dapat memahami dan mengetahui
kimia unsur lebih spesifik lagi.
RUMUSAN MASALAH
A. Apa saja unsur gas mulia B. Apa saja unsur-unsur halogen? C. Apa saja unsur-unsur
alkali? D. Apa saja unsur-unsur alkali tanah E. Apa saja unsur-unsur periode 3?
F. Apa saja unsur-unsur transisi periode 4
TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk menjawab pertanyaan atas rumusan
masalah diatas.Diharap pula para pembaca yang membaca makalah ini bisa
mendapat pengetahuan tambahan setelah membaca makalah ini
BAB II PEMBAHASAAN
Sifat fisika
Titik lelah dan titik didih yang sangat rendah . Titik didihnya mendekati nol derajat kelvin dan titik
didihnya hanya beberapa derajat di atas titik lelehnya. Gas mulia hanya akan mencair atau memadat
jika energi molekul – molekulnya sangat lemah , yaitu pada suhu yang rendah
Sifat kimia
1. Kulit terluarnya sudah penuh sehingga bersifat stabil
2. Gas mulia sukar bereaksi ( bersifat inert ) . Karena konfigurasi elektronnya stabil
sehingga jarang ditemukan dalam bentuk senyawa
3. Sangat inert , hanya beberapa senyawa yang dapat di bentuk senyawa tersebut
adalah XèF2, XèF4 dan XèF6.
4. Gas mulia sedikit larut dalam air kecuali helium dan neon karena ukuran
atomnya terlalu kecil.
2. Halogen
Halogen adalah unsur kimia golongan 17 atau VIIA di tabel periodik. Golongan ini juga
dikenali sebagai golongan fluorin. Golongan ini terdiri dari
unsur fluorin (F), klorin (Cl), bromin (Br), iodin (I), unsur radioaktif astatin (At), dan unsur
sintetis yang radioaktif tenesin (Ts).
Kelimpahan Halogen
Unsur-unsur dalam golongan halogen memiliki tingkat reaktivitas yang tinggi, sehingga alaminya
mereka hanya ada dalam bentuk senyawa. Asal kata “halogen” berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“halo” yang artinya garam, mengacu pada fakta bahwa unsur-unsur ini umumnya ditemukan dalam
bentuk garam anorganik. Ketersediaan unsur halogen ini sangat melimpah di lautan.
Sifat-sifat Halogen
Unsur halogen adalah Unsur-unsur golongan VIIA. Istilah Halogen itu berasal dari bahasa Yunani
yang berarti “pembentuk garam”. Dinamai demikian karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi
dengan logam membentuk
Sifat Fisika
- Titik didih relative rendah karena memiliki gaya Vander walls antar
molekulnya. Titik didih relative bertambah dari unsur Fluorin ke Iodin.
− Fluorin berupa gas berwarna kuning muda, klorin beruga gas berwarna hijau
muda, Bromin berupa zat cair merah kecokelatan dan Iodin padatan berwarna
ungu muda.
− Kelarutan dalam air berkurang dari F ke I. Iodin larut dalam KI.
− Kerapatan bertambah dari Fluorin ke Astatin.
Sifat Kimia
− Oksidator kuat atau mudah direduksi , dengan kenaikan sifat oksidator dari
Fluorin ke Iodin.
− Sifat asam halida meliputi:
• Sifat fisika : urutan titik didih asam halida adalah HF > HI > HBr > HCl Hal ini
karena gaya antar molekul HF adalah ikatan hidrogen sedangkan lainnya
gaya diplo-diplo yang relatif lebih lemah.
• Sifat kimia : urutan kekuatan asam halida adalah HI > HBr > HCl > HF
− Reaksi Halogen dengan Air adalah reaksi disproporsionasi kecuali Fluorin.
Contoh reaksi:
2 F2(g) + 2 H2O(l) → 4 HF(aq) + O2(g)
Asam Fluorida
Kelimpahan alkali
Unsur logam alkali terletak pada golongan IA dalam sistem periodik unsur. Unsur logam alkali bersifat
sangat reaktif sehingga hanya kita jumpai dalam bentuk senyawanya di alam. Salah satu unsur alkali
yang banyak di alam adalah Natrium dalam bentuk ion Na + yang banyak ditemukan di dalam air laut
dan banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari contohnya sebagai garam dapur (NaCl).
Kelimpahan unsur logam alkali di alam, sebagaimana tercantum dalam tabel
Sifat Fisika
− Logam Alkali bersifat lunak.
− Jika dibersihkan berwarna putih mengkilap. (Na berwarna pink)
− Penghantar panas dan listrik yang baik (konduktor).
− Titik leleh dan titik didihnya semakin ke bawah semakin rendah, disebabkan
kerapatan delokalisasi elektron (ikatan logam) yang makin rendah sehingga
atom–atomnya mudah dipisahkan.
Sifat Kimia
− Sangat reaktif, sehingga di alam tidak ditemukan sebagai unsur bebas.
− Reduktor kuat, sehingga mudah teroksidasi.
− Bereaksi dengan Halogen. Reaksi :
Reaksi: 2M(s) + X2 → 2MX(s)
Halida logam
Hidrida Logam
Unsur logam alkali tanah (IIA) ini terdiri dari Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra. Golongan ini mempunyai sifat-
sifat yang mirip dengan golongan IA. Perbedaannya adalah bahwa golongan IIA ini mempunyai
konfigurasi elektron ns2 dan merupakan Reduktor yang kuat. Meskipun lebih keras dari golongan,
tetapi golongan IIA ini tetap relatif lunak, perak mengkilat, dan mempunyai titik leleh dan kerapatan
lebih tinggi (Mc. Murry dan Fay, 2000: 220).
Kelimpahan alkali tanah
Unsur golongan alkali tanah terletak pada golongan IIA dalam sistem periodik unsur. Unsur-unsur
logam alkali tanah hanya ditemukan di alam dalam bentuk senyawa karena bersifat reaktif. Berilium
ditemukan dalam bentuk mineral yang disebut beril dan magnesium ditemukan dalam mineral air
laut seperti dolomit.
Periode 3 mengandung 8 unsur, yaitu: natrium, magnesium, aluminium, silikon, fosforus, belerang,
klorin, dan argon. Dua pertama, natrium dan magnesium, adalah anggota blok-s tabel periodik,
sementara lainnya adalah anggota blok-p. Perlu dicatat bahwa sudah ada sub kulit 3d, tetapi belum
terisi hingga periode 4, hal semacam ini memberi bentuk karakteristik pada tabel periodik “dua baris
dalam satu waktu”. Seluruh unsur periode 3 terdapat di alam dan memiliki setidaknya satu isotop
stabil.
Kelimpahan Unsur – Unsur periode ke 3
• Natrium (Na): Unsur logam yang penting dalam kehidupan sehari-hari dan
banyak ditemukan di air laut serta dalam garam dapur.
• . Magnesium (Mg): Logam ringan yang banyak digunakan dalam industri,
terutama dalam pembuatan logam paduan.
• Aluminium (Al): Logam ringan, kuat, dan tahan karat yang memiliki
berbagai aplikasi, termasuk sebagai bahan konstruksi dan kemasan.
• Silikon (Si): Non-logam yang merupakan komponen utama dalam pasir dan
batu, serta digunakan dalam industri semikonduktor.
• Fosfor (P): Unsur penting dalam biologi, digunakan dalam pupuk, detergen,
dan senyawa kimia.
• Belerang (S): Non-logam yang digunakan dalam industri kertas, pupuk, dan
senyawa kimia lainnya
• Klorin (Cl): Gas berbau tajam yang digunakan dalam pemurnian air dan
sebagai bahan kimia dalam industri
• Argon (Ar): Gas mulia yang tidak bereaksi secara kimia, digunakan dalam
industri dan sebagai gas pengisi lampu neon.
Unsur % Massa Mineral
Natrium 2,7 sendawa chili (NaNO3), kriolit (Na3AlF6), bijih silikat (Na2SiO3).
Magnesium 1,9 dolomit (MgCO3.CaCO3), magnesit (MgCO3), asbestor (CaMg3(SiO3)4), garam
inggris (MgSO4.
7H2O)
Aluminium 7,6 Kriolit (Na3AlF6), Bauksit (Al2O3.nH2O), Kaolin/Tanah Liat (Al2O3.6SiO2.2H2O),
Tawas K2SO4Al2(SO4)3.24H2O
Silikon 25,8 Silika (pasir, kuarsa), silikat (liat, mika)
Phosphor 0,1 Fosfor Ca3(PO4)2, Apatit 3Ca3(PO4)2 . CaF2
Sulfur < 0,1 FeS2 (pirit), ZnS (satelit), PbS (galenit), CaSO4 (gips), BaSO4 (barit)
Klor 0,2 Senyawa halite (NaCl), silvite (KCl), MgCl2 dan CaCl2
Argon < 0,1 Tidak ada
Tabel 1.1. Kelimpahan Unsur Periode 3 di Kulit Bumi
Sifat kimia
Dari table diatas dapat dilihat, bahwa natrium merupakan Reduktor terkuat, sedangkan klorin
merupakan oksidator terkuat. Meskipun natrium, magnesium, dan aluminium merupakan Reduktor
kuat, tetapi kereaktifannya berkurang dari Na ke Al. Sedangkan silikon merupakan Reduktor yang
sangat lemah, jadi hanya dapat bereaksi dengan oksidator-oksidator kuat, misalnya klorin dan
oksigen. Di lain pihak selain sebagai Reduktor, fosfor juga merupakan oksidator lemah yang dapat
mengoksidasi Reduktor kuat, seperti logam aktif. Sedangkan belerang yang mempunyai daya reduksi
lebih lemah daripada fosfor ternyata mempunyai daya pengoksidasi lebih kuat daripada fosfor.
Sementara klorin dapat mengoksidasi hampir semua logam dan nonlogam karena klorin adalah
oksidator kuat.
Dari table diatas, kalian dapat dilihat juga hidroksida unsur-unsur periode ketiga, yaitu NaOH,
Mg(OH)2 , Al(OH)3 , H2SiO3 , H3PO4 , H2SO4 , dan HClO4 . Sifat hidroksida unsur-unsur periode ketiga
tergantung pada energi ionisasinya. Hal ini dapat dilihat dari jenis ikatannya. Jika ikatan M – OH
bersifat ionik dan hidroksidanya bersifat basa karena akan melepas ion OH– dalam air, maka energi
ionisasinya rendah. Tetapi jika ikatan M – OH bersifat kovalen dan tidak lagi dapat melepas ion OH– ,
maka energi ionisasinya besar. Selain itu NaOH tergolong basa kuat dan mudah larut dalam air,
Mg(OH)2 lebih lemah daripada NaOH tetapi masih termasuk basa kuat. Namun Al(OH) 3 bersifat
amfoter, artinya dapat bersifat asam sekaligus basa. Hal ini berarti bila Al(OH) 3 berada pada
lingkungan basa kuat, maka akan bersifat sebagai asam, sebaliknya jika berada pada lingkungan asam
kuat, maka akan bersifat sebagai basa. Sedangkan H2SiO3 atau Si(OH)4 , merupakan asam lemah dan
tidak stabil, mudah terurai menjadi SiO2 dan H 2O. Begitu pula dengan H3PO4 atau P(OH)5 yang juga
merupakan asam lemah. Sementara H2SO4 atau S(OH)6 merupakan asam kuat, begitu juga HClO4 atau
Cl(OH)7 yang merupakan asam sangat kuat
Sifat fisika
• Titik Leleh dan Titik Didih: Titik leleh dan titik didih juga berbeda-beda
antar unsur Periode 3, tergantung pada sifat fisik masing-masing unsu2.
Warna dan Bau: Natrium dan Magnesium berwarna perak, Aluminium
berwarna abu-abu, Silikon berwarna cokelat keabu-abuan, dan Fosfor,
Belerang, dan Klorin adalah gas dengan warna khas yang berbeda-beda. 3.
Densitas: Densitas unsur-unsur ini bervariasi; Natrium dan Magnesium
memiliki densitas rendah, sementara Aluminium memiliki densitas sedang,
dan Silikon memiliki densitas tinggi.
• Titik Leleh dan Titik Didih: Titik leleh dan titik didih juga berbeda-beda
antar unsur Periode 3, tergantung pada sifat fisik masing-masing unsur.
- Skandium (Sc)
Skandium (Sc) terdapat dalam mineral torvetit (Sc2SiO7).
- Titanium (Ti)
Unsur ini terdapat dalam mineralrutil (TiO2) yang terdapat dalam bijih besi sebagai
ilmenit (FeTi)2O3 dan ferrotitanate (FeTiO3) juga terdapat dalam karang, silikat, bauksit
batu bara, dan tanah liat.
- Vanadium (V)
Vanadium terdapat dalam senyawa karnotit (K-uranil-vanadat)
[(K2(UO2)2 (VO4)2.3H2)], dan vanadinit (Pb5(VO4)3Cl).
- Kromium (Cr)
Bijih utama dari kromium di alam adalah kromit (FeO.Cr2O2) dan sejumlah kecil dalam
kromoker.
- Mangan (Mn)
Bijih utamanya berupa pirulosit (batu kawi) (MnO2), dan rodokrosit (MnCO3) dan
diperkirakan cadangan Mn terbesar terdapat di dasar lautan.
- Besi (Fe)
Besi (FE) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar 6,2% massa kerak
bumi). Besi jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi umumnya
ditemukan dalam bentuk mineral (bijih besi), seperti hematite
Dari table diatas, berikut ini penjabaran dari beberapa sifat fisika unsur logam transisi periode 4.
a. Sifat Logam
Kecuali seng logam-logam transisi memiliki elektron-elektron yang berpasangan. Hal ini lebih
memungkinkan terjadinya ikatan-ikatan logam dan ikatan kovalen antar atom logam transisi.
Ikatankovalen tersebut dapat terbentuk antara elektron-elektron yang terdapat pada orbital d.
Dengan demikian, kisi kristal logam-logam transisi lebih sukar dirusak dibanding kisi kristal logam
golongan utama. Itulah sebabnya logam-logam transisi memiliki sifat keras, kerapatan tinggi, dan
daya hantar listrik yang lebih baik dibanding logam golongan utama.
b. Titik Leleh dan Titik Didih
Unsur-unsur transisi umumnya memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena ikatan antar
atom logam pada unsur transisi lebih kuat. Titik leleh dan titik didih seng jauh lebih rendah
dibanding unsur transisi periode keempat lainnya karena pada seng orbital d-nya telah terisi penuh
sehingga antar atom seng tidak dapat membentuk ikatan kovalen.
C. Memiliki sifat magnetik
Dalam unsur transisi periode 4, logam-logamnya bersifat magnetik. Sifat magnetik ini dapat berupa
paramagnetik, diamagnetik, dan feromagnetik.
D. Jari-Jari Atom
Tidak seperti periode ketiga, jari-jari atom unsur-unsur transisi periode keempat tidak teratur dari
kiri ke kanan. Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya elektron-elektron 3d yang saling tolak-menolak
yang dapat memperkecil gaya tarik inti atom terhadap elektron-elektron. Akibatnya elektron-
elektron akan lebih menjauhi inti atom, sehingga jari-jari atomnya lebih besar.
E. Ion Berwarna
Tingkat energi elektron pada unsur-unsur transisi yang hampir sama menyebabkan timbulnya
warna pada ion-ion logam transisi. Hal ini terjadi karena elektron dapat bergerak ke tingkat yang
lebih tinggi dengan mengabsorpsi sinar tampak. Pada golongan transisi, subkulit 3d yang belum
terisi penuh menyebabkan elektron pada subkulit itu menyerap energi cahaya, sehingga
elektronnya tereksitasi dan memancarkan energi cahaya dengan warna yang sesuai dengan warna
cahaya yang dapat dipantulkan pada saat kembali ke keadaan dasar. Misalnya Ti2+ berwarna ungu,
Ti4+ tidak berwarna, Co2+ berwarna merah muda, Co3+ berwarna biru, dan lain sebagainya.
Sedangkan sifat kimia golongan transisi periode 4 dapat kalian lihat dari penjabaran berikut.
a. Kereaktifannya
Dari data potensial elektroda, unsur-unsur transisi periode keempat memiliki harga potensial
elektroda negatif kecuali Cu (E° = + 0,34 volt). Ini menunjukkan logam-logam tersebut dapat larut
dalam asam kecuali tembaga. Kebanyakan logam transisi dapat bereaksi dengan unsur-unsur
nonlogam, misalnya oksigen, dan halogen.
b. Pembentukan Ion Kompleks
Semua unsur transisi dapat membentuk ion kompleks, yaitu suatu struktur dimana kation logam
dikelilingi oleh dua atau lebih anion atau molekul netral yang disebut ligan. Antara ion pusat
dengan ligan terjadi ikatan kovalen koordinasi, dimana ligan berfungsi sebagai basa Lewis (penyedia
pasangan elektron).
Kesimpulan
Sifat-sifat unsur kimia dapat kita ketahui dari sifat fisis dan kimianya. Sama seperti pada
unsur-unsur dari gas mulia dan halogen. Dari sifat fisis kita dapat mengetahui penampilan
dari suatu unsur namun tanpa melibatkan pengubahan zat itu menjadi zat lain, serta dari
sifat kimianya kita dapat mengetahui reaksi-reaksi yang dapat dialami oleh zat itu, seperti
kereaktifan, daya oksidasi, daya reduksi, sifat asam, dan sifat basa.
SARAN
Saran yang saya dapat berikan bagi pembaca yang ingin membuat makalah tantang “Unsur-
unsur golongan utama dan golongan transisi” ini, untuk dapat lebih baik dari makalah yang
saya buat ini ialah dengan mencari lebih banyak referensi dari berbagai sumber, baik dari
buku maupun dari internet, sehingga makalah anda akan dapat lebih baik dari makalah ini.
Mungkin hanya ini saran yang dapat saya sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca sekalian. Terima kasih.
DAFTAR PUSAKA
Makalah Kimia Unsur http://la-randy.blogspot.com/2012/12/makalah-kimia-unsur.html?m=1
https://mamikos.com/info/materi-kimia-unsur-sma-kelas-12-pljr/
https://www.kocostar.id/topik-belajar/kelimpahan-unsur/