MA MUHAMMADIYAH 1 SUMBERREJO
BOJONEGORO
TAHUN AJARAN 2017/2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ilmiah dalam
bentuk makalah ini tanpa suatu halangan yang amat berarti hingga akhirnya penulis dapat
menyalesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan dukungannya dalam pembuatan makalah ini.Tak lupa penulis ucapan terima kasih
kepada Ibu guru kami yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, apabila ada kata di dalam makalah ini yang
kurang berkenan penulis mohon maaf sebesar - besanya.Sekali lagi penulis ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam pembuatan makalah
ini.Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Wassalamualikum Wr. Wb.
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................................ii
Daftar Isi ..............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1..............................................................................................................Latar Belakang 1
1.2.........................................................................................................Rumusan Masalah 2
1.3............................................................................................................................Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
2.1....................................................................................................Pengertian Gas Mulia 3
2.2.........................................................................................................Sejarah Gas Mulia 3
2.3...................................................................................................Sifat – sifat Gas Mulia 4
2.4..............................................................................................Reaksi-Reaksi Gas Mulia 11
2.5...................................................................................................Pembuatan Gas Mulia 13
2.6..................................................................................................Penggunaan Gas Mulia 14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
bersifat radioaktif. Karena sifat stabilnya, unsur-unsur Gas Mulia ditemukan di alam dalam
bentuk monoatomik. Konfigurasi elektron unsur-unsur Gas Mulia adalah ns2np6, kecuali He 1s2.
Gas Mulia terdapat dalam atmosfer bumi, untuk Helium terdapat di luar atmosfer. Helium
dapat terbentuk dari peluruhan zat radioaktif uranium dan thorium. Semua unsur - unsur gas
mulia terdiri dari atom -atom yang berdiri sendiri. Unsur gas mulia yang terbanyak di alam
semesta adalah Helium (banyak terdapat di bintang) yang merupakan bahan bakar dari
matahari. Radon amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan sekalipun ditemukan akan
cepat berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat radioaktif. Dan karena jumlahnya yang
sangat sedikit pula radon disebut juga sebagai gas jarang.
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa pengertian dari Gas Mulia
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah gas mulia
3. Untuk mengetahui sifat-sifat dari gas mulia
4. Untuk memahami bagaimana reaksi-reaksi dari gas mulia
5. Mengerti bagaimana proses pembuatan gas mulia
6. Untuk mengetahui penggunaan dari gas mulia
v
BAB II
PEMBAHASAN
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki kestabilan
yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik karena sifat
stabilnya, mempunyai sifat lengai, tidak reaktif, dan susah bereaksi dengan bahan kimia lain. Gas
mulia juga merupakan golongan kimia yang unsur-unsurnya memiliki elektron valensi luar
penuh, sehingga menjadi golongan yang paling stabil dalam sistem periodik unsur. Unsur-
unsurnya adalah He (Helium), Ne (Neon), Ar (Argon), Kr (Kripton), Xe (Xenon), dan Rn
(Radon) yang bersifat radioaktif. Konfigurasi elektron unsur-unsur Gas Mulia adalah ns2, np6,
kecuali He 1s2.
Gas Mulia yang sejati adalah unsur monoatomik. Disebut mulia karena unsur-unsur ini sangat
stabil, berfasa gas pada suhu ruang dan bersifat inert (sukar bereaksi dengan unsur lain). Tidak
ditemukan satupun senyawa alami dari gas mulia. Menurut Lewis, kestabilan gas mulia tersebut
disebabkan konfigurasi elektronnya yang terisi penuh, yaitu konfigurasi oktet (duplet untuk
Helium). Kestabilan gas mulia dicerminkan oleh energi ionisasinya yang sangat besar, dan
afinitas elektronnya yang sangat rendah.
Berikut ini adalah asal-usul mana unsur-unsur Gas Mulia yang diambil dari bahasa Yunani,
yaitu:
1) Helium à ήλιος (ílios or helios) = Matahari
2) Neon à νέος (néos) = Baru
3) Argon à αργός (argós) = Malas
4) Kripton à κρυπτός (kryptós) = Tersembunyi
5) Xenon à ξένος (xénos) = Asing
6) Radon (pengecualian) diambil dari Radium
vi
Dan pada tahun1895 Ramsay berhasil mengisolasi Helium, hal ini berawal dari penemuan
Janssen pada tahun 1868 saat gerhana matahari total. Janssen menemukan spektrum Helium dari
sinar matahari berupa garis kuning. Nama Helium sendiri merupakan saran dari Lockyer dan
Frankland.
Lalu pada tahun 1898 Ramsay dan Travers memperoleh zat baru yaitu Kripton, Xenon serta
Neon. Kripton dan Xenon ditemukan dalam residu yang tersisa setelah udara cair hampir
menguap semua. Sementara itu Neon ditemukan dengan cara mencairkan udara dan melakukan
pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat.
Pada tahun 1900 Radon ditemukan oleh Friedrich Ernst Dorn, yang menyebutnya sebagai
pancaran radium. Pada tahun William Ramsay dan Robert Whytlaw-Gray menyebutnya sebagai
niton serta menentukan kerapatannya sehingga mereka menemukan Radon adalah zat yang
paling berat di masanya (sampai sekarang). Nama Radon sendiri baru dikenal pada tahun 1923.
Pembuatan unsur gas mulia sendiri baru ditemukan pada tahun 1962. Pembuatan unsur
tersebut diawali oleh seorang ahli kimia yang berasal dari Kanada yaitu Neil Bartlett. Neil
Bartlett barhasil membuat senyawa xenon yaitu XePtF6, sejak saat itu barulah ditemukan
berbagai gas mulia lain yang berhasil di buat. Dan akhirnya istilah untuk menyebut zat-zat telah
berganti. Yang awalnya disebut gas inert (lembam) telah berganti menjadi gas mulia yang berarti
stabil atau sukar bereaksi.
vii
Entalpi peleburan
* 0,332 1,19 1,64 2,30 2,89
(kJ/mol)
Entalpi penguapan
0,0845 1,73 6,45 9,03 12,64 16,4
(kJ/mol)
Afinitas elektron
21 29 35 39 41 41
(kJ/mol)
Energi ionisasi
2640 2080 1520 1350 1170 1040
(kJ/mol)
Gas mulia memiliki titik didih dan titik leleh yang sangat rendah, oleh karena itu di alam gas
mulia berwujud gas. Gas mulia tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.
Berdasarkan jari-jari atom, gas mulia seharusnya Paling reaktif menangkap elektron. Namun,
pada kenyataannya golongan gas mulia sangat sulit bereaksi. Di alam unsur ini kebanyakan
ditemukan sebagai gas monoatomik. Hal ini dikarenakan konfigurasi elektronnya yang
memenuhi kulit terluar sehingga menjadi stabil.
Kereaktifan gas mulia akan bertambah seiring dengan bertambahnya nomor atom.
Bertambahnya nomor atom akan menambah jari-jari atom pula. Hal ini mengakibatkan gaya
tarik inti atom terhadap elektron terluar berkurang, sehingga lebih mudah melepaskan diri dan
ditangkap zat lain. Sampai saat ini, senyawa gas mulia yang sudah dapat bereaksi dengan zat lain
adalah xenon dan kripton, sedangkan helium, neon, dan argon masih sangat stabil.
Menurut percobaan yang dilakukan Neil Bartlett dan Lohmann, gas mulia hanya dapat
bereaksi dengan unsur Oksigen (O) dan Fosfor (F). Senyawa gas mulia yang ditemukan pertama
kali adalah XePtF6.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa:
Jari-jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke bawah semakin besar karena bertambahnya
kulit yang terisi electron
Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik inti atom terhadap
elektron terluar semakin lemah
Afinitas Elektron unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol
Titik didih unsur-unsur Gas Mulia berbanding lurus dengan kenaikan massa atom
Titik lebur unsur-unsur Gas Mulia mengikuti sifat titik didih.
Kestabilan unsur-unsur golongan gas mulia dan semakin besarnya harga energi ionisasi suatu
atom menyebabkan unsur-unsur gas mulia sukar membentuk ion (terionisasi), artinya sukar
untuk melepas elektron agar berubah jadi ion positif. Selain itu makin besar ukuran sebuah atom,
makin mudah melepas elektron kulit terluarnya, karena jaraknya makin jauh dari intinya yang
bermuatan positif.
Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi kereaktifan gas
mulia akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan pertambahan jari-jari atom yang
mengakibatkan gaya tarik inti atom terhadap elektron kulit terluar berkurang, sehingga lebih
mudah melepaskan diri dan ditarik oleh atom lain. Tetapi gas mulia adalah unsur yang tidak
viii
reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang sudah stabil, hal ini didukung kenyataan
bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom tunggal atau monoatomik. Tetapi bukan
berarti gas mulia tidak dapat bereaksi, hingga sekarang gas mulia periode 3 ke atas (Ar, Kr, Xe,
Rn) sudah dapat berreaksi dengan unsur yang sangat elektronegatif seperti Flourin dan Oksigen.
Sampai saat ini, senyawa gas mulia yang sudah dapat bereaksi dengan zat lain adalah xenon dan
kripton, sedangkan helium, neon, dan argon masih sangat stabil.
Titik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia lebih kecil dari pada suhu kamar (25 0C atau
298 K) sehinga seluruh unsur gas mulia berwujud gas. Karena kestabilan unsur-unsur gas mulia,
maka di alam berada dalam bentuk monoatomik. Titik leleh dan titik didih unsur – unsur gas
mulia perbedaannya sangat sedikit misalnya Neon meleleh pada suhu -2490C dan mendidih pada
suhu -2460C karena gaya tarik atom – atom gas mulia sangat kecil.
Adapula hal penting yang menyebabkan gas mulia amat stabil yaitu konfigurasi elektronnya.
Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah Duplet untuk He dan kaidah Oktet untuk Ne,
Ar, Kr, Xe dan Rn. Konfigurasi elektron gas mulia (kecuali He) berakhir pada ns 2 np6.
Konfigurasi tersebut merupakan konfigurasi elektron yang stabil, sebab semua elektron pada
kulitnya sudah berpasangan. Oleh sebab itu, tidak memungkinkan terbentuknya ikatan kovalen
dengan atom lain. Energi ionisasi yang tinggi menyebabkan gas mulia sukar menjadi ion positif
dan berarti sukar membentuk senyawa secara ionik.
Berikut adalah konfigurasi elektron gas mulia
Tabel 2. Konfigurasi elektron gas mulia
Nomor
Unsur Konfigurasi Elektron
Atom
He 2 1s2
Ne 10 [He] 2s2 2p6
Ar 18 [Ne] 3s2 3p6
Kr 36 [Ar] 4s2 3d10 4p6
Xe 54 [Kr] 5s2 4d10 5p6
Rn 86 [Xe] 6s2 5d10 6p6
Karena konfigurasi elektronnya yang stabil gas mulia juga biasa digunakan untuk
penyingkatan konfigurasi elektron bagi unsur lain.
contoh :
Br = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5
menjadi
Br = [Ar] 4s2 3d10 4p5
Dua elektron dari He membuat subkulit s menjadi penuh dan unsur-unsur gas mulia yang lain
pada kulit terluarnya terdapat 8 elektron karena kulit terluarnya telah penuh maka gas mulia
bersifat stabil dan tidak reaktif. Jadi afinitas elektronnya mendekati nol.
ix
Sifat Fisis
Gas mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya beberapa derajat di
atas titik cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya mulanya bertambah seiring
bertambahnya nomor atom. Sedangkan energi pengionnya berkurang.
Dari data-data di atas kita bisa lihat bahwa nomor atom, jari-jari atom, massa atom, massa
jenis, titik didih, titik beku, entalpi peleburan dan entalpi penguapan selalu bertambah dari He ke
Rn. Sedangkan energi ionisasi mengalami penurunan dari He ke Rn. Beberapa dari sifat tersebut
mengalami kenaikan karena gaya london terutama pada entalpi peleburan dan entalpi penguapan.
Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah Duplet untuk He dan kaidah Oktet untuk Ne,
Ar, Kr, Xe dan Rn. Sedangkan untuk He, Ne, Ar tidak memiliki nilai keelektronegatifan.
Dan bilangan oksidasi yang di atas adalah bilangan oksidasi yang sudah di ketahui hingga
sekarang.
Sifat Kimia
Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi kereaktifan gas
mulia akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan pertambahan jari-jari atom menyebabkan
daya tarik inti terhadap elektron kulit luar berkurang, sehingga semakin mudah ditarik oleh atom
lain. Tetapi gas mulia adalah unsur yang tidak reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang
sudah satbil, hal ini didukung kenyataan bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom
tunggal atau monoatomik. Tetapi bukan berarti gas mulia tidak dapat berreaksi, hingga sekarang
gas mulia periode 3 ke atas (Ar, Kr, Xe, Rn) sudah dapat berreaksi dengan unsur yang sangat
elektronegatif seperti Flourin dan Oksigen.
1) Helium
Sifat Fisis:
Fase gas
Massa jenis (0 °C; 101,325 kPa) 0,1786 g/L
Titik lebur (pada 2,5 MPa) 0,95 K (-272,2 °C, -458,0 °F)
Titik didih 4,22 K (-268,93 °C, -452,07 °F)
Konduktivitas termal (300 K) 151,3 mW/(m·K)
Struktur kristal heksagonal
Kapasitas kalor (25 °C) 20,786 J/(mol·K)
Sifat Kimia:
Tak berwarna, tak berbau, tak berasa, tak beracun, hampir inert
Deret kimia gas mulia
Tidak bisa diubah bentuknya menjadi benda padat hanya dengan menurunkan suhu
Molekul-molekul gasnya mengembang dengan cepat ketika dipanaskan ke suhu ruangan.
x
Sumber/ siklus:
Helium merupakan elemen kedua terbanyak di alam semesta. Helium diproses dari gas alam,
karena banyak gas alam yang mengandung gas helium
Secara spektroskopik helium telah dideteksi keberadaannya di bintang-bintang, terutama di
bintang yang panas. Helium juga merupakan komponen penting dalam reaksi proton-proton
dan siklus karbon yang memberikan bahan bakar matahari dan bintang-bintang lainnya
Pemfusian hidrogen menjadi helium menghasilkan energi yang luar biasa dan merupakan
proses yang dapat membuat matahari bersinar secara terus-menerus. Kadar helium di udara
sekitar 1 dalam 200,000. Walau banyak terdapat dalam berbagai mineral radioaktif sebagai
produk-produk radiasi, sebagian besar pasokan helium untuk Amerika Serikat terdapat di
sumur-sumur minyak Texas, Oklahoma, dan Kansas. Di luar AS, pabrik ekstraksi helium
hanya terdapat di Polandia, Rusia dan di India (data tahun 1984).
2) Neon
Sifat Fisis:
Fase gas
Kapasitas kalor (25 °C) 20.786 J/(mol·K)
Massa jenis (0 °C; 101,325 kPa) 0.9002 g/L
Titik lebur 24.56 K (-248.59 °C, -415.46 °F)
Titik didih 27.07 K (-246.08 °C, -410.94 °F)
Konduktivitas termal (300 K) 49.1 mW/(m·K)
Struktur kristal kubus berpusat badan
Sifat Kimia:
Tidak mudah bereaksi (inert), tak berwarna
Dapat bersenyawa dengan fluor
Dalam tabung vakum yang melepaskan muataaan listrik, Neon menyala oranye kemerahan
Memiliki kemampuan mendinginkan refrigerator 40 kali lipat dari helium cair dan 3 kali lipat
lebih dari hidrogen cair
Sumber/ siklus:
Neon adalah unsur gas mulia yang terdapat atmosfer hingga 1:65000 udara. Neon diperoleh
denganmencairkan udara dan melakukan pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat.
3) Argon
Sifat Fisis:
Fase gas dan tidak berwarna
xi
Titik lebur 83,80 K, (-189,35 °C, -308,83 °F)
Titik didih 87,30 K, (-185,85 °C, -302,53 °F)
Kapasitas kalor (25 °C) 20,786 J/(mol·K)
Struktur kristal kubus pusat muka
Konduktivitas thermal (300 K) 17,72 mW/(m·K)
Sifat Kimia:
Argon larut dalam air, 2.5 kali lipat daripada nitrogen
Memiliki kelarutan yang sama dengan oksigen
Merupakan campuran dari 3 isotop
Bukan gas yang mudah terbakar
Molekul argon hanya terdiri dari satu atom argon, yaitu Ar
Mudah larut dalam air
Tidak berbau dan tidak berasa
Argon tidak mudah ber-reaksi dengan elemen lain
Sumber:
Argon dihasilkan dari penyulingan cair karena atmosfer mengandung 0,94% argon. Atmosfer
mars mengandung 1,6 % isotop argon 40 dan sebesar 5 ppm untuk isotop argon 36.
4) Kripton
Sifat Fisis:
Warna spektrum hijau dan tanda spectral berwarna jingga
Kapasitas Kalor : (25 °C), 20,786 J/(mol·K)
Fase gas
Titik Lebur : 115,79 K
Titik Didih : 119,93 K
Massa Jenis : (0 °C; 101,325 kPa) 3,749 g/L
Pada temperature yang rendah, krypton dapar berbentuk sebagai cairan atau padat
Sifat Kimia:
Krypton sebuah gas mulia yang tanpa warna, bau, dan rasa
Krypton memiliki sifat inert (tidak reaktif) dan stabil
Saat Krypton bercampur dengan Argon, ketika mengisi gas lampu penghemat energi, Krypton
dapat mengurangi voltase dan konsumsi pengeluaran dan menghemat biaya dalam penerangan
Sumber/ Siklus:
xii
Kripton terdapat di udara dengan kadar 1 ppm. Atmosfer Mars diketahui mengandung 0.3
ppm kripton. Kripton didapat dari hasil destilasi udara cair. Kripton akan ditemukan terpisah dari
gas-gas lain. Krypton juga dapat diperoleh dari pembelahan uranium.
5) Xenon
Sifat Fisis:
Fase gas
Struktur kristal kubus
Kapasitas Kalor (100 kPa, 25 °C) 20,786 J·mol-1·K-1
Massa Jenis (0 °C, 101,325 kPa) 5,894 g/L
Titik Lebur (101,325 kPa) 161,4 K (-111,7 °C, -169,1 °F)
Titik Didih (101,325 kPa) 165,03 K (-108,12 °C, -162,62 °F)
Sifat Kimia:
Tidak berwarna
Tidak berbau
Tidak beracun
Sifat oksidatornya yang sangat kuat.
Sumber/ siklus:
Ditemukan dalam residu yang tersisa setelah menguapkan udara cair. Xenon adalah anggota
gas mulia atau gas inert. Terdapat di atmosfer kita dengan kandungan satu bagian per dua puluh
juta bagian atmosfer. Xenon terdapat dalam atmosfer Mars dengan kandungan 0.08 ppm. Unsur
ini ditemukan dalam bentuk gas, yang dilepaskan dari mineral mata air tertentu, dan dihasilkan
secara komersial dengan ekstraksi udara cair.
6) Radon
Berasal dari peluruhan panjang unsur radioaktif uranium dan peluruhan langsung radium. Rn
bersifat radioaktif dan mempunyai umur pendek sehingga setelah terbentuk, Rn akan kembali
meluruh menjadi unsur lainnya.
Rata-rata, satu bagian radon terdapat dalam 1 x 1021 bagian udara. Pada suhu biasa, radon
tidak berwarna, tetapi ketika didinginkan hingga mencapai titik bekunya, radon memancarkan
fosforesens yang teerang, yang kemudian menjadi kuning seiring menurunnya suhu. Radon
berwarna merah sindur pada suhu udara cair. Telah dilaporkan bahwa fluor bereaksi dengan
radon, membentuk senyawa fluorida. Radon klathrat juga telah ditemukan.
xiii
Gas Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan memiliki kestabilan yang
tinggi. Tetapi gas mulia pun masih dapat bereaksi dengan atom lain. Karena sebenarnya tidak
semua sub kuit pada gas mulia terisi penuh.
Contoh:
Ar : [Ne] 3s2 3p6
Sebenarnya atom Ar masih memiliki 1 Sub kulit yang masih kosong yaitu sub kulit d
jadi
Ar : [Ne] 3s2 3p6 3d0
jadi masih bisa diisi oleh atom-atom lain.
Sampai dengan tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur-unsur gas mulia tidak
bereaksi. Kemudian seorang ahli kimia kanada bernama Neil Bartlet berhasil membuat
persenyawaan yang stabil antara unsur gas mulia dan unsur lain, yaitu XePtF6.
Keberhasilan ini didasarkan pada reaksi:
PtF6 + O2 → (O2)+ (PtF6)-
PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki harga energi ionisasi 1165 kJ/mol,
harga energi ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi unsur gas mulia Xe = 1170 kJ/mol.
Atas dasar data tersebut, maka untuk pertama kalinya Bartlet mencoba mereaksikan Xe
dengan PtF6 dan ternyata menghasilkan senyawa yang stabil sesuai dengan persamaan reaksi:
Xe + PtF6 → Xe+(PtF6)-
Setelah berhasil membentuk senyawa XePtF6, maka gugurlah anggapan bahwa gas mulia
tidak dapat bereaksi. Kemudian para ahli lainnya mencoba melakukan penelitian dengan
mereaksikan xenon dengan zat-zat oksidator kuat, diantaranya langsung dengan gas flourin dan
menghasilkan senyawa XeF2, XeF4, dan XeF6.
Reaksi gas mulia lainnya, yaitu krypton menghasilkan senyawa KrF 2. Radon dapat bereaksi
langsung dengan F2 dan menghasilkan RnF2. Hanya saja senyawa KrF2 dan RnF2 bersifat (tidak
stabil).
Tabel 3. Beberapa senyawaan Xenon
Tingkat Senyawaan Bentuk Titik Struktur Tanda-tanda
Oksidasi Didih
(˚C)
II XeF2 Kristal tak 129 Linear Terhidrolisis
berwarna menjadi Xe + O2;
IV XeF4 Kristal tak 117 Segi-4 sangat larut
berwarna dalam HF
Stabil
VI XeF6 Kristal tak 49,6 Oktahedral Stabil
berwarna terdistorsi
xiv
Cs2XeF8 Padatan Archim. Stabil pada 400˚
XeOF4 kuning Antiprisma
XeO3 Cairan tak -46 Piramid Stabil
berwarna segi-4 Mudah meledak,
Kristal tak Piramidal higroskopik;
berwarna stabil dalam
larutan
VIII XeO4 Gas tak Tetrahedral Mudah meledak
berwarna
XeO6 4- Garam tak Oktahedral Anion- anion
berwarna HXeO63-,
H2XeO62-,
H3XeO6- ada juga
Senyawa gas mulia He dan Ne sampai saat ini belum dapat dibuat mungkin karena tingkat
kestabilannya yang sangat besar. Gas-gas ini pun sangat sedikit kandungannya di bumi. dalam
udara kering maka akan ditemukan kandungan gas mulia sebagai berikut : Helium = 0,00052 %;
Neon = 0,00182 %; Argon = 0,934 %; Kripton = 0,00011 %; Xenon = 0,000008; Radon =
Radioaktif*
Berikut adalah beberapa contoh Reaksi dan cara pereaksian pada gas mulia
Tabel 4. contoh Reaksi dan cara pereaksian pada gas mulia
Nama senyawa yang
Gas Mulia Reaksi Cara peraksian
terbentuk
Senyawa ini dihasilkan oleh fotolisis
Ar(Argon) Ar(s) + HF → HArF Argonhidroflourida dan matriks Ar padat dan stabil pada
suhu rendah
Reaksi ini dihasilkan dengan cara
mendinginkan Kr dan F2pada suhu -
Kr(Kripton) Kr(s) + F2 (s) → KrF2 (s) Kripton flourida
196 0C lalu diberi loncatan muatan
listrik atau sinar X
Xe(Xenon) Xenon flourida XeF2 dan XeF4 dapat
Xe(g) + F2(g) → XeF2(s) diperoleh dari pemanasan Xe dan
Xenon oksida F2pada tekanan6 atm, jika umlah
Xe(g) + 2F2(g) → XeF4(s) peraksi F2 lebih besar maka akan
diperoleh XeF6
Xe(g) + 3F2(g)→ XeF6(s)
xv
XeO4 dibuat dari reaksi
XeF6(s) + 3H2O(l) → disproporsionasi(reaksi dimana unsur
XeO3(s) + pereaksi yang sama sebagian
6HF(aq)6XeF4(s) + teroksidasi dan sebagian lagi tereduksi)
12H2O(l) → 2XeO3(s) + yang kompleks dari larutan XeO3 yang
4Xe(g) + 3O(2)(g) + bersifat alkain
24HF(aq)
Rn(Radon) Rn(g) + F2(g) → RnF Radon flourida Bereaksi secara spontan.
Fluorida XeF2, XeF4, dan XeF6 diperoleh dengan mereaksikan xenon dengan flouor dalam
kuantitas yang makin bertambah. Dalam senyawa-senyawa ini, xenon mempunyai bilangan
oksidasi genap +2, +4, dan +6, yang khas bagi kebanyakan senyawaan xenon. Fluorida-fluorida
adalah lahan permulaan untuk mensintesis senyawaan xenon lainnya.
Satu-satunya produk yang diperoleh bila krypton bereaksi dengan fluor adalah difluoridanya,
KrF2. Tak dikenal lain-lain keadaan oksidasi selain +2. Dari kira-kira selusin senyawaan krypton
yang dikenal, semuanya merupakan garam kompleks yang diturunkan dari KrF 2. Karena radon
bersifat radioaktif dan mempunyai waktu paruh empat hari, kekimiawiannya sukar dipelajari.
Namun, eksistensi radon fluorida, baik yang mudah menguap maupun yang tak mudah menguap,
telah didemonstrasikan.
xvi
Gas neon yang mempunyain titik didih rendah (-245,9 0C) akan terkumpul dalam kubah
kondensor sebagai gas yang tidak terkonsentrasi (tidak mencair).
Gas kripton (Tb = -153,2 0C) dan xenon (Tb = -108 0C) mempunyai titik didih yang lebih
tinggi dari gas oksigen sehingga akan terkumpul di dalam kolom oksigen cair di dasar kolom
destilasi utama. Dengan pengaturan suhu sesuai titik didih, maka masing-masing gas akan
terpisah.
Di tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur-unsur gas mulia tidak bereaksi. Kemudian
seorang ahli kimia kanada bernama Neil Bartlet berhasil membuat persenyawaan yang stabil
antara unsur gas mulia dan unsur lain, yaitu XePtF6.
Keberhasilan ini didasarkan pada reaksi:
PtF6 + O2 → (O2)+ (PtF6)-
PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki harga energi ionisasi 1165 kJ/mol,
harga energi ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi unsur gas mulia Xe = 1170 kJ/mol.
Radon diperoleh dari peluruhan panjang unsure radioaktif U-238 dan peluruhan langsung Ra-
226. Rn bersifat radioaktif dan mempunyai waktu paro yang pendek yakni 3,8 hari sehingga
cenderung cepat meluruh menjadi unsur lain. Radon belum diproduksi secara komersial.
xvii
3) Neon biasanya digunakan untuk mengisi lampu neon.
4) Neon cair sekarang tersedia secara komersial dan sangat penting diterapkan sebagai pembeku
embrio (bakal makhluk hidup) yang ekonomis.
Argon
1) Tanaman membutuhkan argon untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya.
Kelebihan unsur ini bisa menyebabkan keracunan pada tanaman. Keracunan akar oleh argon
banyak terdapat pada tanah persawahan.
2) Berfungsi dalam proses pengelasan.
3) Pembuatan bola lampu listrik.
4) Cairan argon, argon mencegah oksidasi dari baja cair dan akan berlangsung proses
pengurangan belerang dan gas-gas di dalam cairan baja.
5) Argon, baik murni maupun mengandung sedikit karbon dioksida, oksigen, hidrogen dan
helium, banyak dipergunakan sebagai gas pelindung dalam aplikasi pengelasan terhadap baja
karbon dan steinless, aluminium, magnesium, dan sebagainya.
6) Dipergunakan di bidang metalurgi untuk pengolahan panas sistem gas proteksi, khususnya
untuk memperkuat baja yang banyak mengandung karbon, dimana dekarburisasi harus
dihindari.
7) Argon bertindak sebagai gas pembawa silane pada pergantian komposisi silikon.
8) Argon dipergunakan di industri besi dan baja.
9) Argon juga digunakan sebagai gas pembawa dalam kromatografi.
Kripton
1) Pengisi bola lampu blitz pada kamera.
2) Kripton dapat digabungkan dengan gas lain untuk membuat sinar hijau kekuningan yang
dapat digunakan sebagai kode dengan melemparkannya ke udara.
3) Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan rendah.
4) Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi.
Xenon
1) Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri) dan
pembuatan tabung elektron.
2) Isotop-nya dapat digunakan sebagai reaktor nuklir.
3) Sebagai obat bius pada pembedahan.
4) Sebagai pengisi bola lampu disko yang berwarna-warni.
5) Digunakan dalam pembuatan tabung elektron.
Radon
xviii
1) Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif. Namun demikian, jika
radon terhisap dalam jumlah banyak, malah akan menimbulkan kanker paru-paru.
2) Radon juga dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, karena bila lempengan bumi
bergerak kadar radon akan berubah sehingga bisa diketahui bila adanya gempa dari perubahan
kadar radon.
BAB III
PENUTUP
xix
3.1 Kesimpulan
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki kestabilan
yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik karena sifat
stabilnya. Disebut mulia karena unsur-unsur ini sangat stabil, berfasa gas pada suhu ruang dan
bersifat inert (sukar bereaksi dengan unsur lain). Tidak ditemukan satupun senyawa alami dari
gas mulia.
Gas mulia adalah grup elemen kimia dengan sifat-sifat yang sama: di kondisi standar, mereka
semua tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik dengan reaktivitas yang sangat rendah.
Mereka ditempatkan di grup 18 (8A) dari tebel periodik (sebelumnya dikenal dengan grup 0),
yaitu helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton (Kr), xenon (Xe), dan radon yang bersifat
radioaktif (Rn).
Sifat-sifat gas mulia bisa dijelaskan dengan baik dengan teori modern tentang struktur atom:
valensi elektron kulit luar mereka dianggap "penuh", memberi mereka sedikit sekali kesempatan
untuk berpartisipasi dalam reaksi kimia, dan hanya beberapa ratus senyawa yang telah disiapkan.
Titik didih dan titik leleh gas mulia mempunyai nilai yang dekat, berbeda kurang dari 10 °C (18
°F); yang mengakibatkan mereka berbentuk cairan dalam jangkauan suhu yang pendek. Jari-jari
atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke bawah semakin besar karena bertambahnya kulit yang
terisi elektron. Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik inti atom
terhadap elektron terluar semakin lemah. Afinitas Elektron unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil
sehingga hampir mendekati nol. Titik didih unsur-unsur Gas Mulia berbanding lurus dengan
kenaikan massa atom.
DAFTAR PUSTAKA
xx
Anonim. 2009. Gas Mulia. http://gas-mulia.blogspot.com/2009/11/gas-mulia.html.Diakses pada
tanggal 16 Juli 2012
Anonim. 2010. Kegunaan Gas Mulia. http://www.e-dukasi.net/index.php?
mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/
view&id=369&uniq=3266.Diakses pada tanggal 16 Juli 2012
Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press
xxi