Anda di halaman 1dari 32

GAS MULIA

PENULIS
ANASTASYA GAYATRI MARWAN

CESSYA NOVIANDRA BR TARIGAN

CINDY FITRIA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan buku yang berisi tentang materi gas mulia
Dengan tersusunnya tugas ini penulis berharap dapat bermanfaat dalam proses belajar
mengajar tidak hanya untuk penulis tetapi juga para pembacanya selain itu penulis juga
berharap memperoleh nilai yang baik untuk tugas ini.
Dalam kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
ibu Siti rahmah selaku dosen kami yang telah membina dan mengarahkan penulis untuk
dapat menyelesaikan tugas ini dengan hasil yang baik dan penulis juga berterima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas ini.

Mengingat bahwa manusia memiliki kelebihan maupun kekurangan dalam


mengerjakan sesuatu hal, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
semua agar bisa lebih baik lagi dalam hal penulisan karya selanjutnya.

Medan, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... …..ii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... ….iii

CAPAIAN PEMBELAJARAN.............................................................................................. ….iv

URAIAN MATERI.......................................................................................................... ….v

Sejarah penemuan gas mulia…………............................................................................ ….1

Keberadaan Gas Mulia Di Alam......................................................................................... ….1

Pembuatan gas mulia .............................................................................................. ….1

Kegunaan gas mulia……………………………………………………………………………….2

Persenyawaan gas mulia………………………………………………………………………….3

Sifat-sifat gas mulia……………………………………………………………………………….3

Manfaat gas mulia…………………………………………………………………………………5

Golongan gas mulia……………………………………………………………………………….7

Contoh soal dan pembahasan…………………………………………………………………..8

DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR GAMBAR

Cover

Gambar.1.1. Gas Mulia

Gambar.1.2. Helium

Gambar.1.3. Neon

Gambar.1.4. Argon

Gambar.1.5. Kripton

Gambar.1.6. Xenon

Gambar.1.7. Radon

Gambar.1.8. Senyawa Kimia

Gambar.1.9. Gas Mulia

Gambar.1.10. Helium

Gambar.1.11. Neon

Gambar.1.12.Argon

Gambar.1.13.Kripton

Gambar.1.14.Xenon

Gambar.1.15.Radon

Gambar.1.16. Kristal Xenon

Gambar.1.17.Buku 1

Gambar.1.18.Buku 2

Gambar.1.19.Buku 3

iii
iii
CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Sifat – sifat Gas Mulia

 Sifat atomik

Unsur-unsur gas mulia memiliki konfigurasi elektron valensi yang oktet, yaitu ns2 np6,


kecuali pada He dengan konfigurasi duplet 1s2. Jari-jari atom dari He ke Rn bertambah
sebagaimana bertambahnya jumlah kulit elektron. Konfigurasi elektron dengan kulit
valensi terisi penuh demikian menyebabkan gas mulia cenderung sangat stabil (sangat
sukar bereaksi).

Selain itu, unsur-unsur gas mulia memiliki energi ionisasi yang sangat besar dan afinitas
elektron yang sangat rendah. Energi ionisasi dari He ke Rn semakin berkurang,
sebagaimana bertambahnya jari-jari atom sehingga gaya tarik inti terhadap elektron
valensi semakin melemah dan energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron
semakin berkurang.

 Sifat fisis

Unsur-unsur gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih yang sangat rendah. Titik
didihnya hanya beberapa derajat Celcius di atas titik lelehnya. Titik leleh dan titik didih
dari He ke Rn bertambah sebagaimana kekuatan gaya London (gaya dispersi) bertambah
seiring dengan bertambahnya massa atom dan jari-jari atom.

Densitas (kerapatan) gas mulia juga cenderung bertambah dari He ke Rn. Densitas gas
dipengaruhi oleh massa atom, jari-jari atom, dan gaya London. Densitas gas akan
bertambah dengan bertambahnya massa atom dan kekuatan gaya London, namun akan
berkurang dengan bertambahnya jari-jari atom. Namun demikian, pengaruh massa atom
dan gaya London lebih signifikan dibanding pengaruh jari-jari atom dalam hal ini,
sehingga densitas bertambah dari He ke Rn.

iv
 Sifat kimia

Oleh karena konfigurasi elektron yang stabil, unsur-unsur gas mulia cenderung tidak
reaktif (sangat sulit bereaksi). Hal ini didukung oleh fakta bahwa di alam gas mulia selalu
ditemukan dalam bentuk monoatomik (atom tunggal). Namun demikian, para ahli telah
berhasil mensintesis senyawa gas mulia Ar, Kr, Xe, dan Rn. Kereaktifan unsur meningkat
dari Ar ke Rn, di mana dalam reaksi dengan fluorin, Rn dapat bereaksi spontan, Xe
memerlukan pemanasan atau penyinaran dengan sinar UV agar reaksi berlangsung, dan
Kr hanya bereaksi jika diberi muatan listrik atau sinar X pada suhu yang sangat rendah.

Unsur He dan Ne ditemukan tidak mengalami reaksi kimia dan membentuk senyawa.


Unsur Ar diketahui bereaksi dengan HF membentuk senyawa HArF pada suhu 18 K.
Unsur Kr dapat bereaksi dengan F2 membentuk senyawa KrF2 dalam kondisi
didinginkan pada −196°C dan diberi loncatan muatan listrik atau radiasi sinar X. Unsur
Xe dapat bereaksi dengan F2 membentuk tiga senyawa fluorida biner yang berbeda—
XeF2, XeF4, dan XeF6—bergantung pada kondisi reaksi dan jumlah reaktan. Unsur Rn
bereaksi secara spontan dengan F2 membentuk senyawa RnF2.

 Ketersedian Gas Mulia

Oleh karena sifatnya yang stabil, di alam gas mulia ditemukan dalam bentuk monoatomik
(atom tunggal). Unsur-unsur gas mulia, kecuali radon, dapat ditemukan di udara pada
atmosfer meskipun dalam konsentrasi yang sangat kecil. Di antara gas mulia, argon
merupakan yang paling banyak terdapat di udara dengan kadar 0,93% dalam udara
kering (bebas uap air). Helium lebih banyak ditemukan dalam gas alam (dengan kadar
~1%) daripada dalam udara (~0,00052%). Sementara radon berasal dari peluruhan
radioaktif radium dan uranium. Radon juga bersifat radioaktif dan memiliki waktu paro
yang relatif pendek sehingga radon akan kembali meluruh menjadi unsur lainnya.

 Persenyawaan Gas Mulia

Gb.1.1 . Gas Mulia

H. Bartlett mempelajari sifat platina fluorida PtF6 tahun 1960-an, dan


mensintesis O2PtF6.

v
PtF6- + O2      →      O2 PtF6

PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki harga energi ionisasi 1180
kJmol-1, harga energi ionisasi xenon adalah 1170 kJmol-1, energi ionisasi Xe cukup
dekat dengan energi ionisasi O2, atas dasar data tersebut, maka untuk pertama kalinya
Bartlett mencoba mereaksikan Xe dengan PtF6 dan ternyata menghasilkan senyawa
yang stabil dengan persamaan reaksi :

Xe + PtF6-  →   XePtF6       

 L. Pauling telah meramalkan keberadaan KrF6, XeF6, dan H4XeO6, dan

mengantisipasi sintesisnya. Di tahun 1932, seorang fellow riset, A. L. Kaye,


di laboratoriumnya D. M. L. Yost di Caltech, tempat Pauling juga bekerja,
berusaha mempreparasi senyawa gas mulia. Walaupun preparasi yang dilakukannya
rumit dan penuh semangat, usaha untuk mempreparasi senyawa xenon dengan
mengalirkan arus lucutan melalui campuran gas xenon, fluorin, atau khlorin tidak
berhasil. Pauling, dikabarkan setelah kegagalan itu, tidak berminat lagi dalam studi
senyawa gas mulia. Walaupun R. Hoppe dari Jerman memprediksikan dengan
pertimbangan teoritik bahwa senyawa XeF2 dan XeF4 bakal ada, jauh sebelum
penemuan Bartlett, ia sendiri melakukan sintesis setelah mengetahui penemuan
Bartlett. Sekali suatu senyawa jenis tertentu telah dipreparasi, senyawa analognya
dipreparasi satu demi satu. Ini juga umum dalam kimia sintetik di masa-masa
selanjutnya, dan sekali lagi ini menunjukkan pentingnya penemuan pertama.

 Syarat persenyawaan gas mulia adalah

1.    Gas mulia yang bereaksi itu harus memiliki jari-jari yang besar.

2.    Gas mulia hanya bereaksi dengan unsur-unsur yang sangat elektronegatif, seperti
oksigen dan fluorin.

Walaupun gas mulia memang sulit bereaksi, namun bukan berarti tidak mungkin
bersenyawa dengan unsur-unsur lain. Persenyawaan tersebut dimungkinkan melalui
beberapa cara, yaitu:

a.     Ikatan Koordinasi 

     Hal ini dimungkinkan mengingat gas mulia memiliki pasangan elektron bebas
(sepasang untuk He dan empat pasang untuk gas mulia yang lain). Oleh karena itu, gas
mulia dapat berfungsi sebagai atom donor pasangan electron bebas dalam ikatan
koordinasi.

b.    Interaksi dipol

Jika gas mulia bercampur dengan senyawa polar yang memiliki momen dipol   yang
besar (misalnya air), maka akan terjadi polarisasi padanya sehingga terbentuk dipol
terinduksi dalam atom gas mulia. Hal ini terbukti dari besarnya kelarutan gas mulia
dalam air yang bertambah sesuai dengan kenaikan berat atom. Dengan cara ini telah
dikenal beberapa senyawa yang berasal dari gas mulia dengan fenol, seperti
Kr(C6H5OH)2, Xe(C6H5OH)2, dan Rn(C6H5OH)2.

v
c.     Keadaan tereksitasi

Dengan menyerap sejumlah energi, gas mulia dapat mengalami eksitasi dari keadaan
dasar. Helium dalam keadaan ini akan memiliki konfigurasi elektron 1s12s1, setelah
menyerap energi sebesar 4.650 kkal. Helium dalam tabung lucutan listrik terdapat
dalam ion He2+ , HeH+ dan HeH2+. Electron logam dalam tabung tersebut ternyata
juga menyerap gas mulia sehingga terbentuk beberapa macam senyawa, misalnya :
Pt3He dan FeAr

Hingga saat ini, gas mulia yang sudah berhasil disintesis menjadi suatu senyawa baru
empat unsur yang paling berat, yaitu: argon, krypton, xenon, dan radon. Beberapa
senyawa yang berhasil dibuat dari unsur gas mulia tersebut, diantaranya:

a.       Argon dalam senyawa HArF (argon hidrofluorida)

b.      Kripton dalam senyawa KrF2 (kripton difluorida)

c.  Xenon dalam senyawa XeF2 (xenon difluorida), XeF4 (xenon tetrafluorida),


XeF6 (xenon heksafluoro)

Dari beberapa senyawa tersebut, yang palng penting adalah senyawaan xenon, baik
dalam bentuk fluorida maupun oksidanya.

Bilangan oksidasi yang paling penting dari Xe di senyawanya adalah +2,+ 4, dan
+6. Xenon bereaksi langsung dengan fluor untuk menghasilkan XeF2, XeF4, dan
XeF6. Xenon juga membentuk beberapa
oxofluorida. Oxofluorida XeOF2 memiliki bentuk T dan XeO3F2 memiliki
bentuk  trigonal bipiramida. XeOF4  bebentuk segiempat piramida sangat mirip dengan
IF5 di sifat fisik dan kimianya.

A. Fluorida xenon

Xenon, Xe, bereaksi dengan unsur yang paling elektronegatif, misalnya fluorin,
oksigen, dan dengan senyawa yang mengandung unsur-unsur ini, misalnya platinum
fluorida, PtF6. Walaupun senyawa xenon pertama dilaporkan tahun 1962 sebagai
XePtF6, penemunya N. Bartlett, kemudian mengoreksinya sebagai campuran senyawa
Xe[PtF6]x (x= 1-2). Bila campuran senyawa ini dicampurkan dengan gas fluorin dan
diberi panas atau cahaya, flourida XeF2, XeF4, dan XeF6 akan dihasilkan.
XeF2 berstruktur bengkok, XeF4 bujur sangkar, dan XeF6 oktahedral terdistorsi.
Walaupun preparasi senyawa ini cukup sederhana, namun sukar untuk mengisolasi
senyawa murninya, khususnya XeF4.

1. Xenon difluorida

v
Xenon difluorida dapat dibuat dengan menginteraksikan Xe dengan F2 dalam jumlah tak
berlebihan pada tekanan 1 atm dan pada suhu 400°C.

Ia larut dalam air menghasilkan larutan dengan bau tajam XeF2. Hidrolisis berlangsung
lambat dalam larutan asam, namun cepat dengan adanya basa :

XeF2 + 2OH-      →      Xe + O2 + 2F- + H2O

Larutan XeF2 adalah pengoksidasi kuat, mengoksidasi HCL menjadi Cl2 dan Ce(III)
menjadi Ce(IV). XeF2 juga merupakan zat donor fluor bagi senyawa organik; misalnya,
dengan benzena membentuk C6H5F. XeF2 pereaksi yang baik untuk reaksi flourinasi
benzene yaitu untuk mensubsitusi atom H pada benzene dengan atom F

  C6H6 + XeF2         →      C6H5F  + Xe  + HF

Sifat kimia lain yang sangat terlihat dari fluorida xenon adalah kekuatan oksidasinya :

2XeF2(s) + 2H2O(l)    →         2Xe(g) + 4HF(g) + O2(g)

Seperti halnya dengan interhalogens, fluorida  xenon bereaksi dengan asam Lewis yang
kuat untuk membentuk kation fluorida xenon:

XeF2(s) + SbF5(l)       →      [XeF]+[SbF6]-(s)

  

2. Reaksi – Reaksi Gas Mulia

v
3. Cara Ekstraksi Gas Mulia

Di alam gas mulia berbentuk monoatomik karena sifatnya tidak reaktif. Ekstraksi
gas mulia biasanya menggunakan pemisahan secara fisis. Radon adalah
perkecualiannya karena didapatkan dari peluruhan unsure radioaktif.

1. Ekstraksi He (Helium) dari gas alam  

Kandungan gas alam seperti hidrokarbon dan zat seperti uap air, CO2, He, dan
pengotor lainnya. Proses pengembunan (Liquefaction) berfungsi untuk
mengekstraksi Helium dari gas alam. Pada tahap awal, uap air dan CO2
dipisahkan (karena proses pengembunan, uap air dan CO2 dapat membentuk
padatan yang berakibat penyumbatan pipa). Kemudian, gas alam diembunkan di
atas suhu pengembunan He. Produk yang diperoleh adalah campuran gas He (50
%) N2 serta pengotor yang lain. Proses pemurnian Helium:  

Proses kriogenik (menghasilkan dingin).  


Campuran gas diberi sebuah tekanan, kemudian agar N2 mengembun gas
didinginkan dengan cepat sehingga bisa dipisahkan, sisa campuran yang
melewati arang teraktivasi akan menyerap pengotor sehingga didapatkan Helium
yang sangat murni.  

Proses adsorpsi.  
Campuran gas melewati bahan penyerap (adsorbent bed) sehingga pengotor
secara selektif akan terserap. Produk yang dihasilkan berupa He dengan kadar
99,997% atau lebih.  

2. Ekstraksi He, Ne, Ar, Xe, dan Kr dari udara  

Pada tahap awal, uap air dan CO2 dipisahkan, lalu udara diembunkan dengan
diberikan tekanan sebesar 200 atm kemudian diikuti pendinginan cepat. Udara
sebagian besar membentuk fase cair dengan banyaknya kandungan gas, yakni

v
60% gas mulia (Ar, Xe, Kr, dan N2 sisanya. Sisa udara yang terdapat kandungan
He dan Ne titik didihnya rendah sehingga tidak mengembun. Proses pemisahan
Ar, Xe dan Kr dalam udara cair :  

Proses adsorpsi.  
O2 direaksikan dengan Cu panas dan N2 direaksikan dengan Mg. Arang
teraktivasi mengdiadsorpsi campuran (Ar, Xe, dan Kr). Ketika arang dipanaskan
perlahan, pada suhu tertentu, gas akan terdesorpsi (keluar) dari arang. Air
diperoleh pada suhu -800, sementara Ar, Kr dan Xe air diporoleh pada suhu yang
lebih tinggi.

Proses distilasi fraksional  


Proses ini dengan menggunakan tekanan tinggi kolom distilasi fraksional. Prinsip
pemisahan adalah perbedaan tinggi rendahnya titik didih zat. N2 dipisahkan
dulu, karena titik didih rendah, baru Ar dan O2 dipisahkan. Fraksi berkadar air
10% melewati melalui kolom distilasi terpisah sehingga diperoleh Ar (98%)
sedangkan Ar jika diproses lebih lanjut akan mendapatkan Ar dengan kemurnian
99,9995%. Sisa gas (Xe dan Kr), pada tahapan distilasi selanjutnya dipisahkan.

4. Manfaat Gas Mulia

 Helium

Gb.1.2. Helium

1. Helium digunakan sebagai gas pengisi balon udara menggantikan


gas hidrogen karena selain ringan juga bersifat inert.
2. Helium cair digunakan untuk pendingin koil logam pada alat scanner tubuh (MRI)
dan juga pendingin dalam penelitian cryogenics dan superkonduktor sebagaimana
titik didihnya yang sangat rendah.
3. Helium digunakan sebagai pelarut gas oksigen dalam tabung oksigen penyelam
ataupun tabung oksigen rumah sakit. Helium dipilih menggantikan nitrogen karena
selain sifatnya inert, kelarutan gas helium dalam darah lebih kecil dibanding gas
nitrogen.

v
 Neon

Gb.1.3.Neon

Neon digunakan untuk lampu reklame. Hal ini sebagaimana gas neon dalam tabung
bertekanan rendah akan menghasilkan cahaya merah dengan intensitas tinggi jika diberi
tegangan listrik.

 Argon

Gb.1.4. Argon

1. Argon digunakan sebagai gas pengisi dalam beberapa jenis bola lampu karena
sifatnya yang tidak reaktif sehingga filamen wolfram tidak mudah putus.
2. Argon digunakan sebagai atmosfer inert pada pengelasan; sintesis kristal tunggal
silikon atau germanium dalam industri semikonduktor; dan eksperimen dalam glove
box di laboratorium.

v
 Kripton

G.b.1.5. Kripton

Kripton dapat menghasilkan cahaya putih dengan intensitas tinggi jika diberi muatan
listrik sehingga banyak digunakan pada lampu landasan pesawat dan lampu fotografi
berkecepatan tinggi.

 Xenon

Gb.1.6. Xenon

1. Xenon digunakan untuk lampu blitz fotografi dan beberapa jenis lampu mobil
karena dapat menghasilkan cahaya putih yang sangat terang dengan adanya
muatan listrik.
2. Xenon dapat digunakan sebagai obat bius (anestetik). Namun, penggunaannya
sangat terbatas sehubungan dengan harganya yang sangat mahal.

v
 Radon

Gb.1.7. Radon

1. Radon digunakan dalam radioterapi kanker (terapi radiasi) sebagaimana sifatnya


yang radioaktif.
2. Radon dapat menjadi indikator keberadaan mineral radioaktif seperti bijih uranium
dalam tanah, bebatuan, ataupun bahan bangunan.

v
URAIAN MATERI

GAS MULIA

1. Sejarah penemuan gas mulia


2. Keberadaan gas mulia di alam
3. Pembuatan dan kegunaan gas mulia
4. Persenyawaan gas mulia
5. Sifat-sifat gas mulia
6. Manfaat gas mulia
7. Contoh soal gas mulia

Gb.1.8. Senyawa Kimia

v
v
1. Sejarah penemuan gas mulia
Pada tahun 1892 pakar fisika inggris lord rayleight menemukan bahwa
kerapatan nitrogen yang diperoleh dari udara sebesar 1,2561 g/L pada STP,lebih
besar dari kerapatan nitrogen yang diperoleh dari hasil penguraian senyawa
nitrogen (1,2498 g/L).Dia menyimpulkan bahwa salah satu dari kedua sumber
nitrogen ini dikontaminasi oleh zat lain.
Segera setelah itu,Rayleight mulai berkolaborasi dengan pakar kimia dan
fisika Skotlandia,William Ramsay.Ramsay melewatkan nitrogen dari atmosfer
melalui magnesium nitria,Mg3N2,dan diperoleh gas sisa yang tidak reaktif.Dia
menempatkan gas ini ke dalam tabung muatan listrik bertegangan tinggi untuk
mempelajari pancaran sinarnya.Analisis terhadap pancaran sinar menunjukkan
spectrum garis merah dan hijau, yang tidak dikenal seperti unsur
sebelumnya.Pada tahun 1894,Ramsay dan Rayleight menyimpulkan bahwa
mereka menemukan unsur baru yang dinamakan argon,berasal dari kata Yunani
“argos” yang artinya malas.Mereka juga menduga bahwa argon termasuk dalam
kolom unsur baru pada tabel periodik yang terletak antara halogen dan logam
alkali.
Gas mulia yang lain ditemukan setelah argon.Pancaran garis helium
(berasal dari kata Yunani “helios”,artinya matahari) diamati dalam spectrum
sinar matahari sebelum helium ditemukan di bumi dalam bijih
uranium.Neon,krypton,dan xenon,semua diperoleh melalui distilasi fraksionasi
udara cair.Radon ditemukan sebagai produk peluruhan dari radium.Semua
isotope radioaktif.

2. Keberadaan Gas Mulia di Alam

Oleh karena sifatnya yang stabil, di alam gas mulia ditemukan dalam
bentuk monoatomik (atom tunggal). Unsur-unsur gas mulia, kecuali radon, dapat
ditemukan di udara pada atmosfer meskipun dalam konsentrasi yang sangat
kecil. Di antara gas mulia, argon merupakan yang paling banyak terdapat di udara
dengan kadar 0,93% dalam udara kering (bebas uap air). Helium lebih banyak
ditemukan dalam gas alam (dengan kadar ~1%) daripada dalam udara
(~0,00052%). Sementara radon berasal dari peluruhan radioaktif radium dan
uranium. Radon juga bersifat radioaktif dan memiliki waktu paro yang relatif
pendek sehingga radon akan kembali meluruh menjadi unsur lainnya.

3. Pembuatan dan Kegunaan Gas Mulia


a) Pembuatan gas mulia
Secara komersial,semua gas mulia kecuali helium dan radon diperoleh
dari distilasi udara cair.Sumber helium adalah gas alam tertentu.Helium memiliki
titik didih paling rendah (-268,9 0C),dan penting bagi penelitian bersuhu
rendah.Kegunaan utama argon adalah sebagai gas pelapis dalam proses

2
metalurgi.Helium juga digunakan untuk isi bola lampu pijar.Dalam bola
lampu,gas mengkonduksi panas dari filament tungsten panas.Semua gas mulia
digunakan dalam tabung awamuatan.Neon memberikan pancaran cahaya merah-
jingga dan telah lama digunakan dalam papan reklame.Gas mulia juga digunakan
dalam sinar laser.Laser neon-helium pertama dioperasikan sebagai gas laser
yang sinambung.Laser tersebut memancarkan cahaya merah pada panjang
gelombang 632,8 nm.

b) Kegunaan gas mulia


a. Helium
Helium digunakan sebagai gas pengisi balon udara menggantikan gas hidrogen
karena selain ringan juga bersifat inert.Helium cair digunakan untuk
pendingin koil logam pada alat scanner tubuh (MRI) dan juga pendingin dalam
penelitian cryogenics dan superkonduktor sebagaimana titik didihnya yang
sangat rendah.Helium digunakan sebagai pelarut gas oksigen dalam tabung
oksigen penyelam ataupun tabung oksigen rumah sakit. Helium dipilih
menggantikan nitrogen karena selain sifatnya inert, kelarutan gas helium
dalam darah lebih kecil dibanding gas nitrogen.

b. Neon
Neon digunakan untuk lampu reklame. Hal ini sebagaimana gas neon dalam
tabung bertekanan rendah akan menghasilkan cahaya merah dengan
intensitas tinggi jika diberi tegangan listrik.

c. Argon
Argon digunakan sebagai gas pengisi dalam beberapa jenis bola lampu
karena sifatnya yang tidak reaktif sehingga filamen wolfram tidak mudah
putus.Argon digunakan sebagai atmosfer inert pada pengelasan; sintesis
kristal tunggal silikon atau germanium dalam industri semikonduktor; dan
eksperimen dalam glove box di laboratorium.

d. Kripton
Kripton dapat menghasilkan cahaya putih dengan intensitas tinggi jika diberi
muatan listrik sehingga banyak digunakan pada lampu landasan pesawat dan
lampu fotografi berkecepatan tinggi.

e. Xenon
Xenon digunakan untuk lampu blitz fotografi dan beberapa jenis lampu mobil
karena dapat menghasilkan cahaya putih yang sangat terang dengan adanya
muatan listrik.Xenon dapat digunakan sebagai obat bius (anestetik). Namun,
penggunaannya sangat terbatas sehubungan dengan harganya yang sangat
mahal.

f. Radon
Radon digunakan dalam radioterapi kanker (terapi radiasi) sebagaimana
sifatnya yang radioaktif.Radon dapat menjadi indikator keberadaan mineral

2
radioaktif seperti bijih uranium dalam tanah, bebatuan, ataupun bahan
bangunan.
4. Senyawa gas Muli

Sifat-sifat unsur gas mulia :

Senyawa Rumus Deskripsi


Xenon difluorida XeF2 Kristal tak berwarna
Xenon tetrafluorida XeF4 Kristal tak berwarna
Xenon heksafluorida XeF6 Kristal tak berwarna
Xenon trioksida XeO3 Kristal tak
berwarna,eksplosif

Xenon tetroksida XeO4 Gas tak


berwarna,eksplosif

Neil Bartlett,orang pertama yang membuat senyawa gas mulia setelah dia
menemukan bahwa molekul oksigen dapat beraksi dengan paltina
heksafluorida,PtF6 membentuk padatan ionic [O2+][ PtF6-].Oleh karena energy
ionisasi xenon (1,17 x 103 Kj/mol) tidak berbeda jauh dengan molekul oksigen
(1,21 x 103 kJ/mol),Bartlett menduga bahwa xenon juga dapat bereaksi dengan
platina heksafluorida.Pada tahun 1962,ia melaporkan hasil sintesis senyawa
jingga-kuning dengan rumus XeF6.Dalam tahun yang sama dilaporkan bahwa
xenon dapat bereaksi dengan fluorin secara langsung pada 400 0C menghasilkan
tetrafluorida.
Xe(g) + 2F(g) XeF4(s)
Produknya berwujud padatan tak berwarna dan mudah menguap.Sejak
saat itu banyak senyawa gas mulia yang dibuat semua melibatkan ikatan dengan
unsur-unsur yang keelektronegatifannya tinggi,seperti fluorin dan
oksigen.Semua senyawa xenon ditunjukkan dalam tabel 1.1

5. Sifat-sifat Gas Mulia

2
Gb.1.9. Gas Mulia

Semua unsur golongan 0 berwujud gas dan mempunyai elektron valensi penuh
(sesuai hukum oktet),sehingga disebut gas mulia.Oleh sebab itu,unsur ini berupa
atom bebas,tanpa mengikat atom lain.

Sifat-sifat unsur gas mulia :

Unsur Titik didih (0C) Energi ionisasi I (Kj mol-1) Keelektronegatifan


He -272 2379 -
Ne -249 2087 -
Ar -190 1527 -
Kr -157 1337 2.6
Xe -112 1177 2.4

Berdasarkan elektron valensinya gas mulia tidak cenderung menerima atau


melepaskan elektron sehingga dikatakan tidak dapat membentuk senyawa.Tetapi pada
tahun 1962,Neil Bartlett menemukan bahwa oksigen (O 2) bereaksi dengan PtF6
membentuk senyawa O2PtF6 yang mengandung ion O2+.Hal ini menunjukkan bahwa O2
dapat melepaskan e- dengan energy ionisasi1210 Kj mol -1.Sejak itu ada keyakinan untuk
mengionkan Xe (Xe Xe+ + e),karena energy ionisasinya 1170 kJ mol -1.Kemungkinan
Bartlett mereaksikan Xe dengan PtF4 menghasilkan XePtF6 berwarna kuning.

Selain itu sifat-sifat gas mulia sebagai berikut:

a. Sifat Atomik

Pada sifat atomik, molekul-molekul gas mulia terdiri atas satu atom (monoatom).
Unsur-unsur gas mulia memiliki jari-jari atom yang semakin besar apabila dilihat
dari atas ke bawah (helium ke radon). Tapi, energi ionisasinya semakin kecil seiring
dengan bertambahnya jari-jari atom, sehingga semakin mudah melepaskan elektron.
Unsur-unsur golongan ini memiliki konfigurasi elektron berakhiran 2 dan 8 yang
menandakan semua elektron pada kulitnya sudah berpasangan.

2
b. Sifat Fisis

Berdasarkan sifat fisisnya, gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih yang
sangat rendah. Titik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia lebih kecil dari suhu
kamar (25o C), sehingga seluruh unsur gas mulia berwujud gas. Titik leleh dan titik
didih unsur-unsur gas mulia dari atas ke bawah (helium ke radon) akan semakin
bertambah seiring dengan bertambahnya massa atom dan jari-jari atom. Kerapatan
(densitas) unsur-unsur gas mulia juga akan semakin bertambah dari atas ke bawah.

c. Sifat Kimia

Unsur-unsur gas mulia memiliki konfigurasi elektron yang stabil karena semua
elektron pada kulit terluarnya sudah berpasangan/penuh. Hal ini menyebabkan gas
mulia cenderung sulit bereaksi dengan unsur lainnya. Namun, saat ini sudah ada
beberapa unsur gas mulia yang dapat bereaksi dengan unsur lain yang sangat
elektronegatif, yaitu xenon dan kripton. Selain itu, konfigurasi elektron yang stabil
ini juga menyebabkan gas mulia biasa digunakan sebagai penyingkatan konfigurasi
elektron bagi unsur lain.

Contohnya:

Ne = 1s2 2s2 2p6

Ar = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6. Konfigurasi elektron Ar dapat disingkat menjadi,

Ar = [Ne] 3s2 3p6

6. Manfaat gas mulia

a) Helium (He)

Gb.1.10. Helium
Helium merupakan unsur gas mulia terbanyak kedua di alam semesta
setelah hidrogen. Helium terbentuk dari peluruhan zat radioaktif, yaitu uranium
dan thorium. Gas ini merupakan zat yang ringan dan tidak mudah terbakar.
Meskipun wujudnya berbentuk gas, helium dapat dicairkan dalam suhu yang
amat rendah dan tekanan yang tinggi.

2
Selain tampilannya yang tidak berwarna, helium juga tidak berbau, tidak
berasa, dan tidak beracun. Namun, apabila terhirup tubuh, gas ini dapat
menyebabkan suara menjadi tinggi, sakit kepala, dan perasaan tercekik. Manfaat
helium yang lain adalah pada wujud cair helium dapat digunakan sebagai zat
pendingin karena memiliki titik uap yang sangat rendah.

b) Neon (Ne)

Gb.1.11.Neon

Neon ditemukan oleh ahli kimia bernama Sir William Ramsay dan Morris
M. Travers pada tahun 1898 di London, Inggris. Ketika Ramsay mendinginkan
beberapa sampel udara hingga menjadi cairan dan memanaskan cairan tersebut,
ia mengambil gas yang keluar saat cairan itu mendidih. Ramsay lalu memisahkan
sisa-sisa gas yang belum teridentifikasi dan menemukan zat-zat baru, yaitu
kripton dan neon.Meskipun gas ini tidak berwarna, neon akan memancarkan
warna oranye kemerahan jika berada pada medan listrik bertegangan tinggi.
Selain kegunaannya sebagai pengisi lampu neon, unsur gas mulia ini juga dapat
berfungsi sebagai penangkal petir, pengisi tabung televisi, dan dalam wujud cair
neon dapat digunakan sebagai zat pendingin.

c) Argon (Ar)

Gb.1.12.Argon
Argon merupakan gas terbanyak ketiga yang terdapat dalam atmosfer
bumi setelah nitrogen dan oksigen. Argon terbentuk dari peluruhan zat radioaktif
berupa kalium yang terdapat di kerak bumi. Unsur ini memiliki tingkat kelarutan

2
dalam air yang sama dengan oksigen dan bahkan 2,5 kali lebih mudah larut
dibandingkan dengan nitrogen. Argon bersifat tidak reaktif (inert), tidak mudah
terbakar, dan tidak beracun.Ketika berada dalam medan listrik, argon akan
memunculkan warna lilak atau ungu. Unsur gas mulia ini banyak digunakan di
bidang industri, baik dalam wujud gas maupun cair. Kegunaan lain argon adalah
sebagai gas inert yang melindungi dari bunga api listrik saat proses pengelasan,
produksi titanium dan unsur reaktif lainnya, serta digunakan sebagai lapisan
pelindung dalam pembuatan kristal silikon dan germanium.

d) Kripton (Kr)

Gb.1.13. Kripton
Kripton merupakan gas yang paling langka di atmosfer dari unsur-unsur
gas mulia lainnya. Sama halnya dengan neon, kripton ditemukan oleh ahli kimia
bernama Sir William Ramsay dan Morris M. Travers dari sisa-sisa gas pada
sampel udara cair yang dipanaskan kembali hingga mendidih.Pada kondisi
normal, kripton bersifat tidak berwarna dan tidak berbau. Namun, apabila
diletakkan pada medan listrik bertegangan tinggi, kripton akan memancarkan
cahaya berwarna putih.

e) Xenon (Xe)

Gb.1.14. Xenon
Setelah Sir William Ramsay dan Morris M. Travers menemukan kripton
dan neon, di tahun yang sama, mereka kembali menemukan unsur gas mulia yang
lain, yaitu xenon. Xenon ditemukan dalam residu yang tersisa dari hasil
pemanasan sampel udara cair. Xenon adalah gas berat yang langka dan tidak

2
berbau. Gas ini bersifat tidak reaktif pada sebagian besar bahan kimia.Xenon
akan memancarkan cahaya berwarna biru saat berada pada medan listrik
bertegangan tinggi. Saat ini, senyawa xenon telah banyak dibuat, contohnya
seperti xenon trioksida (XeO3) dan xenon tetraoksida (XeO4) yang sangat
eksplosif (mudah meledak). Xenon juga dianggap tidak beracun, meskipun
banyak senyawanya yang beracun karena sifat oksidasinya yang kuat.

f) Radon (Rn)

Gb.1.15. Radon
Radon merupakan unsur gas mulia yang bersifat radioaktif. Radon
terbentuk dari penguraian radium, zat kimia radioaktif dari unsur logam. Radon
tidak mudah bereaksi secara kimia, namun sangat berbahaya bagi kesehatan
karena sifatnya yang radioaktif. Radon tidak berwarna, tapi apabila didinginkan
hingga membeku (padat), radon akan berwarna kuning, sedangkan radon
berwujud cair akan berwarna oranye kemerahan.

7. Golongan Gas Mulia


Sumber gas mulia yang ringan serta sifat fisik dan kegunaannya dibahas
dalam buku ini.Untuk waktu yang lama,hanya segi-segi itulah dari gas mulia yang
perlu diketahui,karena tak ada senyawa kimia dari unsur-unsur ini yang
diketahui.Pada kenyataanya,kelembaman gas mulia membantu pengembangan
kerangka teori untuk teori ikatan menurut Lewis atom-atom cenderung
membentuk ikatan sehingga tercapai konfigurasi elektron gas mulia
(n2np6).Selanjutnya,sikap kebanyakan kimiawan yang tidak mempertanyakan
kemantapan konfigurasi elektron gas mulia cenderung menghambat (bukan
merangsang )penyelidikan senyawa gas-gas mulia.
Dalam tahun 1962,Batrlett dan Lohmann menemukan bahwa O 2 dan PtF6
bergabung dengan perbandingan 1:1 mol membentuk senyawa O 2PtF6.Sifat-sifat
senyawa (misalnya paramagnetisme) mengisyaratkan ikatan ion : (O 2)+
(PtF6)-.Besarnya energy yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari O 2
ialah 12,2 eV/molekul (atau 1177 kJ/mol).Bartlett mencatat bahwa energi
pengionan pertama dari Xe(1170 kJ/mol) hampir identik dari O 2 dengan
demikian ia menduga senyawa XePtF 6 dapat terbentuk.Ia kemudian mampu
membuat padatan Kristal kuning dengan komposisi sesuai dengan rumus

2
tersebut.Segera setelah itu sejumlah senyawa gas mulia disintesis oleh kimiawan
di seluruh dunia.Misalnya XeF4 dibuat melalui reaksi Xe dan F 2 dengan
perbandingan 1:5 mol dalam tabung nikel pada suhu 400 0C dan tekanan sekitar
6 atm.Dengan mengubah nisbah (ratio)Xe/Fe serta kondisi reaksi
lainnya,diperoleh juga XeF2 dan XeF6.Semua senyawa tersebut berupa padatan
krsital tak berwarna yang mudah menyublim.
Suatu fluorida dari krypton KrF2,telah dbuat dari senyawa radon juga
telah diketahui sekalipun percobaan dengan Rn sulit dilakukan karena tingginya
radioaktivitas semua isotopnya.Tak ada senyawa dari He ,Ne atau Ar yang
diketahui
1. Atom gas mulia yang mudah mengion dan karenanya,berat dan
2. Memerlukan golongan dengan elektronegativitas tinggi (misalnya F atau O )
untuk mengikat atom gas mulia.

Gambar Kristal dari Xenon tetrafluorida (XeF4):

Gb.1.16. Kristan Xenon

8. Contoh soal
1. Pernyataan di bawah ini yang merupakan sifat gas mulia adalah. . .
a. Terletak pada sisitem periodik pada periode ke delapan
b. Nomor atom terkecil adalah 8
c. Sangat reaktif
d. Elektron pada kulit terluarnya 8, kecuali He
e. Merupakan molekul diatomik
Jawaban : D

2. Gas mulia yang terbanyak di atmosfer adalah. . .


a. Helium
b. Neon
c. Argon
d. Kripton
e. Xenon
Jawaban : C

2
Pembahasan:

Gas mulia yang terdapat di atmosfer adalah argon. Argon diurutan ketiga setelah
nitrogen dan oksigen.

3. Unsur gas mulia yang bersifat duplet adalah. . .


a. Helium
b. Neon
c. Argon
d. Kripton
e. Radon
Jawaban : A

Pembahasan:

Dalam tabel periodik unsur-unsur gas mulia terdapat pada golongan VIII A, jadi letaknya
paling kanan.

Dengan konfigurasi elektron kulit terluar terisi penuh maka atom-atom gas mulia
mempunyai susunan elektron yang sangat stabil, yaitu susunan oktet dan khusus helium
mempunyai susunan duplet.

4. Manakah sifat gas mulia yang makin berkurang dengan bertambahnya nomor
atom. . .
a. Energi ionisasi
b. Volume atom
c. Titik didih
d. Titik leleh
e. Keelektronegatifan
Jawaban : A

Pembahasan:

Sifat umum gas mulia:

Jari-jari atomnya semakin besar, akibatnya dari He ke Rn semakin mudah membentuk


dipol sesaat dan gaya van der waals semakin kuat.

Semakin kuatnya gaya van der waals (dari He ke Rn) menyebabkan titik didih dan titik
leleh gas mulia dari atas ke bawah semakin tinggi.

Energi ionisasinya semakin kecil, bahkanuntuk Xe dan Rn mempunyai energi ionisasi


yang lebih rendah dari hidrogen (energi ionisasi hidrogen: 1.312 kJ/mol)

5. Untuk memperoleh gas mulia dapat dilakukan melalui. . .


a. Destilasi bertingkat udara cair
b. Pencairan udara dan penguapan gas mulia
c. Pendinginan udara kemudian didestilasi
d. Penyulingan udara murni

2
e. Pemurnian udara dan penguapan gas mulia
Jawaban : A

Pembahasan:

Cara memperoleh gas mulia yaitu melalui destilasi udara cair. Mula-mula udara
dicairkan dengan pemampatan (memeberikan tekanan tinggi). Udara cair tesebut
kemudian didestilasi bertingkat.

Destilasi bertingkat adalah pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih


masing-masig komponendalam campuran. Udara merupakan campuran gas, debu yang
sangat halus merupakan pengotor yang harus dibersihkan.

6. Helium tergolong gas mulia, sebab. . .


a. Nomor atomnya 2
b. Elektronnya mengisi orbital s
c. Elektron valensinya 2
d. Sifatnya mirip neon
e. Pada suhu kamar berwujud gas

Jawaban : D

Pembahasan:

Helium, He tergolong gas mulia karena sifatnya mirip neon yang berada dibawah He
dalam sistem periodikkemiripan unsur dalam sistem periodik terdapat dalam golongan
yang sama, sedangkan suatu periode terdapat unsur-unsur yang sifatnya berubah secara
teratur sesuai dengan perubahan bertambahnya jumlah proton.

Walaupun nomor atom He 2 dan terdapat dalam orbital 1s, konfigurasi elektron 1s2
digolongkan kedalam gas mulia.

Neon nomor atom 10, konfigurasi elektron terluar 2s2 2p6 dan unsur-unsur gas mulia
lainnya, elektron balensinya memenuhi oktet, sedangkan He duplet. Diantara kemiripan
sifatnya adalah kestabilannya dan dialam sebagai molekul monoatomik.

2
DAFTAR PUSTAKA

H.Petrucci, R. (1985). Kimia Dasar. Bogor: Erlangga.

Syukri, S. (1999). Kimia Dasar . Bandung : ITB.

Sunarya, Y. (2013). Kimia Dasar 2. Bandung: CV.YRAMA WIDYA.

2
2
COVER BUKU

Gb.1.17. Buku 1

Gb.1.18. Buku 2
Gb.1.19. Buku 3

Anda mungkin juga menyukai