Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KIMIA ANORGANIK

GAS MULIA

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

GUSTI AYU KOMANG TRI DHARMA ULAN DEWI (1813081007)

KADEK LIA WIDYANTI (1813081010)

I MADE YOGA SANTIKA PUTRA (1813081017)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SINGARAJA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa terimakasih kepada
pihak-pihak yang membantu mulai awal penulisan hingga menjadi sebuah
makalah yang berjudul “Gas Mulia”. Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan
dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan untuk kesempurnaan pada penulisan berikutnya dan pengayaan
wawasan penyusun. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat pada pembaca
pada umumnya dan penyusun pada khususnya, dalam rangka meningkatkan
wawasan keilmuan di bangku kuliah. Harapan kami makalah ini dapat digunakan
dengan baik sebagaimana mestinya.

Singaraja, 5 Oktober 2019

ii
DAFTAR ISI
GAS MULIA
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................... 1
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................. 2
BAB II
2.1 Sejarah Gas Mulia ............................................................................................. 3
2.2 Pengertian Gas Mulia ........................................................................................ 4
2.3 Sifat-Sifat Gas Mulia......................................................................................... 5
2.4 Pembuatan gas mulia......................................................................................... 9
2.5 Pembentukan senyawa pada gas mulia ........................................................... 10
2.6 Keguanan gas mulia ........................................................................................ 12
BAB III
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 14
3.2 Saran................................................................................................................ 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA dalam tabel periodik. Disebut
mulia karena unsur-unsur ini sangat stabil (sangat sukar bereaksi). Gas ini
mempunyai sifat lengai, tidak reaktif, dan susah bereaksi dengan bahan kimia lain.
Gas mulia juga merupakan golongan kimia yang unsur-unsurnya memiliki
elektron valensi luar penuh. Unsur-unsurnya adalah He (Helium), Ne(Neon),
Ar (Argon), Kr (Kripton), Xe (Xenon), dan Rn (Radon) yang bersifat radioaktif.
Gas mulia adalah gas yang memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan
sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik karena sifat stabilnya. Gas
Mulia terdapat dalam atmosfer bumi, untuk Helium terdapat di luar atmosfer
yang terbentuk dari peluruhan zat radioaktif uranium dan thorium. Semua unsur-
unsur gas mulia terdiri dari atom-atom yang berdiri sendiri. Unsur gas mulia
yang terbanyak di alam semesta adalah Helium (banyak terdapat di bintang)
yang merupakan bahan bakar dari matahari. Radon amat sedikit jumlahnya di
atmosfer atau udara. Dan sekalipun ditemukan akan cepat berubah menjadi unsur
lain, karena radon bersifat radio aktif. Dan karena jumlahnya yang sangat sedikit
pula radon disebut juga sebagi gas jarang.

1.2 Rumusan masalah


1) Apa definisi dari gas mulia ?
2) Bagimana sejarah awal ditemukannya gas mulia ?
3) Bagimana sifat-sifat gas mulia ?
4) Bagaimana cara pembuatan gas mulia ?
5) Bagimana pembentukan senyawa pada gas mulia ?
6) Apa saja kegunanan dari gas mulia ?

1.3 Tujuan Penulisan


1) Untuk mengetahui pengertian dari gas mulia

1
2) Untuk mengetahui Sejarah gas mulia
3) Untuk mengetahui Sifat-sifat gas mulia
4) Untuk mengetahui cara Pembuatan gas mulia
5) Untuk mengetahui Senyawa pada gas mulia
6) Untuk mengetahui Kegunanan dari Gas mulia

1.4 Manfaat Penulisan


1) Mengetahui pengertian dari gas mulia
2) Mengetahui Sejarah gas mulia
3) Mengetahui Sifat-sifat gas mulia
4) Mengetahui cara Pembuatan gas mulia
5) Mengetahui Senyawa pada gas mulia
6) Mengetahui Kegunanan dari Gas mulia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Gas Mulia


Sejarah gas mulia berawal dari penemuan Cavendish pada tahun 1785.
Cavendish menemukan sebagian kecil bagian udara (kurang dari 1/2000 bagian)
sama sekali tidak bereaksi walaupun sudah melibatkan gas-gas atmosfer.
Lalu pada tahun 1894, Lord Raleigh dan Sir William Ramsay berhasil
memisahkan salah satu unsur gas di atmosfer (yang sekarang di kenal sebagai gas
mulia) berdasarkan data spektrum. Lalu ia mencoba mereaksikan zat tersebut
tetapi tidak berhasil dan akhirnya zat tersebut diberi nama argon.Dan pada
tahun1895 Ramsay berhasil mengisolasi Helium, hal ini berawal dari penemuan
Janssen pada tahun 1868 saat gerhana matahari total. Janssen menemukan
spektrum Helium dari sinar matahari berupa garis kuning. Nama Helium sendiri
merupakan saran dari Lockyer dan Frankland.
Lalu pada tahun 1898 Ramsay dan Travers memperoleh zat baru yaitu
Kripton, Xenon serta Neon. Kripton dan Xenon ditemukan dalam residu yang
tersisa setelah udara cair hampir menguap semua. Sementara itu Neon ditemukan
dengan cara mencairkan udara dan melakukan pemisahan dari gas lain dengan
penyulingan bertingkat.
Pada tahun 1900 Radon ditemukan oleh Friedrich Ernst Dorn, yang
menyebutnya sebagai pancaran radium. Pada tahun William Ramsay dan Robert
Whytlaw-Gray menyebutnya sebagai niton serta menentukan kerapatannya
sehingga mereka menemukan Radon adalah zat yang paling berat di masanya
(sampai sekarang). Nama Radon sendiri baru dikenal pada tahun 1923.
Pembuatan unsur gas mulia sendiri baru ditemukan pada tahun 1962.
Pembuatan unsur tersebut diawali oleh seorang ahli kimia yang berasal dari
Kanada yaitu Neil Bartlett. Neil Bartlett berhasil membuat senyawa xenon yaitu
XePtF6, sejak saat itu barulah ditemukan berbagai gas mulia lain yang berhasil di
buat. Dan akhirnya istilah untuk menyebut zat-zat telah berganti. Yang awalnya

3
disebut gas inert (lembam) telah berganti menjadi gas mulia yang berarti stabil
atau sukar bereaksi.
Asal usul nama unsur gas mulia:
1. Helium → Helios (Yunani) : matahari
2. Argon → Argos (Yunani) : malas
3. Neon → Neos (Yunani) : baru
4. Kripton → Kriptos (Yunani) : tersembunyi
5. Xenon → Xenos (Yunani) : asing
6. Radon → Radium
2.2 Pengertian Gas Mulia
Gas mulia adalah grup elemen kimia dengan sifat-sifat yang sama: di kondisi
standar, they semua tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik dengan
reaktivitas yang sangat rendah. Mereka ditempatkan di grup 18 (8A) dari tebel
periodike (sebelumnya dikenal dengan grup 0). 6 gas mulia tersebut terdapat di
alam dengan bentuk helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton (Kr), xenon
(Xe), dan radon yang bersifat radioaktif (Rn). sejauh ini, 3 atom dari grup
selanjutnya, ununoctium (Uuo) telah berhasil disintesis di supercollider, tapi
sangat sedikit yang diketahui mengenai elemen ini karena jumlah yang dihasilkan
sangat sedikit dan memiliki waktu paruh hidup yang sangat pendek .
Sifat-sifat gas mulia bisa dijelaskan dengan baik dengan teori modern tentang
struktur atom: valensi elektron kulit luar mereka dianggap "penuh", memberi
mereka sedikit sekali kesempatan untuk berpartisipasi dalam reaksi kimia, dan
hanya beberapa ratus senyawa yang telah disiapkan. Titik didih dan titik leleh gas
mulia mempunyai nilai yang dekat, berbeda kurang dari 10 °C (18 °F); yang
mengakibatkan mereka berbentuk cairan dalam jangkauan suhu yang pendek.
Neon, argon, krypton, dan xenon are didapatkan dari udara mengunakan
metode mencairkan/mengembunkan gas dan penyulingan bagian. Helium
biasanya terpisah dari gas alami, dan radon biasanya diisolasi dari penguraian
radioaktif dari elemen radium yang terurai. Gas mulia mempunyai beberapa
aplikasi penting di industri seperti penerangan, pengelasan, dan perjalanan
angkasa luar. Gas prnapasan Helium-oksigen biasanya digunakan oleh penyelam

4
laut dalam yang biasanya lebih dari 180 kaki (55 m) untuk menjaga penyelam dari
oksigen toxemia, efek berbahaya dari oksigen dalam tekanan tinggi, dan nitrogen
narcosis, efek narkotik yang membingungkan dari nitrogen di udara melebihi
tekanan biasa. After setelah bahaya yang ditimbulkan hidrogen atas mudah
meledaknya elemen tersebut, gas tersebut diganti dengan helium.
2.3 Sifat-Sifat Gas Mulia
Unsur-unsur gas mulia merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berasa
dan tidak berbau. Gas mulia adalah satu-satunya kelompok gas yang partikel-
partikelnya berwujud atom tunggal (monoatomik).Argon, kripton dan xenon
sedikit larut dalam air, sebab atom-atom gas mulia ini dapat terperangkap dalam
rongga-rongga kisi molekul air. Struktur semacam ini disebut klatrat. Berikut
merupakan beberapa ciri fisis dari gas mulia.

NAMA Helium Neon Argon Kripton Xenon Radon

Nomor atom 2 10 18 32 54 86

Elektron valensi 2 8 8 8 8 8

Jari-jari atom(Ǻ) 0,50 0,65 0,95 1,10 1,30 1,45

Massa atom (gram/mol) 4,0026 20,1797 39,348 83,8 131,29 222

Massa jenis (kg/m3) 0.1785 0,9 1,784 3,75 5,9 9,73

Titik didih (0C) -268,8 -245,8 -185,7 -153 -108 -62

Titikleleh (0C) -272,2 -248,4 189,1 -157 -112 -71

Bilangan oksidasi 0 0 0 0;2 0;2;4;6 0;4

Keelekronegatifan - - - 3,1 2,4 2,1

Entalpi peleburan (kJ/mol) * 0,332 1,19 1,64 2,30 2,89

Entalpi penguapan (kJ/mol) 0,0845 1,73 6,45 9,03 12,64 16,4

Afinitas elektron (kJ/mol) 21 29 35 39 41 41

Energi ionisasi (kJ/mol) 2640 2080 1520 1350 1170 1040

*= Helium dipadatkan dengan cara menaikkan tekanan bukan menurunkan suhu.

5
Adapula hal penting yang menyebabkan gas mulia amat stabil yaitu konfigurasi
elektronnya. Berikut adalah konfigurasi elektron gas mulia:
He = 1s2
Ne = 1s2 2s2 2p6
Ar = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Kr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
Xe = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6
Rn = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6
Karena konfigurasi elektronnya yang stabil, gas mulia juga biasa digunakan untuk
penyingkatan konfigurasi elektron bagi unsur lain.
contoh :
Br = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5
menjadi
Br = [Ar] 4s2 3d10 4p5
Sifat-sifat umum gas mulia antara lain :

1. Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan sedikit larut dalam air.
2. Mempunyai electron valensi 8 dan khusus untuk Helium mempunyai
elekron valensi 2.
3. Terdiri atas satu atom (monoatomik).
4. Kulit terluarnya sudah penuh maka gas mulia bersifat stabil dan tidak
reaktif. Jadi, afinitas elektronnya mendekati nol.

a. Sifat fisika gas mulia


Selain memiliki karakteristik yang khas pada sifat atomic gas mulia juga
memiliki karakteristik yang khas untuk sifat fisisnya.

1. Kerapatannya bertambah dari Helium ke Radon


Nilai kerapatan gas mulia dipengaruhi oleh massa atom, jari-jari atom dan
gaya London. Nilai kerapatan semakin besar dengan besar dengan pertambahan
massa atom dan kekuatan gaya London, sebaliknya semakin kecil dengan
pertambahan jari-jari atomnya, karena nilai kerapatan gas mulia bertambah dari

6
He ke Rn maka kenaikan nilai massa atom dan kekuatan gaya London dari He
ke Rn lebih dominan dibandingkan kenaikan jari-jari atom.
2. Titik didih dan titik leleh bertambah dari He ke Rn
Hal ini dikarenakan kekuatan gaya London bertambah dari He ke Rn
sehingga atom-atom gas mulia semakin sulit lepas. Dibutuhkan energI dalam
hal ini suhu yang semakin besar untuk mengatasi gaya London yang semakin
kuat.
Titik didih dan titik leleh gas mulia makin tinggi dengan makin besarnya
nomor atom. Titik didihnya beberapa derajat dibawah titik lelehnya. Titik didih
dan titik leleh gas mulia sangat rendah hal tersebut menunjukkan bahwa gaya
tarik menarik anatar atom (ikatan van der waals) sangat lemah. Helium
merupakan zat yang titik didihnya paling rendah dibandingkan dengan semula
zat di alam semesta. Titik leleh Helium (-272°C) mendekati suhu mutlak. Gas
mulia memiliki titik didih dan titik leleh yang sangat rendah oleh karena itu di
alam gas mulia berwujud gas.
Kestabilannya yang tinggi juga menyebabkan gaya tarik-menarik antar
atom-atomnya lemah sekali. Karenanya unsure-unsur gas mulia dalam keadaan
biasa (suhu normal) berfasa gas. Jadi, lemahnya gaya tarik-menarik
menyebabkan titik didih dan titik lelehnya sangat rendah.
3. Energi ionisasi.
Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk membebaskan elektron
suatu atom. Untuk unsur segolongan (atas-bawah), semakin ke bawah semakin
kecil potensial ionisasinya sedangkan untuk unsure seperiode (kiri-kanan),
semakin ke kanan semakin besar potensial ionisasinya.
Begitu juga dengan unsur-unsur golongan gas mulia dari atas ke bawah
cenderung lebih kecil. Hal ini dikarenakan meskipun muatan inti bertambah
positif namun jari-jari atom bertambah besar. Keadaan ini menyebabkan gaya
tarik menarik inti terhadap elektron terluar semakin lemah sehingga energi
ionisasi semakin berkurang. Energi ionisasi gas mulia lebih besar dibandingkan
dengan golongan lainnya.

7
Kestabilannya yang tinggi menyebabkan atom-atomnya sukar sekali untuk
mengion. Oleh sebab itu, energi ionisasi unsur-unsur gas mulia lebih tinggi
dibandingkan dengan unsure-unsur lain. Afinitas electron yang mendekati nol
dan energy ionisasi yang tinggi menyebabkan atom-atom unsur gas mulia
mempunyai kecendrungan untuk tidak mengikat atau melepas elektron dalam
keadaan normal. Sehingga dalam keadaan bebas unsur-unsur gas mulia berada
dalam bentuk tunggal (monoatomik). Misalnya hidrogen, oksigen, klor dalam
keadaan bebas berbentuk diatomik (molekul yang terdiri dari dua atom dari
unsure yang sama), yaitu H2, O2, Cl2 sedangkan unsur-unsur gas mulia berada
dalam bentuk He, Ne, Ar, Kr, Xe dan radon.
4. Afinitas elektron
Afinitas elektron adalah energi yang dibebaskan atom netral dalam
pengikatan electron untuk membentuk ion negatif. Dengan elektron valensi
yang sudah penuh, unsur gas mulia sangat sukar untuk menerima elektron.
Hal ini dapat dilihat dari harga afinitas elektron yang rendah. Karena unsur-
unsur gas mulia memiliki kestabilan tinggi yang disebabkan kulit terluarnya
terisi penuh, maka afinitas elektronnya mendekati nol. Atom-atom unsur gas
mulia sangat sulit untuk menerima elektron lagi pada kulit terluarnya.
b. Sifat kimia gas mulia
1. Kereaktifan gas mulia sangat rendah
Gas mulia bersifat inert (lembam) di alam tidak ditemukan satupun
senyawa dari gas mulia. Sifat inert yang dimiliki ini berhubungan dengan
konfigurasi elektron yang dimilikinya. Elektron valensi gas mulia adalah 8
(kecuali 2 untuk Helium) dan merupakan konfigurasi yang paling stabil. Gas
mulia memiliki energi pengionan yang besar dan afinitas yang kecil. Energi
pengionan yang besar memperlihatkan sukarnya unsur-unsur gas mulia
melepaskan elektron sedangkan afinitas elektron yang rendah menunjukkan
kecilnya kecendrungan untuk menyerap elektron.
Oleh karena itu, gas mulia tidak memiliki kecendrungan untuk melepas
ataupun menyerap elektron. Jadi, unsur-unsur dalam gas mulia sukar untuk
bereaksi. Namun, untuk unsur gas mulia yang mempunyai energi ionisasi yang

8
kecil dan afinitas elektron yang besar mempunyai kecenderungan untuk
membentuk ikatan kimia contohnya Xe dapat membentuk senyawa XeF2, XeF4
dan XeF6.
Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya.
Jadi, kereaktifan gas mulia akan bertambah dari He ke Rn. Hal ini disebabkan
pertambahan jari-jari atom menyebabkan daya tarik inti terhadap elektron kulit
terluar berkurang, sehingga semakin mudah ditarik oleh atom lain. Walaupun,
demikian unsur gas mulia hanya dapat berikatan dengan unsur yang sangat
elektronegatif seperti fluorin dan oksigen.
Sifat kereaktifan unsur-unsur gas mulia berturut-turut Ne > He > Ar > Kr
> Xe. Radon radioaktif. Konfigurasi elektron gas mulia dijadikan sebagai
acuan bagi unsur-unsur lain dalam sistem periodik.

2.4 Pembuatan gas mulia


a. Gas Helium
Helium (He) ditemukan terdapat dalam gas alam di Amerika Serikat. Gas
helium mempunyai titik didih yang sangat rendah, yaitu -268,8˚C sehingga
pemisahan gas helium dari gas alam dilakukan dengan cara pendinginan
sampai gas alam akan mencair (sekitar -156˚C) dan gas helium terpisah dari
gas alam.

b. Gas Argon, Neon, Kripton, dan Xenon


Udara mengandung gas mulia argon (Ar), neon (Ne), krypton (Kr), dan
xenon (Xe) walaupun dalam jumlah yang kecil. Gas mulia di industri
diperoleh sebagai hasil samping dalam industri pembuatan gas nitrogen dan
gas oksigen dengan proses destilasi udara cair.
Pada proses destilasi udara cair, udara kering (bebas uap air) didinginkan
sehingga terbentuk udara cair. Pada kolom pemisahan gas argon bercampur
dengan banyak gas oksigen dan sedikit gas nitrogen karena titik didih gas
argon (-189,4˚C) tidak jauh beda dengan titik didih gas oksigen (-182,8˚C).
Untuk menghilangkan gas oksigen dilakukan proses pembakaran secara

9
katalitik dengan gas hidrogen, kemudian dikeringkan untuk menghilangkan
air yang terbentuk. Adapun untuk menghilangkan gas nitrogen, dilakukan
cara destilasi sehingga dihasilkan gas argon dengan kemurnian 99,999%. Gas
neon yang mempunyai titik didih rendah (-245,9˚C) akan terkumpul dalam
kubah kondensor sebagai gas yang tidak terkonsentrasi (tidak mencair).
Gas kripton (Tb = -153,2˚C) dan xenon (Tb = -108˚C) mempunyai titik
didih yang lebih tinggi dari gas oksigen sehingga akan terkumpul di dalam
kolom oksigen cair di dasar kolom destilasi utama. Dengan pengaturan suhu
sesuai titik didih, maka masing-masing gas akan terpisah.
Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali Radon(Rn) yang hanya
terdapat sebagai isotop radioaktif berumur pendek, yang diperoleh dari
peluruhan radio aktif atom radium.
Unsur radon (Rn) yang merupakan
88
Ra226 → 86Rn222 + 2He4

2.5 Pembentukan senyawa pada gas mulia


Gas Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan memiliki
kestabilan yang tinggi. Tetapi gas mulia pun masih dapat bereaksi dengan atom
lain. Karena sebenarnya tidak semua sub kuit pada gas mulia terisi penuh.

Contoh:Ar : [Ne] 3s2 3p6

Sebenarnya atom Ar masih memiliki 1 Sub kulit yang masih kosong yaitu sub
kulit d jadi
Ar : [Ne] 3s2 3p6 3d0
jadi masih bisa diisi oleh atom-atom lain.
Sampai dengan tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur-unsur gas
mulia tidak bereaksi. Kemudian seorang ahli kimia kanada bernama Neil Bartlet
berhasil membuat persenyawaan yang stabil antara unsur gas mulia dan unsur
lain, yaitu XePtF6.
Keberhasilan ini didasarkan pada reaksi:
PtF6 + O2 → (O2)+ (PtF6)-

10
PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki harga energi ionisasi
1165 kJ/mol, harga energi ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi unsur gas
mulia Xe = 1170 kJ/mol.
Atas dasar data tersebut, maka untuk pertama kalinya Bartlet mencoba
mereaksikan Xe dengan PtF6 dan ternyata menghasilkan senyawa yang stabil
sesuai dengan persamaan reaksi:
Xe + PtF6 → Xe+(PtF6)-
Setelah berhasil membentuk senyawa XePtF6, maka gugurlah anggapan
bahwa gas mulia tidak dapat bereaksi. Kemudian para ahli lainnya mencoba
melakukan penelitian dengan mereaksikan xenon dengan zat-zat oksidator kuat,
diantaranya langsung dengan gas flourin dan menghasilkan senyawa XeF2, XeF4,
dan XeF6.
Reaksi gas mulia lainnya, yaitu krypton menghasilkan senyawa KrF2. Radon
dapat bereaksi langsung dengan F2 dan menghasilkan RnF2. Hanya saja senyawa
KrF2 dan RnF2 bersifat (tidak stabil).
Tabel 3. Beberapa senyawaan Xenon
Titik
Tingkat
Senyawaan Bentuk Didih Struktur Tanda-tanda
Oksidasi
(˚C)
Kristal tak Terhidrolisis menjadi
II XeF2 129 Linear
berwarna Xe + O2; sangat larut
Kristal tak dalam HF
IV XeF4 117 Segi-4
berwarna Stabil
Kristal tak Stabil
Oktahedral
berwarna
XeF6 49,6 terdistorsi
Padatan Stabil pada 400˚
Archim.
kuning
VI Cs2XeF8 Antiprisma
Cairan tak Stabil
XeOF4 Piramid
berwarna Mudah meledak,
XeO3 -46 segi-4
Kristal tak higroskopik; stabil
Piramidal
berwarna dalam larutan
Gas tak Mudah meledak
XeO4 Tetrahedral
berwarna
VIII
Garam tak Anion- anion
XeO6 4- Oktahedral
berwarna HXeO63-, H2XeO62-,

11
H3XeO6- ada juga

Senyawa gas mulia He dan Ne sampai saat ini belum dapat dibuat mungkin
karena tingkat kestabilannya yang sangat besar. Gas-gas ini pun sangat sedikit
kandungannya di bumi. dalam udara kering maka akan ditemukan kandungan gas
mulia sebagai berikut : Helium = 0,00052 %; Neon = 0,00182 %; Argon = 0,934
%; Kripton = 0,00011 %; Xenon = 0,000008; Radon = Radioaktif*

2.6 Kegunaan gas mulia


a. Helium.
Campuran helium dan oksigen digunakan sebagai udara buatan untuk para
penyelam dan para pekerja lainnya yang bekerja di bawah tekanan udara tinggi.
Perbandingan antara He dan O2 yang berbeda-beda digunakan untuk kedalaman
penyelam yang berbeda-beda.
Helium cair yang digunakan di Magnetic Resonance Imaging (MRI) tetap
bertambah jumlahnya, sejalan dengan ditemukannya banyak kegunaan mesin ini
di bidang kesehatan.
Helium juga digunakan untuk balon-balon raksasa yang memasang berbagai
iklan perusahaan-perusahaan besar, termasuk Goodyear. Aplikasi lainnya sedang
dikembangkan oleh militer AS adalah untuk mendeteksi peluru-peluru misil
yang terbang rendah. Badan Antariksa AS NASA juga menggunakan balon-
balon berisi gas helium untuk mengambil sampel atmosfer di Antartika untuk
menyelidiki penyebab menipisnya lapisan ozon. Menghirup sejumlah kecil gas
ini akan menyebabkan perubahan sementara kualitas suara seseorang.
b. Neon
Neon biasanya digunakan untuk pengisi bola lampu neon. Selain itu juga
neon dapat digunakan untuk berbagi macam hal seperti indicator tegangan
tinggi, zat pendingin, penangkal petir, dan mengisi tabung televisi.
Argon
Argon digunakan dalam las titanium pada pembuatan pesawat terbang atau

12
roket. Argon juga digunakan dalam las stainless steel dan sebagai pengisi bola
lampu pijar karena argon tidak bereaksi dengan wolfram (tungsten) yang
panas.
c. Kripton
Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen
bertekanan rendah. Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk
fotografi kecepatan tinggi.
d. Xenon
Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida
(pembunuh bakteri) dan pembuatan tabung elektron.
e. Radon
Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat
radioaktif. Namun demikian, jika radon terhisap dalam jumlah banyak,
malah akan menimbulkan kanker paru-paru. Radon juga dapat berperan
sebagai sistem peringatan gempa, karena bila lempengan bumi bergerak
kadar radon akan berubah sehingga bisa diketahui bila adanya gempa dari
perubahan kadar radon.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang
memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam
bentuk monoatomik karena sifatnya yang stabil. Yang tergolong ke dalam gas
kimia yaitu helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton (Kr), xenon (Xe), dan
radon yang bersifat radioaktif (Rn).
Sifat – sifat dari gas mulia yaitu Jari-jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari
atas ke bawah (He ke Rn) semakin besar karena bertambahnya kulit yang terisi
elektron. Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik inti
atom terhadap elektron terluar semakin lemah. Afinitas Elektron unsur-unsur Gas
Mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol. Titik didih unsur-unsur Gas
Mulia berbanding lurus dengan kenaikan massa atom.
Gas mulia memiliki banyak kegunaan, seperti helium yang dapat digunakan
untuk mengisi balon udara dan radon yang digunakan sebagai terapi kanker
karena bersifat radioaktif.
Di alam, gas mulia berada dalam bentuk monoatomik karena bersifat tidak
reaktif. Oleh karena itu, ekstraksi gas mulia umumnya menggunakan pemisahan
secara fisis. Pengecualian adalah radon yang diperoleh dari peluruhan unsure
radioaktif.

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini kami mohon dengan sangat masukan dan
kritikan dari Bapak dosen agar kami menjadi lebih baik, karena dalam
penyusunan makalah ini kami mungkin banyak kata atau penulisan kata yang
salah.

14
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia, Edi Kurniawan.2001.Kimia Unsur dan Radiokimia.Bandung: PT
Citra Aditya Bakti
Keenan, dkk. 1979. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta:UI-Press
Kurniakurnia. 2007. Kimia Anorganik 1. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Syahrun. 2011. Unsur-unsur Penyusun Atmosfer. Dapat diakses pada :
http://sahrun.blogdetik.com/2011/05/.
Sinaga, Dian. 2019. Gas Mulia. Diakses pada 03/10/2019 pada :
https://www.studiobelajar.com/gas-mulia/.

15

Anda mungkin juga menyukai