Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH KIMIA

GOLONGAN DAN IDENTIFIKASI UNSUR

NAMA KELOMPOK

: 1. HASBIYANI ( F1D215001)
2. DESSY NATASHA L.S (FID215034)
3. HANIF ABIYUZA(FID215021)
4. AHMAD TOPAN (F1D215002)
5. ABRAM S. NAPITU (F1D215024)
ASISTEN LABORATORIUM
SEBASTIAN SIREGAR (F1C112038)
NURAINI MAGHVIROH (F1C113053)
DOSEN PENGAMPU
DIAH MASTUTIK, S.Pd.,M.Si

LABORATORIUM LINGKUNGAN DAN GEOKIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2015

KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang.
Segala puji dan syukur bagi Allah swt yang dengan ridho-Nya kita dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Sholawat dan salam
tetap kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw
dan untuk para keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya yang setia
mendampingi beliau. Terima kasih kepada keluarga, dosen pengampu,
aslisten laboratorium, dan teman-teman yang terlibat dalam pembuatan
makalah ini yang dengan do'a dan bimbingannya makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik dan lancar.
Dalam makalah ini, kami membahas tentang Golongan dan
Identifikasi Unsur yang kami buat berdasarkan refrensi yang kami
ambil dari berbagai sumber buku. Makalah ini diharapkan bisa
menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita cari. Kami
berharap bisa dimafaatkan semaksimal dan sebaik mugkin.
Tidak gading yang tak retak, demikian pula makalah ini, oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan dan
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Jambi, desember 2015
Penyusun

DAFTAR ISI
Kata pengantar..i
Daftar isi . ii
BAB. 1 Pendahuluan
1.1 latar belakang .. 1
1.2 tujuan ... 1
1.3 rumusan masalah . 2
1.4 manfaat penulisan 2
BAB. II Landasan Teori ... 3
BAB. III Metodologi Kerja
3.1 alat dan bahan .. 9
3.2 prosedur kerja 11
BAB. IV Hasil dan Pemabahasan
4.1 data pengamatan 16
4.2 pembahasan 19
BAB. V Penutup
5.1 kesimpulan . 23
5.2 saran ... 23
DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga
saat ini, unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur
tersebut dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam
beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B
(golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan
menjadi unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia
Beberapa usur logam dan nonlogam, dalam bentuk unsur maupun
senyawa, banyak dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari.
Penggunaan beberapa unsur logam dan nonlogam meningkat dengan
berkembang pesatnya industri, baik sebagai alat, bahan dasar, maupun
sumber energi.
Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam
batuan. Alam Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam,
karena itu perlu penguasaan teknologi untuk mengolahnya menjadi
logam yang dibutuhkan.
Unsur Logam yang sudah akrab dengan kehidupan kita sehari-hari
diantaranya adalah, besi, tembaga, atau perak. Ternyata unsur natrium
pun bersifat logam. Namun, karena tak stabil dalam keadaan unsurnya, ia
lebih banyak kita temui dalam bentuk senyawanya.
Keberadaan unsur-unsur kimia di alam sangat melipah. Sumber
unsur-unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik

dalam bentuk unsur bebas, senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur


kimia yang terdapat pada golongan alkali dan alakali tanah misalnya.
Pada golongan alkali yaitu litium, natrium, kalium, cesium, fransium dan
rubidium. Pada golongan alkali tanah terdapat berilium, magnesium,
calcium, stronsium, barium dan radium.
Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena
semua benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam
bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya.
Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur kimia
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan.
Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan
menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut.
Melalui makalah ini kami harapkan pembaca dapat memahami dan
mengetahui kimia unsur lebih spesifik lagi.
B. Tujuan
1.
2.
3.
4.

mengkaji kesamaan sifat unsure-unsur dalam tabel berkala


mengamati uji nyala dan reaksi beberapa unsur alkali dan alkali tanah
mengenali reaksi air klorin dan halide
menganalisis larutan anu yang mengandung unsure alkali atau alkali
tanah dan halida
C. rumusan masalah

1.

bagaimana warna-warna nyala pada larutan alkali dan alakali tanah

2.

Bagaimana mengenali reaksi air klorin dan halide

D. Manfaat penulisan
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada semua pihak yang membacanya umumnya dan khususnya kepada
mahasiswa untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang golongan
dan identifikasi unsur.

BAB II

LANDASAN TEORI

Unsure-unsur dalam satu golongan mempunyai


banyak persamaan sifat kimianya, sifat-sifat kimia
ditentukan oleh electron valensinya. Electron valensi
adalah electron yang terdapat pada kulit lintasan yang
terluar. Karena adanya electron valensi unsure yang
sama, dengan sendirinya sifat kimianya juga akan sama.
Unsure golongan alkali sangat elektropositif dan
reaktif karena tidak terdapat dalam keadaan bebas di
alam. Hanya fransiumlah yang merupakan unsure radio
aktif yang terdapat dalam golongan 1 A. semua unsure
golongan ini merupakan penghantar panas dan listrik
yang baik. Karena pada logam ini bentuknya lunak
sehingga dapat dipotong dengan pisau. Semua unsure
golongan ini merupakan reduktor yang kuat dan
mempunyai panas jenis yang rendah (sukardjo,1985:373).
Logam alkali dalam golongan I A dari tabel berkala
dan logam alkali tanah dalam golongan II A dinamakan
demikian karena kebanyakan oksida dan hidroksidanya,
unsure diantaranya basa (alkali) yang paling kuat yang
biasa dikenal (keenan,1980:151).

Ciri khas yang paling mencolok dari logam alkali dan


alkali tanah adalah kereaktifannya yang luar biasa besar.
Karena logam-logam ini begitu aktif sehingga mereka
tidak terdapat sebagai unsure, bila bersentuhan dengan
udara atau air, tak satupun dari unsure-unsur IA dan IIA
terdapat di alam di dalam senyawa alam sebagai ion
unipositif (positif-satu), semua unsure alkali tanah
terdapat sebagai ion di positif (positf-dua).
Logam alkali dan alakali tanah adalah zat yang
pereduksi dimana zat ini sangat kuat karena itu, zat ini
mudah kehilangan elektronnya. Mereka mudah bergabung
dengan kebanyakan unsure nonlogam membentuk
senyawa ion seperti halide, hibrida, oksida dan sulfide
(keenan,1980:154).
Hydrogen adalah unsure yang ditentukan Henry
Cavendigh (1731-1810) dan merupakan unsure yang
memiliki atom paling kecil dan ringan. Unsure ini paling
banyak ditemukan di alam. Ada beberapa cara dalam
penentuan adanya unsure hidrrogen yaitu dengan
percobaan pendfield dan pemijaran dengan AlO. Prinsip
percobaan pendfield yaitu senyawa yang mengandung C
apabila dipanaskan dengan PbCrO4 yang pada
pemanasan lebih lanjut akan jadi Pb + CO2. CO2 yang

keluar dapat ditunjukkan dengan adanya Ba(CO3)2 yang


berwarna putih (Keenan,2005:53).
Hydrogen mempunyai densitas atau rapatan paling
rendah, bersenyawa dengan hampir setiap unsure yang
reaktif membentuk senyawa hibrida unsure karbon
mempunyai sangat banyak senyawa organic, dan
berkembang pula senyawa organometalik dengan atom
karbon terkait secara koordinasi pada ion logam.
Disamping itu dikenal juga secara tradisi dalam senyawa
organic dalam golongan halogen (halogen VIIA) yaitu F,
CL, Br, At, adalah kelompok unsure yang sangat kontras
terhadap golongan alkali (golongan IA)
(Sugiarto,2001:1993).
Karbon adalah salah salah golongan IV A yang
merupakan unsur penyusun senyawa-senyawa organic
karbon di alam terdpat dalam bentuk intan, grafit, minyak
bumi, gas CO2, dan sebagian besar berasal dari hewan,
tumbuhan, dan manusia (misalnya karbohidrat,protein,
lemak,dll). Sebuah atom karbon dapat berikatan dengan
sesama unsure karbon yang membentuk ikatan rantai
karbon. Senyawa-senyawa yang terdiri dari atom karbon
dikenal denan sebutan senyawa organic
(sunardi,2006:257).

Logam-logam golongan IA dan IIA dalam susunan


berkala berturut-turut disebut logam alkali dan alkali
tanah karena logam-logam tersebut membentuk oksida
dan hidroksida yang larut dalam air mengahsilkan larutan
basa. Logam alkali dan alkali tanh disebut juga logamlogam blok s karena hanya terdapat satu atau dua
electron pada kulit terluarnya. Electron terluar ini
menempati tipe orbital s (subkulit s) dan sifat-sifat logam
ini seperti energy ionisasi (IE) yang rendah ditentukan
oleh hilangnya electron s membentuk kation
(petrucci,1985:18-19).
Menurut sutrisna (2006:87), yaitu :
1. golongan IA
unsure-unsur pada golongan IA dalam tabel periodic
dikenal juga dengan nama unsure alkali, semua anggota
bereaksi dengan air membentuk alkali. Semua logam
alkali sangat reaktif sehingga di alam tidak pernah dalam
keadaan bebas.
2. Golongan IIA
Unsure-unsur pada golongan IIA dalam tabel periodic
dikenal juga dengan nama alkali tanah. Anggota unsure
alkali tanah adalah Berilium (Be), Magnesium (Mg),

Calcium (Ca), Stronsium (Sr), barium (Ba) dan Radium


(Ra).
Halide an hidrat dapat dibuat dengan dehidrasi
garam hidrat. Halide-halida magnesium dan kalsium
mudah menyerap air. Kemampuan untuk membentuk
hidrat sperti juga kelarutannya dalam air menurut dengan
naiknya ukuran dan halide-halida Sr, Ba, Ra biasanya
anhidrat. Hal ini mengalami kenyataan bahwa energy
menurun secara lebih cepat dari pada energy kisi dengan
bertambahnya ukuran Mzt (Cotton, 1989:87).
Menurut sukardi, (1989:21-23) golongan alkali
menurut:
1. Sifat periodic
- Tidak sulit mengalami oksidasi dan sulit mengalami
reduksi
- Termasuk zat pereduksi yang kuat .
2. Sifat fisik
- Semua unsure berwujud padat pada suhu ruangan,
3.
-

khusus sesium (Cs) berwujud cair diatas 280 c.


Unsure Li, Na dan K sangat ringan
Memilki warna yang jelas dan khas.
Sifat kimia
Sangat reaktif
Dapat membentuk senyawa basa kuat
Mudah larut dalam air (kelarutannya semakin bawah

semakin besar)
4. Sifat logam dan sifat basa

- Dapat bereaksi dengan air membentuk senyawa


basa kuat seperti LOH
- Semakin ke bawah sifatnya semakin kuat
Golongan alkali tanah menurut :
1. Sifat periodic
- Mudah menngalami oksidasi, namun tidak sekuat
golongan IA.
2. Sifat fisik
- Semua unsure berwujud padat pada suhu ruangan
- Kerapatan logam alkali tanah lebih besar, sehingga
logam alkali tanah lebih keras dari logam alkali.
3. Jika garam-garam dari unsure logam dibakar, akan
4.
5.
-

memberi warna keras seperti :


Kalsium (Ca) : jingga, merah
Barium (Ba) : hijau
Sifat kimia
Mudah bereaksi dengan unsure nonlogam
Bersifat reaktif
Sifat logam dan sifat basa alkali tanah
Semakin kebawah sifat logam dan sifat basa semakin

kuat
- Termasuk zat pereduksi kuat.

BAB III
METODOLOGI KERJA

3.1 alat dan bahan


a. alat
- Bunsen
- kawat nikrom
- penjepit
- rak tabung reaksi
- tabung reaksi

b. bahan
- air klorin
- air suling
- ammonium hydrogen fosfat
- ammonium karbonat
- asam nitrat
- BaCl2
- CaCl2
- HCl
- karbon tetra klorida
- KCl
- larutan anu (x)
- larutan anu (y)
- larutan Barium
- larutan Kalium
- larutan Kalsium
- larutan Litium
- larutan Natrium

- larutan Stronsium
- LiCl
- NaBr
- NaCl
- NaI
- SrCl
3.2 prosedur kerja
a. uji nyala unsure alkali dan alkali tanah

BaCl, CaCl, KCl, NaCl, LiCl,


SrCl,
Dimasukkan kedalam masing-masing tabung
reaksi
Diambil kawat nikrom
Dipanaskan pada bagian nyala biru Bunsen
Dicelupkan kedalam tabung reaksi kimia yang
berisi barium
Dipanaskan ujung kawat pada nyala
Dicatat pengamatan
Dibersihkan kawat nikrom

Diulangi lagi uji nyala pada bahan kimia yang lain


dalam

tabung reaksi dengan cara yang sama


Dicatat hasil pengamatan

Hasil

b. reaksi-reaksi unsure alkali

amonium karbonat
Ditambahakan 1 ml larutan dalam setiap tabung
Ditulis EDP jika terdpat endapan
Ditulis TR jika tidak ada reaksi

Air suling
Dibilas tabung reaksi
Larutan Ba, Li. K, Ca, Na, Sr

Dimasukan kedalam tabung masing-masing


Amonium hydrogen fosfat

Ditambahkan larutan dalam setiap tabung


Dicatat hasil pengamatan
Larutan Ba, Li, K, Ca, Na, Sr
Dimasukkan kedalam tabung
Dicatat pengamatan
Hasil

c. reaksi-reaksi halida

NaCl, NaBr, NaI


dimasukkan kedalam aung reaksi masing-masing
diletkkan pada rak tabung reaksi
Karbon tetra klorida

ditambahkan pada setiap tabung reaksi


Air klorin

ditambahkan pada setiap tabung reaksi


Asam nitrat

ditambahkan pada setiap tabung reaksi


dikocok setiap tabung dan diamati warna lapisan dibagian
bawah
Hasil
d. analisis larutan anu
Larutan anu x

dilakukan uji nyala


dimasukkan kedlam tiga tabung
Amonium karbonat
dimasukkan dalam tabung reaksi pertama
Amonium fosfat

dimasukkan dalam tabung reaksi kedua


Amonium sulfat

ditambahkan pada tabung reaksi ketiga


dicatat pengamatan
Larutan anu Y
dimasukkan dalam tabung reaksi
Karbon tetra klorida, air klorin, asam nitrat
ditambahkan dalam tabung reaksi
dokocok tabung reaksi
dicatat warna pada lapisan
dibandingkan hasil uji nyala
Hasil

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 data pengamatan


a. data pengamatan uji nyala untuk unsure alkali tanah
Perlakuan
- ditambahkan 2 ml larutan BaCl2,

Hasil
2 ml larutan

CaCl2, LiCl, KCl, NaCl, SrCl2


- kawat nikrom + CaCl

Uji nyala kuning

- kawat nikrom + baCl2

Uji nyala hijau

- kawat nikrom + SrCl2

Uji nyala merah terang

- kawat nikrom + KCl

Uji nyala ungu

- kawat nikrom + NaCl

Uji nyala oranye

- kawat nikrom + LiCl

Uji nyala merah

b. data pengamatan reaksi-reaksi unsur alkli dan alakali tanah

Perlakuan
- ditambahkan 2 ml amonium

Hasil
- CaCl2 + (NH4)2CO3 EDP

karbonat kedalam masing-masing

- BaCl2 + (NH4)2CO3 EDP

tabung reaksi yang berisi CaCl2,

- SrCl2 + (NH4)2CO3 EDP

BaCl2, SrCl2, KCl, NaCl, LiCl.

- KCl + (NH4)2CO3 TR
- NaCl + (NH4)2CO3 TR
- LiCl + (NH4)2CO3 TR

- dimasukkan 2 ml dihidrogen

- CaCl2 + (NH4)2HPO4 EDP

fosfat kedlam masing-masing

- BaCl2 + (NH4)2HPO4 EDP

tabung reaksi

- SrCl2 + (NH4)2HPO4 EDP


- KCl + (NH4)2HPO4 TR
- NaCl + (NH4)2HPO4 TR
- LiCl + (NH4)2HPO4 TR

- dimasukkan I ml amonium sulfat

- CaCl2 + (NH4)2SO4 EDP

kedalam masing masing tabung

- BaCl2 + (NH4)2SO4 EDP

reaksi

- SrCl2 + (NH4)2SO4 EDP


- KCl + (NH4)2SO4 TR
- NaCl + (NH4)2SO4 TR
- LiCl + (NH4)2SO4 TR

c. data pengamatan reaksi-reaksi halida


Zat

Warna lapisan CCl4

Warna pengujian
pada kawat
nikrom

NaCl + Cl2

Bagian atas
Putih

Bagian bawah
Jernih

Jingga

NaBr + Cl2

Putih

Putih

Jingga

NaI + Cl2

Kuning

Putih

jingga

d. data pengamatan larutan anu x


Tabung
1

Larutan anu x
+ amonium karbonat

Hasil uji nyala


Ungu

+ amonium fosfat

Biru

+ amonium sulfat

Biru tua

e. data pengamatan larutan anu y


Zat
Y + CCl4 + HNO3

Lapisan atas
Putih

Lapisan bawah
Jernih

4.2 pembahasan
pada percobaan uji nyala pada kali ini menggunakan 6
zat. Zat yang digunakan merupakan garam Kristal alkali dan alkali tanah.
Percobaan ini bertujuan untuk menegtahui uji nyala dan kelarutan yang
ada pada golongan alkali dan alkali tanah. Hal yang harus diperhatikan
adalah menyalakan Bunsen dan menngtur nyala sebaik mungkin
sehingga didapat nyala api yang kebiruan atau tidak berwarna. Hal ini
dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan pengamatan warna
nyala terhadap kation-kation selama proses pembakaran. Dalam
percobaan ini juga seharusnya menggunakan lampu Bunsen yang baik,
jika percobaan ini menggunakan lampu Bunsen biasa, dimana nyala
apinya menunjukkan warna oranye atau merah Bunsen tidak layak
digunakan pada percobaan uji nyala golongan ini, sebab dapat
mengganggu identifikasi unsur pada logam alkali dan alkali tanah.
Sebelum emggunakan kawat nikrom pada uji nyala
sebaiknya kawat nikrom dibersihkan menggunakan HCl. Praktikkan
menggunakan HCl pada kawat nikrom karena HCl dapat melarutkan zatzat pengotor atau kontaminan yang masih melekat pada kawat nikrom
sehingga pengotor tersebut akan mudah menguap dari kawat, dan kawat
benar-benar bersih. Pencelupan kembali kedalam HCl ini berfungsi agar

garam-garam klorida lebih mudah menempel ketika kawat dimaukkan


kedalamnya.
Pada ujung kawat nikrom yang dicelupkan dalam larutan
CaCl2, BaCl2, SrCl2, KCl, NaCl, LiCl. Dipilihnya garam-garam dari
golongan alkali dan alkali tanah karena ketika dibakar menunjukkan
warna yang spesifikasi sehingga akan tampak jelas perbedaan nyala api
dari golongan-golongan tersebut. prinsip-prinsip dari beberapa senyawa
dari logam dapatmenimbulkan warna yang khas pada nyala pembakaran
Bunsen yaitu dengan cara melihat perubahan warna nyala Bunsen.
Metode ini masih digunakan hingga saat ini karena hasilnya masih cukup
akurat untuk analisis kuantitaif.
Pada uji nyala golongan ini kalsium mudah menguap
sehingga pada percobaan ini uji nyalanya memberikan hasil warna
kuning. Barium adalah logam putih perak dimana pada hasil uji nyala
memberikan warna hijau stabil. Stronsium memberikan warna nyala
berupa merah terang pada nyala Bunsen, kalium memberikan warna
ungu, natrium memberikan warna oranye dan litium memberikan warna
merah pada nyala Bunsen.
Pada percobaan reaksi-reaksi alkali dan alkali tanah
menggunakan sampel dari senyawa CaCl2, BaCl2, SrCl2, KCl, NaCl,dan
LiCl dan dicampurkan dengan pereaksi (NH4)2CO3, (NH4)2PO4,
(NH4)2SO4. Pada senyawa kalsium klorida direaksikan dengan
(NH4)2CO3 hasil yang dibentuk terdpat endapan, begitu pun pada
senyawa barium klorida dan stronsium klorida juga terdapat endapan.

Hal ini dikarenakan senyawa-senyawa tersebut dapat bereaksi dengan


(NH4)2CO3. Dengan reaksi
CaCL2 + (NH4)2CO3 CaCO3 + 2NH4Cl
BaCl2 + (NH4)2CO3 BaCO3 + 2NH4Cl
SrCl2 + (NH4)2CO3 SrCO3 + 2NH4Cl
Namun lain halnya dengan larutan KCl,NaCl, dan LiCl, tidak bereaksi
terhadap larutan (NH4)2CO3.
Senyawa barium klorida, kalsium klorida dan stronsium
klorida jika direaksikan dengan (NH4)2PO4 akan membentuk endapan
dan persamaan reaksinya adalah
BaCl2 + (NH4)2PO4 BaPO4 + 2NH4Cl
CaCl2 + (NH4)2PO4 CaPO4 + 2NH4Cl
SrCl2 + (NH4)2PO4 SrPO4 + 2 NH4Cl
Dan pada senyawa KCl, NaCl, dan LiCl tidak terdapat reaksi.
Pada saat direaksikan dengan larutan (NH4)2SO4.
Larutan BaCl2, CaCL2 dan SrCl2 bereaksi dan memebentuk endapan.
Dengan persamaan reaksi berikut
BaCl2 + (NH4)2SO4 BaSO4 + 2 NH4Cl
CaCl2 + (NH4)2SO4 CaSO4 + 2 NH4Cl
SrCl2 + (NH4)2SO4 SrSO4 + 2 NH4Cl

Dan pada NaCl, KCl dan LiCl tidak terbentuk reaksi.


Pada reaksi antara NaCl, NaBr, dan NaI dengan Cl2 pada
percobaan ini didapatkan hasil yaitu NaCl + Cl2 dengan warna larutan
CCl4 berwarna putih dan terbentuk endapan atau lapisan dimana lapisan
atas berwarna putih dan bagian bawahnya berwarna jernih dan teksturnya
seperti gel. NaBr + Cl2 dengan warna CCl4berwarna oranye dan
strukturnya seperti gel pada lapian atas berwarna kuning dan encer. Pada
senyawa NaI + Cl2 dengan warna CCl4 terjadi dua lapisan yaitu pada
lapisan atas berwarna merah tua pekat, strukturnya sperti gel pada lapisan
atasnya berwarna merah tua dan encer. Perubahan warna pada senyawa
ini dikarenakan senyawa bereaksi pada klorin.
Pada percobaan larutan anu x untuk menguji nyala dan
larutan anu y untuk menhuji reaksi halide.
Pada zat x
X + (NH4)2CO3

uji nyala berwarna ungu

X + (NH4)2CO3

uji nyala berwarna biru

X + (NH4)2CO3

uji nyala berwarna biru tua

Dari data diatas praktikkan menyimpulkan bahwa larutan x mengandung


KCl dengan membandingkan pada prosedur a. pada zat y, dimana Y +
CCl4 + HNO4 lapisan atas berwarna putih dan lapisan bawah berwarna
jernih dan berbentuk gel. Dan praktkkan menyimpulkan bahwa larutanY
mengandung NaCl dengan membandingkan terhadap prosedur c.

BAB V
PENUTUP

5.1 kesimpulan
Dari percobaan di ats dapat di ambil kesimpulan
1. Unsur-unsur Alkali dan Alkali Tanah bersifat basa, sama-sama
reaktif, dan merupakan logam yang bersifat konduktor panas yang
baik
2. Warna nyala pada logam Alkali dan Alkali Tanah diakibatkan
adanya spektrum nyala yang dipengaruhi panjang gelombang.
Akibat perpindahan elektron ke orbital yang kosong dan memiliki
tingkat energi yang lebih tinggi.
3. Reaksi air klorin dengan NaCl,NaBr dan NaI memberikan hasil
yang berbeda,ini dikarenakan setiap zat atau senyawa tersebut
memiliki unsur halogen dan kereaktifan yang berbeda.

5.2 saran
pada saat melakukan percobaan uji nyala pastikan kawat
nikrom benar-benar bersih agar warna nyala dapat terlihat dengan jelas.

DAFTAR PUSTAKA

Cotton,F.Albert. 1989.kimia organik dasar. Jakarta : universitas


Indonesia press
Keenan,Charles. 1980. Kimia untuk universitas.Jakarta : Erlangga
Keenan,Charles. 2005. Kimia dasar. Jakarta : Erlangga
Petrucci,Ralph. 1985. Kimia dasar 1. Jakarta : Erlangga
Sugiarto,KristianHnadoyo. 2001. Dasar-dasar kimia anorganik.
Yogyakarta : UNY press
Sukardjo. 1985. Kmia anorganik. Jakarta : Rhineka Cipta
Sunardi.2006. 116 unsur kimia. Bandung : Yrama Widya
Sutrisna. 2006. Cerdas belajar kimia. Jakarta : Mediatama

Anda mungkin juga menyukai