PERCOBAAN II
SISTEM PRIODIK UNSUR
Disusun Oleh:
Nama :Nur Sari Dela Safitri
NIM :P21119085
Kelompok : 2 (Dua)
Asisten Praktikum : VAN HINDERSEN KAOPE
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
OKTOBER 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Unsur adalah suatu zat murni yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat yang lebih
sederhana dengan menggunakan reaksi kimia biasa. Berdasarkan penemuan dari para
ahli kimia, ada lebih dari 100 macam unsur yang ada di muka bumi. Berdasarkan
sifatnya, unsur dapat dibagi menjadi dua macam yaitu unsur logam dan unsur non
logam. Unsur logam adalah unsur yang mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu berwujud
padat, dapat menghantarkan arus listrik, mempunyai titik didih/ leleh yang tinggi, dan
dapat ditempah. Unsur non logam adalah unsur memiliki ciri-ciri khusus,
yaitu berwujud padat/ cair/ gas, tidak dapat menghantarkan arus listrik, titik didih dan
lelehnya rendah, tidak dapat ditempah atau dibentuk.
Tahun 2017 sudah ada terdapat 118 unsur yang telah teridentifikasi dengan 98
diantaranya terjadi secara alami di bumi. 20 elemen lainnya secara artifisial dibuat
dalam reaktor nuklir atau eksperimen akselerator partikel. Sebagian besar merupakan
unsur yang ditemukan di alam dan berjumlah 92, sedangkan unsur lainnya merupakan
unsur buatan. Untuk mempelajari tiap-tiap unsur, pembahasannya sangat kompleks
karena sifat-sifat unsur bervariasi antara satu dengan yang lainnya dan jika kita
mempelajari satu demi satu alangkah sulitnya. Pengelompokan unsur pun mengalami
perkembangan dari pengelompokan unsur yang dilakukan oleh para ahli Arab dan
Persia, Lavoisier, Dalton, Dobereiner, Newlands, Mendeleyev, Lothar Meyer,
Moseley hingga sistem periodik modern yang kita pakai hingga sekarang. Puncak dari
usaha tersebut adalah terciptanya suatu tabel unsur yang disebut sistem periodik unsur.
Sistem periodik unsur sendiri berfungsi untuk memudahkan kita dalam mengenali
berbagai macam unsur-unsur.
Semua logam alkali tanah merupakan logam yang tergolong reaktif meskipun tidak
sereaktif dibandingkan unsur alkali, mempunyai kilap logam, relatif lunak dan dapat
menghantar panas dan listrik dengan baik, kecuali berilium. Logam alkali tanah
memberikan warna yang khas. Pada pembakaran senyawa logam alkali akan
memberikan warna yang khas yang dapat digunakan sebagai identifikasi awal adanya
logam alkali dalam suatu bahan. Be dan Mg memberikan warna spektrun pada daerah
gelombang elektromagnet, sehingga pada pembakaran magnesium hanya akan
menimbulkan warna nyala yang sangat terang. Ca memberikan warna merah jingga, Sr
merah ungu dan Ba kuning kehijauan. Pada percobaan ini akan dipelajari reaksi logam
alkali dan alkali tanah dalam air. Perbedaan kelarutan senyawa-senyawa logam alkali
dapat digunakan untuk membedakan ion-ion logam alkali tanah.
Tabel periodik adalah tabel data unsur yang sangat berguna. Tabel ini dirancang
sedemikian rupa sehingga setiap kolom vertikal mengandung unsur yang serupa secara
kimia. Unsur-unsur dalam kolom disebut golongan atau famili. Unsur dalam beberapa
golongan dapat mirip satu sama lain. Unsur dalam golongan lain kurang serupa.
Misalnya unsur-unsur dari golongan pertama mirip dengan satu sama lain melebihi
unsur-unsur dari golongan empat dari ujung, diawali oleh N. Setiap baris pada tabel
disebut periode. Terdapat tiga bagian berbeda pada tabel periodik yaitu unsur golongan
utama, unsur golongan transisi, dan unsur golongan transisi dalam. Periode dan
golongan diidentifikasi secara berbeda. Periode diberi label dari 1 sampai 7. Beberapa
acuan menggunakan nomor periode. Golongan umumnya diacu berdasarkan nomornya.
Golongan dapat diberi label dengan tiga cara berbeda :
3. Modern : golongan diberi label dengan angka arab dari 1 sampai 18.
Beberapa golongan penting diberi nama. Golongan IA (1) (tidak termasuk hidrogen)
disebut logam alkali. Unsur-unsur golongan IIA (2) dikenal sebagai logam alkali tanah.
Unsur-unsur golongan VIIA (7) dinamakan halogen. Logam-logam golongan IB (11)
dikenal sebagai logam koin (coinage metals). Unsur-unsur golongan 0 (18) dikenal
dengan gas mulia (noble gases) (Goldberg, 2008).
Sifat-sifat kimia pada unsur-unsur IA dan IIA. Aktivitas, ciri khas yang paling
menyolok dari logam alkali dan alkali tanah, adalah kereaktifannya yang luar biasa
besar. Logam natrium, kalsium dan kalium adalah logam-logam yang begitu aktif
sehingga mereka tak terdapat sebagai unsur, bila bersentuhan dengan udara atau air.
Tak satupun dari unsur-unsur IA dan IIA terdapat di alam dalam keadaan unsurnya.
Semua unsur alkali terdapat dalam senyawaan alam sebagai ion unipositif (positif-
satu), semua unsur alkali tanah terdapat sebagai ion dipositif (positif-dua). Sifat
metalik, sifat metalik dalam golongan A, cenderung makin bertambah dari atas ke
bawah pada tabel berkala. Pertambahan ini mungkin kurang menyolok dalam golongan
alkali daripada golongan lainnya, sebab bahkan litium sekalipun bersifat sangat
metalik. dalam Sebagian besar reaksi kimia, unsur dari natrium sampai sesium,
berkelakukan secara sama. Litium agak berbeda, mungkin karena ionnya begitu kecil
sehingga rapatan muatannya sangat tinggi untuk satu ion bermuatan satu. Litium sudah
pasti adalah logam, tetapi yang paling kurang metalik dari unsur-unsur golongan IA
berdasarkan sifat-sifatnya sebagai penyumbang (donor) elektron. Sesium yang paling
metalik. Dalam golongan alkali tanah, kalsium, stronsium, dan barium, jelas sekali
serupa, tetapi magnesium dan berilium berbeda dari ketiga unsur ini, karena agak
kurang aktif. Ini dapat dihubungkan dengan energi pengionan yang lebih tinggi dari
kedua unsur yang terakhir ini. Semua unsur alkali tanah adalah penyumbang elektron,
dengan berilium yang paling sedikit aktif, dan barium yang paling aktif (Kleinfelter,
1984).
Dari sudut pandang kimia (misalnya, kemampuannya untuk bereaksi dengan air dan
asam dan untuk membentuk senyawa ionik), logam golongan 2 yang lebih berat, Ca,
Sr, Ba, dan Ra mempunyai keaktifan yang hampir sama dengan logam oglongan i. Dari
segi sifat fisik tertentu misalnya densitas, kekerasan, dan titik leleh), semua unsur
golongan 2 umumnya lebih bersifat logam dibandingkan unsur golongan 1. Beberapa
sifat berilium yang sangat berbeda dengan unsur golongan 2 lainnya. Misalnya
berilium mempunyai titik leleh yang lebih tinggi dan lebih keras dibandingkan unsur
lainnya. Sifat kimianya juga sangat berbeda misalnya :
3. Be dan BeO larut dalam larutan basa kuar membentuk ion [Be(OH)4]2-.
BeCl2 dan BeF2 dalam wujud lelehan adalah konduktor listrik yang buruk; BeCl2 dan
BeF2 adalah zat kovalen (Petrucci, 2011).
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktium ini untuk Mempelajari cara mendektesi adanya unsur
nitrogen, fasfor, dan kalium dalam tanah dan tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUTAKA
Nitrogen merupakan unsur hara utama yang dibutuhkan oleh semua tanaman untuk
mencapai pertumbuhan dan hasil yang optimal. Kurangnya unsur ini menyebabkan
pertumbuhan tanaman akan terhambat serta akan terjadi masalah efisiensi pemanfaatan
N yang rendah yang disebabkan oleh hilangnya N melalui nitrifikasi, erosi, penguapan
secara terus menerus, sehingga menyebabkan produktivitas tanaman rendah (Rotimi et
al. 2008). Noordwijk dan De Willigen (1987 dalam Purwanto 2009) memperkirakan
sekitar 50% dari pupuk N pada tanah-tanah pertanian di daerah tropika basah hilang
terlindi. Selain itu, hilangnya N dalam tanah akibat ketersediaanya yang rendah dalam
tanah, sedangkan jumlah yang terambil tanaman sangatlah besar (Purwanto 2009).
Nitrogen yang terdapat dalam tanah dapat berbentuk organik maupun anorganik.
Nitrogen yang berbentuk organik dalam tanah berupa protein, asam amino yang akan
diubah menjadi ammonium (NH4+ ) kemudian diubah lagi menjadi nitrit dan
selanjutnya diserap tanaman dalam bentuk nitrat, sedangkan nitrogen yang berbentuk
anorganik yang tersedia dapat dalam bentuk ion ammonium dan nitrat (Haryono,
2000).
Nitrifikasi adalah proses biologis yang penting dalam siklus nitrogen dimana
ammonium ditambahkan pada tanah dalam bentuk pupuk atau dalam bentuk
dekomposisi bahan organik, senyawa N teroksidasi menjadi nitrit kemudian menjadi
nitrat oleh bakteri nitrifikasi (Nitrosomonas dan Nitrobacter) (Hosain et al 2008).
Adanya nitrifikasi dalam tanah dapat menyebabkan akumulasi nitrat yang dapat
menyebabkan N terlindi kelapisan dibawah jangkauan akar tanaman sehingga
menyebabkan pencemaran NO3 - pada air tanah dan perairan.
Fosfat merupakan salah satu unsur makro esensial bagi kehidupan tumbuhan dan biota
tanah (Raharjo dkk., 2007). Kesuburan tanah, ketersediaan unsur hara esensial seperti
fosfat, keberadaan akan mikroba yang berperan dalam proses pelarutan fosfat di dalam
tanah mempengaruhi tingkat produksi dalam bidang pertanian (Ilham dkk., 2014).
Fosfat sebenarnya terdapat dalam jumlah yang melimpah dalam tanah, namun sekitar
95-99% terdapat dalam bentuk fosfat tidak terlarut sehingga tidak dapat digunakan
oleh tanaman (Raharjo dkk., 2007). Ketersediaan fosfat bagi tanaman dapat
ditanggulangi dengan agen hayati berupa mikroorganisme yang mampu melarutkan
fosfat di tanah secara alami (biofertilizer) (Ulfiyati dan Zulaika, 2015). Dalam hal ini
suplai sebagian unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat dilakukan oleh mikroba
pelarut fosfat (Wardhani dkk., 2014). Sebagian besar mikrobia tanah berpotensi
sebagai biofertilizer, terutama mikrobia yang hidup pada daerah perakaran
(rhizosphere) (Widawati dkk., 2008). Mikroba pelarut fosfat sering ditemukan
berasosiasi di dalam tanah rizosfer. Mikroba rizosfer adalah salah satu alternatif yang
dapat membantu pertumbuhan tanaman, produktivitas tanaman, dan kualitas tanaman
pada lahan yang kurang subur seperti lahan dengan pH rendah. Bakteri rizosfer dapat
meningkatkan ketersediaan nutrisi anorganik untuk tanaman (Campbell, 1995). Fosfat
di dalam tanah ditemukan dalam bentuk organik sehingga tidak tersedia bagi tanaman.
Aktivitas mikroba pelarut fosfat dapat dimanfaatkan untuk penyediaan unsur hara
fosfat bagi tanaman. Peningkatan ketersediaan unsur P ini disebabkan karena mikroba
pelarut fosfat mampu mengeluarkan asam-asam organik seperti asam sitrat, glutamate,
suksinat dan glioksalat yang dapat mengkhelat Fe, Al, Ca, dan Mg sehingga fosfor
yang terikat menjadi larut dan tersedia (Permatasari dan Nurhidayati, 2014).
Kalium merupakan elektrolit yang banyak terdapat dalam tubuh manusia maupun
hewan, dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga keseimbangan asam dan basa.
Kalium merupakan unsur organik penting dalam menghantar impuls saraf serta
pembebasan tenaga dari protein, lemak, dan karbohidrat pada metabolisme. Kalium
bergerak di dalam tubuh secara difusi, absorbsi, dan sekresi, kalium masuk dalam
tubuh melalui saluran usus besar dengan cara difusi melalui dinding kapiler
berdasarkan perbedaan konsentrasi yang besar dan metabolisme yang aktif, kemudian
dibuang melalui urine dengan cara sekresi dan sebagian kecil dibuang melalui feces
(Robert, 1988).
4.1.4 Kalium
4.2 Pembahasan
Sistem periodik unsur kimia merupakan susunan unsur-unsur berdasarkan urutan
nomor atom dan kemiripan sifat. Sistem periodik unsur (tabel periodik) adalah
tampilan unsur-unsur kimia dalam bentuk tabel. Unsur-unsur tersebut diatur
berdasarkan struktur elektronnya sehingga sifat kimia unsur-unsur tersebut berubah-
ubah secara teratur sepanjang tabel. Setiap unsur didaftarkan berdasarkan nomor atom
dan lambang unsurnya. Tabel periodik juga memberikan informasi dasar mengenai
suatu unsur (Santoso, 2012).
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk medeteksi adanya unsur nitrogen,fasfor dan
kalium dalam tanah dan tanaman dengan menggunakan bahan yaitu tanah, kacang
keledai, kacang hijau dan kapur tohor.
Pada perlakuan pertama Nitrogen organik
Dari percobaan nitrogen organic dengan jenis bahan yaitu kacang keledai dan kacang
hijau yang bercampur dengan kapur tohor dapat mengubah lakmus merah menjadi
kebiruan hal ini membuktikan terjadinya pelepasan gas amoniak (NH3) dikarenakan
campuran antara kacang keledai dan kapur tohor serta kacang hijau da kapur tohor
dalam keadaan kering dan telah mengalami pemanasan dan nantinya jika ada air
dalam campuran tersebut akan bersifat basa karena amoniak yang mengubah lakmus
merah menjadi warna kebiruan mengubah sifat air dari netral menjadi basah. Fungsi
menambahkan air ke campuran tersebut untuk membuatnya lebih berbentuk basah
dan kemudian penambahan larutan jenuh dari air akan mengubah sifat air menjadi
basah.
Untuk tabung D,E dan F yang dihubungkan dengan tabung berisi aquades dan
dipanaskan dan ditetesi dengan indikator PP tabung E. memberi warna jingga hal ini
berarti larutan pada kondisi asam sangat kuat sedangkan untuk tabung D dan F
berwarna jernih berarti zat dalam keaadaan asam atau netral.
Ammoniak banyak digunakan dalam proses produksi urea, industry bahan kimia.
Amonia merupakan gas yang tidak berwarna dan mudah larut di dalam air (dengan
membentuk larutan basa), ammonia di dalam air erat hubungan nya dengan dengan
siklus pada N dialam ini, Selain terdapat dalam bentuk gas, ammonia membentuk
kompleks dengan beberapa ion logam. Amonia juga dapat terserap ke dalam bahan –
bahan tersuspensi dan koloid sehingga mengendap di dasar perairan. Amonia yang
terukur diperairan berupa ammonia total (NH3 dan NH4). Amonia bebas tidak dapat
terionisasi, sedangkan ammonium (NH4 + ) dapat terionisasi (Effendi, 2003).
Pada perlakuan kedua nitrogen nitrat amoniak, Dalam perlakuan ini tanah
mengandung unsur nitrogen nitrat amoniak karena larutan tanah yang tercampur
dengan aquades ketika ditetesi dengan reagen nesler maka membentuk senyawa
berwarna jingga kecoklatan ha ini menjelaskan bahwa dalam air ada ion ammonium
yang bereaksi dengan reagen nesler sehingga membentuk warna jingga kecoklatan
perlu kita ketahui reagen nesler digunakan untuk mereaksikan ammonia atau
bertujuan untuk identifikasi amnomia didalam suatu sampel.
Cairan yang dipanaskan hingga hamper kering kemudian ditambahkan 5 tetes asam
sulfat pekat dn dimasukkan pada tabung reaksi yang berisi reagen difenil amin maka
membentuk senyawa berwarna kuning agak jernih hal ini membuktikan bahwa ion
nitrat dapat mengoksidasi senyawa difenil amin dalam lingkungan asam sulfat pekat
yang merupakan asam kuat.
Pada perlakuan ketiga fosfat, Menggunakan tiga sampel yaitu tanah,kacang hijau, dan
kacang keledai ketika di berikan asam nitrat pekat tanah berwarna coklat, kacang
keledai berwarna kuning tidak jernih dan kacang hijau berwarna kuning. Setelah
ditetesi reagen ammonium molibadat tana berwarna coklat, kacang hijau berubah
warna menjadi kuning pekat hamper sama dengan warana pada kacang keledai.
Fasfor terokdasi larut dalam air bereaksi dengan ammonium molibdat membentuk
senyawa berwana coklat yang mengedap pada proses pemanasan dalam percobaan
hal ini tersebut terjadi pada larutan tanah yang setelah ditetesi reagen ammonium
molibdat berwarna coklat.
Pada perlakuan keempat kalium, Wadah yang berisi tanah lalu ditimbang sebanyak
10 gram ke dalam alat neraca analitik kemudian dimasukan ke dalam Erlenmeyer lalu
ditambahkan 26 mL asam klorida 0,1 N kemudian dididihkan selama 5 menit. Setelah
itu disaring filtratnya, dimasukkan kedalam cawan porselen, kemudian diuapkan
filtratnya dan bakar residunya. Lalu ditambahkan air panas sebanyak 24 mL
kemudian disaring kembali,ditampung filtratnya dalam tabung reaksi.Ditambahkan
beberapa tetes larutan natrium kobalt nitrat maka terbentuklah senyawa berwarna
jingga kebeningan. Tanah merupakan mengandung unsur kalium, hal ini berarti
kalium yang ada dalam air (cairan) tersebut bereaksi dengan reagen natrium kobalti
nitrit sehingga membentuk warna senyawa tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan Adapun yang dapat disimpulkan dari percobaan ini
adalah
sebagai berikut :
1. Pada unsur Nitrogen Oraganik, pada percobaan Tabung A, B, C diberi lakmus
merah pada permukaan tabung. pemanasan pada tabung A kertas lakmus berubah
menjafi warna keruh sedangkan pada tabung B dan tabung C kertas lakmus
berubah warna menjadi keunguan. Pada tabung D, E, F yang ditutup dengan gabus
yang dilengkapi dengan pipa bengkok, dihubungkan dengan tabung lain yang berisi
aquades, diamati perubahan yang terjadi. Tabung E berubah warna dari kecokelatan
menjadi kekuningan.
2. Pada Unsur Nitrogen (nitrogen Nitrat-Amoniak), Pada Unsur Nitrogen (nitrogen
Nitrat-Amoniak). Ketika tanah 20g pada tabung erlenmeyer dan di tambahkan 100
ML aquades dikocok dan kemudian di saring lalu sumbat dengan gelas yang
dilengkapi pipa bengkok dan dihubungkan dengan tabung reaksi berisi 5 ML
Aquades dan di panaskan 30 menit kemudian dipisahkan tabung berisi aquades,
lalu ditetesi dengan Reagen Nesler maka membentuk senyawa berwarna kuning
kecoklatan, seperti warna pada filtrat. Setelah cairan dipindah ke dalam cawan
porselen, dipanaskan hingga kering dan ditambahkan dengan asam sulfat pekat lalu
dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi reagen difenil amin, diamati
perubahan yang terjadi warna cairan dari kuning kecokelatan atau pekat menjadi
tidak pekat atau bening.\
3. Pada unsur Fosfat. Tanah, kacang hijau, dan kacang kedelai yang berbentuk bubuk
di bakar dan kemudian didinginkan lalu di tambahkan 10 ML asam nitrat pekat
kemudian dipanaskan kembali sampai mendidih dan di tambahkan aquades 10 ML.
Diamati perubahan yang terjadi setelah ditetes dengan reagen ammonium molibdat,
tabung yang berisi kacang hijau berubah warna menjadi kuning jernih, pada tabung
kacang kedelai berwarna kuning kepekatan sedangkan, tanah tetap berwarna coklat.
4. Pada percobaan kalium. Tanah sebanyak 10 g pada tabung erlenmeyer
ditambahkan 25 ML asam klorida 0.1 N , didihkan 5 menit ,disaring ,filtratnya di
uapkan dan bakar residunya, lalu tambahkan air panas 25 ML, saring lalu
tambahkan beberapa tetes larutan natrium kobalt nitrat maka berubah warna jadi
sedikit orange kebeningan.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum baiknya secara offline , agar lebih mengenali prosedur dalam
setiap percobaaan tentang mempelajari cara mendektesi adanya unsur nitrogen, fasfor,
dan kalium dalam tanah dan tanaman di laboratorium secara tatap muka.
DAFTAR PUSTAKA
Barsasella, Diana. 2012. Buku Wajib Kimia Dasar. Jakarta : Trans Info Media.
Oxtoby, W David, dkk. 2001. Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Petrucci, H Ralph, dkk. 2011. Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern Edisi
Kesembilan Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
LEMBAR ASISTENSI