Anda di halaman 1dari 8

TUGAS SASTRA LANJUT

Dosen Pengampu:

Dr. Hj. Nurhaya Kangiden, M.Si

Disusun Oleh :

Putri Ayuningsi Ida

A 112 19 006

PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS TADULAKO

2020
Naskah Drama Untuk Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)

Judul : Teman Sekolah Baru

Tokoh: Nadya, Elvira, Bu Novi

Sinopsis :

Nadya adalah siswi pindahan dari SMA lain yang pindah ke SMAN 77. Nadya pindah dari
sekolah lamanya karena tidka nyaman dengan kelakuan siswa-siswi di sekolah lamanya tersebut.
Nadya sebetulnya ingin homeschooling saja. Namun, orang tuanya tidak mengizinkan, karena
orang tua Nadya ingin Nadya bisa sekolah sambil bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Nadya pun akhirnya memutuskan untuk mengikuti keinginan orang tuanya itu. Karena trauma,
Nadya pun menjadi siswi yang tertutup di sekolah barunya. Namun, kehadiran Elvira dan Bu Novi
yang merupakan wali kelasnya, telah merubah diri Nadya.

Dialog:

Suatu hari di kelas XI IPS SMAN 77, Bu Novi yang merupakan wali kelas dari kelas XI
IPS memperkenalkan kepada murid-muridnya seorang siswi baru bernama Nadya.

Bu Novi: “Anak-anak, hari ini Ibu akan memperkenalkan siswi baru pindahan dari SMAN lain.

Ayo, Nadya, perkenalkan dirimu kepada teman-teman barumu.”

Nadya : (dengan nada datar): “Hai semua, nama saya Nadya. Saya pindahan dari SMAN lain.

terima kasih.”

(murid-murid lain tidak bereaksi apapun, selain menatap heran Nadya yang memperkenalkan
dirinya dengan nada suara yang datar)

Bu Novi : “Terima kasih, Nadya. Oke, mulai hari ini dan seterusnya, Nadya akan menjadi bagian

dari kelas kita. Ibu mohon kepada kalian supaya kalian memperlakukan Nadya dengan

baik. Mengerti?”

Murid-murid: “Iya, Bu Guru.”

Bu Nov i: ” Nah, Nadya, ayo silakan duduk. Kamu duduk di sebelah Elvira ya (sambil menunjuk
bangku Elvira yag ada di sebelah kanan Bu Novi)”

Nadya: “Iya, Bu.”

(Nadya pun duduk di bangku yang dimaksud Bu Novi tersebut)

Elvira: “Hai, Nadya, namaku Elvira.”

Nadya: “Iya, aku tahu. Kan tadi Bu Novi sudah bilang. ” (berbicara dalam hati: Ih, sok ramah

sekali anak ini. Nanti juga ujung-ujungnya dia bakal mejahili dan menggosipi aku seperti

sisw-siswi lain di sekolahku yang dulu)

Elvira: Huh, kenapa sih perempuan ini? Diajak kenalan malah ketus jawabannya.

Nadya, Elvira, dan mrid-murid lainnya pun kemudian belajar seperti biasa. Singkat cerita, bel
pulang pun berbunyi. Itu artinya, pelajaran pun telah usai, dan murid-murid pun dipersilakan untuk
pulang ke rumah masing-masing. Saat bel pulang tersebut berbunyi, Elvira pun mengajak Nadya
untuk pulang bersama.

Elvira: “Nad, rumah kamu dimana? Kita pulang bareng, yuk.”

Nadya: “Kamu nggak usah tahu di mana rumahku. Lagian, aku bisa pulang sendiri.”

Nadya pun kemudian bergegas pergi dari hadapan Elvira.

Elvira: Huh, menyebalkan sekali anak itu. Apa dia aku gampar saja ya, supaya dia tidak begitu

padaku? Ah, nggak usahlah! Nanti ujung-ujungnya ada masalah! Mending aku ceritakan

saja kelakuannya pada Bu Novi, sekaligus aku tanya beliau soal kelakuannya itu. Kali aja

Bu Novi tahu dari orang tua Nadya soal kelakuan anaknya tersebut.

Novi pun lalu bergegas ke ruang guru untuk mencari Bu Novi.

Di ruang guru

Elvira: “Assalamualaikum.”

Bu Novi: “Waalaikumsalam. Eh, Elvira. Ada apa datang ke sini?”


Elvira: “Eh, Ibu, kebetulan Ibu di sini. Begini Bu, saya ingin cerita soal perlakuan Nadya ke saya.”

Bu Novi: “Loh, memangnya apa yang Nadya lakukan ke kamu sampai kamu mengadu ke Ibu?”

Elvira pun menceritakan semua perlakuan Nadya tersebut kepada Bu Novi.

Bu Novi: “Oh, jadi begitu. Kebetulan, sebelum Nadya Ibu perkenalkan ke kelas, Ibu sempat

berbincang sebentar dengan orang tuanya. Kata orang tuanya, Nadya itu pindah ke sini

karena di sekolah sebelumnya dia sering diperlakukan tidak baik oleh teman-temannya.

Oleh karena itu, dia jadi tertutup dan trauma atas kejadian tersebut. Tadinya Nadya ingin

di-himeschooling-kan leh orang tuanya. Tapi, orang tuanya tidak mau karena mereka

ingin Nadya punya teman dan bisa berbaur dengan lingkungan di sekitarnya. Jadi, saran

Ibu buat kamu, kamu jangan marah atau benci sama Nadya. Tapi, kamu justru harus

membuat Nadya nyaman di sekolah kita. OK?”

Elvira: “Oke, Bu.”

Keesokan harinya di kelas pada waktu istirahat.

Elvira: “Nad, aku mau bicara sesuatu sama kamu. Bolah kan?”

Nadya: “Kamu mau bicara apa?”

Elvira: “Nad, maaf kalau aku lancang. Nad, aku tahu dari Bu Novi soal alasan kamu pindah ke

sekolah ini. Aku tahu bahwa apa yang kamu alami di sekolah bikin kamu jadi waspada

dan enggan bergaul sama aku dan yang lain. Tapi Nad, murid-murid di sini tidak sama

seperti di sekolah kamu dulu. Insya Allah aku dan teman-teman lainnya tidak akan

melakukan apa yang dilakukan oleh murid-murid di sekolah kamu yang dulu. Aku tahu

mungkin kamu nggak bakal langsung terbuka sama kami. Tapi, kalau kamu ada apa-apa,

Insya Allah kami akan bantu kamu sebisa kami.”

Nadya: “Vir, maafkan aku kalau aku belum bisa terbuka sama kamu dan yang lain. Aku memang
masih trauma sama apa yang aku alami di sekolahku yang dulu. Aku takut kalau kalian

itu hanya baik di awal sama aku, terus kalian akan nge-bully aku dan ngegosipin aku di

belakang. Mungkin aku butuh banyak waktu supaya aku bisa terbuka dan percaya sama

kalian.”

Elvira: “Ya, gapapa kok Nad, santai aja.”

Dan Elvira pun memeluk Nadya. Semenjak itu, Nadya pun mulai membuka dirinya kepada Elvira
dan teman-teman lainnya.

2. Cara Mengajarkan Drama Kepada Anak-anak

1. Instruksi

Akan lebih baik jika pertama-tama setiap siswa diberi teks drama tersebut agar dapat dibaca
dan dipelajari sendiri-sendiri. Teks-teks drama yang dibagikan hendaknya disertai dengan
pertanyaan-pertanyaan sebagai bahan diskusi dalam usaha memahami dan menghayati drama
tersebut.

2. Penyajian

Proses pementasan dimulai dengan pembacaan bersama dikelas dimulai dengan


pembacaan bersama dikelas kemudian didiskusikan bersama untuk menelusuri fakta-fakta lebih
lanjut.

3. Diskusi

Setelah diadakan sekali atau dua kali pembacaan seperti yang diungkapkan diatas siswa-
siswi dikelas akan menajdi lebih siap mendiskusikan aspek-aspek drama tersebut secara lebih
terinci. Diskusi ini hendaknya dilaksanakan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tentang faktor-
faktor yang mendalam untuk memperbaiki wawasan si siswa tentang makna dan implikasi
berbagai pembicaraan dari teks yang telah dipelajari. Disamping itu, siswa juga diharapkan
memperdalam pemahamannya tentang pemikiran-pemikiran yang melatar belakangi cerita serta
kesesuaian antar kata-kata dengan gerak yang akan ditampilkan.
4. Pengukuhan

Dalam pelajaran drama, ada berbagi macam pengukuhan yang dapat dilakukan, misalnya:
melaporkan pementasan drama, menuliskan dialog, membuat adegan, mencari cerita pendek atau
novelette yang dapat diubah menjadi teks drama.

Sedangkan maksud pengukuhan dalam drama ini, sebenarnya lebih mengarah pada
mendorong para siswa agar mampu menerjemahkan teks drama denagn baik, sehingga mereka
siap untuk berakting. Ini sangat penting, sebab dalam pementasan drama dibutuhkan perhatian
penuh terhadap gerak dan mimic wajah untuk menjiwai peran. Ada banyak factor yang mentukan
keberhasilan suatu pementasan drama. Yaitu: (a.) waktu yang tersedia; (b.) pengalaman dan
ketrampilan praktis yang dimiliki oleh siswa dalam bermain drama.

5. Diskusi lanjutan

Diskusi lebih lanjut perlu dilaksanakan dikelas untuk memperdalam pemahamna isi teks.
Disamping pembahasan yang mendalam tentang isi teks, diskusi hendaknya disertai dengan
peragaan praktis adegan-adegan tertentu yang perlu mendapatkan perahtian khusus. Dalam drama
penggali intan.

6. Praktek Percobaan

Setelah diskusi berjalan lancar, biasanya para siswa ingin segera memraktekkan apa yang
telah mereka bahas. Guru dapat memanfaatkan nafsu bermain ini dengan membawa ,mereka ke
aula atau halaman sekolah yang cukup luas dan leluasa untuk berlatih gerak dan dialog. Sebagai
langkah pemulaan, perlu dipraktekkan beberapa adegan yang dramatis.

7. Latihan Mengucapakan Dialog

Agar pementasan nanti berhasil baik, setelah latihan gerak, guru hendaknya mengajak para
calon-calon pemain itu untuk kembali meneliti teks drama dan menyiapkannya sebagai bahan
hafalan. Sebelum tiap-tiap pemain menghafalkan peranannya, guru hendaknay sudah memperoleh
keyakinan bahwa setiap pemain telah memahami cara penyampain setiap kata, frase, maupun
kalimat-kalimat yang harus diucapkan. Untuk itu, sebelumnya mereka harus diajak intuk
memperhatikan: lafal, lagu, tekanan, jeda, tempo, ekspresi wajah, dan suasana keheningan yang
sangat perlu dalam pementasan yang adakalanya justru dapat menimbulkan suasana yang dramatis.
Seorang guru darama juga harus mengetahui bidang studi bahsa dan sastra. Ia diharapkan dapat
memakai istilah-istilah dibidang studi sastra, terutama dibidang tutur yang memanfaatkan tekanan,
tempo, irama, keheningan dan sebagaiya. Di samping itu guru juga dapat memanfaatkan istilah
atau simbol-simbol yang digunakan dalam pengajaran music, misalnya : tanda istirahat, tanda
berhenti, tahap demi tahap semakin keras, dan tahap demi tahap semakin lemah.

8. Akting

Membawakan dan menghidupkan teks dialog memang sanat penting, tetapi yang tidak
kalah penting adalah mengola gerak dan ekpresi wajah para pemain. Seorang sutradara dalam hal
ini seorang guru drama, harus mempunyai gambaran yang jelas tentang bgaiman acting para
pemain di pentas, seperti misalnya : kapan seorang pemain harus muncul, bagaimana posisinya,
kapann harus mengubah posisi, gerakan apa yang dilakukanya agar dapat menimbulkan efek
dramatis dan sebagainya. Saat yang tepat untuk memberikan gambaran tentang tingkah dan gerak
para pemain di pentas ini adalah setelah pemein ytelah hafal teks. Mereka dapat membuat catatan
dimana mereka akan masuk panggung, dimana harius berdiri, bagaiman dan kapan herus bergerak
dan sebagainyasesuai dengan teks drama yang akan disampaikan.

9. Pementasan

Apabila pentas drama dimaksudkan untuk umum dan dimainkan dengan penonton yang
terdiri dari para guru, karyawa sekolah, siswa, orang tua murid bahkan mungkin untuk masyarakat
umum, guru drama harus bertindak sebagai produser dan sutradara yang bai. Artinya guru harus
memillih pemain dengan selektif, melatih secara khusus, dan membagi tugas untuk persiapan
pementasan seperti: siappa yang bertanggung jawab untuk perlengkapan pennggung, tata rias, tata
musik, tata lampu, pembisik, property, dan sebagainya.

Akan tatapi pentas drama ini akan disajikan dalamm rangka lokakarya drama atau hanya
untuk pelajaran drama, tugas guru akan lebih ringan. dalam persiapan pementasan tidak perlu
disediakan seluruh perlengkapan penggung seperti tersut di atas. Jika terpaksa ada beberapa
pemain yang diijinkan membawa teks drama dan sesekali boleh menengok teks jika ia lupa pada
baris-baris yang harus dibawakanya. Tetapi dalam persiapan pemantasan ini, langkah-langkah
yang harus ditempuh para siswa untuk menghidupkan teks drama perlu diberikan secara rinci pula.
Ini adalah termmasuk kegiatan apresiasi dram yang harus dilakukan para siswa.
3. Kiat-kiat yang dilakukan agar drama tersebut dapat dipentaskan dengan baik.

1. Memilih naskah yang tepat.

Permainan drama terbagi dalam babak demi babak. Setiap babak mempunyai peristiwa
tertentu dalam waktu dan susunan tertentu pula. Dengan pembagian seperti ini, para
penonton mendapatkan gaambaran atau alur yang jelas bahwa setiap peristiwa itu dapat
berlangsung di tempat, waktu dan suasa yang berbeda. Naskah drama ditulis selengkap-
lengkapnya disertai keterangan dan petunjuk seperti gerakan-gerak yang di lakukan
pemain, tempat terjadinya peristiwa, perlengkapan logistik yang dibutuhkan setiap babak
dan keadaan panggung disetiap babak.

2. Pandai memilih pemain sesuai naskah

Pemain harus mampu memerankan masing-masing tokoh sesuai watak yang dibutuhkan.
Pemain memiliki skill dalam berlatih untuk memerankan tokoh yang dikehendaki naskah

3. Sanggup melatih dan membimbing pemain drama


4. Bisa bekerja dengan crew yang lain
5. Cekatan dalam memimpin semua tim

Anda mungkin juga menyukai