PERCOBAAN II
SISTEM PERIODIK UNSUR
NIM : G20121012
KELOMPOK : 1 (satu)
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS TADULAKO
OKTOBER 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Unsur adalah suatu zat murni yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat yang lebih
sederhana dengan menggunakan reaksi kimia biasa. Berdasarkan penemuan dari para
ahli kimia, ada lebih dari 100 macam unsur yang ada di muka bumi. Berdasarkan
sifatnya, unsur dapat dibagi menjadi dua macam yaitu unsur logam dan unsur non
logam. Unsur logam adalah unsur yang mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu berwujud
padat, dapat menghantarkan arus listrik, mempunyai titik didih/ leleh yang tinggi, dan
dapat ditempah. Unsur non logam adalah unsur memiliki ciri-ciri khusus,
yaitu berwujud padat/ cair/ gas, tidak dapat menghantarkan arus listrik, titik didih dan
lelehnya rendah, tidak dapat ditempah atau dibentuk.
Tahun 2017 sudah ada terdapat 118 unsur yang telah teridentifikasi dengan 98
diantaranya terjadi secara alami di bumi. 20 elemen lainnya secara artifisial dibuat
dalam reaktor nuklir atau eksperimen akselerator partikel. Sebagian besar merupakan
unsur yang ditemukan di alam dan berjumlah 92, sedangkan unsur lainnya merupakan
unsur buatan. Untuk mempelajari tiap-tiap unsur, pembahasannya sangat kompleks
karena sifat-sifat unsur bervariasi antara satu dengan yang lainnya dan jika kita
mempelajari satu demi satu alangkah sulitnya. Pengelompokan unsur pun mengalami
perkembangan dari pengelompokan unsur yang dilakukan oleh para ahli Arab dan
Persia, Lavoisier, Dalton, Dobereiner, Newlands, Mendeleyev, Lothar Meyer,
Moseley hingga sistem periodik modern yang kita pakai hingga sekarang. Puncak
dari usaha tersebut adalah terciptanya suatu tabel unsur yang disebut sistem periodik
unsur. Sistem periodik unsur sendiri berfungsi untuk memudahkan kita dalam
mengenali berbagai macam unsur-unsur.
Semua logam alkali tanah merupakan logam yang tergolong reaktif meskipun tidak
sereaktif dibandingkan unsur alkali, mempunyai kilap logam, relatif lunak dan dapat
menghantar panas dan listrik dengan baik, kecuali berilium. Logam alkali tanah
memberikan warna yang khas. Pada pembakaran senyawa logam alkali akan
memberikan warna yang khas yang dapat digunakan sebagai identifikasi awal adanya
logam alkali dalam suatu bahan. Be dan Mg memberikan warna spektrun pada daerah
gelombang elektromagnet, sehingga pada pembakaran magnesium hanya akan
menimbulkan warna nyala yang sangat terang. Ca memberikan warna merah jingga,
Sr merah ungu dan Ba kuning kehijauan. Pada percobaan ini akan dipelajari reaksi
logam alkali dan alkali tanah dalam air. Perbedaan kelarutan senyawa-senyawa logam
alkali dapat digunakan untuk membedakan ion-ion logam alkali tanah.
1.3 Tujuan
Mempelajari cara mendeteksi adanya unsur hara nitrogen, fosfor dan kalium dalam
tanah dan tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Periodik Unsur
Sistem periodik unsur (SPU) dan struktur atom merupakan materi yang abstrak
karena mencakup pembahasan materi yang ukurannya terlalu kecil. Sistem periodic
unsur merupakan tabel terpenting dalam kimia dan memegang peran kunci dalam
perkembangan sains material (Saito, 1996).
Pengelompokkan unsur menjadi objek penelitian para ahli sejak zaman yunani.
Para ahli berusaha mempelajari sifat unsur dan pengolompokkan unsur untuk
memudahkan dalam mempelajari unsur kimia yang ada. Pengelompokkan unsur di
kenal mulai dari Lavoisier (1789) mengelompokkan zat-zat berdasarkan sifat kimia
nya menjadi gas, logam, non-logam dan tanah.( Marshall .J.L. beta eta 1971 dan
Marshall .V.R, beta eta 2003). Pengelompokkan unsur ini masih sangat umum maka
selanjutnya John Dalton (1808) mengajukan pengelompokkan unsur berdasarkan
masa atom.
2.2 Nitrogen
Nitrogen adalah unsur yang paling berlimpah di atmosfer (78% gas di atmosfer
adalah nitrogen). Meskipun demikian, penggunaan nitrogen pada bidang biologis
sangatlah terbatas. Nitrogen merupakan unsur yang tidak reaktif (sulit bereaksi
dengan unsur lain) sehingga dalam penggunaan nitrogen pada makhluk hidup
diperlukan berbagai proses, yaitu : fiksasi nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi,
denitrifikasi. Nitrogen dengan lambang rumus molekul kimia N 2 berasal dari bahasa
latin nitrum dan bahasa yunani nitron yang berarti pembentukan, gen, atau soda asli.
Nitrogen (N2) merupakan gas yang tak berbau, tak berwarna, tidak ada rasa dan
bersifat inert. Nitrogen terdapat dalam banyak jaringan hidup dan pembentuk
senyawa penting seperti asam amino dan asam nitrat yang merupakan komponen
terpenting pembentuk DNA dan RNA (Poerwowidodo, 1992).
Nitrogen adalah komponen utama dalam semua asam amino, yang nantinya
dimasukkan ke dalam protein, tahu kan kalau protein adalah zat yang sangat kita
butuhkan dalam pertumbuhan. Nitrogen juga hadir di basis pembentuk asam nukleat,
seperti DNA dan RNA yang nantinya membawa hereditas. Pada tumbuhan, banyak
dari nitrogen digunakan dalam molekul klorofil, yang penting untuk fotosintesis dan
pertumbuhan lebih lanjut. Pengolahan kimia atau fiksasi alami (melalui proses
konversi seperti yang dilakukan bakteri rhizobium), diperlukan untuk mengkonversi
gas nitrogen menjadi bentuk yang dapat digunakan oleh organisme hidup, oleh karena
itu nitrogen menjadi komponen penting dari produksi pangan ( Foth,1994 ).
Fungsi unsur hara nitrogen di dalam tanah bagi pertumbuhan tanaman adalah
memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman dan pembentukan protein. Nitrogen
merupakan unsur utama pembentuk protoplasma sel, asam amino, protein amida,
alkaloid, dan klorofil. Kekurangan nitrogen akan menurunkan aktivitas metabolisme
tanaman yang dapat menimbulkan klorosis (warna daun memucat). Pemupukan
nitrogen berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi buah (Syahrul, 1999).
2.3 Fosfor
Fosfor merupakan salah satu nutrisi yang sangat penting bagi pertumbuhan
tanaman. Fosfor dapat ditemukan sebagai fosfat dalam beberapa mineral tanaman dan
merupakan unsur pokok dari protoplasma. Fosfor terdapat dalam air sebagai
ortoposfat. Sumber fosfor alami dalam air berasal dari pelepasan mineral dan biji-
bijian (Bausch, 1974). Fosfor berupa berbagai senyawa logam transisi atau atau
senyawa tanah langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambahkan tembaga atau
perak, dan zink silikat (ZnSiO4) yang dicampur dengan mangan. Fosfor (P)
merupakan unsur hara makro yang dibuthkan dalam jumlah banyak. Fosfor dianggap
sebagai kunci kehidupan walaupun jumlahnya lebih kecil dari kalium dan nitrogen.
Unsue ini merupakan komponen tiap sel hidup dan cenderung terkonsentrasi dalam
biji dan titik tumbuh tanaman. Fosfor juga berfungsi untuk merangsang pertumbuhan
akar terutama pada awal pertumbuhan, mempercepat pembungaan, pemasakan biji
danbuah(Indranada,1994).
Secara umum dalam siklus P terlihat bahwa kadar P-larutan tanah merupakan
hasil keseimbangan antara suplay P dari pelapukan mineral-mineral P, pelapukan P
terfiksasi dan mineralisasi P-organik dan kehilangan P berupa immobilisasi oleh
tanaman. Fiksasi dan pelindian P tanah-tanah tua di Indonesia umumnya berkadar
alami P rendah dan berdaya fiksasi tinggi, sehingga penanaman tanpa memperhatikan
suplai P berkemungkinan besar akan gagal akibat defisiensi P
Fosfat terdapat dalam 2 bentuk yaitu H2PO4-, HPO42-, dan PO42-. Fosfat umumnya
diserap oleh tanaman dalm bentuk ion ortofosfat primer H¬2PO¬4- atau ortofosfat
sekunder H2PO42- sedangkan PO43- lebih sulit diserap oleh tanaman. Bentuk yang
paling dominan dari ketiga fosfat tersebut bergantung pada pH tanah. Pada pH
rendah, tanaman lebih banyak meyerap ion fosfat primer dan pada pH yang tinggi,
ion ortofosfat sekunder lebih banyak diserap oleh tanaman (Hanafiah, 1997).
Tanaman menyerap P dalam bentuk ion ortofosfat dan ion ortofosfst sekunder. Selain
itu, unsur P masih dapat diserap dalam bentuk lain yaitu tiroposfat, dan metaposfat,
bahkan ada kemungkinan unsur P diserap dalam bentuk senyawa organik yang larut
dalam air. Misalnya asam nukleat dan phitin. Kadar optimal fosfor pada saat
pertumbuhan vegetatif adalah 0,3% dan 0,5% dari berat kering tanaman. Di dalam
tanah kandungan P total bisa tinggi tetapi hanya sedikit yang bisa tersedia bagi
tanaman (Tan, 1992).
2.4 Kalium
Kalium (K) merupakan satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi
tanaman. Peranan Utama dalam tanaman ialah sebagai aktivator berbagai enzim.
Dengan adanya kalium yang tersedia dalam tanah menyebabkan ketegaran tanaman
terjamin, merangsang pertumbuhan akar,tanaman lebih tahan terhadap hama dan
penyakit, memperbaiki kualitas bulir, dapat mengurangi pengaruh kematangan yang
dipercepat oleh fosfor, mampu mengatasi kekurangan air pada tingkat tertentu, proses
fisiologis pada tanaman, membantu pembentukan pati dan protein, membantu
transportasi hasil asimilasi dari daun ke jaringan tanaman, Mengereskan jerami dan
bagian kayu dari tanaman, meningkatkan resistensi terhadap penyakit, sebagai
aktivator enzim. Sekitar 80 jenis enzim yang aktivasinya memerlukan unsur K.
Kekurangan kalium menyebabkan pertumbuhan kerdil, daun kelihatan kering dan
terbakar pada sisi-sisinya, menghambat pembentukan hidrat arang pada
biji,permukaan daun memperlihatkan gejala klorotik yang tidak merata, munculnya
bercak coklat mirip gejala penyakit pada bagian yang berwarna hijau
gelap( Rauf,1994).
Pada dasarnya Unsur Kalium (K) dalam tanah berasal dari: mineral-mineral
yang terdiri dari primer tanah seperti: feldspar dalam bentuk KalSi3O8 (sumber
utama) sebanyak 16 %, mika 5,2 % (terbagi dalam bentuk biotit
((H,K)2(M,Fe)2Al2(SiO4)3) sebanyak 3,8 % dan muskovit (H2Kal3(SiO4)3)
sebanyak 1,4 %); mineral sekunder: illit (hidrous mika), vermikulit, khlorit, dan
mineral tipe campuran( Lia, 1992).
Dalam proses pertumbuhan tanaman, unsur K merupakan salah satu unsur
hara makro primer yang diperlukan tanaman dalam jumlah banyak juga, selain unsur
N dan P. Unsur K diserap tanaman dari dalam tanah dalam bentuk ion K+ dan
banyak terkandung pada abu, seperti pada abu daun teh yang muda mengandung 50
% K2O, pucuk tebu muda mengandung 60 – 70 % K2O. Kandungan unsur K pada
jaringan tanaman sekitar 0,5 – 6% dari berat kering( Danur,1996)
2.8 Indikator PP
Fenolftalein adalah senyawa kimia dengan rumus molekul C20H14O4. Fenolftalein
sering digunakan sebagai indikator dalam titrasi asam–basa. Fenolftalein sedikit larut
dalam air dan biasanya dilarutkan dalam alkohol untuk digunakan dalam berbagai
percobaan. Senyawa ini bersifat asam lemah yang dapat membebaskan ion H+ dalam
larutan(Adi,1986).
2.9 Kertas Lakmus
Kertas lakmus (litmus paper) adalah kertas dari bahan kimia yang berubah warna jika
ditetesi atau dicelupkan larutan asam atau basa. Perubahan warna yang dihasilkan
tersebut dipengaruhi oleh derajat keasaman bahan yang ada di dalam larutan.
Besaran yang digunakan untuk menentukan derajat keasaman suatu larutan adalah pH
(power of Hydrogen). Besaran tersebut ditetapkan berdasarkan nilai pH suatu zat
mendekati 7, tingkat keasamannya semakin lemah (berkurang)konsentrasi
ion H+ dalam suatu larutan. Skala pH berada pada rentang angka 0 sampai 14.
Semakin nilai pH mendekati angka 0, maka tingkat keasamannya semakin kuat
(Tirto,1995).
2.11 Aquades
Aquades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat pengotor sehingga
bersifat murni dalam laboratorium. Aquades berwarna bening, tidak berbau, dan tidak
memiliki rasa. Aquades biasa digunakan untuk membersihkan alat-alat laboratorium
dari zat pengotor (Petrucci, 1994).
Aquades merupakan pelarut yang jauh lebih baik dibandingkan hampir semua cairan
yang umum dijumpai. Senyawa yang segera melarut di dalam aquades mencakup
berbagai senyawa organik netral yang mempunyai gugus fungsional polar seperti
gula, alkohol, aldehida, dan keton. Kelarutannya disebabkan oleh kecenderungan
molekul aquades untuk membentuk ikatan hidrogen dengan gugus hidroksil gula dan
alkohol atau gugus karbonil aldehida dan keton (Lehninger, 1988). Maka, aquades
juga dikenal sebagai pelarut universal. Aquades berada dalam kesetimbangan dinamis
antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar yaitu pada
tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur 273,15K (0°C). Dalam bentuk ion, aquades
dapat dideskripsikan sebagai asosiasi (ikatan) antara sebuah ion hidrogen (H -) dengan
sebuah ion hidroksida ( OH+ ) (Suryana,1987).
2.16 Tanah
Tanah (bahasa Yunani: Pedon; bahasa Latin : solum) adalah bagian kerak bumi yang
tersusun dari mineral dan bahan organic. Tanah sangat vital peranannya bagi semua
kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan
menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang
berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan
tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian
besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah.
Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpanan air dan
menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi.
Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan
udara merupakan bagian dari tanah.
Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan batuan organism, membentuk tubuh unik
yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai “pedogenesis”.
Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-
lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai
asal dan proses-proses fisika, kimia dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah
tersebut.
Hans Jeny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di Amerika
Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami
modifikasi/pelapukan akibat dinamika factor iklim, organism (termasuk manusia),
dan relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu.
Berdasarkan dinamika kelima factor tersebutlah berbagai jenis tanah dan dapat
dilakukan klasifikasi tanah.
Tanah terbentuk dari batuan dan batuan memerlukan waktu jutaan tahun untuk
berubah menjadi tanah.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Waktu Dan Tempat
Pratikum kimia dasar dilakukan pada hari rabu 13 Oktober 2021, Pada jam 15.45-
17.00 Wita. Bertempat di labaratorium kimia dasar fakultas matematika dan ilmu
pengetahuan Universitas Tadulako, Palu.
3.2 Bahan Dan Alat
Alat yang digunakan berupa lumpang dan alu, rak tabung, ayakan, pemanas, pipa
bengkok, gelas ukur 100mL, pipet tetes, erlenmeyer, corong, cawan penguap.
Bahan yang digunakan berupa tamah, kacang hijau, kacang kedelai, indikator PP,
kertas lakmus, reagen nesler, aquades, spritus bakar, kapur tohor, asam sulfat pekat,
difenil amin, asam nitrat, amonium molibdat, asam klorida, dan natrium kobalti
nitrit.
3.3 Prosedur Kerja
A. Unsur Nitrogen
1. Nitrogen Organik
2. Nitrogen Nitrat-Amoniak
D
E
C. Unsur Fosfat
Kacang Hijau
D. Kalium
1. 2NH₃ = N₂ + 3H₂
2. 2N₂O = 2N₂ + O₂
Ketika kawat dimasukkan kedalam NaCI pekat lalu kawat dipanaskan, terjadi
perubahan warna pada nyala api menjadi warna putih.
Tabung 4 = masukkan ImL larutan CaC12 ke dalam tabung reaksi, lalu larutan
tersebut ditetesi larutan K2CrO4.
Reaksi pengenalan Halogen. Larutan iod berubah warna menjadi warna hitam. Iod
ditambah 5 tetes larutan kanji atau ungu tua setelah ditetesi larutan kanji (amilum).
Persamaan Reaksi
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Sebaiknya dilakukan percobaan verifikasi dan lanjutan dengan perlakuan yang sama
dan pratikan harus lebih menguasai materi agar tidak terjadi kekeliruan saat
melakukan percobaan.
DAFTAR PUSTAKA