Anda di halaman 1dari 25

Laporan Praktikum Kimia Dasar

SIFAT SIFAT UNSUR

RIFKA ULIANI

H031211040

LABORATORIUM KIMIA DASAR

DEPERTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2021
Laporan Praktikum Kimia Dasar

KESELAMATAN DAN KETERAMPILAN KERJA DI LABORATORIUM


KIMIA

Disusun dan diajukan oleh :

RIFKA ULIANI

H031211040

Laporan ini telah diperiksa dan ditujukan oleh :

Makassar, 12 Oktober 2021

Kordinator Golongan, Asisten,

Yuyuk Tri Utami Hernawati


NIM.H031171323 NIM.H031171509
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu kimia merupakan suatu dari sekian banyak cabang ilmu pengetahuan alam

yang mempunyai cabang-cabang ilmu pengetahuan yang sangat kompleks, di

antaranya kimia organik, kimia anorganik, kimia pangan, kimia medis, biokimia dan

lain-lain. Hal utama yang mendasari cabang cabang ilmu kimia tersebut yaitu adanya

unsur-unsur kimia yang terdapat di kehidupan sehari-hari. Pengetahuan yang

mendalam tentang karakteristik dari unsur-unsur kimia tersebut menjadi landasan

utama yang mendasari dikuasainya cabang-cabang dari ilmu kimia tersebut

(Harwanto dkk., 2019)

Kimia (dari bahasa Arab: ‫ك يم ياء‬, transliterasi: kimia = perubahan benda/zat

atau bahasa Yunani: χημεία, transliterasi: khemeia) adalah ilmu yang mempelajari

mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga

molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk

materi yang ditemukan sehari-hari (Dwinata dkk., 2016)

Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain yang

lebih sederhana baik dengan cara fisika maupun dengan cara kimia. Bagian terkecil

dari unsur di sebut dengan Atom. Unsur terdiri dari satu jenis atom, yang dapat

bergabung atau tidak bergabung membentuk molekul atau struktur yang lebih besar.

Unsur di kelompokan menjadi tiga bagian, yaitu unsur logam, non logam, dan

metalloid (Harwanto dkk., 2019)


Berdasarkan uraian di atas, praktikum kali ini penting untuk dilakukan sebagai

mahasiswa, khususnya oleh mahasiswa jurusan kimia agar dapat mengetahui

beberapa sifat dari unsur-unsur kimia tertentu. Dalam konteks percobaan kali ini,

diharapkan mahasiswa dapat memahami beberapa sifat kimia (reaktivitas terhadap air

dan kelarutan garam sulfat dan garam hidroksida) dari unsur-unsur golongan alkali

(IA) dan unsur-unsur golongan alkali tanah (IIA).

1.2. Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1. Maksud Percobaan

Maksud dalam percobaan kali ini adalah untuk mempelajari beberapa sifat

unsur golongan alkali (IA) dan alkali tanah (IIA).

1.2.2. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dilakukan percobaan ini yaitu :

1. Untuk menentukan kereaktifan unsur logam Li, Na, Mg, dan Ca.

2. Untuk menentukan kelarutan garam sulfat dan garam hidroksida dari larutan

MgCl2, CaCl2, SrCl2, dan BaCl2.

1.3. Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan ini adalah mereaksikan beberapa unsur golongan alkali

(IA) dan alkali tanah (IIA) dengan air, dengan dipanaskan, dan/atau dengan

menggunakan indikator PP. Selanjutnya mereaksikan garam dari logam-logam alkali

tanah dengan asam sulfat dan natrium hidroksida untuk melihat endapan dari reaksi

tersebut
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Golongan Alkali

Unsur-unsur alkali meliputi Litium, Natrium, Kalium, Rubidium, Cesium

dan Fransium. Unsur-unsur tersebut mempunyai satu elektron terakhirnya mengisi

orbital n s dimana n dari 2 hingga 7. Fr mempunyai isotop sekurang-kurangnya ada


212
21 isotop yang dikenal dan Fr merupakan isotop yang paling stabil dengan umur

paro (t1/2 = 19 menit) karenanya hanya sedikit reaksi kimia Fr yang dikenal dan

keberadaannya di alam tidak dijumpai lagi. Kelimpahan unsur Na dan K cukup tinggi

dan menduduki urutan ke enam dan ke tujuh di kulit bumi. Litium, natrium, kalium

berwarna keperakan sedangkan cesium berwarna kuning keemasa. Logam-logam

alkali hanya mempunyai satu elektron valensi peratom logam sehingga energi ikat

dalam kisi kristalnya relatif lemah karenanya logamnya bersifat lunak dan titik

lelehnya rendah (Sriatum dan taslimah, 2017)

2.1.1 Litium (Li)

Lithium merupakan unsur logam alkali yang sangat reaktif. Karena sifat

reaktifnya, logam lithium di alam tidak terdapat secara bebas, sehingga logam ini

harus dipisahkan terlebih dahulu dari sumber-sumber yang mengandung logam

lithium. Litium mempunyai beberapa sifat yang berbeda dengan sifat- sifat logam

alkali yang lain tetapi mempunyai kemiripan sifat (Sriatum dan taslimah, 2017)

Kimia dengan unsur golongan II, terutama magnesium. Sifat-sifat litium antara lain :
a. Litium mempunyai titik lebur dan titik didih yang relatif tinggi.

b. Litium jauh lebih keras dibanding logam alkali yang lain

c. Oksida litium bersifat stabil sedang oksida alkali yang lain tidak stabil.

d. Litium kurang elektro positif, senyawa-senyawa karbonat, nitrat, dan

hidroksidanya kurang stabil, jika dipanaskan akan menghasilkan Li2O.

e. Seperti magnesium, dengan nitrogen akan membentuk senyawa nitridanya

(Li3N), garam-garam karbonat, fosfat dan fluoridanya sukar larut dalam air

sedang senyawa hidroksidanya larut sebagian.

f. Senyawa-senyawa halida dan alkil dari Li dan Mg bersifat kovalen sehingga

mudah larut dalam pelarut organik.

g. Karena ukurannya yang sangat kecil baik bentuk ion maupun senyawanya

terhidrasi lebih kuat dibanding ion dan senyawa unsur alkali yang lain.

2.1.2 Natrium (Na)

Natrium dalam bentuk logamnya adalah komponen yang yang penting dalam

pembentukan ester-ester dan dalam industry senyawa organic. Logam alkali ini juga

merupakan komponene dari Sodium Klorida (NaCl) yang penting bagi kehidupan.

Kegunaan yang lain yaitu dalam sabun, sebagai campuran asam lemak tertentu.

Untuk descale logam (membuat permukaan logam lebih halus). Untuk memurnikan

menggunakan membrane yaitu membrane elektrodialisis (Hapsari, 2018)

2.1.3 Kalium (K)

Kalium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang K

dan nomor atom 19, dalam tabel periodik, kalium adalah salah satu logam alkali,
lunak, berwarna putih keperakan yang teroksidasi dengan cepat di udara dan bereaksi

hebat dengan air, kalium terlarut dalam air laut yaitu 0.04 % berdasarkan berat dan

merupakan bagian dari banyak mineral, logam alkali memeiliki sifat yang sangat

mirip yaitu berkilau, lunak, logam yang sangat reaktif pada suhu dan tekanan

setandar, semua logam alkali mudah di potong menggunakan pisau karena lunak,

menampakkan kilau permukaannya yang cepat memudar di udara karena teroksidasi

oleh uap air dan oksigen (nitrogen khusus untuk natrium) (Safitri dan Aljarwi, 2018)

1.2. Golongan Alkali Tanah

Unsur - unsur golongan 2 terdiri dari Berilium, Magnesium, Calsium, Stronsium,

Barium dan Radium, semua unsur tersebut mempunyai konfigurasi elektron yang

mirip, dua elektron terakhir mengisi orbital terluar n s2 dimana n dari 2 hingga 7,

unsur-unsur tersebut mempunyai sifat yang mirip kecuali berilium, sedangkan

berilium mempunyai sifat yang mirip dengan aluminium. Radium merupakan unsur

terberat dari kelompok golongan alkali tanah dan mempunyai isotop yang melimpah,
226
semua isotopnya bersifat radioaktif, Ra merupakan isotop yang mempunyai umur

paro (t1/2) paling panjang yakni 1600 tahun. Unsur-unsur dan senyawa - senyawa dari

Calsium, Stronsium, Barium dan Radium mempunyai sifat fisik dan kimia yang

bervariasi secara sistematis dengan kenaikan ukuran seperti unsur - unsur golongan 1

(Sriatum dan taslimah, 2017)

Unsur - unsur alkali tanah bersifat elektropositif tinggi, mudah melepaskan

elektronnya untuk membentuk kation M2+, dalam bentuk senyawanya unsur-unsur

alkali tanah umumnya dalam keadaan divalent dan bersifat ionik. Jari - jari atom
unsur alkali tanah lebih kecil dari jari-jari atom unsur alkali yang sesuai karena itu

elektron valensi unsur alkali tanah terikat lebih kuat sehingga untuk melepaskannya

membutuhkan energi yang lebih besar sehingga harga potensial ionisasi pertama

unsur alkali tanah lebih tinggi dibanding potensial ionisasi unsur alkali yang sesuai.

Sesuai dengan besarnya jari-jari atom maka potensial ionisasi semakin berkurang

dengan meningkatnya ukuran atom (Sriatum dan taslimah, 2017)

1.2.1. Kalsium (Ca)

Kalsium dibuat melalui elektrolisis lelehan CaCl2, juga dapat dibuat melalui

reduksi CaO oleh aluminium dalam udara vakum. Kalsium yang dihasilkan dalam

bentuk uap sehingga dapat dipisahkan.

3CaO(s) + 2Al(l) ⎯ 1.200° ⎯→3Ca(g) + Al2O3(s)

Jika logam kalsium dipadukan dengan timbel akan menghasilkan paduan yang cukup

keras, digunakan sebagai elektrode pada accu. Elektrode ini tahan terhadap

elektrolisis air selama proses isi-ulang, sehingga accu dapat diperbarui. Kalsium juga

digunakan sebagai zat pereduksi dalam pembuatan beberapa logam yang kurang

umum, seperti thorium (Syamsidar, 2017)

1.2.2. Berilium (Be)

Berilium terdapat di alam sebagai mineral beryl [(Be3Al2 (SiO3)6 ], bentuk

kristalnya prisma heksagonal. Logam Berilium sulit diekstrak dari bijihnya, berwarna

abu - abu, agak ringan (1,86 g/cm3), cukup keras dan rapuh. Penyerapan radiasi

elektromagnetik oleh suatu bahan sangat tergantung pada kerapatan elektron dari

bahan yang digunakan, berilium mempunyai “Stopping Power” paling rendah per
unit masa dibandingkan material konstruksi lain yang biasa digunakan (Sriatum dan

taslimah, 2017). Berilium mempunyai sifat yang berbeda dengan unsur alkali tanah

yang lain tetapi mempunyai sifat yang mirip dengan aluminium pada golongan III

antara lain :

a. Berilium mempunyai ukuran yang sangat kecil dan muatan yang tinggi sehingga

mudah membentuk senyawa kovalen, titik leburnya rendah dan mudah larut

dalam pelarut organik dan terhidrolisa dalam air. Sifat-sifat tersebut mirip dengan

sifat- sifat aluminium.

b. Berilium, bersifat amfoter, dengan basa kuat akan membentuk garam berilat.

c. Berilium kurang aktif terhadap asam nitrat.

d. Garam-garam berilium umumnya mudah larut dalam air.

e. Sama halnya dengan karbida aluminium, hidrolisis karbida berilium akan

menghasilkan metana.

1.2.3. Magnesium (Mg)

Magnesium merupakan logam putih keabu-abuan, bagian permukaannya

membentuk lapisan oksida yang melindungi nya dari serangan kimia. Magnesium

mudah larut dalam asam encer, Mg dapat bereaksi dengan alkil atau aril halida dalam

pelarut eter membentuk senyawa grignard (RMgX) (Sriatum dan taslimah, 2017)
BAB III

MRTODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah logam Li

(Litium), Na (Natrium), Mg (Magnesium) dan Ca (Kalsium), serta Mgcl2, CaCl2,

SrCl2, BaCl2 masing masing 0,5 M, H2SO4, NaOH, aquades dan Indikator PP.

3.2 Alat Percobaan

Alat-alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah tabung reaksi, rak

tabung reaksi, cawan petri, pipet tetes, gelas kimia 250 mL dan 500 mL, kertas saring,

pinset, labu semprot, sikat tabung, batang pengaduk dan pemanas.

3.3 Prosedur percobaan

3.3.1 Kereaktifan unsur

Menyiapkan 3 tabung reaksi yang berisi aquades 2 mL. Tabung reaksi (1)

diisi dengan logam Li, tabung (2) dengan logam Mg dan tabung (3) dengan logam

Ca. Diamati reaksi yang terjadi, jika tidak terjadi reaksi, tabung reaksi dipanaskan

sampai terjadi reaksi (terjadi reaksi ditandai adanya gelembung-gelembung gas).

Diteteskan indikator PP ke dalam masing-masing tabung dan dicatat perubahan

warnanya.

Memasukkan secarik kertas saring di atas permukaan aquades dalam cawan

petri dengan menggunakan pinset, lalu diletakkan sepotong logam Na di atas kertas
tersebut. Dibiarkan hingga terjadi ledakan kecil-kecil. Setelah muncul ledakan kecil,

diteteskan indikator PP dan mencatat perubahan warnanya.

3.3.2 Kelarutan asam sulfat

Menyiapkan 4 tabung reaksi. Tabung reaksi (1) diisi dengan MgCl2, tabung

reaksi (2) dengan CaCl2, tabung reaksi (3) dengan SrCl2, dan tabung reaksi (4)

dengan BaCl2 dengan konsentrasi 0,5 M. Menambahkan H2SO4 0,5 M ke dalam

masing-masing tabung reaksi. Kemudian perhatikan endapan yang terbentuk pada

setiap tabung.

3.3.3 Kelarutan garam hidroksida

Menyiapkan 4 tabung reaksi. Tabung reaksi (1) diisi dengan MgCl2, tabung

reaksi (2) dengan CaCl2, tabung reaksi (3) dengan SrCl2, dan tabung reaksi (4)

dengan BaCl2 dengan konsentrasi 0,5 M. Menambahkan NaOH 0,5 M ke dalam

masing-masing tabung reaksi. Kemudian perhatikan endapan yang terbentuk pada

setiap tabung
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kereaktifitas Unsur

4.1.1 Tabel Pengamatan Reaktifitas Unsur

Tabel 4.1 Reaktifitas Unsur


Ditambah
Unsur Ditambah air dingin Ditambah air panas
phenolptalin (PP)

Li Ada gelembung gas dan keruh - Ungu tua

Na Timbul nyakla api - Ungu

Mg Tidak bereaksi Ada gelembung gas Pink/ungu muda

Ca Ada gelembung gas dan keruh - Ungu tua

4.1.2 Reaksi Unsur

2Li + 2H2O 2LiOH + H2

2Na + 2H2O 2NaOH + H2

Mg + 2H2O Mg(OH)2 + H2

Ca + 2H2O Ca(OH)2 + H2

4.1.3 Pembahasan

Pada percobaan reaktifitas unsur yang dilakukan pada empat unsur yaitu pada

logam Li, Mg, Ca, dan Na. Diperoleh hasil percobaan yaitu pada larutan pertama

yang menggunakan logam Li ditambah air dingin, hasilnya larutan Li berubah


menjadi keruh dan terdapat gelembung gas selanjutnya ditetesi dengan indicator PP

berubah warna menjadi ungu tua. Pada larutan kedua yang menggunakan logam Na

ditambah denganair dingin, hasilnya menimbulkan nyala api, selanjutnya ditetesi

dengan indicator PP berubah warna menjadi ungu tetapi warnanya lebih mudah dari

larutan Li. Pada larutan ketiga yang menggunakan logam Mg yang ditambah dengna

air dingin, tidak terjadi reaksi apaupun sehingga harus dipanaskan, hasilnya terdapat

gelembung gas. Selanjutnya ditetesi indicator PP yang menghasilkan pink/ungu

muda. Pada llarutan keempat yang menggunakan Ca yang ditambah air dingin,

hasilnya terdapat gelembung gas dan warna larutan menjadi keruh. Selanjutnya

ditetesi indikator PP menghasilkan warna ungu tua.

4.2 Pengendapan Garam Sulfat

4.2.1 Tabel Pengamatan Pengendapan Garam Sulfat

Tabel 4.2 Pengendapan Garam Sulfat


Larutan Ditambah H2SO4 0,5 M Keterangan

MgCl2 0,5 M Tidak terbentuk endapan -

CaCl2 0,5 M Sedikit endapan +

SrCl2 0,5 M Terbentuk endapan berwarna putih ++

BaCl2 0,5 M Terbentuk banyak endapan berwarna putih +++

4.2.2 Reaksi Pengendapan

MgCl2 + H2SO4 2HCl + MgSO4

CaCl2 + H2SO4 2HCl + CaSO4


SrCl2 + H2SO4 2HCl + SrSO4

BaCl2 + H2SO4 2HCl + BaSO4

4.2.3 Pembahasan

Pada percobaan pengendapan garam sulfat yang dilakukan pada empat larutan

yaitu MgCl2, CaCl2, SrCl2, dan BaCl2 yang ditambah dengan H2SO4 0,5 M dan

diamati endapan yang terbentuk. Dari hasil percobaan dihasilkan MgCl2 ditambah

H2SO4 tidak terbentuk endapan, sedangkan pada larutan CaCl2 ditambah H2SO4

terjadi reaksi yang terbentuk sedikit endapan yang keruh, pada larutan SrCl2 ditambah

H2SO4 terjadi reaksi yang membentuk endapan berwarnah putih sedangkan pada

larutan BaCl2 ditambah H2SO4 yang menghasilkan banyak endapan yang berwarnah

putih. Adapun perlakuaan penambahan H2SO4 berfungsi sebagai reduktor asam kuat

dan sedangkan hubungan kelarutan dengan endapan yaitu semakin tinggi kelarutan

semakin sedikit endapan yang terbentuk dan sebaliknya jika semakin rendah

kelarutan maka semakin banyak endapan yang terbentuk.

4.3 Pengedapan Garam Hidroksida

4.3.1 Tabel Pengamatan Pengendapan Garam Hidroksida

Table 4.3 Pengendapan Garam Hidroksida


Larutan Ditambah NaOH 0,5 M Keterangan

MgCl2 0,5 M Terbentuk endapan, berwarna putih +

CaCl2 0,5 M Terbentuk endapan, berwarna putih +++

SrCl2 0,5 M Terbentuk endapan, berwarna putih +


BaCl2 0,5 M Terbentuk endapan, berwarna putih ++

4.3.2 Reaksi Pengendapan

MgCl2 + 2NaOH Mg(OH)2 + 2NaCl

CaCl2 + 2NaOH Ca(OH)2 + 2NaCl

SrCl2 + 2NaOH Sr(OH)2 + 2NaCl

BaCl2 + 2NaOH Ba(OH)2 + 2NaCl

4.3.3 Pembahasan

Pada percobaan pengendapan garam hidroksida yang dilakukan pada empat

larutan yaitu MgCl2, CaCl2, SrCl2, dan BaCl2 yang ditambah dengan NaOH 0,5 M dan

diamati endapan yang terbentuk. Dari hasil percobaan dihasilkan Mgcl2 ditambah

NaOH terjadi reaksi yang membentuk endapan yang berwarna putih, begitu pula

dengan larutan CaCl2 ditambah 2NaOH, larutan SrCl2 ditambah 2NaOH dan larutan

BaCl2 ditambah 2NaOH. Hal ini juga sesuai dengan teori bahwa kelarutan suatu

senyawa berbanding terbalik dengan jumlah endapan yang terbentuk. Akan tetapi,

perbedaan tingkat kelarutan dari senyawa-senyawa yang diuji tidak dapat ditentukan

secara pasti. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat ketelitian pengamat dalam

mengamati endapan yang terbentuk.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa logam-logam alkali

seperti Na dan Li lebih reaktif terhadap air dibandingkan dengan logam-logam alkali

tanah seperti Ca dan Mg. Sedangkan pada garam sulfat larut dalam larutan senyawa

SrCl2 dan BaCl2, tetapi tidak larut dalam larutan senyawa MgCl2 dan CaCl2 dan pada

garam hidroksida larut dalam larutan senyawa MgCl2, CaCl2, SrCl2 dan BaCl2 dengan

tingkat kelarutan yang berbeda-beda

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Praktikum

Pada kondisi saat ini kita melakukan praktikum secara online kendala terbesar

kita ada pada jaringan, saran saya sebaiknya setiap praktikan menyiapkan jaringan

guna kelancaran praktikum dan sebaiknya 30 menit sebelum praktikum praktikan

harus memperhatikan kondisi jaringannya agar bisa bertindak lebih cepat.

5.2.2 Saran untuk Asisten

Saran saya untuk kakak asisten, sebaiknya kakak tetap menjaga kesehatan

terutama dimasa pandemi sekarang ini, karena dengan kondisi kakak yang tetap sehat

kami bisa menerima ilmu yang kakak ingin sampaikan dan dapat diterapkan di

kehidupan sehari hari


DAFTAR PUSTAKA

Dwinata, R.A., Efendi R., dan Yudha S.P., 2016, Application Design of Periodic
Table of Elements and Formulation of Chemical Compounds from Basic
Chemical Elements Based on Android, Jurnal Rekursif 4(2); 177.

Hapsari, N., 2018, Proses Pemisahan Ion Natrium (Na) Dan Magnesium (Mg) Dalam
Bittern (Buangan) Iindustri Garam Dengan Membran Elektrololis, Jurnal Teknik
Kimia 3; 192–98.

Dwi, H., Sompie, R.U.A.S., dan Tulenan, V., 2019, Aplikasi Game Edukasi
Pengenalan Unsur Dan Senyawa Kimia, Jurnal Teknik Informatika, 14(1); 63–
70.

Safitri, Amalia B.R., dan Aljarwi M.A., 2018, Menentukan Jumlah Kandungan Unsur
Mineral Logam Kalium (K) Dalam Batuan Tambang Di Desa Bangkang
Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah Dengan Metode AAS,
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram, 6(1); 50–52.

Sriatum, Taslimah., dan Suhartana, 2017, Kimia Unsur, UPT UNDIP Press,
Semarang,

Syamsidar, 2017, Dasar Reaksi Anorganik, Alauddin University press, Makassar.


Lampiran 1. Bagan percobaan

1. Reaktivitas Unsur

Logam Li

 Dimasukan logam Li ke dalam masing-masing tabung reaksi

yang berisi 2 mL aquades

 Amati dan perhatikan reaksi yang terjadi

 Dipanaskan tabung jika tidak terjadi reaksi

 Diteteskan indicator PP

 Diamati dan dicatat perubahan warnanya

Hasil

Catatan : Dilakukan hal yang sama dengan menggunakan logam Mg dan Ca

Logam Na

 Diapungkan secarik kertas saring di atas permukaan air dalam

cawan petri dengan menggunakan pinset

 Diletakkan sepotong logam Na di atas kertas saring

 Dibiarkan hingga terjadi ledakan-ledakan kecil

 Diteteskan indicator PP

 Diamati dan dicatat perubahan warnanya

Hasil
2. Kelarutan Garam Sulfat

MgCl2 0,5 M

 Dimasukkan MgCl2 0,5 M ke dalam tabung reaksi.

 Ditambahkan 1 mL H2SO4 0,5 M

 Diamati endapan yang terbentuk pada tabung

Hasil

Catatan : Dilakukan hal yang sama dengan menggunakan CaCl2, SrCl2 dan BaCl2

0,5 M

3. Kelarutan Garam Hidroksida

MgCl2 0,5

 Dimasukkan MgCl2 0,5 M ke dalam tabung reaksi.

 Ditambahkan 1 mL NaOH 0,5 M

 Diamati endapan yang terbentuk pada tabung

Hasil

Catatan : Dilakukan hal yang sama dengan menggunakan CaCl2, SrCl2 dan BaCl2

0,5 M
Lampiran 2. Foto Percobaan

Gambar 1 Percobaan Logam Li

Gambar 2 Percobaan Logam Mg

Gambar 3 Percobaan Logam Ca

Gambar 4 Percobaan Logam Na


Gambar 5 Percobaan Pengendapan Garam Sulfat

Gambar 6 Percobaan Pengendapan Garam Hidroksida


Lampiran 3. Sumber Referensi

Anda mungkin juga menyukai