Anda di halaman 1dari 5

TUGAS AWAL

KIMIA DASAR LANJUTAN


PERCOBAAN II
LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH

OLEH :

Nama : Srikandi Shasyi Zahrani


Nim : A25121016
Kelas :C
Asisten : Adwi Restafara

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
Dasar Teori
Alkali merupakan unsur-unsur golongan I A dalam sistem periodik unsur.
Disebut golongan alkali karena unsur-unsur dalam golongan ini, kecuali
Hidrogen, merupakan pembentuk basa kuat. Yang termasuk logam alkali adalah
Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Cesium (Cs), dan
Fransium (Fr). Unsur-unsur alkali ini sangat reaktif dengan bilangan oksidasi +1,
sehingga ikatan logam dalam kristalnya kuat. Logam alkali tidak dijumpai bebas
di alam, melainkan dalam bentuk senyawanya. Semua logam alkali merupakan
logam lunak (mudah diiris dengan pisau) dan mempunyai daya hantar listrik dan
panas yang baik (Syukri, 1999).
Unsur-unsur golongan II A disebut alkali tanah memiliki bilangan oksidasi
+2 dan umumnya reaktif namun kurang reaktif dan memiliki sifat yang lebih keras
jika dibandingkan dengan logam alkali. Golongan alkali tanah terdiri dari Berlium
(Be), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium
(Ra) (Syamsidar, 2013).
Menurut (Retno, 2010), beberapa sifat umum senyawa logam alkali
berkaitan dengan karakter ionik, kestabilan anion-anion besar bermuatan rendah,
hidrasi ion dan kelarutan. Semua unsur golongan IA berwarna putih keperakan
berupa logam padat, kecuali cesium berwujud cair pada suhu kamar. Logam
litium, natrium, dan kalium mempunyai massa jenis kurang dari 1,0 g cm –3.
Akibatnya, logam tersebut terapung dalam air. Akan tetapi, ketiga logam ini
sangat reaktif terhadap air dan reaksinya bersifat eksplosif disertai nyala.
Semua unsur dalam IIA tidak bereaksi dengan air kecuali pada suhu tinggi
kecuali berilium dan magnesium berkorosi terus menerus dalam udara sampai
mereka seluruhnya telah diubah menjadi oksida, hidroksida, atau karbonat.
Berilium dan magnesium mudah bereaksi dengan oksigen tetapi selaput oksida
yang kuat yang terbentuk, cenderung melindungi logam yang terletak disebelah
bawahnya dari serangan lebih lanjut pada suhu kamar. Bila dipanaskan keras-
keras, bahkan kedua logam ini pun akan terbakar dengan baik. Pada suhu tinggi,
magnesium yang terbakar dalam udara tidak hanya bereaksi hanya dengan
oksigen tetapi bahkan juga dengan nitrogen dan karbon dioksida (Keenan, 1984).
PERTANYAAN

1. Jelaskan prinsip dasar percobaan pada kali ini !


Jawab : Adapun prinsip kerja pada percobaan kali ini adalah mereaksikan unsur-
unsur golongan logam alkali dan alkali tanah dengan air untuk mengetahui
sekaligus membandingkan reaktifitas unsur-unsur tersebut. Percobaan
dilakukan untuk menguji warna nyala yang dihasilkan oleh alkali dan
alkali tanah dalam nyala api. Pembersihan kawat nikrom dilakukan dengan
pencelupan kawat kedalam larutan asam klorida (HCl) dimana larutan ini
berfungsi untuk membersihkan pengotor atau kontaminan yang melekat
pada kawat nikrom sehingga pengotor tersebut akan mudah menguap dari
kawat nikrom, selain itu asam klorida (HCl) digunakan karna tidak
menghasilkan warna nyala pada saat dilakukan pemijaran diatas nyala api
sehingga tidak akan mempengaruhi hasil pengamatan uji nyala. Indikator
kawat nikrom ini bersih adalah jika nyala api sama dengan semula yang
dalam hal ini adalah warna biru.Pencelupan kembali ke dalam HCl ini juga
berfungsi agar nantinya garam-garam klorida lebih mudah menempel
ketika kawat di masukkan ke dalamnya. Percobaan ini menggunakan
garam-garam klorida sebagai bahannya. Dipilihnya garam-garam klorida
dari golongan alkali dan alkali tanah karena garam-garam ini mampu
membentuk garam-garam klorida yang ketika dibakar menunjukkan warna
yang spesifik (Tim Penyusun Kimia Dasar Lanjutan, 2022)

2. Jelaskan sifat fisik dan sifat kimia dari logam alkali dan alkali tanah!
Jawab : Beberapa sifat fisik logam alkali
Pada suhu biasa logam alkali ini berbentuk kubus berpusat badan (bilangan
koordinasi 8). Pada suhu rendah Li berbentuk heksagonal terjejal. Unsur ini hanya
mempunyai 1 elektron valensi yang terlibat dalam pembentukan ikatan logam.
Oleh karena itu logam ini mempunyai energi kohesi kecil sehingga lunak. Unsur
unsur ini sangat reaktif. Di udarapun unsur-unsur ini akan beraksi dengan oksigen
atau air. Kereaktifan logam alkali meningkat dari Li ke Fr, begitu juga dengan
sifat reduktor yang semakin kuat. Hampir semua senyawa logam alkali bersifat
ionik dan mudah larut dalam air. Pada pembakaran unsur atau senyawa logam
alkali pada nyala api, elektron pada atom setiap unsur logam alkali akan
tereksitasi dan menghasilkan warna nyala yang khas (Achmad Hiskia, 2001).
Beberapa sifat fisik logam alkali tanah.

Unsur-unsur ini mempunyai 2 elektron valensi yang terlibat dalam ikatan logam.
Oleh karena itu dibandingkan dengan unsur golongan I, unsur-unsur ini lebih
keras, energi kohesinya lebih besar dan titik lelehnya lebih tinggi. Be tidak
bereaksi dengan air ataupun uap air. Mg bereaksi dengan air panas. Ca, Sr dan Ba
bereaksi dengan air dingin. Sifat kimia logam alkali tanah hampir sama dengan
logam alkali, tetapi logam alkali tanah tidak sereaktif logam alkali seperiode.
Kereaktifan logam alkali tanah meningkat dari Be ke Ba. Nilai potensial
standar logam alkali tanah menunjukkan bahwa logam alkali tanah merupakan
reduktor yang cukup kuat, bahkan Ca, Sr, dan Ba mempunyai daya reduksi yang
lebih kuat dari Na. Sebagian besar senyawa-senyawa logam alkali tanah
memiliki kelarutan yang kecil atau sukar larut dalam air. Hal ini membedakannya
dari senyawa logam alkali yang umumnya mudah larut dalam air (Achmad Hiskia,
2001).
3. Jelaskan kenapa jika logam natrium di apungkan ke air akan menyala!
Jawab : Logam Natrium merupakan unsur logam alkali, dalam tabel periodik
terdapat pada golongan I A. ketika logam natrium direaksikan dengan air
akan menghasilkan persamaan reaksi sebagai berikut :
2 Na(s ) + 2 H 2 O(l ) → 2 NaOH (aq ) + H 2 (g)
reaksi antara logam natrium dengan air menghasilkan gas H 2, reaksi ini
terjadi secara eksoterm (melepas kalor), sehingga panas yang dihasilkan
dari reaksi ini cukup untuk membuat gas H 2 terbakar secara spontan.
Dengan terbakarnya gas H 2itu yang menyebabkan adanya
letupan/ledakan (menyala). Kemudian terbentuknya ion OH −¿¿
menyebabkan pH naik sehingga indikator fenoftalein memberikan warna
merah muda (Indayatmi. et,al, 2021).

Anda mungkin juga menyukai