Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Logam-logam yang kita temui dalam situasi keseharian tampak rapat dan tidak
reaktif. Namun,unsur golongan 1,yaitu logam alkali,mempunyai kerapatan
(densitas) rendah (beberapa mengapung di air)dan sangat reaktif,
misalnya,bereaksi hebat dengan air. Logam alkali (alkali metal),relatif melimpah.
Beberapa senyawa telah diketahui dan dimanfaatkan sejak zaman prasejarah.
Namun, unsur-unsur ini tetap tidak terungkap sampai sekitar 200 tahun yang
lalu. Senyawa logam alkali sukar terurai dengan cara kimia biasa,sehingga
penemuan unsur-unsur ini harus menunggu pengembangan ilmiah baru. Natrium
(1807) ditemukan melalui elektrolisis. Sesium (1860) dan rubidium (1861)
diidentifikasi sebagai unsur baru melalui spektrum emisinya. Fransium (1939)
diisolasi dari produk peluruhan radioaktif aktinium.
Unsur-unsur golonga IA memiliki kelimpahan di alam yang cukup besar
sehingga banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Pemanfaatan unsur
golongan IA mencakup beberapa bidang, antara lain bidang lingkungan, industri,
dan lain-lain. Oleh karena itu, untuk memahami seputar logam alkali lebih lanjut,
penulis akan menjelaskan beberapa tentang pengetahuan mengenai logam alkali.
1.2.Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimana penggolongan logam alkali?


1.2.2. Bagaimana kecendrungan logam alkali?
1.2.3. Bagaimana sifat-sifat umum logam alkali?
1.2.4. Bagaimana sifat-sifat senyawa logam alkali?
1.2.5. Bagaimana kelarutan garam-garam alkali?
1.2.6. Bagaimana warna nyala logam alkali ?
1.2.7. Bagaimana oksida logam alkali?
1.2.8. Bagaimana kemiripan litium dengan logam alkali tanah?
1.2.9. Bagaimana Ekstraksi logam alkali? Dan apa saja kegunaan logam alkali?

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penggolongan Logam Alkali
Logam alkali adalah logam golongan utama yang unsur-unsurnya terdapat
pada golongan 1A dalam tabel periodik unsur. Logam alkali terdiri atas enam
buah unsur, yaitu litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesilium
(Cs), dan fransium (Fr). Unsur logam alkali tidak terdapat bebas di alam
melainkan dalam bentuk senyawa. Hal itu karena unsur logam alkali sangat
reaktif. Disebut dengan logam alkali karena dapat membentuk basa kuat. Berikut
ialah konfigurasi electron logam-logam yang berada pada golongan alkali :
3 litium 2, 1 [He]2s1
11 natrium 2, 8, 1 [Ne]3s1
19 kalium 2, 8, 8, 1 [Ar]4s1
37 rubidium 2, 8, 18, 8, 1 [Kr]5s1
55 caesium 2, 8, 18, 18, 8, 1 [Xe]6s1
87 fransium 2, 8, 18, 32, 18, 8, 1 [Rn]7s1
Logam-logam ini dikelompokkan dalam satu golongan karena memiliki
jumlah electron valensi atau electron terluar yang sama, yaitu berjumlah 1(satu),
unsure-unsur yang berada dalam satu golongan tidak memiliki sifat yang sama,
melainkan cenderung memiliki kemiripan sifat, karena setiap unsure tidak ada
yang sama dan memiliki sifat tersendiri yang membedakannya dengan unsure lain.
Berikut merupakan macam-macam logam alkali:
(1) Litium berasal dari bahasa Yunani, lithos: batu). Ditemukan oleh
Arfvedson pada tahun 1817, litium merupakan unsur logam teringan, dengan berat
jenis sekitar setengahnya air. Litium tidak ditemukan sebagai unsur tersendiri di
alam; ia selalu terkombinasi dalam unit-unit kecil pada batu-batuan berapi dan
pada sumber-sumber mata air. (2) Natrium ditemukan oleh Sir Humphrey Davy
pada 1807 di Inggris ( Inggris, soda; Latin, sodanu: obat sakit kepala). Asal
simbol Na berasal dari kata Latin “natrium”. Dia menemukan dengan cara
mengisolasi melalui metoda mengelektrolisis,tetapi sebenarnya unsur ini sudah
dikenal di berbagai senyawa. Unsur ini merupakan logam terbanyak dalam
golongan alkali.Unsur ini merupakan terbanyak di permukaan bumi,dalam
permukaan bumi terdapat 2,7 %. (3) Kalium, Inggris, potasium; Latin, kalium,
Arab, qali, alkali). Ditemukan oleh Davy pada tahun 1807, yang mendapatkannya
dari caustic potash(KOH). Ini logam pertama yang diisolasi melalui elektrolisis.
Dalam bahasa Inggris, unsur ini disebut potassium.1
(4) Rubidium dapat menjelma dalam bentuk cair pada suhu ruangan. Ia
merupakan logam akali yang lembut, keperak-perakan dan unsur akali kedua yang
paling elektropositif. Ia terbakar secara spontan di udara dan bereaksi keras di
dalam air, membakar hidrogen yang terlepaskan. Dengan logam-logam alkali
yang lain, rubidium membentuk amalgam dengan raksa dan campuran logam
dengan emas, cesium dan kalium. (5) Fransium jarang ditemukan, karena

2
termasuk unsure radioaktif. Unsure Fransium ini ditemukan pada tahun 1939 oleh
Marguerite Perey, pakar kimia Prancis. Dia menemukan bahwa sekitar 1%
actinium-227 meluruh dengan memancarkan sinar alfa menjadi Fransium-223,2
kandungan elemen ini di kerak bumi mungkin hanya kurang dari satu ons.(6)
Sesium merupakan logam alkali yang terdapat di lepidolite, pollucte (silikat
aluminum dan Sesium basah) dan di sumber-sumber lainnya. Salah satu sumber
terkaya yang mengandung Sesium terdapat di danau Bernic di Manitoba, Kanada.
Deposit di danau tersebut diperkirakan mengandung 300.000 ton pollucite yang
mengandung 20% Sesium.

2.2. Kecenderungan Logam Alkali


Logam alkali digolongkan kedalam zat pereduksi (Reduktor) yang kuat,
ini juga berarti bahwa logam alkali sangat mudah teroksidasi,disebabkan karena
logam ini mempunyai potensial reduksi yang relative rendah dengan harga
negative yang besar, sehingga mudah untuk melepaskan elektron Logam alkali ini
cenderung dapat bereaksi dengan air membentuk senyawa basa kuat LOH.
Semakin kebawah, sifat logam alkali semakin kuat sehingga sifat basa golongan
alkali semakin kebawah semakin kuat juga. Basa senyawa alkali semuanya mudah
larut dalam air, kelarutannya dalam air semakin kebawah semakin besar. 3
Logam alkali mudah bereaksi dengan unsur-unsur nonlogam membentuk
senyawa-senyawa ion, seperti halida, hidrida, oksida, dan sulfide. Unsure-unsur
tersebut sebagian besar bereaksi dengan air dengan sangat cepat. Logam-logam
alkali kecuali litium, bereaksi cepat dengan air dengan melepaskan energy yang
cukup tinggi, sehingga gas hydrogen yang dihasilkan langsung terbakar.4
Tingkat kereaktifan golongan alkali bisa dilihat dari reaksi yang
ditimbulkan jika direaksikan dengan air. Litium bereaksi sangat lambat dengan air
pada 250, Natrium bereaksi hebat dengan air, Kalium menyala sedangkan logam
alkali lainnya akan menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan air.
Logam alkali merupakan logam yang sangat reaktif. Logam ini merupakan
reduktor yang sangat kuat dan mampu mereduksi air untuk membentuk gas
hydrogen. Reaksinya adalah :5
2M(s) + 2H2O(l)  2M+(aq) + 2OH-(aq) + H2(g)
Kemampuan logam alkali sebagai reduktor dapat dilihat pada potensial
reduksi negative yang sangat kuat dari ion-ionnya. Setengah reaksinya adalah :
M+(aq) + e-  M(s)

3
Yang sangat sukar terjadi. Oleh karena itu, setengah reaksi oksidasinya
sangat mudah terjadi :
M(s)  M+(aq) + e-
Meskipun demikian, penelitian khusus mengenai energy ionisasi dan E0
mempelihatkan kontradiksi. Perhatikan apabila kita bergerak turun dalam
golongan, energy ionisasinya menurun dan memberi kesan electron atom lebih
mudah dilepas apabila kita bergerak dari Li ke Cs, dan dugaan ini memang benar.
Kita juga mengantisipasi bahwa potensial reduksi menjadi lebih negatif dan
energy ionisasi menjadi lebih kecil karena unsure-unsur itu menjadi lebih mudah
dioksidasi. Kecenderungan ini memang benar apabila kita bergerak dari Na ke
bawah ; namun demikian E0 Li lebih negative daripada Na (atau setiap logam
alkali lainnya dalam kondisi yang sama). Mengapa demikian? ingatlah energy
ionisasi adalah energy yang menunjukkan kemudahan atom dalam bentuk gas
melepaskan electron untuk membentuk kation dalam bentuk gas. Sebaliknya
potensial reduksi adalah yang berkaitan dengan perpindahan electron antara logam
padat dengan kation dalam larutan air, dimana kation tersebut dihidrasi oleh
molekul air yang ada disekelilingnya.6
Logam-logam yang ada pada golongan 1A yang biasa disebut logam alkali
ini mempunyai sifat yang sangat elektropositif dan bereaksi langsung dengan
sebagia besar unsure lain dan banyak senyawaan dengan pemanasan. Lithium
biasanya yang paling kurang reaktif dan cesium yang paling reaktif. Lithium
bereaksi lambat dengan air pada 250 C dan tidak menggantikan hydrogen asam
yang lemah dalam C6H5CH sedangkan yang lainnya dapat. Meskipun demikian,
Li secara unik reaktif terhadap N2, lambat pada 250, tetapi cepat pada 4000,
membentuk nitrida kristal berwarna merah rubi.7
2.3. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali
Secara umum, sifat-sifat unsur-unsur logam alkali adalah sebagai berikut :8
a. Logam alkali lunak dibandingkan dengan logam-logam lain
b. Logam alkali titik lebur dan titik yang relatif rendah. Dari litium ke sesium
titik didihnya semakin rendah.
c. Logam alkali berwarna putih
d. Logam alkali sangat reaktif dan tidak pernah ditemukan dialam dalam
bentuk unsur-unsur bebas.
e. Logam alkali merupakan reduktor yang kuat, yaitu logam alkali dapat
memberikan sebuah electron dengan mudah dan bereaksi hebat dengan air
untuk membentuk gas hidrogen dan hidroksidsa-hidroksida, basa kuat.

4
f. Energ ionisasi logam alkali relatif rendah. Dari litium ke sesium, energi
ionisasi semakin rendah. Hal ini disebabkan semakin besar jari-jari
atomnya.
g. Perbedaan energy ionisasi pertama dan energy ionisasi kedua logam alkali
sangat besar. Hal ini menunjukkan bahwa dalam senyawanya, logam alkali
sangat stabil.
h. Logam alkali merupakan unsur-unsur yang ringan. Berdasarkan massa
jenisnya, litium, natrium, dan kalium terapung di air.
i. Potensial elektroda logam alkali negatif . hal ini menunjukkan bahwa
logam alkali merupakan reduktor yang kuat.
Semua logam alkali tergolong logam yang lunak (kira-kira sekeras karet
penghapus, dapat diiris dengan pisau) dan ringan (massa jenis Li, Na, K kurang
dan 1 g cm-3 ). Logam alkali mempunyai satu electron valensi yang mudah lepas,
sehingga merupakan kelompok logam yang paling aktif, dapat terbakar di udara
dan bereaksi hebat dengan air. Kereaktifan logam alkali bertambah dari litium ke
fransium9.

 Sifat atomik logam alkali


Unsur Jari-jari Jari-jari Energi Kelektroneg Bilangan
logam (pm) ionik (pm) ionisasi atifan oksidasi
(kJ/mol)
Litium 160 74 520 1,0 +1
Natrium 190 102 496 0,9 +1
Kalium 240 138 419 0,8 +1
Rubidium 250 149 403 0,8 +1
Sesium 270 170 376 0,7 +1
Fransium - 1.194 380 0,7 +1
 Sifat fisis logam alkali
Unsur Kerapatan Kekerasan Titik Titik ∆Hfus ∆Hv Daya Daya hantar
(kg/m3) (Mohs) leleh didih (kJ/mol) hantar listrik (M
(°C) (°C) panas Ω-1 cm-1)
(W/cmK)
Litium 530 0,6 181 1.342 3,00 146 0,847 0,108
Natrium 970 0,5 98 883 2,60 97 1,41 0,210
Kalium 860 0,4 63 760 2,33 80 1,02 0,139
Rubidium 1.530 0,3 39 686 2,19 72 0,582 0,078
Sesium 1.880 0,2 29 669 2,09 68 0,359 0,040
Fransium - - 27 677 - - 0,150 0,030

5
Dari table diatas, kita dapat melihat adanya keteraturan sifat-sifat fisis logam
alkali. Secara umum, keteraturan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.10
a. Kerapatan bertambah dari Li ke Fr
Nilai kerapatan bergantung pada massa atom, jari-jari atom, dan faktor
kerapatan atom per unit sel. Nilai kerapatan semakin besar dengan pertambahan
massa atom dan faktor kerapatan, dan sebaliknya semakin kecl dengan
pertambahan jari-jari atom. Semua logam alkali memiliki nilai faktor kerapatan
atom per unit sel yang sama. Jadi, nilai kerapatan logam alkali hanya dipengaruhi
massa atom dan jari-jari atom.
b. Kekerasan berkurang dari Li ke Fr
Penurunan nilai kekerasan dapat dijelaskan dari penurunan kekuatan
ikatan logam dari Li ke Fr. Hal ini disebabkan tarik-menarik antara ion positif
dengan awan electron semakin melemah akibat bertambahnya jari-jari atom dari
Li ke Fr.
c. Titik leleh dan ∆Hfus berkurang dari Li ke Fr
Penurunan nilai titik leleh dan ∆Hfus dari Li ke Fr dapat dijelaskan dengan
cara yang sama, seperti halnya penurunan kekerasan di atas.
d. Titik didih dan ∆Hv berkurang dari Li ke Fr
Penurunan nilai titik leleh dan ∆Hv dari Li ke Fr dapat dijelaskan dengan
cara yang sama, seperti halnya penurunan kekerasan di atas.
e. Daya hantar listrik dan daya hantar panas secara umum berkurang dari Li
ke Fr
Logam alkali memiliki daya hantar listrik dan panas yang baik karena
ikatan logamnya. Di dalam ikatan logam, terdapat elektron-elektron valensi yang
bergerak bebas. Daya hantar panas dan listrik logam alkali ditentukan oleh
pergerakan elektron-elektron valensi bebasnya. Sebaliknya semakin sulit elektron-
elektron ini bergerak, semakin berkurang pula daya hantar listrik dan panasnya.

2.4. Sifat Umum Senyawa Logam Alkali


Beberapa sifat umum senyawa logam alkali berkaitan dengan karakter
ionic, kestabilan anion-anion besar bermuatan rendah, hidrasi ion, dan kelarutan
sebagaimana diuraikan berikut ini :11

6
1. Karakter ionik; ion logam alkali selalu mempunyai tingkat oksidasi stabil.
Senyawa-senyawanya tidak berwarna kecuali dengan anion yang berwarna,
misalnya kromat dan permanganat.
2. Hidrasi ion; semakin tinggi densitas muatan ion, semakin kuat ion tersebut
tehidrasi. Oleh karena logam-logam pada umumnya, maka energi hidrasi
senyawa-senyawanya juga sangat rendah. Ion Li+ misalnya, mempunyai energi
hidrasi sebesar 519 kJ mol‾1, sedangkan ion Mg2+ energi hidrasinya 1920 kJ
mol‾1. Energi hidrasi semakin kecil dengan kenaikan jari-jari ion.
3. Kelarutan; sebagian besar senyawa-senyawa logam alkali larut dalam air,
walaupun kelarutannya berbeda-beda. Sebagai contoh, larutan jenuh litium
klorida (LiCl) mempunyai konsentrasi 14 mol L‾1, tetapi larutan jenuh litium
karbonat (Li2CO3) mempunyai kosentrasi hanya 0,18 mol L‾1.

2.5. Kelarutan Garam Alkali


Kelarutan garam alkali dalam air sangat besar sehingga sangat bermanfaat
sebagai pereaksi di laboratorium. Namun demikian, kelarutan ini sangat bervariasi
sebagaimana ditunjukkan oleh seri natrium halida. Untuk menjelaskan
kecenderungan larutan tersebut, diperlukan pemahaman siklus energi yang
melibatkan pembentukan suatu larutan dari fase padatan yang bersangkutan.
Table Data kelarutan, energi kisi, entalpi hidrasi, dan selisih entalpi seri natrium
halide

Senyawa Kelarutan (dalam Energi Kisi (dalam Entalpi Hidrasi ∆H (dalam kJ


mol L‾1) kJ mol‾1)
(dalam kJ mol‾1) mol‾)
NaF 0,099 +930 -929 +1
NaCl 0,62 +788 -784 +4
NaBr 0,92 +752 -753 -1
NaI 1,23 + 704 -713 -9

Kelarutan suatu senyawa bergantung pada besaran-besaran entalpi yaitu energi


kisi, entalpi hidrasi kation dan anion dan juga perubahan entropi yang
bersangkutan.
Dari formula ∆G° = ∆H° - T ∆S, harga ∆G° harus negatif agar suatu garam dapat
larut dengan mudah. Data ekperimen menunjukkan bahwa energi kisi relatif sama
dengan entalpi hidrasi.
Apabila dilakukan perhitungan terhadap perubahan entropi (∆S), ternyata
diperoleh data bahwa kecuali natrium fluorida, harga entropi yang dicapai oleh
ion-ion ketika dibebaskan dari kisi kristal lebih besar daripada entropi yang hilang
ketika ion-ion dalam keadaan gas terhidrat dalam larutan. Apabila kedua besaran
ini dikombinasikan untuk memperoleh perubahan energi bebas (∆G) pada proses
pelarutan, ternyata diperoleh kecenderungan yang benar-benar paralel dengan
kecenderungan kelarutannya.
Table 3.4 Faktor entropi (dalam besaran T∆S), ∆H, dan ∆G hitungan pada
proses pelarutan seri natrium halida

7
Senyawa Entropi (s) T∆S/kJ ∆H/ kJ ∆G/ kJ
Kisi/ kJ Hidrasi/ kJ mol‾1 mol‾1 mol‾1
mol‾ 1
mol‾1
NaF +72 -74 -2 +1 +3
NaCl +68 -55 +13 +4 -11
NaBr +68 -50 +18 -1 -19
Na I +68 -45 +23 -9 -32

Apabila dilakukan perhitungan terhadap perubahan entropi (∆S), ternyata


diperoleh data bahwa kecuali natrium fluoride, harga entropi yang dicapai oleh
ion-ion ketika dibebaskan dari kisi Kristal lebih besar daripada entropi yang
hilang ketika ion-ion dalam keadaan gas terhidrat dalam larutan. Apabuila kedua
besaran ini dikombinasikan untuk memperoleh perubahan energi bebas (∆G) pada
proses pelarutan, ternyata diperoleh kecenderungan kelarutannya.
Selain itu terdapat hubungan yang bermakna antara kelarutan garam alkali
dengan jari-jari kation untuk anion yang sama, namun hubungan ini dapat
menghasilkan kurva kontinu dengan kemiripan (slope) positif maupun negatif.
Sebagai contoh, kelarutan alkali fluorida naik dengan naiknya jari-jari kationnya
(berarti slope positif), tetapi kelarutan ion iodide turun dengan naiknya jari-jari
kationnya (berarti slope negatif). Perbedaan kecenderungan ini dapat dijelaskan
khususnya terhadap penekanan aspek energi kisi. Energi kisi bergantung kuat
pada muatan ionik, namun rasio ukuran kation anion juga harus dipertimbangkan.
Rasio ukuran kation dan anion yang tidak tepat akan mengakibatkan rendahnya
energi kisi dari harga yang diharapkan. Jari-jari kation Li+ dan Cs+ masing-masing
adalah 90 dan 181 pm, sedangkan jari-jari anion F ‾ dan I ‾ masing-masing adalah
119 dan 206 pm. Perbedaan jari-jari yang terlalu besar antara katin dan anion
pasangannya dalam LiI mengakibatkan padatan ini lebih mudah larut daripada LiF
yang mempunyai jari-jari ionik tidak terlalu besar bedanya. Sebaliknya CsI lebih
sukar larut dibandingkan dengan CsF.12

2.6. Warna Nyala Logam Alkali


Pernahkah kalian menyalakan korek api batangan ? Apakah warna
nyalanya dan apa yang terdapat pada korek api tersebut ? Logam alkali bila
dipanaskan dapat memancar warna nyala yang khas, yang dapat dipakai untuk
mengenali jenis logam alkali dalam senyawa tersebut.
Di dalam laboraturium kita dapat melakukan uji reaksi nyala sebagai
berikut. Misalnya yang akan diamati adalah warna nyala dari logam alkali natriun
(Na). ambil senyawa natrium klorida padat dengan menggunakan kawat nikrom
yang sudah dibersihkan dengan larutan HCL pekat. Kemudian bakar kawat

8
nikrom tersebut dalam nyala api Bunsen. Ternyata, warna yang tampak dari
pembakaran senyawa garam natrium tersebut adalah kuning.
Dalam kehidupan sehari-hari warna nyala logam alkali dapat diihat pada
lampu. Berbagai macam warna logam alkali yang didapatkan dari eksperimen
yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel13.
No. Ion Logam Alkali Warna Nyala
1. Li+ Merah Tua
+
2. Na Kuning
+
3. K Ungu
4. Rb+ Merah Biru
5. Cs+ Biru

Sifat-sifat fisik yang penting dari logam alkali adalah emisi spektrumnya
yang dapat terbentuk apabila uapnya atau salah satu garamnya dibakar dengan api
Bunsen. Misalnya, garam litium membentuk nyala merah yang bagus, garam
natrium membentuk nyala kuning terang, dan kalium membentuk nyala violet.
14
Warna spectrum itu dapat dipakai dalam analisis kualitatif, yang disebut tes
nyala.15 Warna nyala ini sudah cukup intensif untuk digunakan pada analisis nyala
(flame test) yang dapat digunakan dalam analisis campuran senyawa-senyawa
yang komposisinya tidak diketahui. Misalnya, apabila setetes cairan yang tidak
diketahui komposisinya diletakkan pada nyala api dan muncul nyala yang
berwarna kuning maka dalam tetesan cairan ini mengandung ion natrium. Jika
tidak terlihat nyala warna kuning, maka tidak ada natrium dalam tetesan tersebut.
Warna violet nyala kalium tidak seterang warna kuning nyala natrium dan sangat
mudah tertutup oleh nyala natrium, meskipun natrium tersebut sedikit sekali
(traces) dalam campuran yang dianalisis. Dengan cara melihat nyala melalui kaca
biru, yang disebut kaca kobal, maka warna kuning diserap dan warna violet nyala
kalium diteruskan sehingga kalium dapat diketahui.
Nyala kuning terang natrium merupakan salah satu sifat dari unsure ini
yang mempunyai nilai komersial: digunakan dalam lampu uap natrium. 16 Warna
kuning nyala natrium banyak dipakai di jalan raya karena murah biayanya
dibandingkan lampu pijar 17 , seperti bola lampu yang biasa digunakan, banyak

9
energy cahaya yang hilang karena membentuk sinar inframerah yang tidak
terlihat. Oleh karena itu, energi listrik yang banyak digunakan terbuang sia-sia.
Ada lampu uap natrium dalam tabung pengurai gas yang hanya berisi uap natrium,
sebagian besar energy listrik muncul sebagai cahaya kuning. Cahaya ini sama
dengan sepasang garis yang sangat tipis dari spectrum emisi natrium.18
Perbedaan energy antara orbital s dan p kulit-valensi dari logam golongan
1 sesuai dengan perbedaan energy pada panjang gelombang tertentu dari cahaya
yang tampak. Akibatnya, bila dipanaskan dalam nyala, senyawa golongan 1
menghasilkan warna-warna nyala yang khas. Misalnya, bila NaCl diuapkan dalam
nyala, pasangan ion akan terkonversi menjadi atom-atom gas. Atom Na (g) akan
tereksitasi ke energy yang lebih tinggi, dan cahaya dengan panjang gelombang
589 nm (kuning) diemisikan ketika atom-tereksitasi (Na*) kembali ke konfigurasi
electron-dasar.

Na+Cl- (g) Na(g) + Cl(g)

Na (g) Na*(g)

[Ne]3s1 [Ne]3p1

Na*(g) Na (g) + hv (589 nm; kuning)

Senyawa logam alkali digunakan dalam pertunjukan piroteknik-kembang api.19

2.7. Oksida Logam Alkali


Alkil halide (LX) kecenderungan logam alkali teroksidasi menyebabkan
mudah bereaksi dengan unsur bukan logam, seperti halogen dan oksigen. Logam
alkali sangat mudah bereaksi dengan oksigen membentuk oksida, contohnya
litium.
4Li (s) + O2 (g) →2Li2O (s)
Logam yang lain bergantung pada jumlah oksigen. Jika oksigen terbatas, natrium
menghasilkan peroksida Na2O2 dan bila dilarutkan dalam air akan bereaksi.
Na2O2 (s) + 2H2O (l) → 2Na+ (aq) + 2OH- (aq) + H2O2 (aq)
Logam kalium, rubidium, dan cesium dengan oksigen berlebih membentuk
superoksida, Rb (s) + O2 (g) → RbO2 (g)

10
Dalam air, rubidium superoksida bereaksi
RbO2 (s) + 2H2O (l) → 2Rb+ (aq) + 2OH- (aq) + H2O2 (aq)
Kalium superoksida dapat bereaksi dengan CO2 dan menghasilkan O2.
4KO2 (s) + 2CO2 (g) →2K2CO3 (s) + 3O2 (g)
Reaksi ini dapat dipakai untuk membuat alat bantu pernapasan, misalnya
bagi orang yang bekerja di ruang yang beracun. Gas CO2 yang dihembuskannya
masuk kedalam alat dan bereaksi dengan KO2 untuk menghasilkan O2. Oksigen
yang dihasilkan ini dapat dihisap untuk pernapasan kembali. Jadi pemakai tidak
perlu berhubungan dengan udara luar. Alkil hidroksida Natrium kabonat (NaOH),
yang disebut juga soda sapi dapat dibuat dengan mengelektrolisis NaCl. Soda api
dipakai dalam pembuatan sabun, detergen, kertas, tekstil dan menurunkan kadar
belerang minyak bumi dan menetralkan asam. Kalium hidroksida (KOH) dapat
dibuat dengan elektrolisis larutan KCl dapat dipakai dalam baterai. 20
Jadi, perbedaan mendasar pada oksida logam alkali terdapat pada ukuran
kation yang ditunjukkan oleh reaksi dengan O2. Lithium hanya memberikan Li2O
(membentuk ion Oksida (O2-)) dengan sedikit runutan Li2O2. Natrium biasanya
memberikan peroksida (O22-), Na2O2, tetapi akan berlnjut dengan adanya O2 di
bawah tekanan serta panas, menghasilkan superoksida,(O2-) NaO2. Kalium, Rb,
dan Cs membentuk superoksida MO2.21
Spesies O22-(Peroksida) lebih mudah terpolarisasi daripada O2-, dan daya
mempolarisasi Na+ lebih kuat daripada ion K+. oleh karena itu dapat dipahami
bahwa oksidaNatrium stabil ebagai dioksida (2-) atau peroksida, dan oksida
kalium stabil sebagai dioksida (1-) atau superoksida. Peroksida bersifat
diamagnetic dan superoksida bersifat paramagnetic.22

2.8. Kemiripan Litium dengan Logam Alkali Tanah

Beberapa perbedaan litium dan senyawanya dibanding logam alkali lain,


antara lain:

 Kelarutan senyawa karbonat, fluoride, hidroksida, dan fosfatnya


rendah

11
 Kemampuannya membentuk nitride (Li3N)
 Pembentukan oksida normal (Li2O), bukan peroksida atau superoksida
 Jika dipanaskan, terjadi penguraian senyawa karbonat dan
hidroksidanya menjadi oksida.

Litium dalam banyak hal menunjukkan sifat yang berbeda dengan anggota
logam alkali lainnya tetapi justru lebih mirip dengan logam alkali tanah seperti
sifat-sifat berikut ini :

(1) Kekerasan litium terbesar dalam golongan alkali, mirip dengan


kekerasan logam alkali tanah
(2) Mirip dengan logam alkali tanah tetapi berbeda dengan logam alkali
karena litium membentuk oksida “normal”, Li2O, bukan dioksida(2-)
ataupun dioksida(1-).
(3) Litium adalah satu-satunya logam alkali yang membentuk senyawa
nitride seperti halnya semua logam alkali tanah.
(4) Demikian juga litium adalah satu-satunya logam alkali yang membentuk
senyawa dikarbida(2-), Li2C2 yang sering disebut litium asetilida, seperti
halnya semua logam alkali tanah juga membentuk snyawa dikarbida(2-).
(5) Garam-garam litium dengan karbonat, fosfat dan fluoride, mempunyai
kelarutan sangat rendah dalam air, sedangkan garam-garam alkali tanah
dengan karbonat, fosfat, dan fluoride, tak larut dalam air.
(6) Litium membentuk berbagai senyawa organometalik (senyawa dengan
atom karbon organik ) sama seperti logam magnesium. Dalam banyak
senyawa garam, litium dan magnesium menunjukkan banyak
kesamaannya termasuk sifat kovalensinya yang relative tinggi.
Tabel : Jari-jari (dalam ppm) dan rapatan muatan (dalam C mm-3) ion
golongan alkali dan alkali tanah
Ion Jari-jari Rapatan muatan Ion Jari-jari Rapatan muatan
2+
73 98 (Be ) 59 1100
Li+
116 24 Mg2+ 86 120
+
Na
152 11 Ca2+ 114 52
+
K
166 8 Sr2+ 132 33
+
Rb
181 6 Ba2+ 149 23
+
Cs

Hubungan antara litium dengan logam alkali tanh sering disebut hubungan
diagonal dalam system periodik unsure-unsur, yaitu kemiripan sifat-sifat unsure
Periode 2 dengan unsure disebelah kanan bawahnya pada Periode 3, dalam halini
litium dengan magnesium. Kemiripan sifat-sifat litium dengan magnesium
mungkin dapat diterangkan dari sifat rapatan muatan kationnya. Dalam
golongannya litium mempunyai ukuran (volume) terkecil, dan muatan ion
positifnya terpusat dalam ukurannya yang kecil ini sehingga kation litium

12
mempunyai daya mempolarisasi terbesar. Rapatan muatan kation litium adalah 98
C mm-3 (lihat Tabel), ternyata jauh lebih besar dari rapat muatan kation lain dalam
golongannya dan relative dekat dengan rapatan muatan kation magnesium (120 C
mm-3). Kedekatan rapatan muatan ion litium ini diduga menyebabkan kemiripan
sifat-sifat kimia senyawa-senyawa litium dengan magnesium (alkali tanah). Hal
yang sama berlaku juga bagi kation natrium (rapatan muatan 24 C mm -3) dngan
kation barium (rapatan muatan 23 C mm -3)yang menunjukkan kemiripan sifat-
sifat kimianya terutama dalam hal reaksinya dengan oksigen membentuk senyawa
dioksida(2-), Na2O2 dan BaO2.23

2.9. Ekstraksi dan Kegunaan Logam Alkali


2.9.1. Kegunaan logam alkali
1. Kegunaan Natrium (Na)
 Natrium digunakan sebagai cairan pendingin pada reaktor nuklir,
karena meleleh pada 98ºC dan mendidih pada 892ºC
 Natrium digunakan untuk membuat senyawa natrium yang tidak
dapat dibuat dari NaCl, seperti Na2O3 (natrium peroksida) dan
NaCN (natrium sianida).
 Natrium digunakan pada pengolahan logam-logam tertentu, seperti
Li, K, dan Zn.
 Uap natrium digunakan untuk lampu natrium yang berwarna
kuning yang dapat menembus kabut.
 Campuran Na dan K untuk termometer temperatur tinggi.
 Natrium juga digunakan untuk foto sel dalam alat-alat elektronik.
2. Kegunaan senyawa natrium
 Natrium hidroksida (NaOH)
Natrium hidroksida disebut dengan nama kaustik soda atau soda
api yang banyak digunakan dalam industri berikut.
a. Industri sabun dan deterjen
b. Industri pulp dan kertas
c. Pada pengolahan aluminium
d. NaOH juga digunakan dalam industri
tekstil,plastik,pemurnian minyak bumi,serta pembuatan
senyawa natrium lainnya.
 Natrium klorida (NaCl)
Natrium klorida dalam kehidupan sehari-hari sangat dibutuhkan
untuk keperluan rumah tangga,yaitu untuk pengolahan bahan
makanan. Selain itu,NaCl juga digunakan pada industri susu serta
pengawetan ikan dan daging.
 Natrium bikarbonat (NaHCO3)
Natrium bikarbonat disebut juga soda kue, kegunaanya sebagai
bahan pengembang pada pembuatan kue

13
 NaCN untuk ekstraksi emas dan untuk mengeraskan baja
 NaNO2 untuk bahan pengawet
3. Kegunaan kalium (K)
 Unsur kalium sangat penting bagi pertumbuhan.tumbuhan
membutuhkan garam-garam kalium,tidak sebagai ion K+
sendiri,tetapi besama-sama dengan ion Ca+2 dalam perbandingan
tertentu
 Unsur kalium digunakan untuk pembuatan kalium seperoksida
(KO2) yang dapat bereaksi dengan air membentuk oksigen.
4. Kegunaan senyawa kalium
 KOH digunakan pada industri sabun lunak (lembek)
 KCl dan K2SO4 digunakan untuk pupuk pada tanaman.
 KNO3 digunakan sebagai komponen esensial dari bahan
peledak,petasan,dan kembang api.
 KclO3 digunakan untuk pembuatan korek api,bahan peledak dan
marcon.
5. Litium digunakan pada baterai untuk alat pacu
jantung,kalkulator,jam,kamera,dan lainnya
6. Rubidium memiliki potensial ionisasi yang rendah dan digunakan pada sel
fotolistrik seperti fotomultiplier, untuk mengubah energi cahaya menjadi
energi listrik. Rb juga digunakan sebagai osilator untuk aplikasi seperti
navigasi dan komunikasi di militer.
7. Sesium digunakan pada sel fotolistrik. Jika terkena cahaya, Cs akaan
melepas elektronnya yang akan tertarik menuju ke elektrode positif pada
sel dan menyebabkan timbulnya arus listrik.

2.9.2. Ekstraksi logam alkali

Logam alkali Ekstraksi logam alkali


Litium (Li) Metode elektrolisis
Sumber logam alkali adalah mineral spodumene
[𝐿𝑖𝐴𝑙(𝑆𝑖𝑂)3]. Spodumene dipanaskan pada suhu 100ºC, lalu
dicampur dengan H2SO4 panas, dan dilarutkan ke air untuk
memperoleh larutan Li2SO4. Kemudian, Li2SO4 direaksikan
dengan Na2CO3 untuk membentuk Li2SO3 yang sukar larut.
Li2SO4 + Na2CO3 Li2CO3 + Na2SO4
Setelah itu,Li2CO3 direaksikan dengan HCl untuk
membentuk LiCl.
Li2CO3 + 2HCl 2LiCl + H2O + CO2
Li dapat diperoleh dari elektrolisis lelehan LiCl sebagai
berikut:
Katoda : Li+ + e- Li
Anode : Cl- ½ Cl2 + e-
Karena titik leleh LiCl tinggi (> 600ºC),biaya elektrolisis
menjadi mahal. Namun, biaya dapat ditekan dengan cara
menambahkan KCl ( 55% LiCl dan 45 % KCl) yang

14
dapat menurunkan titik leleh menjadi 430ºC.
Natrium (Na) Metode elektrolisis
Sumber utama logam Na adalah garam batu dan air laut. Na
hanya dapat diperoleh dari elektrolisis lelehan NaCl
mengunakan sel Down.
Katode : Na+ + e- Na
Anode : Cl- ½ Cl2 + e-
Kalium (K) Metode reduksi
Sumber utama logam K adalah silvit (KCl). Logam K
diperoleh dengan metode reduksi dimana lelehan KCl
direaksikan dengan Na.
Na + KCl
Reaksi ini berada dalam kesetimbangan. Karena K yang
terbentuk mudah menguap, maka K dapat dikeluarkan dari
sistem dan kesetimbangan akan bergeser ke kanan untuk terus
memproduksi K.
Rubidium (Rb) Metode reduksi
Logam Rb dibuat dengan mereduksi lelehan senyawa RbCl
Na + RbCl Rb + NaCl
Reaksi ini berada dalam kesetimbangan. Karena Rb mudah
menguap, maka Rb dapat diproduksi terus dengan cara yang
sama seperti K
Sesium (Cs) Metode reduksi
Logam Cs dibuat dengan mereduksi lelehan senyawa CsCl
Na + CsCl Cs + NaCl
Reaksi berada dalam kesetimbangan. Karena Cs mudah
menguap, maka Cs dapat diproduksi terus dengan cara yang
sama seperti K.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
 Logam-logam alkali ialah semua unsur yang ada di dalam golongan
IA kecuali Hidrogen(H), logam alkali dapat membentuk basa kuat dan
sangat reaktif.
 Logam alkali merupakan zat pereduksi yang kuat dan sangat mudah
teroksidasi.
 Semua logam alkali tergolong lunak dan ringan dan mempunyai
electron valensi yang mudah lepas.

15
 Logam alkali mempunyai tingkat oksidasi yang stabil, semakin tinggi
densitas muatan ion logam alkali semakin kuat pula ion tersebut
terhidrasi.
 Sebagian besar senyawa-senyawa logam alkali larut dalam air
walaupun tingkat kelarutannya berbeda-beda.
 Warna nyala logam Li+ ialah Merah Tua, Na+ ialah Kuning, K+ ialah
Ungu, Rb+ ialah Merah Biru, Cs+ ialah Biru.
 Logam Alkali dapat membentuk Oksida, peroksida, dan superoksida,
dimana Li cenderung hanya bias membentuk Oksida, Na cenderung
membentuk peroksida, sedangkan logam lainnya cenderung
membentuk superoksida.
 Litium memiliki beberapa kemiripan sifat dengan unsure yang ada
pada golongan alkali tanah, salah satunya dari segi kekerasan yang
mirip dengan kekerasan logam alkali tanah.
 Logam alkali banyak manfaatnya bagi kehidupan, karena sifatnya
yang reaktif, logam alkali ini dapat diekstraksi dengan cara elektrolisis
dan reduksi.

3.2. Saran
Agar pembaca dapat mengetahui lebih lanjut tentang “Logam Alkali”,
sebaiknya tidak hanya cukup dengan membaca makalah ini, karena makalah ini
masih jauh dari kata “Sempurna”, dan penulis mohon maaf bila ada kesalahan
yang terselip dalam penulisan , semoga kesalahan penulis dapat menjadi
pelajaran untuk pembaca kedepannya.

16
DAFTAR PUSTAKA
https://erwantoindonesia.wordpress.com/2012/05/09/golongan-ia/, diunduh pada
09 Maret 2015
Sunarya, Yayan. 2011. Kimia Dasar 2. Bandung: CV Yrama Widya.
Sutresna, Nana. 2007. Kimia untuk kelas XII semester 1 Sekolah Menengah Atas.
Bandung : Grafindo Pratama.
Suyatno, dkk. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XII. Grasindo: Jakarta.
Brady, James. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Binapura Aksara.
Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI Press.
Sunardi. 2008. Kimia Bilingual Untuk SMA/Ma. Bandung: Cv. Yrama Widya.
Purba , Michael. 2006. KIMIA untuk SMA kelas X. Jakarta:Erlangga.
Johari, J.M.C dan M. Rachmawati. 2008. KIMIA 3 SMA dan MA untuk kelas XII.
Jakarta: ESIS
Sugiyarto, Kristian H dan Retno D. Suyanti. 2010. Anorganik Logam.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Paragonatama,Jaya. 2009. Kimia SMA/MA Kelas XII . Jakarta : Bumi Aksara.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 3 , Bandung: Penerbit ITB.
Petrucci.dkk. 2011. Kimia Dasar Prinsip-prinsip dan Aplikasi modern. Jakarta
:PT Gelora Aksara Pratama.

17

Anda mungkin juga menyukai