Anda di halaman 1dari 23

KESETIMBANGAN ASAM

DAN BASA
mata kuliah: kimia analisis dasar
dosen pengampu:Mailianti,S.T.,M.T.
Kelas 1KB
Kelompok 1

Septi dwi marlina (040-0013)


Maulana basith irvany (040-0104)
Umi saharani (040-0019)
Mufidah fasyah (099-0211)
Topik Materi

01 Teori Reaksi-reaksi Asam Basa 04 Pengaruh Struktur Kimia pada


Sifat Asam Basa

02 Sifat-sifat Asam Basa dari Garam 05 Kesetimbangan dalam Sistem


(Hidrolisis) Buffer Asam Basa

03 Asam-asam dan Basa-basa 06 Titrasi Asam Basa


Poliprotik
01
Teori Reaksi-reaksi Asam Basa
Asam dan Basa

Zat-zat anorganik dapat diklasifikasikan dalam tiga


golongan penting yaitu asam, basa, dan garam. Asam secara
paling sederhana didefinisikan sebagai zat, yang bila
dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan
pembentukan ion hidrogen sebagai satu-satunya ion positif.
Beberapa asam dan hasil disosiasinya adalah sebagai
berikut :

HCl H+ + Cl-
Asam klorida ion klorida

HN3 H+ + NO3-
Asam nitrat ion nitrat
Derajat ionisasi berbeda-beda antara satu asam dengan asam lainnya.
Asam kuat berionisasi hampir sempurna pada pengenceran yang sedang,
karena itu merupakan elektrolit kuat. Contoh asam kuat: asam klorida, asam
nitrat, dll. Asam lemah berionisasi hanya sedikit pada konsentrasi sedang
atau bahkan pada konsentrasi rendah, karena itu merupakan elektrolit lemah.
Contoh asam lemah: asam asetat, asam borat dll. Basa dapat didefinisikan
sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan
pembentukan ion-ion hidroksil sebagai satu-satunya ion negatif.
Kesetimbangan Disosiasi Asam Basa dan Kekuatan Asam Basa

Disosiasi suatu asam atau suatu basa merupakan proses reversibel,


untuk mana hukum kegiatan massa dapat diterapkan.
Umumnya, jika disosiasi suatu asam berbasa satu (asam
monobasa) HA berlangsung menurut kesetimbangan :

HA H+ + A-

Tetapan kesetimbangan disosiasi dapat dinyatakan sebagai :

K = [H+] x [A-]

[HA]
Asam berbasa dua (asam dibasa) berdisosiasi dalam dua tingkat, dan kedua
kesetimbangan disosiasi dapat ditandai dengan tetapan kesetimbangan yang sendiri-sendiri.
Disosiasi asam berbasa dua, H2A dapat dinyatakan dengan kedua kesetimbangan berikut :

H2 A H+ + HA-

HA H+ + A2-

Dengan menerapkan hukum kegiatan massa pada proses-proses ini, dapat kita nyatakan
kedua tetapan kesetimbangan disosiasi sebagai :
K1 = [H+] x [HA-]

[H2A] Semakin kuat asam itu dan semakin


banyak ia berdisosiasi, oleh karena itu
dan
semakin besar nilai K etetapan
K2 = [H+ ] [A2-] kesetimbangan disosiasinya.

[HA-]

Dan untuk asam berbasa tiga (asam tribasa) merupakan tingkat ketetapan paling
tidak sempurna, yaitu K1 > K2 > K3.
Prinsip Asam Basa
Asam Basa Arrhenius
Arrhenius yang mendefinisikan:
“asam adalah suatu zat yang mengandung hidrogen dan bila
dilarutkan dalam air terdisosiasi melepaskan ion hidrogen(H+)“.
Dan “Basa adalah senyawa yang bila dilarutkan dalam air
menghasilkan ion hidroksida OH-”
Beberapa asam Arrhenius adalah HCl, HNO3, dan HCN,
sedangkan basanya adalah NaOH, KOH, dan Ba(OH)2.
Asam Basa Bronsted Lowry

Bronsted Lowry yang mendefinisikan:


“Asam adalah suatu zat yang dapat memberikan/donor
proton.” dan “basa adalah suatu zat yang dapat
menerima/aseptor proton.”
Basa konjugasi dari suatu asam adalah spesi yang ada bila
satu proton diambil dari suatu asam. Asam dapat berupa
molekul-molekul netral, seperti asam nitrat, maupun
sebagai kation atau anion.
Sebaliknya, asam konjugasi dihasilkan dari penambahan
proton pada suatu basa. Basa dapat berupa molekul-
molekul netral, seperti amonia, maupun sebagai kation
atau anion
02
Sifat-sifat Asam Basa dari Garam
(Hidrolisis)
Dengan menggunakan nilai Ka atau Kb, pH larutan garam dalam air dapat ditentukan.

1. Garam-garam yang Menghasilkan Larutan Netral

Garam yang terdiri dari anion asam kuat dan kation basa kuat menghasilkan larutan netral karena ion-ion ini tidak
bereaksi dengan air. Anion dari asam kuat adalah: ion halida (kecuali F - ), NO3 - , ClO4 - , dan HSO4 - . Kation dari basa
kuat adalah golongan alkali, IA dan Ca 2+, Sr2+, dan Ba2+ dari golongan IIA.

2. Garam-garam yang Menghasilkan Larutan Asam

Garam yang terdiri dari anion asam kuat dan kation basa lemah menghasilkan larutan yang bersifat asam karena kation
berperan sebagai asam lemah, sedangkan anion tidak bereaksi dengan air.

3.Garam-Garam yang Menghasilkan Larutan

Basa Garam yang terdiri dari anion asam lemah dan kation basa kuat menghasilkan larutan yang bersifat basa dalam air
karena anion berperan sebagai basa lemah dan kationnya tidak bereaksi dengan air.

4. Garam Dari Kation Asam Lemah dan Anion Basa Lemah

Pada kasus ini karena kation berperan sebagai asam lemah dan anion sebagai basa lemah, maka kedua ion bereaksi
dengan air. Sifat larutan bergantung pada besarnya nilai Ka dan Kb.
Bila nilai Ka lebih besar dari Kb maka larutan bersifat
asam, dan sebaliknya bila nilai Ka lebih kecil dari Kb
maka larutan bersifat basa.
03
Asam-asam dan Basa-basa Poliprotik
Beberapa asam yang penting dan banyak terdapat di alam dan
dapat memberikan lebih dari satu proton disebut poliprotik. Sebagai
contoh adalah asam oksalat, asam sitrat, asam maleat dan asam tartarat.
Asam fosfat yang banyak digunakan dalam industri makanan terionisasi
dalam 3 tahap:

- Tahap ionisasi pertama


H3PO4 (aq) + H2O (ℓ) H3O+ (aq) + H2PO4 - (aq) Ka1 = 7,5 x 10-3
- Tahap ionisasi kedua
H2PO4 - (aq) + H2O (ℓ) H3O+ (aq) + HPO4 2- (aq) Ka2 = 6,2 x 10-8
- Tahap ionisasi ketiga
HPO4 2- (aq) + H2O (ℓ) H3O+ (aq) + PO4 3- (aq) Ka3 = 3,6 x 10-13

Nilai Ka tahapan berikutnya lebih kecil, yang menunjukkan bahwa ion H+ lebih sulit
dilepaskan oleh ion-ion yang bermuatan negatif seperti H2PO4 - daripada H3PO4 .
Makin besar muatan negatif anion, lebih sulit H+ dilepaskan.
04
PENGARUH STRUKTUR KIMIA PADA
SIFAT ASAM BASA
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan
Asam

ASAM ASAM HX ASAM ASAM OKSI

Banyak asam-asam oksi yang mempunyai


Pertimbangan-pertimbangan yang
tambahan oksigen yang terikat pada atom Y
digunakan bahwa suatu molekul yang
yang berdampak meningkatkan polaritas.
mengandung ikatan H– X akan
Pengikatan jumlah atom oksigen juga
mentransfer/mendonasikan
membantu menstabilkan basa konjugasi.
proton(bersifat asam) adalah: Polarisasi
Jadi dengan adanya tambahan atom-atom
ikatan HX dan kekuatan ikatan.
yang elektronegatif yang terikat pada atom
pusat Y, kekuatan asam naik.
05
KESETIMBANGAN DALAM SISTEM
BUFFER ASAM BASA
Pengaruh Ion Sejenis : Efek Buffer Larutan Buffer

Larutan asam-asam dan basa-basa sering mengandung Secara umum larutan buffer memerlukan 2 spesi dalam
zat-zat terlarut lain, terutama ion yang sejenis dengan larutan Buffer untuk dapat menahan perubahan pH akibat
yang ada dalam kesetimbangan asam atau basa. penambahan asam atau basa, yaitu spesi asam yang dapat
Fenomena yang dikenal dengan efek ion sejenis ini bereaksi dengan ion OH- yang ditambahkan, dan spesi
berdampak pada sifat larutan yang dapat menahan lainnya adalah basa yang dapat bereaksi dengan ion H3O+
perubahan pH dengan penambahan sedikit asam atau yang ditambahkan. Persyaratan tambahan adalah asam dan
basa (efek Buffer). Dalam istilah sehari-hari Buffer basa tidak bereaksi satu sama lain. Ini berarti Buffer terdiri
digunakan untuk mengurangi dampak dari luar. Jadi dari pasangan asam-basa konjugasi yang dapat dibuat dari:
perubahan pH larutan karena asam atau basa pada • Asam lemah dan basa konjugasinya (misalnya asam
larutan yang di buffer jauh lebih kecil dibandingkan asetat dan ion asetat, HA dan A- )
larutan yang tidak di buffer. Darah dan banyak cairan • Basa lemah dan asam konjugasinya (misalnya ammonia
tubuh lainnya dikatakan di buffer, yang berarti menahan dan ion ammonia , B dan BH+ )
perubahan pH dengan penambahan asam atau basa
kuat.
Kapasitas Buffer
Nilai kapasitas Buffer merupakan ukuran terhadap
kemampuan larutan tersebut untuk menahan perubahan pH
dan bergantung pada konsentrasi komponen-komponennya.
Makin tinggi konsentrasi komponen-komponen buffer,
makin tinggi pula kapasitasnya. Jadi untuk menaikkan/
menurunkan pH larutan buffer sampai pH tertentu,
diperlukan H3O+ atau OHyang lebih banyak pada buffer
dengan kapasitas tinggi (pekat) daripada buffer dengan
kapasitas rendah (encer). Sebaliknya, penambahan H3O+ atau
OH- dengan jumlah yang sama pada buffer dengan kapasitas
berbeda, menghasilkan perubahan pH yang lebih kecil pada
buffer dengan kapasitas yang lebih tinggi.
06
Titrasi Asam Basa
Metode untuk menentukan jumlah/ konsentrasi asam atau basa dalam sampel dengan akurat
adalah dengan metode titrasi asam-basa. Kadar asam atau basa kuat atau lemah, dapat
ditentukan dengan metode ini. Indikator asam-basa digunakan untuk menetukan titik ekivalen
titrasi (titik pada saat asam dan basa bernilai sama secara stoikiometri).
Titrasi yang dapat dilakukan adalah titrasi :
a. asam kuat dengan basa kuat (pH titik ekivalen 7)
b. asam lemah dengan basa kuat (pH titik ekivalen > 7)
c. asam kuat dengan basa lemah (pH titik ekivalen < 7)

o Titrasi asam kuat oleh basa kuat


Contoh : Sebanyak 50,0 mL larutan HCl 0,10 M dititrasi menggunakan NaOH 0,10 M
o Titrasi Asam Lemah-Basa Kuat
Contoh : sebanyak 50,0 mL asam asetat (CH 3COOH) 0,1 M dititrasi dengan NaOH 0,1 M.
o Titrasi Basa Lemah-Asam Kuat
Contoh : sebanyak 50,0 mL NH3 0,1 M dititrasi dengan HCl 0,1 M.
o Titrasi Asam Poliprotik
Asam poliprotik mempunyai lebih dari satu ion proton. Kecuali asam sulfat, asam poliprotik
lainnya merupakan asam lemah.
ADA PERTANYAAN ??
SEKIAN TEIMA KASIH

WASSALAMU’ALAIKUM
WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

Anda mungkin juga menyukai