Anda di halaman 1dari 10

Geometri Molekul

Dosen : Dr. Agung Purwanto


Ananda Syahrani
Emilia Putri Salsa
Geometri molekul amonia
Geometri molekuler dapat ditentukan dengan berbagai metode spektroskopi dan
metode difraksi. Geometri molekul paling baik ditentukan pada suhu rendah karena
pada suhu yang lebih tinggi, struktur molekul dirata-ratakan dengan geometri yang
lebih mudah diakses. Molekul yang lebih besar sering ada dalam beberapa geometri
stabil (isomerisme konformasi) yang mendekati energi pada permukaan energi
potensial.

Geometri juga dapat dihitung dengan metode kimia kuantum ab initio dengan akurasi
tinggi. Geometri molekuler bisa berbeda seperti padatan, dalam larutan, dan sebagai
gas.Posisi masing-masing atom ditentukan oleh sifat ikatan kimia yang dengannya
terhubung ke atom tetangganya. Geometri molekul dapat digambarkan oleh posisi
atom-atom ini dalam ruang, yang meningkatkan panjang ikatan dari dua atom yang
bergabung, sudut ikatan dari tiga atom yang terhubung, dan sudut torsi (sudut
dihedral) dari tiga ikatan tersebut.
ISOMER
Isomer adalah jenis molekul yang memiliki rumus kimia tetapi memiliki geometri yang
berbeda, menghasilkan sifat yang sangat berbeda:

● Suatu zat murni terdiri dari hanya satu jenis isomer dari molekul (semuanya memiliki
struktur geometris yang sama).

● Isomer struktural memiliki rumus kimia yang sama namun pengaturan fisiknya
berbeda, sering membentuk geometri molekul alternatif dengan sifat yang sangat
berbeda. Atom tidak terikat (terhubung) bersamaan dalam urutan yang sama.

● Isomer fungsional adalah jenis khusus isomer struktural, di mana beberapa kelompok
atom menunjukkan jenis perilaku khusus, seperti eter atau alkohol..

● Pelipatan protein menyangkut geometri kompleks dan isomer yang berbeda yang
dapat dimiliki protein.
TEORI BENTUK MOLEKUL
Bentuk suatu Molekul berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul. Berikut ini
merupakan bentuk geometri dari beberapa molekul :
Busur L ab
TEORI VSEPR
Bunyi teori VSEPR adalah pasangan elektron dalam ikatan kimia ataupun pasangan elektron yang
tidak dipakai bersama (yaitu pasangan elektron “mandiri”) saling tolak-menolak, pasangan
elektron cenderung untuk berjauhan satu sama lain. Teori ini menggambarkan arah pasangan
elektron terhadap inti suatu atom.

Gaya tolak-menolak antara dua pasang elektron akan semakin kuat dengan semakin kecilnya jarak
antara kedua pasang elektron tersebut. Gaya tolakan akan semakin kuat jika sudut di antara
kedua pasang elektron tersebut besarnya 90 0. Tidak hanya itu, tolakan yang melibatkan pasangan
elektron tunggal lebih kuat daripada yang melibatkan pasangan ikatan. Di bawah ini adalah urutan
bersanya gaya tolakan antara dua pasang elektron menurut teori VSEPR
TEORI DOMAIn ELEKTRON
Teori Domain Elektron adalah penyempurnaan dari teori VSEPR. Domain elektron artinya
kedudukan suatu elektron atau daerah keberadaan elektron, dapat ditentukan dengan
jumlah domain sebagai berikut :

1. Setiap elektron ikatan (ikatan tunggal, rangkap 2, atau rangkap 3) mempunyai 1 domain.
2. Setiap pasangan elektron bebas mempunyai nilai 1 domain.

Prinsip-prinsip dasar dari Teori domain elektron adalah sebagai berikut:

1. Antar domain elektron pada atom pusat saling tolak-menolak sehingga mengatur diri
sedemikian rupa sehingga tolakannya menjadi minimum.

2. Urutan kekuatan tolakan dari domain elektron:

PEB-PEB > PEB – PEI > PEI – PEI


Akibat dari perbedaan kekuatan ini adalah mengecilnya sudut ikatan pada bentuk
molekulnya.

3. Bentuk molekul hanya ditentukan oleh pasangan elektron ikatan (PEI)


Cara Menentukan Geometri
Molekul
Cara menentukan geometri suatu molekul mengikuti langkah-langkah berikut ini:

A. Menentukan tipe molekul

Atom pusat dilambangkan dengan A,

Elektron ikatan dengan X

Domain elektron bebas dinyatakan dengan E.

Tipe suatu molekul dapat ditentukan menggunakan rumus domain elektron bebas yaitu:

Di mana 
EV = Jumlah elektron valensi atom pusat
X  = jumlah atom yang terikat pada atom pusat
E   = jumlah domain elektron bebas 
Teori Hibridasi
Peramalan geometri suatu Molekul juga dapat dijelaskan menggunakan teori
Hibridisasi. Menurut teori hibridisasi, ikatan terjadi akibat terbentuknya orbital hibrida.
Orbital Hibrida adalah  orbital-orbital yang terbentuk sebagai hasil penggolongan 2 atau
lebih orbital atom. Contoh penggabungan orbital s dan p pada karbon di dalam metana
(CH4) berikut : 
Keempat orbital ini berhibridisasi
membentuk empat orbital sp3.
Masing-masing orbital hibrid dari
atom C inilah yang dipakai untuk
berikatan dengan 4 orbital s dari 4
atom H membentuk molekul CH4
dengan bentuk molekul
tetrahedron. Bentuk molekul CH4
digambarkan pada gambar 6.
Credits
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Geometri_molekul.
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/bentuk-molekul-kimia-kelas-12/

Anda mungkin juga menyukai