A. Pengertian Stomatitis
Stomatitis dikatakan sering kambuh jika dalam sebulan 2-3 kali. Proses
penyembunhannya juga cukup lama, rata-rata 7-9 hari atau sampai 2 minggu.
B. Jenis-jenis Stomatitis
Setelah kita membahas pengertia dari stomatitis, selanjutnya kita akan membahas
tentang pembagian dari stomatitis. Secara garis besar stomatitis terbagi atas:
1. Stomatitis Apthous
Stomatitis Apthous yaitu sariawan yang terjadi akibat tergigit atau luka
akibat benturan dengan sikat gigi. Bila kuman masuk dan daya tahan tubuh
anak sedang turun, maka bisa terjadi infeksi, timbul peradangan dan
melahirkan rasa sakit atau nyeri. Stomatitis jenis ini dibagi atas dua jenis
yaitu akut dan kronis.
a. Stomatitis akut
Stomatitis akut adalah stomatitis yang disebabkan oleh trauma akibat sikat
gigi, tergigit, dan sebagainya. Bila dibiarkan saja stomatitis ini akan
sembuh dengan sednirinya dalam beberapa hari.
b. Stomatitis kronis
Stomatitis kronis adalah stomatitis yang disebabkan xerostomia (mulut
kering). Jenis ini jika dibiarkan akan sulit sembuh.
Gambar
2: Recurrent
Apthous Stomatitis Mayor
Sumber : http://dentosca.wordpress.com/2011/04/08/recurrent-aphthous-stomatitis-ras/
Sampai saat ini penyebab utama dari Sariawan belum diketahui. Namun
para ahli telah menduga banyak hal yang menjadi penyebab timbulnya sariawan
ini, diantaranya adalah :
Infeksi virus dan bkteri juga diduga sebagai pencetus timbulnya stomatitis
ini. Ada pula yang mengatakan bahwa stomatitis merupakan reakasi imunologik
abnormal pada rongga mulut. Sedangkan yang cukup sering terjadi pada kita,
terutama warga kota yang sibuk, adalah stres. Faktor psikologis ini (stres) telah
diselidiki berhubungan dengan timbulnya stomatitis.
Selain itu, faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya stomatitis adalah
sebagai berikut :
1) Trauma
Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa trauma pada
bagian dalam rongga mulut dapat menyebabkan RAS. Dalam banyak kasus,
trauma ini disebabkan masalah-masalah yang sangat sederhana. Trauma
merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan ulser teruatama pada
pasien yang mempunyai kelainan tetapi kebanyakan RAS mempunyai daya
perlindungan yang relatif dan mukosa mastikasi adalah salah satu proteksi
yang paling umum.
Faktor lain yang dapat menyebabkan trauma di dalam rongga mulut meliputi :
2) Infeksi
Tidak terdapat fakta yang menunjukkan bahwa stomatitis secara
langsung disebabkan oleh mikroba karena hanya sebagian kecil yang
disebabkan oleh infeksi silang dari Streptococci. Biasanya, untuk mencegah
infeksi rongga mulut dapat digunakan providone-iodine (obat kumur).
Namun pada dasarnya, providone-iodine merupakan iodine kompleks
yang berfungsi sebagai antiseptic. Povidone-iodine mapu membunuh
mikroorganisme seperti jamur, bakteri, virus, protozoa, dan spora bakteri. Tak
heran agen ini berguna untuk terapi infeksi yang berkaitan dengan makhluk-
makhluk renik tesebut. Selain sebagai obat kumur (mouthwash) yang
digunakan setelah gosok gigi, povidone-iodine gargle memang digunakan
untuk mengatasi infeksi-infeksi mulut dan tenggorokan, seperti gingivitis
(inflamasi di gusi) dan tukak mulut (sariawan).
3) Abnormalitas Imunologi
Abnormalitas imonologi kemungkinan juga dapat menyebabkan ulser.
Sirkulasi antibody diduga berhubungan dengan keadaan mukosa dari rongga
mulut. Dimana antibody tersebut bergantung pada mekanisme sitoksik atau
proses penetralisir racun yang masuk ke dalam tubuh. Sehingga jika system
immunologi mengalami abnormalitas, maka dengan mudah bakteri ataupun
virus menginfeksi jaringan lunak disekitar mulut.
4) Penyakit Gastrointestinal
Walaupun diketahui bahwa ulser dapat menyebabakn penderitan sukar
mencerna makanan, namun hal tersebut jarang dihubungkan dengan penyakit
gastrointestinal. Tetapi lebih sering dihubungkan dengan defisiensi vitamin
B12. Akan tetapi, ditemukan bahwa 5% psien dengan penyakit tersebut
disebabkan oleh penyakit gastrointestinal.
5) Defisiensi Hematologi
Pasien dengan RAS yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B12, folat
atau besi mencapai 20%. Seperti frekuensi defisiensi pada pasien awalnya
akan menjadi lebih buruk pada pertengahan usia. Banyak pasien yang
defisiensinya tersembunyi, hemoglobin dengan batasan normal dan cirri
utama adalah mikrositosis atau makrositosis pada sel darah merah. Defisiensi
hematologi juga dapat disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 atau folat.
6) Faktor Hormonal
Pada umumnya penyakit stomatitis banyak menyerang wanita,
khususnya terjadi pada fase stres dengan sirkulasi menstruasi.
7) Stres
Faktor stres dapat memicu terjadinya stomatitis sebab stres dapat
mengganggu proses kerja dari tubuh sehingga mengganggu proses
metabolisme tubuh dan menyebabkan tubuh rentan terhadap serangan
penyakit, tidak hanya kejadian stomatitis bahkan gangguan-gangguan lainnya
dapat dapat dipicu oleh stres.
Biasanya pasien mengalami ulser pada saat stres dan beberapa fakta
menunjukkan hal tersebut. Namun, stres sulit untuk diukur dan beberapa
penelitian belum dapat menemukan hubungan antara sters dengan munculnya
ulser. Faktor psikologis (seperti emosi dan stres) juga merupakan faktor
penyebab terjadinya stomatitis.
8) Infeksi HIV
Stomatitis dapat digunakan sebagai tanda adanya infeksi HIV, dimana
stomatitis memiliki frekuensi yang lebih tinggi pada keadaan defisiensi imun,
seperti yang telah dibahas sebelumnya. Namun infeksi akibat virus HIV
biasanya menunjukkan tanda klinis yang sangat jelas. Dimana jaringan sudah
parah.
Infeksi oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan
infeksi kronik, yang memiliki 2 pola pada anak, yaitu :
- Pola pertama adalah yang didapati pada bayi dan anak-anak akibat
penularan prenatal.
- Pola kedua adalah pada remaja melalui perilaku risiko tinggi seperti
orang dewasa.
D. Penanganan Stomatitis
Apabila telah diberi obat dan berkumur dengan obat kumur, anak tidak
juga sembuh, maka harus dicari penyebab lain. Mungkin karena jumlah kuman
bertambah, dosis pemakaian obat kurang, atau akibat mengunyah terjadi lagi
trauma baru di lidah. Bisa juga lantaran daya tahan tubuh anak memang randah
atau karena kebersihan mulut dan gigi tidak terjaga.