PENDAHULUAN
Kimia asam basa menjadi inti kimia sejak dari zaman dahulu sampai dengan
masa sekarang. Ketika kimia mulai menguat di bidang studi teoritisnya di akhir abad
ke-19, topik pertama yang ditangani adalah kimia asam basa. Akibat dari serangan
teoritis ini, kimia menjadi studi yang sangat kuantitatif. Istilah asam berasal dari
bahasa Latin acetum. Seperti diketahui, zat utama dalam cuka adalah asam asetat.
Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Juga sudah lama
diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan, ada beberapa indikator yang
sering digunakan dalam praktikum kimia materi asam basa di antaranya adalah kertas
lakmus, indikator universal pH, dan lain-lain. Sebagian besar bahan kimia yang
umum kita jumpai adalah asam dan basa. Namun, hanya belakangan ini saja
kimiawan dapat menyimpan dan menggunakan dengan bebas berbagai asam basa
dulu adalah asam asetat yang tak murni, dan basa.Di abad pertengahan, kimiawan
terhadap nilai pH,dan tetapan kesetimbangan ionisasi larutan asam lemah dan juga
suhu larutan, serta menetuan pengaruh pengenceran terhadap nilai pH, tetapan
dan pH meter
derajat ionisasi asam lemah yaitu dengan mengencerkan HCOOH dan CH 3COOH
dengan cara dilarutkan dalam pelarut akuades lalu menentukan pH-nya dengan kertas
TINJAUAN PUSTAKA
keasaman dan kebasaan molekul atau ion. Menurut definisi Lewis, keasaman dan
atau yang terlibat terhadap pembentukan ikatan kovalen. Dengan demikian, dapat
Sifat asam pertama diketahui dengan kuantitatof pada akhir abad ke-19. Di
teori disosiasi elektrolit yang menyatakan bahwa elektrolit semacam asam, basa dan
beberapa hanya terdisosiasi sebagian (elektrolit lemah). Teori asam basa berkembang
menyumbangkan proton dan basa sebagai zat yang dapat menerima proton definisi-
definisi ini secara umum cocok untuk sifat-sifat dan reaksi asam dan basa.
Perpanjangan definisi asam dan basa bronsted adalah konsep pasangan asam basa
konjugat yang dapat didefinisikan sebagai asam dan basa konjugatnya. Basa konjugat
dari asam bronsted adalah spesies yang tersisa ketika satu proton telah dihapus dari
asam. Sebaliknya, konjugasi dihasilkan dari penambahan proton ke basa, dan setiap
basa memiliki asam konjugat. Sebagai contoh ion klorida adalah basa konjugat yang
terbentuk dari asam HCl dan H2O adalah basa konjugat dari asam H3O+. Teori Lewis,
fokus perhatian pada Proton secara stimulan memberikan kekuatan dan kelemahan
utama dari teori asam basa asam dan basa bronsted (Chang, 2002).
dan Z dan secara simultan X, Y dan Z berubah menjadi A, B dan C, proses gabungan
ini disebt reaksi reversibel dan diungkapkan denganpersamaan bertanda panah ganda
di bawah ini.
A + B + C +・・・⇄ X + Y + Z + ・・・
(2.1)
Zat di sebelah kiri tanda panah disebut dengan reaktan, dan zat di sebelah kanan
disebut produk. Di tahap awal reaksi, konsentrasi produk rendah, dan akibatnya laju
reaksi balik juga rendah.Dengan berjalannya reaksi, laju reaksi balik akan meningkat,
dan sebaliknya laju reaksi maju semakin rendah. Ketika akhirnya laju dua reaksi
sama, nampaknya seolah tidak ada reaksi lagi. Keadaan semacam ini disebut dengan
dengan disosiasi elektrolit atau ionisasi.Reaksi ini juga merupakan reaksi reversibel.
AB ⇄ A– + B+ (2.3)
K = [A–][B+]/[AB] (2.4)
Persamaan ini berlaku untuk air murni dan larutan dalam air (Takeuchi, 2006).
mengusulkan teori ini dengan teori ini ia mendefinisikan asam basa sebagai asam
sebagai zat yang melarut dan mengion dalam air menghasilkan proton (H+)
basasebagai zat yang melarut dan mengion dalam air menghasilkan ion hidroksida
(OH–). Walaupun teori Arrhenius baru dan persuasif, teori ini gagal menjelaskan
fakta bahwa senyawa semacam gas amonia, yang tidak memiliki gugus hidroksida
dan dengan demikian tidak dapat menghasilkan ion hidroksida menunjukkan sifat
2.2 Indikator
Indikator asam basa adalah zat yang dapat berubah warna apabila pH
lingkungannya berubah apabila dalam satu statis asam maupun basa hal ini
Tetapi bila asalnya ataupun bacaannya merupakan elektrolit lemah garam yang
terjadi akan mengalami hidrolisis dan pada titik ekivalen larutan akan mempunyai
pH lebih dari 7 berarti basa atau pH kurang dari 7 bereaksi asam harga th yang cepat
dapat dihindari tetapan ionisasi dari asam atau basa lemah tersebut dan dari
konsentrasi larutan yang diperoleh titik akhir titrasi asam basa dapat ditunjukkan
kondisi asam maupun basa. Oleh karena itu, hanya beberapa saja
yang memberikan perubahan warnamengetahuihal
merah pada suasana
ini,asam dan hijaubunga
pada
yang dapat dipakai untuk misalnya;
suasana basa (Nuryanti dan Ratman, 2010).
sepatu
Bunga mawar yang memberikan perubahan warna merah dan
ditandai dengan baik pada interval pH tertentu. Sebagian besar indikator ini adalah
pewarna organik dan berasal dari sintetis. Sebuah studi perbandingan Delonix regia
Raf. dan Cassalpina pulcherrima Swartz Obs. Ekstrak bunga dengan indikator
sintetis yaitu. fenolftalein dan metil merah dilakukan untuk mengevaluasi akurasi
ekstrak bunga dari tanaman ini dapat digunakan sebagai indikator asam-basa dalam
titrasi asam kuat dengan basa kuat karena hasil yang sama diperoleh oleh fenolftalein
dan metil merah. Dalam hal asam lemah dan titrasi basa lemah, hasil yang diperoleh
oleh ekstrak bunga bertepatan dengan hasil yang diperoleh dengan indikator
kemudahan persiapan dan efektivitas biaya. Bunga disusun dalam bentuk ras, yang
sangat luas, batang bawah lebih panjang 7,5-10 cm. Kelopak berukuran 1,3-1,6 cm
dan kelopak yang gundul berbentuk bulat, kerikil, kuning kemerahan, dengan cakar
yang sangat berbeda, benang sari lebih banyak digunakan dan benang sari dibuat
merah terang, 3-4 kali dari panjang mahkota, Daun, bunga dan biji sebagian besar
digunakan dalam pengobatan India. Dianggap sebagai tonik dan stimulan. Infus
bunganya pektoral dan obat penurun panas. Biasanya diresepkan pada bronkitis,
asma, dan demam malanial. Berdasarkan penelitian tentang indikator asam basa
yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti, dapat disimpulkan bahwa tanaman yang
dapat sebagai alternative menggantikan indikator sintesis seperti metil orange (mo),
Indikator adalah zat yang solusinya berubah warna karena perubahan pH. Ini
disebut indikator asam-basa. Mereka biasanya asam lemah adalah basa, tetapi basa
konjugat atau bentuk asam memiliki warna yang berbeda karena perbedaan dalam
Delonc regia Raf. (Leguminosac) juga dikenal sebagai tanaman Falmboyan yang
merupan sejenis pohon berukuran sedang yang sangat tidak menyenangkan, ditanam
di jalan dan kebun di seluruh India. Ini memiliki mahkota jatuh dedaunan berbulu
jatuh dan cabang hampir telanjang. Bunga-bunga dengan malai, bervariasi dalam
warna dari merah tua melalui oranye merah hingga salmon halus, muncul dalam
cantik. Benih tanaman dianggap sebagai sumber protein berbiaya rendah untuk
digunakan sebagai makanan atau pakan. Ekstrak bunga menunjukkan toksisitas yang
tinggi terhadap larvac dan pupac dari hama polifag, ricini. Keberadaan pigmen warna
diselidiki sesuai IP dan tes diberikan Anthocyanins ane chanacterized pada pH dan
pelarut. Oleh karena itu, panggilan ini dicoba untuk menilai bunga sebagai indikator
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan asam formiat 0,1
M, larutan asam cuka 0,1 M, aquades, kertas pH universal, pH meter, dan larutan
petunjuk.
Alat yang digunakan dalam perobaan ini adalah Erlenmeyer, pipet volume,
Disiapkan 5 buah labu takar 50 mL dan 1 gela kimia 50 mL. Diambil asam
formiat secukupnya kedalam gelas kimia 50 mL. Dipipet 5 mL larutan asam formiat
0,1 M dan dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL. Ditambahkan aquades hingga
tanda batas dan dihomogenkan diambil 5 mL larutan asam formiat 0,01 m sisa dari
konsentrasi menggunakan pipet tetes ke dalam plat tetes yang sudah diberi label
ukur pH dan suhu larutan dengan kertas indikator PH universal universal dan
termometer.
Disiapkan 5 buah labu takar 50 mL dan 1 gelas kimia 50 mL. Diambil asam cuka
secukupnya kedalam gelas kimia 50 mL. Dipipet 5 mL larutan asam cuka 0,1 M dan
dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL. Ditambahkan aquades hingga tanda batas
dan dihomogenkan diambil 5 mL larutan asam cuka 0,01 m sisa dari tahap
hingga tanda batas dan dihomogenkan selanjutnya hal yang sama dilakukan untuk
menggunakan pipet tetes ke dalam plat tetes yang sudah diberi label masing-masing
larutan dimasukkan larutan larutan tersebut sebanyak 3 tetes lalu di ukur pH dan
tersebut terlihat jelas bahwa semakin pekat konsentrasi suatu larutan asam maka pH
yang dihasilkan akan semakin mendekati nol atau semakin menjauhi angka 7 (netral).
akan berwarna pink, MO MM dan TB akan berwarna merah, BCG berwarna kuning,
TP bening, dan BPB berwarna coklat memiliki K a = 10-3 dengan = 0,1. Jika
dan TB merah, BCG kuning, TP bening, dan BPB ungu memiliki Ka = 10-4 dengan
kuning, MO orange, MN merah, BCG hijau, TB orange, TP bening, dan BPB ungu
Ka = 10-5 dengan = 0,1. Jika memiliki konsentrasi 0,0001 dengan pH 6 jika ditetesi
BPB ungu dengan Ka = 10-6 dengan = 0,1. Larutan asam formiat yang ditetesi
indikator akan menunjukkan perubahan warna yang khas untuk setiap larutan yang
telah diencerkan dan juga apabila semakin diencerkan tetapan Ka dan derajat ionisasi
di atas terlihat jelas bahwa semakin pekat konsentrasi suatu larutan asam maka pH
yang dihasilkan akan semakin mendekati nol atau semakin menjauhi angka 7
(netral). Larutan asam-asam lemah yang mengalami pengenceran bertingkat akan
(netral). Larutan asam-asam lemah yang mengalami pengenceran bertingkat akan
menghasilkan pH yang meningkat pula, artinya keasaman yang dimiliki larutan
menghasilkan pH yang meningkat pula, artinya keasaman yang dimiliki larutan
tersebut
tersebut hampir
hampir netral.
netral.
Tabel 4.2.2 Konsentrasi dan Indikator
KON pH MM MO MN BCG TB TP BPB
SEN univer
TRA sal
SI
0,1 4 Pink orange kemer Kuning orange kuni Ungu
ahan kehijauan ng pekat
orange, dan BPB ungu pekat dengan Ka = 10-4 dengan = 0,1. Jika memiliki
MN merah, BCG hijau kebiruan, TB orange, TP bening, dan BPB ungu diperoleh
dengan nilai Ka = 10-7 dengan = 3,162. Larutan asam cuka yang ditetesi
indikator akan menunjukkan perubahan warna yang khas untuk setiap larutan yang
telah diencerkan dan juga apabila semakin diencerkan tetapan Ka dan derajat
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil percobaan asam formiat dan asam cuka dengan pH universal
2. Semakin banyak pengenceran yang dilakukan pada suatu larutan maka nilai pH
akan semakin mendekati angka 7 (netral), hal ini pula berpengaruh pada tetapan
3. Dari hasil percobaan yang dilakukan nilai derajat ionisasi dari asam formiat
dan asam cuka yaitu 0,1, jika diencerkan 1, 2, hingga 3 kali akan memperoleh
derajat ionisasi sebesar 0,01 dan pada asam formiat yaitu 0,1 jika diencerkan
5.2 Saran
Alat-alat dan bahannya diperbanyak. Selain itu, waktu yang digunakan dalam
Sebaiknya kakak lebih menjelaskan dengan lebih detail atau merinci dan tetap