Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK KI-2122 PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM

BASA
Oleh Nama NIM Kelompok Tanggal Praktikum : : : : Darren 13010052 3 12 Oktober 2011 19 Oktober 2011
Riski Aji K

Tanggal Pengumpulan : Nama Asisten :

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2011

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

I.

Tujuan Percobaan
Menentukan kadar natrium karbonat dan natrium hidrogen karbonat dengan titrasi asam basa menggunakan indikator visual.

II.

Prinsip Percobaan
Titrasi asam basa digunakan untuk memantau keasaman atau kebasaan larutan dan penentuan kadar zat yang bersifat asam atau basa, dan penentuan kadar garam dari asam atau basa lemah dengan standar asam atau basa kuat. Indikator visual yang harus digunakan harus berubah warna pada interval pH titik ekivalen. Titrasi potensiometrik dapat digunakan apabila tidak ada indikator yang tepat untuk penentuan titik ekivalen titrasi.

III.

Cara Kerja
1.2480 gram Na2CO3 HCl 0.5M 1.3072 g sampel

diencerkan 5x
HCl 0.1 M

dilarutkan sampai 100 mL


Larutan sampel

Dilarutkan sampai 250mL


Na2CO3 0.05M Titrasi
Ambil 25mL (+)50mL aqua dm (+) 3 tetes pp

Ambil 25mL (+)50mL aqua dm (+) 3 tetes pp

Warna merah indikator tepat hilang

Warna merah indikator tepat hilang

+3 tetes metil jingga


Warna larutan menjadi jingga

Data Percobaan

Buat larutan standar natrium karbonat 0.05 M dengan menimbang sejumlah natrium karbonat kering, larutkan dalam labu takar 250 mL.

Timbang teliti 1.3g sampel, larutkan dan pindahkan ke dalam labu takar 100 mL dan encerkan sampai tanda batas dengan air bebas mineral dan CO2.

Encerkan larutan standar sekunder HCl 0.5 M yang disediakan analis sekitar 5 kalinya dengan menggunakan air bebas mineral.

Pipet larutan 25.0 mL larutan standar natrium karbonat ke dalam labu erlenmeyer 250 mL, tambahkan 50 mL air bebas mineral dan 3 tetes indikator phenolphtalein.

Titrasi dengan larutan standar sekunder HCl hasil pengenceran sampai warna merah indikator phenolphtalein tepat hilang, hentikan titrasi dan baca teliti skala buret. Catat nilainya. Pekerjaan dilakukan duplo, hasil dirata-ratakan.

Pipet 25,0 mL larutan sampel ke dalam labu erlenmeyer 250 mL, tambahkan 50 mL air bebas mineral dan 3 tetes indikator phenolphtalein. Titrasi dengan larutan sekunder HCl sampai warna merah indikator phenolphtalein tepat hilang, hentikan titrasi, baca teliti skala buret, dan catat nilainya.

Tambahkan ke dalam labu titrasi indikator metil jingga hingga 3-4 tetes dan titrasi dilanjutkan sampai warna larutan berubah dari kuning menjadi jingga. Hentikan titrasi, baca teliti skala buret, catat nilainya. Pekerjaan dilakukan duplo. Kemudian hasilnya dirata-ratakan.

IV.

Data Pengamatan
a. Pengukuran massa sampel y y y Massa gelas Massa gelas + sampel Massa sampel : : : 60.1790 g 61.4862 g 1.3072 g

b. Pengukuran massa standar y y y Massa gelas Massa gelas + standar Massa standar : : : 60.1790 g 61.4270 g 1.2480 g

c. Titrasi larutan baku HCl dengan Na2CO3 standar i. Percobaan 1 y y y Bacaan buret awal Bacaan buret akhir Volum HCl titran : : : 1.3 mL 9.8 mL 8.5 mL

ii. Percobaan 2 y y y Bacaan buret awal Bacaan buret akhir Volum HCl titran : : : 9.8 mL 18.4 mL 8.6 mL

d. Titrasi larutan sampel Na2CO3 dengan HCl i. Indikator phenolphtalein y y y Bacaan buret awal Bacaan buret akhir Volum HCl titran : : : 11.2 mL 22.6 mL 11.4 mL

ii. Indikator metil jingga y y y Bacaan buret awal Bacaan buret akhir Volum HCl titran : : : 22.6 mL 41.4 mL 19.8 mL

V.

Perhitungan dan Pengolahan Data


Volum HCl rata-rata : 8.55 mL y Konsentrasi larutan baku HCl MHCl VHCl = mol Na2CO3 standar
 

Dalam 250 mL larutan, mol Na2CO3 =

Karena yang dititrasi hanya menggunakan 25 mL larutan, berarti mol Na2CO3

hanya sepersepuluhnya, yaitu 0.00118 mol. MHCl 8.55x10-3 L= 0.00118 mol MHCl = 0.138 M

Penentuan kadar Na2 CO3

Na2 CO3 + HCl

NaHCO3 + NaCl

Volum HCl yang digunakan untuk titrasi dengan indikator phenolphtalein adalah 11.4mL. Karena koefisien HCl = koefisien Na2CO3, berarti mol HCl = mol Na2CO3 11.4 mL x 0.138 M = mol Na2CO3 mol Na2CO3 = 1.573 mmol Karena yang dititrasi hanya menggunakan 25 mL larutan, berarti mol Na2CO3 total

di dalam sampel adalah sepuluh kalinya, yaitu 15.73 mmol. Mol Na2CO3 = 15.73 mmol =
  

Massa Na2CO3 = 1.667 g % massa Na2CO3 di dalam sampel =


 

x 100%

% massa Na2 CO3 di dalam sampel = 127.52%

Penentuan kadar NaHCO3

NaHCO3 + HCl H2 CO3 + NaCl

Volum HCl yang digunakan untuk titrasi dengan indikator phenolphtalein adalah 19.8mL. Karena koefisien HCl = koefisien NaHCO3, berarti mol HCl = mol NaHCO3 19.8 mL x 0.138 M = mol NaHCO3 mol NaHCO3 = 2.7324 mmol

Karena yang dititrasi hanya menggunakan 25 mL larutan, berarti mol NaHCO3 total di dalam sampel adalah sepuluh kalinya, yaitu 27.324 mmol. Mol NaHCO3 ini adalah mol total NaHCO3 dari reaksi Na2CO3 + HCl NaHCO3 + NaCl .... (1) dan NaHCO3 + HCl H2CO3 + NaCl .... (2) Jadi, untuk mencari nilai mol NaHCO3 hanya dari reaksi 2, kita kurangkan nilai mol NaHCO3 total dengan nilai mol NaHCO3 yang terbentuk pada reaksi 1. Mol NaHCO3 reaksi 1 = mol Na2CO3 = 15.773 mmol Mol NaHCO3 reaksi 2 = 27.324 15.773 = 11.551 mmol Massa NaHCO3 dalam sampel = 11.551 mmol x 84 mg/mmol = 0.9703g %massa NaHCO3 =
 

= 74.22%

VI.

Pembahasan
Titrasi asam basa melibatkan reaksi antara asam dengan basa, sehingga akan

terjadi perubahan pH larutan yang dititrasi. Secara percobaan, perubahan pH dapat diikuti dengan mengukur pH larutan yang dititrasi dengan elektrode pada pH meter. Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titran dan titer tepat habis bereaksi ). Keadaan ini disebut sebagai titik ekuivalen. Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titran. Salah satu cara untuk mengetahui titik ekivalen pada titrasi asam basa adalah dengan menggunakan indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titran sebelum

proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan. Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes. Diketahui persamaan reaksi dari titrasi yang terjadi adalah sebagai berikut, dengan nilai pKa nya
  10,36

pH TE karbonat menjadi hidrogen karbonat berada di kisaran pH kerja phenolphtaelin = (pKa1 +pKa2) = 8,35. pH TE karbonat menjadi asam karbonat berada di kisaran pH kerja metil jingga (3,1-4,4), yaitu 3,7. Pada bagian pertama, natrium karbonat bereaksi dengan asam menghasilkan natrium hidrogenkarbonat: Na2CO3 + HCl NaHCO3 + NaCl

Pada bagian yang kedua natrium hidrogen karbonat yang dihasilkan bereaksi dengan asam menghasilkan CO2 dalam jumlah yang banyak. NaHCO3 + HCl H2 O + CO2 + NaCl Mekanisme reaksi yang pertama yaitu larutan HCl akan bereaksi dengan ion karbonat terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan ion karbonat lebih bersifat basa jika dibandingkan dengan ion hidrogen karbonat, terlihat dari pH titik ekivalen dari masing masing ion (8,35 dan 3,7). Dari hasil percobaan ini, didapat persen massa Na2CO3 dan persen massa NaHCO3 sebesar 127.52% dan 74.22%. Hasil ini tentu tidak akurat karena persen massa haruslah lebih kecil dari 100%, sedangkan penjumlahan kedua persentase di atas akan menghasilkan persentase yang melebihi angka 200%. Kesalahan ini terjadi karena adanya kesalahan titrasi yang dilakukan oleh praktikan. Kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan pengamatan perubahan warna indikator phenolphtalein dari warna merah menjadi tidak berwarna, sehingga

walaupun titrasi sudah melebihi titik ekivalennya masih dilakukan penambahan titran HCl yang mengakibatkan mol HCl mol Na2CO3 seharusnya.

VII. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan kali ini, penentuan kadar natrium karbonat dan natrium hidrogen karbonat melalui titrasi asam basa tidak tepat dilakukan karena adanya kesalahan pengambilan data. % massa Na2CO3 di dalam sampel = 127.52% % massa NaHCO3 = 74.22%

VIII. Daftar Pustaka


y Harvey, David.2000.Modern Analytical Chemistry. New York : McGraw-Hill, p. 278-290 y Skoog, Douglas A.et.al.1996. Fundamentals of Analytical Chemistry. Orlando : Saunders College Publishing, p. 361

Anda mungkin juga menyukai