Anda di halaman 1dari 8

VOLUMETRI ATAU TITRASI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA


Oleh :

Cakra Pidekso Bawana Jati


(512011020)

FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2011

PENDAHULUAN
Volumetri atau titrasi merupakan satu dari bagian utama dari kimia analitik
dan perhitungannya berdasarkan hubungan stoikhiometri dari reaksi-reaksi
kimia.Agar mengetahui bila penambahan titran berhenti, kimiawan dapat
menggunakan sebuah zat kimia, yang disebut indikator, yang menanggapi
adanya titran berlebih dengan perubahan warna. Titik titrasi pada saat
indikator berubah warna disebut titik akhir. (Khopkhar, 1990).Berdasarkan

reaksinya suatu titrasi digolongkan menjadi 2 yaitu : Reaksi Metatetik


titrasi berdasarkan pertukaran ion.Reaksi Redoks titrasi berdasarkan
perpindahan elektron. Harizul, 1995 Dalam beberapa percobaan ini t idak

semua titrasi membutuhkan indikator baik reaktan maupun produk


telah memiliki warna yang kontras dan dapat digunakan sebagai
indikato.Sebagai contoh, Titrasi redoks yang menggunakan potasium

permanganat sebagai reagen tidak membutuhkan indikator.


TUJUAN
Mahasiswa terampil dalam melakukan analisis menggunakan
metode titrasi.
Mahasiswa
mampu

menerapkan

metode

titrasi

kompleksiometri, titrasi asam basa, titrasi redoks, dan titrasi


argentometri dalam analisis sampel atau larutan tertentu.
Mahasiswa dapat memahami reaksi kimia yang berlangsung
saat dilakukan titrasi.

ALAT DAN BAHAN


ALAT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Buret
Statif
Labu erlenmeyer
Pilius
Pipet tetes
Pipet ukur
Gelas ukur
Corong gelas

BAHAN
a) Titrasi Kompleksiometri

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Sampel air
HCl Pekat
Larutan buffer pH 10
NaCl
EBT
EDTA 0,01 M

b) Titrasi Asam basa


1. Asam cuka
2. Indikator PP
3. NaOH 0,1 M
c) Titrasi Redoks
1. H2O2
2. H2SO4 6 M
3. KMnO4 0,005 M
d) Titrasi argentometri
1. NaCl
2. HNO3 6 M
3. AgNO3 0,1 M
4. Indikator Ferri Amonia
5. NH4SCN 0,1 M

CARA KERJA
Titrasi Kompleksiometri
1. Masukkan 25 ml sampel air kedalam labu erlenmeyer.
2. Tambahkan 1-2 tetes HCl pekat sampai pH 3.
3. Kocok (homogenisasi) selama beberapa menit.
4. Tambahkan 2 ml larutan buffer pH 10.
5. Tambahkan 1 ujung spatula bubuk campuran NaCl dan
EBT.
6. Titrasi dengan EDTA 0,01 M.
7. Lakukan titrasi sebanyak 3 kali, catat perubahan
volumenya pada hasil pengamatan.
Titrasi Asam basa
1. Masukkan 10 ml asam cuka kedalam labu erlenmeyer.
2. Tambahkan 2 tetes indikator PP
3. Titrasi dengan titran NaOH 0,1 M

4. Lakukan titrasi sebanyak 3 kali, catat perubahan


volumenya pada hasil pengamatan.
Titrasi Redoks
1. Masukkan 10 ml H2O2 kedalam labu erlenmeyer.
2. Tambahkan 2 ml H2SO4 6 M.
3. Titrasi dengan KMnO4 0,005 M.
4. Lakukan titrasi sebanyak 3 kali, catat perubahan
volumenya pada hasil pengamatan.

Titrasi Argentometri
1. Isi buret dengan larutan titran kemudian tepatkan pada
skala 0 (nol) pada ujung buret.
2. Masukkan 10 ml NaCl kedalam labu erlenmeyer.
3. Tambahkan 10 tetes HNO3 6 M dan 10 tetes AgNO3 0,1
M, serta 10 tetes indikato Ferri Amonia.
4. Kocok (homogenisasi) sampai terjadi endapan.
5. Titrasi dengan NH4SCN 0,1 M.
6. Lakukan titrasi sebanyak 3 kali, catat perubahan
volumenya pada data pengamatan.

HASIL PENGAMATAN
Titrasi Kompleksiometri
Percobaa

Skala

awal

buret

(ml)
Skala akhir buret
(ml)
Selisih volume
Rata-rata volume

Titrasi Asam basa

Percobaa

Percoba

n1

n
2

an 3

10 ml

14 ml

18,2 ml

14 ml

18,2 ml

22,5 ml

4,0 ml

4,2 ml

4,5 ml

4,16 ml

Skala

awal

buret

akhir

buret

(ml)
Skala
(ml)
Selisih volume
Rata-rata volume

Percobaa

Percoba

an
1

10,5 ml

21,1 ml

20,7 ml

31,00 ml

10,2 ml

10,00 ml

10,1 ml

Titrasi Redok
Percoba

Skala

awal

buret

akhir

buret

(ml)
Skala
(ml)
Selisih volume

Percobaa

an 1

n
2

0 ml

13,3 ml

13,3 ml

26,3 ml

13,3 ml

13,0 ml

Rata-rata volume

13,1ml

Titrasi Argentometri
Percoba

Skala

awal

buret

Percobaa

an 1

n
2

0 ml

8,9 ml

(ml)
Skala

akhir

buret

(ml)
Selisih volume

8,9 ml

17,6 ml

8,9 ml

8,6 ml

Rata-rata volume

8,75 ml

PEMBAHASAN
Titrasi

kompleksometri

yaitu

titrasi

berdasarkan

pembentukan

persenyawaan kompleks ion kompleks atau garam yang sukar


mengion, Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan
titrat saling mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks.
Kompleks yang dimaksud di sini adalah kompleks yang dibentuk
melalui reaksi ion logam, sebuah kation, dengan sebuah anion atau
molekul netralTitrasi dapat ditentukan dengan adanya penambahan
indikator

yang

berguna

sebagai

tanda

tercapai

titik

akhir

titrasi.Namun yang disebut dengan Titrasi asam basa adalah titrasi


yang menyangkut asam dan basa baik kuat maupun lemah. Dalam
titrasi ini perubahan terpenting yang mendasari penentuan titik akhir
titrasi dan cara perhitungan adalah perubahan pH titrat. Titrasi asam
basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam dan untuk itu
digunakan pengamatan dengan indikator bila pH ekuivalen antara 4
sampai dengan 10. Titrasi Redoks atau yang disebut dengan Reaksi
redoks merupakan suatu reaksi yang menyebabkan terjadi perubahan
bilangan oksidasi pada atom-atom dalam komponen yang terlibat
dalam reaksi.Oksidasi merupakan reaksi yang sudah ditandai dengan
pengurangan bilangan oksidasi akibat adanya pengurangan jumlah
elektron.Untuk mengetahui kadar H2O2 suatu larutan, salah satunya
dapat dilakukan melalui titrasi redoks. Titrasi ini didasarkan pada
reaksi hidrolisis H2O2 dengan KMnO4 sebagai oksidator.Argentometri
merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu
larutan

yang

dilakukan

dengan

titrasi

berdasar

pembentukan

endapan dengan ion Ag+ metode titrasi yang menggunakan larutan


perak nitrat (AgNO3) sebagai titran. Pada titrasi argentometri, zat

pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan


garam perak nitrat (AgNO3). Dengan mengukur volume larutan yang
digunakan, sehingga seluruh ion Ag+ dapat diendapkan, kadar garam
dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan.Berdasarkan indikator
yang digunakan untuk penentuan titik akhir, terdapat 3 metode
argentometrim yaitu metode Fajans, Mohr, dan Volhard.

KESIMPULAN
Volumetri
didasarkan

atau

titrasi

pada

analisanya.Namun

adalah

analisa

pengukuran
dalam

Analisa

secara

volume
volumetri

kuantitatif

dalam
biasa

yang

pelaksanaan
disebut

juga

sebagai analisis titirimetri atau titrasi ,direaksikan dan kadarnya


dihitung dari volume larutan pereaksi (titran) atau volume suatu hasil
reaksi titrat.Pada saat praktikum percobaan pada Titrasi dihentikan
pada saat indikator perubahan warna. Saat indikator menunjukan
perubahan

warna

disebut

titik

akhir

titrasi.Agar

memperoleh

ketepatan hasil titrasi yang maximal, maka diusahakan titik akhir


titrasi sedekat mungkin dengan titik ekuivalen.Oleh sebab itu, harus
cermat memilih penggunaan indikator yang mengalami perubahan
warna disekitar titik ekuivalen.

DAFTAR PUSTAKA
Harizul, Rivai. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta : UI Press 22
Hastuti, Sri, M.Si, dkk. 2007. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Analitik Dasar I.
Surakarta : Laboratorium Kimia Dasar FMIPA UNS
Khopkhar, SM. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press

Kristiani, Elisabeth BE. 2010. Petunjuk Praktikum Kimia. Salatiga: Fakultas Biologi
Universitas Kristen Satya Wacana.

Anda mungkin juga menyukai