Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS VOLUMETRI

VOLUMETRi

Secara garis besar jenis analisis di kelompokan menjadi: analisis secara fisik, kimia, fisikokimia,
mikrobiologis, organoleptik. Analisis berasal dari bahasa latin yaitu analosya yang berarti melepaskan
secara umum analisis dapat di artikan usaha pemisahan satu ke satuan materi bahan menjadi komponen
penyusunan sehingga dapat di katakan lebih lanjut. Analisis dapat juga di kelompokan menjadi 2 yaitu
analisis kualitatif dan kuantitatif.

Analisis kualitatif adalah analisis yang menyangkut identifikasi zat, yaitu unsur atau senyawa apa yang
ada dalam suatu contoh, sedangkan analisis kuantitatif adalah analisis tentang penentuan berapa zat
tertentu ada di dalam suatu contoh, zat yang di Tentukan sering di sebut sebagai zat yang di ingginkan
atau analit (dapat terdiri dari sebagian kecil atau besar dari contoh yang di analisis).

Analisis Volumetri merupakan bagian dari alasan sscara kuantitatif volumetri adalah analisis yang di
dasarkan pada pengukuran volume dalam pelaksanaan analisanya analisis Volumetri di sebut juga
titrimetri karna proses analisanya berupa titrasi di mana larutan standar (pereaksi) sebagai titran yang di
tempatkan di dalam buret yang di gunakan untuk mentitrasi larutan yang akan di tentukan jumlah
analitnya. #p za A

Volumetri (Titimetri) adalah metode analisis kimia yang dilakukan untuk menentukan banyaknya volume
larutan yang konsentrasinya sudah diketahui dengan tepat yang bereaksi secara kuantitatif dengan
larutan yang dianalisis. Teknik pelaksaaan analisis volumetri, mula-mula disiapkan larutan baku dalam
buret dan larutan sampel dalam labu titrasi. Larutan baku diteteskan kedalam larutan sampel sampai
titik ekivalen. Inilah yang biasa dikenal dengan istilah Titrasi (Metode Titimeri). Pada titik ekivalen, V1 N1
= V2 N2.

Apabila salah satu larutan berwarna, titik ekivalen dapat diamati. Misalnya: titrasi asam oksalat yang
tidak berwarna dengan larutan KMnO4(ungu), akan didapatkan perubahan laurtan dari tidak berwarna
menjadi ungu muda.

Jika kedua larutan tidak berwarna, maka titik ekivalen tidak dapat teramati. Sehingga perlu penambahan
indikator sebagai zat pembantu dalam pengamatan titik ekivalen. Titik ekivalen (TE) tidak dapat diamati
dengan mata secara langsung, akan tetapi yang bisa diamati hanya perubahan warna dimana titrasi
harus dihentikan. Tepat saat titik akhir titrasi (TAT). Pada umumnya, titik akhir titrasi terjadi sesudah titik
ekivalen
Misalnya, Titrasi CH3COOH dengan larutan NaOH menggunakan indikator fenolftalein (pp). Larutan ini
kemudian dititrasi dengan NaOH sampai titik ekivalen (belum ada perubahan warna). Ketika ada
kelebihan 1 tetes larutan NaOH, dengan adanya pp, akan membentuk larutan berwarna merah muda
(TAT).

Perbedaaan antara titik akhir titrasi dan titik ekivalen tidak boleh terlalu besar karena dapat
menyebabkan kesalahan titrasi. Semakin besar perbedaan antara TA dan TE, maka semakin besar pula
kesalahan titrasinya. Usahakan agar TA jatuh sedekat mungkin dengan TE. Oleh karena itu, sangat
penting memilih indikator yang tepat untuk memperkecil kesalahan titrasi.

Macam-macam volumerti

a. Alkalimetri

Alkalimetri adalah metode yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zat yang bersifat asam
dengan menggunakan larutan standar yang bersifat basa

HCl memiliki valensi 1, valensi HCl ini diperoleh melalui cara berikut

Pada titrasi ini terjadi penetralan asam basa menurut reaksi

HCl + NaOH à NaCl + H2O

Dari reaksi tersebut dapat diketahui jika 1 bagian HCl sebanding dengan 1 bagian NaOH

Macam Macam VOLUMETRI

b. Acidimetri

Acidimetri adalah metode yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zat yang bersifat basa dengan
menggunakan larutan standar yang bersifat asam

Pada titrasi acidimetri terjadi penetralan asam basa menurut reaksi

Na2CO3 + HCl à H2O + CO2 + 2 NaCl


H2CO3

Dalam reaksi tersebut 1 bagian Na2CO3 sebanding dengan 2 bagian HCl, sehingga valensi Na2CO3 = 2

c. Permanganometri

Permanganometri adalah metode yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zat yang bersifat
reduktor dengan menggunakan larutan standar KMnO4 yang bersifat oksidator

Pada titrasi permanganometri terjadi reaksi redoks.

Perhatikan reaksi yang terjadi

2KMnO4 + 10FeSO4 + 8H2SO4 → K2SO4 + 2MnSO4 + 5Fe2(SO4)3 + 8H2O (asam)

(oksidator) (reduktor)

Perhitungan valensi

FeSO4 à Fe2(SO4)3

Fe2+ à Fe3+

Fe2+ à Fe3+ + 1 e

I bagian Fe2+ 1 bagian e, sehingga valensi FeSO4 adalah 1

Titrasi permanganometri tidak menggunakan indikator karena KMnO4 sudah berfungsi sebagai auto
indikator

d. Iodometri
Iodometri adalah metode yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zat yang bersifat reduktor
dengan menggunakan larutan standar I2 yang bersifat oksidator.

Perhitungan valensi

S2O32- à S4O62-

2 S2O32- à S4O62-

2 S2O32- à S4O62- + 2 e

2 bagian S2O32- 2 bagian e

Sehingga valensi S2O32- atau Na2S2O3 adalah 1

Penambahan amylum dilakukan menjelang TAT. Bila amylum ditambahkan lebih dahulu akan
mengganggu jalannya pengamatan pada TAT sebab I2 dapat mengikat amylum sehingga iod amylum
sukar dipisah

e. Iodimetri

Iodometri adalah menentukan kadar suatu zat yang bersifat oksidator (I2) dengan menggunakan larutan
standar yang bersifat reduktor

H2SO4 berfungsi untuk bereaksi dengan KI supaya terjadi HI, sebab yang mudah dioksidasi oleh CuSO4
adalah HI bukan KI. Tanpa penambahan H2SO4 dalam larutan, tak akan terbentuk HI

Perhitungan valensi

CuSO4 à CuI

Cu2+ à Cu+
Cu2+ + e à Cu+

1 bagian Cu2+ 1 bagian e, sehingga valensi CuSO4

Perhitungan Lengkap Titrasi Penetralan dan Contohnnya

Perhitungan Lengkap Titrasi Penetralan dan Contohnnya

24 Februari 2015

dalam "Materi Pelajaran"

a href=”http://noerarifinyusuf.blogspot.com/search/label/Gravimetri”>Gravimetri

a href=”http://noerarifinyusuf.blogspot.com/search/label/Netralisasi”>Netralisasi : Alkalimetri dan


Asidimetri

a href=”http://noerarifinyusuf.blogspot.com/search/label/Permangganatometri”>Permangganatometri

a href=”http://noerarifinyusuf.blogspot.com/search/label/Iodometri”>Iodometri

a href=”http://noerarifinyusuf.blogspot.com/search/label/Iodimetri”>Iodimetri
Syarat-syarat Reaksi Pada Volumetri

Reaksi harus sederhana, stoikiometri (perbandingan yang setara), dan tidak ada reaksi samping.

Reaksi harus berlangsung cepat, jika perlu dilakukan pemanasan atau ditambah katalisator

Pada saat terjadi titik ekivalen, terjadi perubahan yang jelas, baik secara fisik (perubahan gas, warna,
endapan) maupun kimia (perubahan PH).

Indikator yang digunakan harus harus dapat memberikan ketentuan yang jelas pada akhir reaksi.

Jika tidak ada indikator yang mampu menunjukkan tercapainya titik ekivalen, maka proses ini harus
dapat dikerjakan secara elektrokimia

Jenis-Jenis Analisis Volumetri berdasarkan Reaksi

Reaksi dasar dalam analisis volumetri dibagi menjadi 2 yaitu:

Reaksi yang tidak dapat menyebabkan perubahan valensi (Reaksi kombinasi ion)

Reaksi yang menyebabkan terjadinya perubahan valensi (Reaksi redoks)

Dari 2 reaksi diatas dapat dibedakan lagi menjadi 3 jenis proses titrasi yaitu:

Titrasi Netralisasi

Titrasi Pengendapan

Titrasi Redoks

1. Titrasi Netralisasi

Titrasi Asidimetri

Titrasi terhadap basa bebas atau larutan garam yang berasal dari asam lemah dengan larutan standar
asam. Contoh: NaOH dititrasi dengan HCl

Reaksi: OH- + H+ → H2O


Titrasi Alkalimetri

Titrasi terhadap asam bebas atau garam yang berasal dari basa lemah dengan larutan standar basa.

Contoh: HCl dititrasi dengan NaOH

Reaksi: H+ + OH- → H2O

2. Titrasi Pengendapan

Titrasi Pengendapan

Prinsip dasar titrasi yang didasarkan pada terbentuknya endapan.

Contoh: Argentometri

Titrasi Cl- dengan larutan standar AgNO3

Reaksi: Cl-(aq) + Ag+(aq) → AgCl(s)

Reaksi pembentukan kompleks

Semua jenis reaksi yang menyebabkan terbentuknnya senyawa kompleks.

Contoh: Kompleksometri

Titrasi Cl- dengan larutan standar Hg(NO3)2

Reaksi: Cl-(aq) + Hg2+(aq) → HgCl2 (kompleks)

3. Titrasi Redoks

Semua titrasi yang menyangkut reaksi redoks atau reaksi perpindahan elektron antara zat yang dititrasi
dengan zat penitrasi. Larutan standar atau sampel bisa bersifat reduktor maupun oksidator.

Contoh: Titrasi Cerimetri, Iodometri, Permanganometri, dll

Garam ferro (FeSO4) sebagai reduktor dititrasi dengan garam ceri (Ce(SO4)2) sebagai oksidator

Reaksi:
Fe2+ + Ce4+ → Fe3+ + Ce3+

Fe2+ → Fe3+ + e

Ce4+ + e → Ce3++ e

Fe2+ + Ce4+ → Fe3+ + Ce3+

https://www.academia.edu/12225298/ANALISIS_VOLUMETRI

Anda mungkin juga menyukai