Anda di halaman 1dari 11

VOLUMETRI

Dheasy Herawati, S.Si., M.Si


ANALISIS VOLUMETRI
Analisis kimia kuantitatif yang dilakukan dengan
menentukan banyaknya volume larutan yang
konsentrasinya sudah diketahui dengan tepat yang
bereaksi secara kuantitatif dengan larutan yang akan
dianalisis
Larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat
disebut larutan standar atau larutan baku

Teknik pelaksanaan:
Larutan baku dalam buret, larutan sampel dalam labu
titrasi
Larutan baku dialirkan / diteteskan ke dalam larutan
sampel sampai titik ekivalen. Pekerjaan ini disebut
titrasimetode titrimetri
Pada titik ekivalen: V1N1 = V2N2
Jika salah satu larutan berwarna, titik ekivalen dapat diamati
Misal: titrasi asam oksalat (tidak berwarna) dengan larutan
KMnO4 (ungu)perubahan larutan: dari tidak berwarna
menjadi ungu muda

Jika kedua larutan tidak berwarna, titik ekivalen tidak teramati


sehingga perlu penambahan indikator sebagai zat pembantu
dalam pengamatan titik ekivalen

Titik ekivalen tidak dapat diamati dengan mata. Yang dapat


diamati dengan mata adalah perubahan warna larutan
dimana titrasi harus dihentikan  titik akhir titrasi (TAT), yaitu
titik pada saat titrasi harus dihentikan

Pada umumnya, titik akhir titrasi (TAT) terjadi sesudah titik


ekivalen (TE)
Contoh:
Tirasi CH3COOH dengan larutan NaOH menggunakan
indikator pp. Larutan CH3COOH + pp  tidak berwarna.
Larutan ini kemudian dititrasi dengan NaOHsampai TE
(belum ada perubahan warna), adanya kelebihan 1 tetes
larutan NaOH  bersifat basa, dengan adanya pp  merah
muda (TAT)

Perbedaan antara TAT dan TE tidak boleh terlalu besar 


kesalahan titrasi. Makin besar perbedaan antara TAT dan
TE, makin besar kesalahan titrasi
Contoh:
Titrasi larutan HCl dengan larutan NaOH dengan indikator pp
TE  pH = 7, TAT  pH = 8,3
Titrasi ideal jika TAT jatuh bersamaan dengan TE (dalam
praktek tidak pernah ada)

Untuk memperkecil kesalahan diusahakan agar TAT jatuh


sedekat mungkin dengan TE  pemilihan indikator yang
tepat

Dasar reaksi titrimetri: aA + bB  hasil reaksi


A = larutan standar, B = larutan sampel
Syarat reaksi pada titrimetri
1. Reaksi harus sederhana, stoikiometri (perbandingan yang setara), dan tidak
ada reaksi samping
2. Reaksi harus berlangsung cepat , jika peru dilakukan pemanasan atau
ditambah katalisator
3. Pada saat tercapai TE, terjadi perubahan yang jelas, baik secara fisik
(perubahan gas, endapan, warna) atau kimia (perubahan pH)
4. Indikator yang digunakan harus dapat memberikan ketentuan yang jelas
pada akhir reaksi
5. Jika ada indikator yang mampu menunjukkan tercapainya TE, maka proses
ini harus dapat dikerjakan secara elektrokimia
- titrasi potensiometri
- titrasi konduktometri
- titrasi amperometri
Pembagian Analisis Volumetri
berdasarkan Reaksi

Reaksi dasar dalam analisis volumetri dibagi menjadi 2:


1. Reaksi yang tidak mengakibatkan terjadinya
perubahan valensi = REAKSI KOMBINASI ION
2. Reaksi yang mengakibatkan terjadinya perubahan
valensi = REAKSI REDOKS

Dari dua jenis reaksi di atas dapat dibedakan menjadi 3 jenis


proses titrasi:
1. Titrasi netralisasi
2. Titrasi pengendapan dan pembentukan kompleks
3. Titrasi redoks
I. TITRASI NETRALISASI

A. TITRASI ASIDIMETRI

Titrasi terhadap basa bebas atau larutan garam yang berasal


dari asam lemah dengan larutan STANDAR ASAM
Contoh: NaOH atau CH3COONa dititrasi dengan HCl
OH- + H+  H2O
CH3COO- + H+  CH3COOH
( = reaksi kombinasi ion)
I. TITRASI NETRALISASI (lanjutan)
B. TITRASI ALKALIMETRI

Titrasi terhadap asam bebas atau garam yang berasal dari basa
lemah dengan larutan STANDAR BASA
Contoh: HCl atau NH4Cl dititrasi dengan NaOH
H+ + OH-  H2O
NH4+ + OH-  NH4OH
(reaksi kombinasi ion)
II. TITRASI PENGENDAPAN
A. TITRASI PENGENDAPAN

Semua jenis titrasi yang menghaslikan endapan


Contoh: Titrasi Cl- dengan larutan standar AgNO3
Cl-(ag) + Ag+(aq) AgCl(s)
(reaksi kombinasi ion)

B. REAKSI PEMBENTUKAN KOMPLEKS

Semua jenis reaksi yang mengakibatkan terjadinya senyawa


kompleks
Contoh: Titrasi Cl- dengan larutan standar Hg(NO3)2
2Cl-(aq) + Hg2+(aq)  HgCl2(kompleks)
(reaksi kombinasi ion)
III. TITRASI REDOKS
Semua titrasi yang menyangkut reaksi redoks atau reaksi
perpindahan elektron antara zat yang dititrasi dan zat pentitrasi
Larutan standar = oksidator
Larutan sampel = reduktor
Atau
sebaliknya
Contoh: titrasi cerimetri
garam Ferro (FeSO4) sebagai reduktor dititrasi dengan garam ceri
(Ce(SO4)2) sebagai oksidator
Fe2+ + Ce4+  Fe3+ + Ce3+
Fe2+  Fe3+ + e
Ce4+ + e  Ce3+
Fe2+ + Ce4+  Fe3+ + Ce3+

Anda mungkin juga menyukai