Anda di halaman 1dari 25

Titrasi Permanganometri

Pendahuluan…
• Selama lebih dari satu abad, kalium
permanganat telah digunakan sebagai
pengoksidasi yang penting dalam reaksi
redoks.
• Titrasi permanganometri  metode
analisis titrimetri yang berdasarkan reaksi
oksidasi-reduksi antara analit dengan
larutan standar KMnO4 sebagai pentiter.
Reaksi kalium permanganat
• Dalam suasana asam, reaksi paro kalium
permanganat adalah:
MnO4- + 8H+ + 5e  Mn2+ + 4H2O

1 mol KMnO4 = 5 ekuivalen, atau


1 ekuivalen KMnO4 = 1/5 mol
BE KMnO4 = 1/5 BM = 1/5 x 158,03 = 31,606 g/ek
• Potensial Standar dalam larutan asam adalah
E⁰=1,51 volt (Oksidator kuat)
Lanjutan…
• Asam yang paling cocok untuk titrasi adalah H2SO4
• HCl dapat teroksidasi oleh KMnO4 sbb:
2MnO4- + 10Cl- + 16H+  2Mn2+ + 5Cl2 + 8H2O
• Reaksi ini terjadi terutama pada penentuan garam-
garam besi, tetapi dapat dicegah dengan cara:
– Menggunakan HCl bebas sedikit berlebih/tidak
terlalu banyak
– Memakai larutan sampel yang sangat encer
– Menjaga suhu tetap rendah selama titrasi
– Melakukan titrasi lambat-lambat pengocokan
terus
Penyebab ketidak stabilan Kalium
permanganat dalam penyimpanan
• Kotoran dalam aquadest sering kali mereduksi
kalium permanganat sehingga terjadi
penguraian sendiri dalam penyimpanan larutan
Kalium permanganat karena terbentuknya
mangan dioksida.
• Adanya ion mangan dioksida dapat
mempercepat peruraian permanganat:
4MnO4- + 2H2O  4MnO2(s) + 3O2(g) +
4OH-
Lanjutan…
• Adanya Ion-ion mangan dapat bereaksi
dengan permanganat membentuk mangan
dioksida, reaksi :
2MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O  5MnO2 + 4H+
reaksi berjalan lambat dalam suasana asam,
akan tetapi dalam suasana netral berjalan
sangat cepat.
Lanjutan…
• Kalium permanganat jika digunakan sebagai
oksidator dalam larutan alkalis kuat ada 2
kemungkinan yaitu reaksi berjalan cepat atau
berjalan lambat.
• Berjalan cepat : 4MnO4- + e⁻ → 4MnO4-2
• Berjalan lambat :
MnO4-2 + 2H₂O + 2e⁻ → MnO2 + 4OH⁻
Sedangakan pada basa sedang :
MnO4- + 2H2O + 3e  MnO2 + 4OH-
Indikator
Indikator pada Titrasi Permanganometri
• Autoindikator  untuk titrasi larutan sampel yang
tidak berwarna, larutan KMnO4 sendiri berfungsi
sebagai indikator karena warnanya dapat dilihat
dengan jelas.
• Indikator redoks digunakan untuk mentitrasi dengan
larutan standar KMnO4 yang sangat encer, misalnya:
– Natrium difenilamina sulfonat
– Asam 2N-fenilantranilat
– Feroin
Pembuatan dan Penyimpanan Larutan
Standar Kalium permanganat
• Larutkan sejumlah tertentu KMnO4 (BM = 158,03) dalam air
sampai volume tertentu
• Panaskan larutan itu sampai mendidih
• Diamkan larutan panas itu di atas tangas uap selama
1 – 2 jam atau diamkan pada suhu kamar selama 2-3 hari
• Saring larutan itu melalui penyaring yang tidak mereduksi,
misalnya gelas wool untuk menyaring mangan dioksida untuk
mencegah penguraian kalium permanganat lebih lanjut.
• Simpan larutan itu dalam botol kaca warna gelap dan
bersumbat kaca (cahaya dapat menguraikan KMnO 4)
• Standarisasi larutan itu sebelum dipakai sebagai pentiter
Pembakuan Larutan Kalium Permanganat

• Ditimbang dengan seksama 200 mg natrium oksalat


yang telah dikeringkan pada suhu 110⁰C sampai
bobot tetap, larutkan dalam 250 ml air + 7 ml Asam
sulfat pekat panaskan pada suhu ± 70 ⁰C dan titrasi
secara perlahan-lahan dengan larutan baku kalium
permanganat hingga terbentuk warna pink menetap
dalam waktu 15 detik. Suhu pada akhir titrasi tidak
boleh kurang dari 60 ⁰C.
• Tiap ml kalium permanganat setara dengan 6,7 mg
natrium oksalat.
Lanjutan…
Reaksi :
Na2C2O4 + 2H+  H2C2O4 + 2Na+
5H2C2O4 + 2MnO4- + 6H+  2Mn2+ + 10CO2(g) + 8H2O
1 ekuivalen Na2C2O4 = ½ mol = ½ x 134 g = 67 g (Untuk
Kalium permanganat 1 N)

• Natrium oksalat merupakan zat yang sangat baik untuk


pembakuan kalium permanganat karena dapat
diperoleh dengan kemurnian yang tinggi
• Penambahan asam sulfat bertujuan agar konsentrasi
ion hidrogen tetap selama titrasi berlangsung untuk
menghindari terbentuknya mangan dioksida.
Lanjutan…
Standarisasi dengan zat baku primer Arsen
Trioksida (As2O3)
Reaksinya:
As2O3(s) + 4OH-  2HAsO32- + H2O
5H3AsO3 + 2MnO4- + 6H+  5H3AsO4 + 2Mn2+ +
3H2O
1 ekuivalen As2O3 = ¼ mol = ¼ x 197,84 g =
49.46 g
Lanjutan…
• Standarisasi dengan besi logam (Fe)
Reaksinya:
Fe + 2H+  Fe2+ + 2H2(g)
5Fe2+ + MnO4- + 8H+  5Fe3+ + Mn2+ + 4H2O
1 ekuivalen Fe = 1 mol = 56 g
• Standarisasi dengan etilenadiamina besi(II)
sulfat, FeSO4.C2H4(NH3)2SO4.4H2O
Reaksinya:
5Fe2+ + MnO4- + 8H+  5Fe3+ + Mn2+ + 4H2O
1 ekuivalen = 1 mol = 382,16 g
Contoh perhitungan pembakuan
• Diketahui : ditimbang Naoksalat 200 mg,
volume titran terpakai 28,10 ml berapakah
Normalitas larutan kalium permanganat? (BM
Na Oksalat = 134)
Penggunaan larutan baku kalium
permanganat
• Penetapan kadar Hidrogen peroksida
• Penetapan kadar natrium nitrit
• Penetapan kadar ferosi sulfas
• Penetapan kadar kalsium laktat
Penetapan Kadar H2O2
• Menurut FI Ed IV
timbang dengan seksama 1 ml H2O2 dalam labu ukur
yang telah ditara sebelumnya, kemudian encerkan
dengan air secukupnya hingga 100 ml. pada 20 ml
larutan ini tambahkan 20 ml asam sulfat 2 N, titrasi
dengan kalium permanganat 0,1 N sampai terbentuk
warna pink permanen pertama kali.
Tiap ml Kalium permanganat 0,1 N setara dengan 1,701
mg H2O2.
Lanjutan…
Reaksi yang terjadi :
2MnO₄⁻ + 6H⁺ + 5H₂O₂ → 2Mn²⁺ + 5 O₂ + 4H₂O
Untuk titrasi dengan baku kalium permanganat
yang encer maka disarankan untuk
menggunakan indikator ferroin
Penetapan kadar natrium nitrit
• Prosedur :
timbang dengan seksama 500 mg natrium nitrit
kemudian larutkan dengan air hingga 100 ml.
gunakan larutan ini untuk menitrasi dengan kalium
permanganat yang sudah diasamkan(campuran 50
ml larutan kalium permanganat 0,1 N dengan 5 ml
asam sulfat pekat dan air 100 ml air), titrasi pada
suhu 40⁰C hingga warna hilang.
Tiap ml kalium permanganat 0,1 N setara dengan 3,450
mg NaNO2.
Lanjutan…
• Reaksi :
10 NaNo₂ + KMnO₄ + 11H₂SO₄ → 10 HNO₃ + 4MnSO₄ +
2K₂SO₄ + 5Na₂SO₄ + 6H₂O
• Larutan NaNo₂ tidak dapat diasamkan langsung
dengan asam sulfat karena dengan adanya kalium
permanganat akan terjadi oksidasi membentuk
nitrogen.
• Pada suhu biasa, oksidasi dari nitrit akan lambat, jika
pada suhu 40⁰C reaksinya cepat. Dan selama titrasi
harus perlu digojog terus-menerus.
Lanjutan…
• Larutan baku kalium permanganat dapat membakukan
natrium nitrit dengan cara:
masukkan 50 ml larutan baku kalium permanganat 0,1 N ke
dalam labu bersumbat kaca, encerkan dengan 200 ml air.
Tambahkan 25 ml asam sulfat P dan 250 mg natrium nitrit
yang ditimbang seksama, biarkan, kemudian tambahkan 2
gram KI dan titrasi dengan Na Tio menggunakan indikator
kanji.
Dalam prosedur ini kelebihan kalium permanganat secara
kuantitatif akan mengoksidasi KI menjadi Iodium yang
selanjutnya dititrasi dengan Larutan baku Na tio.
Penetapan kadar Besi II sulfat
• Prosedur :
timbang dengan seksama 1 gram, kemudian
larutkan dalam 20 ml asam sulfat encer, titrasi
dengan larutan baku kalium permanganat 0,1
N sampai menghasilkan warna pink tetap.
Tiap ml kalium permanganat 0,1 N setara
dengan 27,8 mg FeSO4. 7H2O
MnO₄⁻ + 8H⁺ + 5Fe² → Mn⁺² + 4H₂O + 5Fe⁺³
Penetapan kadar Kalsium laktat
• Prosedur :
timbang dengan seksama 500 mg kalsium laktat, larutkan dalam
100 ml air dan 3 ml asam klorida, tambahkan amonia encer
sedikit berlebih, panaskan sampai mendidih, tambahkan
amonium oksalat, didihkan kembali diatas penangas air selama 1
jam, kumpulkan endapannya dan cuci dengan air hangat.
Suspensikan dalam 50 ml air, asamkan dengan asam sulfat encer,
panaskan pada suhu hingga 60 ⁰C dan titrasi dengan larutan
baku kalium permanganat 0,1 N sampai mengasilkan warna
merah jambu tetap.
Tiap ml kalium permanganat 0,1 N setara dengan 15,4 mg Ca
laktat. 5H2O
Lanjutan…
• Prinsip Reaksi :
mula-mula kalsium laktat setelah dilarutkan
dibuat alkalis dengan penambahan amonia
dan direaksikan dengan amonium oksalat dan
terbentuk endapan kalsium oksalat.
(CH₂CHOHCOO)₂Ca.5H₂O + (NH₄)₂C₂O₄ → CaC₂O₄
+ 5H₂O + 2CH₃CHOHCOONH₄
Lanjutan…
• Setelah kalsium oksalatnya dipisahkan,
direaksikan dengan asam sulfat membentuk
asam oksalat yang selanjutnya direaksikan
dengan kalium permanganat menurut reaksi :
CaC₂O₄ + H₂SO₄ → H₂C₂O₄ + CaSO₄
5H₂C₂O₄ + 2KMnO₄ + 3H₂SO₄→ 2MnSO₄ + K₂SO₄
+ 10CO₂ + 8H₂O
Lanjutan…
TUGAS PRESENTASI Tentang VALIDASI METODE ANALISIS
• Presisi
• Akurasi
• Batas deteksi (Limit of Detection = LOD)
• Batas kuantifikasi (Limit of Quantification = LOQ)
• Spesifisitas
• Linieritas
• Kisaran (range)
• Kekasaran (Ruggedness)
• Ketahanan (Robutness)
• Kesesuaian sistem
• Stabilitas

Anda mungkin juga menyukai