Anda di halaman 1dari 12

SKRINNING

FITOKIMIA
FITRIA AZZAHRA 192114104
DOSEN PENGAMPU :
Apt. haris munandar S.Farm, M.si
SKRINNING FITOKIMIA
Skrining fitokimia merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk mengidentifikasi kandungan senyawa metabolit sekunder suatu
bahan alam. Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan yang
dapat memberikan gambaran mengenai kadnungan senyawa tertentu
dalam bahan alam yang akan diteliti.
CARA IDENTIFIKASI GLIKOSIDA

CARA PERCOBAAN

Siapkan 3 g serbuk simplisia dengan 30 ml campuran 7 bagian


volume etanol (95%) P dan 3 bagian volume air dalam alat
pendingin alir balik selama 10 menit, dinginkan, saring. Pada 20
ml filtrat tambahkan 25 mi air dan 25 mi timbal (Il) asetat 0,4
M, kocok. diamkan selama 5 menit, saring. Sari filtrat 3 kali,
tiap kali dengan 20 ml campuran 3 bagian volume kloroform P
dan 2 bagian volume isopropanol P. Pada Kumpulan sari
tambahkan natrium sulfat anhidrat P, saring, dan uapkan pada
suhu tidak lebih dari 50°. Larutkan sisa dengan 2 mi metanol P.
CARA IDENTIFIKASI SAPONIN
CARA PERCOBAAN
Memasukkan 2 mL sampel kedalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan 10 mL akuades lalu dikocok selama 30 detik, diamati
perubahan yang terjadi. Apabila terbentuk busa yang mantap (tidak
hilang selama 30 detik) maka identifikasi menunjukkan adanya
saponin. Uji penegasan saponin dilakukan dengan menguapkan
sampel sampai kering kemudian mencucinya dengan heksana sampai
filtrat jernih. Residu yang tertinggal ditambahkan kloroform, diaduk 5
menit, kemudian ditambahkan Na2SO4anhidrat dan disaring. Filtrat
dibagi menjadi menjadi 2 bagian, A dan B. Filtrat A sebagai blangko,
filtrat B ditetesi anhidrat asetat, diaduk perlahan, kemudian ditambah
H2SO4 pekat dan diaduk kembali. Terbentuknya cincin merah sampai
coklat menunjukkan adanya saponin.
CARA IDENTIFIKASI FLAVONOIDA
CARA IDENTIFIKASI
Sebanyak 3 mL sampel diuapkan, dicuci dengan heksana sampai jernih. Residu
dilarutkan dalam 20 mL etanol kemudian disaring. Filtrat dibagi 4 bagian A, B, dan C.
Filtrat A sebagai blangko, filtrat B ditambahkan 0,5 mL HCl pekat kemudian dipanaskan
pada penangas air, jika terjadi perubahan warna merah tua sampai ungu menunjukkan hasil
yang positif. Filtrat C ditambahkan 0,5 mL HCl dan logam Mg kemudian diamati
perubahan warna yang terjadi (metode Wilstater). Warna merah sampai jingga diberikan
oleh senyawa flavon, warna merah tua diberikan oleh flavonol atau flavonon, warna hijau
sampai biru diberikan oleh aglikon atauglikosida.

CARA PERCOBAAN
Filtrat C pada skrining fitokimia ditotolkan pada plat silika gel G60. Dielusi dengan
butanol : asam asetat : air = 3:1:1, kemudian dikeringkan dan diamati pada cahaya tampak,
UV 254 nm dan 366 nm. Selanjutnya plat disemprot dengan amonia, dikeringkan dan
diamati kembali pada cahaya tampak, UV 254 nm dan 366 nm.
CARA IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI
CARA IDENTIFIKASI

Ada beberapa cara untuk identifikasi minyak atsiri, yaitu : Teteskan 1 tetes
minyak diatas air, maka permukaan air tidak keruh. Pada sepotong kertas, teteskan 1
tetes minyak yang diperoleh dengan cara penyulingan uap maka tidak terjadi noda
transparan.
Kocok sejumlah minyak dengan larutan natrium klorida P jenuh dengan volume yang
sama dan biarkan memisah, maka volume air tidak boleh bertambah.

• Pereaksi Wagner : sebanyak 1,27 g iodium dan 2 g KI dilarutkan dalam 5 ml air


suling. Kemudian larutan ini diencerkan menjadi 100 ml dengan air suling.
Endapan yang terbentuk disaring dan disimpan dalam botol yang berwarna
coklat
CARA IDENTIFIKASI STEROID/TERPONOID

CARA IDENTIFIKASI
mengidentifikasi senyawa terpenoid dan steroid digunakan pereaksikloroform
,asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat.  Terpenoid/steroid dalam tumbuhan diuji
dengan menggunakan metode penambahan pereaksi klorofom, asam asetat anhidrat,
dan asamsulfat pekat yang akan memberikan cincin warna kecoklatan atau violet yang
menunjukkan adanya triterpenoid dan terbentuk cincin biru kehijauan untuksteroid.
Uji ini didasarkan pada kemampuan senyawa triterpenoid dan steriodmembentuk
warna oleh H2SO4 pekat pada pelarut asetat glasial yang membentuk warna jingga.
CARA IDENTIFIKASI TANIN
CARA IDENTIFIKASI

Uji skrining tanin dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu uji gelatin
FeCl3. Untuk uji FeCl3, maka sebanyak 2 ml ekstrak air dari suatu bagian
tanaman ditambahkan ke dalam 2 ml air suling. Selanjutnya, larutan ekstrak
tersebut ditetesi dengan satu atau dua tetes larutan FeCl31%. Adanya kandungan
tanin ditandai dengan timbulnya warna hijau gelap atau hijau kebiruan. Suatu
esktrak bagian tanaman mengandung tanin jika terbentuk endapan putih, setelah
diberi larutan gelatin 1% yang mengandung NaCl 10%.
CARA IDENTIFIKASI ALKALOID
CARA IDENTIFIKASI
Uji Mayer
Tambahkan setetes atau dua tetes reagen Mayer pada sejumlah kecil fltrat. Pemberian reagen dilakukan pada sisi tabung
reaksi. Warna putih atau kuning keruh menunjukan adanya alkaloid pada ekstrak yang diuji tersebut.

Uji Wagner
Beberapa tetes reagen Wagner ditampahkan melalui dinding tabung reaksi berisi sejumlah kecil filtrat ekstrak. Warna
coklat kemerahan menunjukkan hasil positif adanya alkaloid

Uji Mayer
Warna putih atau kuning keruh menunjukan adanya alkaloid pada ekstrak yang diuji tersebut.
Cara percobaan
melarutkan 1,36 gram Merkuri klorida dalam 60 ml aquades dan 5 gram potasium iodida dengan 10 ml
aquades. mencampurkan kedua larutan tersebut, tambahkan air distilasi sampai volume campuran mencapai 100 mL.
Uji Wagner
Warna coklat kemerahan menunjukkan hasil positif adanya alkaloid .
Cara percobaan
Larutkan 2 gram iodium dan 6 gram potasioum iodida
dalam 100 ml air destilasi
CARA PERCOBAAN
1. Sampel sebanyak 3 mL diletakkan dalam cawan porselin kemudian ditambahkan 5 mL HCl 2 M,
diaduk dan kemudian didinginkan pada temperatur ruangan.
2. Setelah sampel dingin ditambahkan 0,5 g NaCl lalu diaduk dan disaring. Filtrat yang diperoleh
ditambahkan HCl 2 M sebanyak 3 tetes , kemudian dipisahkan menjadi 4 bagian A, B, C, D.
3. Filtrat A sebagai blangko, filtrat B ditambah pereaksi Mayer,filtrat C ditambah pereaksi Wagner,
sedangkan filtrat D digunakan untuk uji penegasan.
4. Apabila terbentuk endapan pada penambahan pereaksi Mayer dan Wagner maka identifikasi
menunjukkan adanya alkaloid.
5. Uji penegasan dilakukan dengan menambahkan amonia 25% pada filtrat D hingga PH 8-9.
Kemudian ditambahkan kloroform, dan diuapkan diatas waterbath.
6. Selanjutnya ditambahkan HCl 2M, diaduk dan disaring. Filtratnyadibagi menjadi 3 bagian.
Filtrat A sebagai blangko,filtrat B diuji dengan pereaksi Mayer, sedangkan filtrat C diuji dengan
pereaksi Dragendorff. Terbentuknya endapan menunjukkan adanya alkaloid.
DAFTAR PUSTAKA
Skrinning Fitokimia menurut Materia Media Indonesia (MMI) Jilid 1 1977 Hal
141-1
SEKIAN &
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai