Anda di halaman 1dari 90

GLIKOSIDA

Benbasyar Eliyanoor, M.farm, Apt


Glikosida
PENGERTIAN
 Glikosida adalah suatu senyawa yang bila
dihidrolisa menghasilkan satu atau lebih
molekul gula (glikon) dan zat bukan gula
(aglikon/genin)
GLIKOSIDA
Glikon dan aglikon dihubungkan oleh ikatan
berupa jembatan :
Oksigen (O-glikosida) → dioscin
Nitrogen (N-glikosida) → adenosin
Sulfur (S-glikosida) → sinigrin
Karbon (C-glikosida) → barbaloin
Adenosin
Dioscin

Sinigrin
Barbaloin
HOLOSIDA HETEROSIDA

DI-, TRI-, O-GLIK N-GLIK S-GLIK C-GLIK


OLIGOSAKARIDA

POLISAKARIDA
/ GLIKAN

HOMOPOLISAKARIDA/ HETEROPOLISAKARID
HOMOGLIKAN A/ HETEROGLIKAN
GLIKOSIDA
1. Dalam bentuk isomernya hanya bentuk  yang terdapat di
tanaman
2. Secara biologis glikosida sangat penting bagi kehidupan
tanaman itu sendiri, karena berfungsi antara lain untuk :
pengatur (regulatory), pelindung (protective), pembersihan
(sanitory).
3. Bagi kehidupan manusia glikosida banyak dimanfaatkan
sebagai obat, antara lain : digitalis untuk jantung, sennae
untuk laxan
4. Di alam beberapa enzym tertentu mengkatalisis hidrolisa
glikosida dengan reaksi spesifik. emulsin dan myrosin
GLIKOSIDA
Tes identifikasi glikosida :
 Paling spesifik : tes terhadap hasil
hidrolisanya, meliputi gula reduksi, sebelum
dan sesudah hidrolisa dengan mendidihkan
dalam asam encer atau reaksi enzimatis
fehling  merah bata
GLIKOSIDA
Sifat-sifat umum :
1. Bila murni tidak berwarna sampai putih

2. Larut dalam alkohol atau alkohol encer

3. Ekstraksi dari tanaman dengan air, alkohol


atau campuran keduanya
4. Terdapatnya dalam tanaman dalam jumlah
sedikit dan isolasinya sangat sulit
Klasifikasi Glikosida
Berdasarkan aglikonnya
Meskipun sangat kompleks karena aglikon
biasanya sangant bervariasi, namun hal ini
lebih memungkinkan
a. Berdasarkan jenis aglikon : glikosida
antrakinon
b. Berdasarkan khasiat aglikon : glikosida
jantung
KLASIFIKASI GLIKOSIDA
1. GLIKOSIDA JANTUNG (GLIKOSIDA
STEROID)
2. GLIKOSIDA ANTRAKINON
3. GLIKOSIDA SAPONIN
4. GLIKOSIDA SIANOFOR
5. GLIKOSIDA ISOTIOSIANAT
6. GLIKOSIDA FLAVONOID
7. GLIKOSIDA ALKOHOL
8. GLIKOSIDA ALDEHID
KLASIFIKASI GLIKOSIDA
1. Glikosida Steroid/Cardiac
Glycosides/Glikosida Jantung
 Glikosida dengan aglikon/geninnya steroid,
dengan karakteristik yang sangat spesifik
yakni mempunyai aktivitas terhadap otot
jantung
INTI STEROID :
Yang di alam substitusi umumnya C3, C7, C11
Gula terikat pada C3
Glikosida Jantung :
Tipe steroid berdasarkan genin/aglikon
1. Cardenolides (jumlah C=23; ikatan samping pada C17 merupakan -
cincin lakton tidak jenuh (unsaturated five membered lacton ring)
2. Bufadienolides (jumlah C=24, R=pada C 17 merupakan double unsaturated six
membered lakton ring)
 Bufadienolide berasal dari nama genus Bufo, sedangkan prototipe dari senyawa
bufadienolide berupa senyawa bufalin yang tdp dalam kulit berudu (anak katak)

Bufalin

Bufadienolide

Bufo japonicus
GLIKOSIDA JANTUNG
 Aktivitas pada jantung maksimum bila mempunyai cincin
lakton tidak jenuh (,  yang terikat pada C17 pada inti
steroid dengan konfigurasi 
 Jika glikosidanya pecah, aglikonnya tetap bertahan sebagai
cardiac activity, sedangkan sugarnya menyebabkan molekul
tersebut mempunyai daya larut yang penting agar terabsorbsi
dan terdistribusi dalam tubuh
 Substitusi oksigen pada inti steroid juga mempengaruhi
distribusi dan metabolisme
GLIKOSIDA JANTUNG
 Umumnya lebih banyak (OH) group pada molekul,
menyebabkan lebih cepat oncet of actionnya dan selanjutnya
menghilang dalam tubuh.
 Penggunaan cardiac glycoside pada pengobatan berfungsi
untuk menambah kekuatan kontraksi systolic
Identifikasi Glikosida Jantung :
1. Reaksi Baljet
Satu ml larutan percobaan ditambahkan 2 ml methanol dan 3 ml pereaksi baljet
(9,5 ml Asam pikrat 1% dan 0,5 ml NaOH 10%), akan terbentuk warna jingga
yang menunjukkan adanya glikosida kardenolid.

2. Reaksi Kedde
Satu ml larutan percobaan ditambahkan 2 ml pereaksi kedde dan 2 ml larutan
KOH 1 N. Jika dalam beberapa menit terjadi warna merah ungu sampai biru ungu
menunjukkan adanya glikosida kardenolid. (warna akan segera berubah menjadi
pucat)
Identifikasi Glikosida Jantung :
3. Reaksi Xanthidrol
Satu ml larutan percobaan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
diuapkan diatas penangas air, tambahkan 3 ml pereaksi xantidrol 0,01%b/v dalam
asam asetat dan 1 tetes HCl pekat. Akan terjadi warna kuning intensif kemudian
panaskan diatas penangas air selama 3 menit, warna akan berubah menjadi merah
intensif.

4. Reaksi Keller - Kiliani


Satu ml larutan percobaan diuapkan diatas penangas air , tambahkan 3 ml asam
asetat dengan sedikit pemanasan, kemudian didinginkan . Tambahkan larutan
FeCl3 0,3 M, kemudian tambahkan hati-hati campuran 3 ml H2SO4 2 N dan 1
tetes FeCl3 0,3 M. Akan terbentuk cicncin yang berwarna merah coklat pada batas
cairan. Setelah beberapa menit diatas cincin akan berwarna biru hijau
Contoh Simplisia mgd Glikosida Jantung
 Digitalis Folium
 Strophanti Semen
 Scullea bulbus
 Nerii Folium
CONTOH SIMPLISIA
a. Digitalis/Foxglove/Digitalis Folium/Daun Digitalis
 Daun kering dari Digitalis Purpurea L. (Schrophulariaceae)
 Speceis lain sebagai cardiac glycoside :
D. lanata, D. ferruginea, D. dubra, D. lutea, D. grandiflora, D. inertonensis, D.
nervosa, D. thapsi

• Langsung dikeringkan pelan-


pelan pada suhu 50-60 °C
• Mengandung enzim hidrolitik
yang bila tidak segera
diinaktifkan akan memecah
glikosidanya dan geninnya
kurang aktif),
• Tempat pengeringan harus dekat
dengan tempat panen
Foxglove

Palisade berisi lemak

Epidermis atas

Rambut
kelenjar

Rambut
Rambut kelenjar kelenjar

Epidermis
Bawah
• Juga bila panas Stomata
lebih tinggi akan
terjadi gugus (OH)
pada C 14 bebas
sehinggga Sel rambut 2 - 6
glikosidanya tidak
Rambut penutup ujungnya tumpul
aktif
Rambut kelenjar
• Hasil kering ± ¼ x
segar
Digitalis
 Secara umum daun Digitalis berpotensi keras dan berbahaya
bagi manusia karena aksinya langsung menuju jantung.
 Dosis yang terlalu besar  gejala keracunan : anorexia,
nausea, salivation, vomiting, diare, headache, drowsiness,
disorientation, delirium, hallucination, bahkan kematian
 Daun Digitalis mengandung berbagai glikosida jantung :
Digitoksin (0,2 – 0,4%), Digitalin, gitalin, gitoksin, dan
digitonin.
b. Strophanti Semen
 Strophantus merupakan biji kering dari S. kombe
Oliver atau Strophantus hispidus De Candolle
(Apocynaceae)
 Glikosida utama K – stropantosida yang juga
dikenal sebagai Strofosida.
 Terdiri atas bagian aglikon Strofantidin dan gula
trisakarida; simarosa, -glukosa dan -glukosa
Strophantus kombe
Strophantin
c. Scullae Bulbus/Squill
Tanaman asal : Urginea maritima (L) Baker
(Liliaceae)
Jenis:
- White squill (putih) dari Italia
- Red Squill (merah) dari Aljazair
- Indian squill
(Urginea indica (Roxb) Kunth
Urginea maritima
Squill U. maritima mengandung glikosida
jantung skilaren A 60% dari seluruh glikosida
Skilaren A  skilarenin (tipe bufadienolida) dan
gula ramnosa dan glukosa, kadang-kadang
skilabiosa
Skilaren juga berkhasiat diuretika dan emetika
d. Nerii Folium/Oleander
Tanaman asal : Nerium oleander (Apocynaceae)
Kandungan :
Glikosida oleandrin 0,5%
Aglikon : oleandrogenin (10 – asetilgitoksigenin)
Gula : oleandrosa
neriin, neriifolin
Glikosida Nerium oleander

Oleandrin Neriifolin
Nerium oleander
2. Glikosida Antrakinon
Glikosida yang bila dihidrolisa akan menghasilkan aglikon dengan di – tri – atau
tetrahydroxy anthraquinone atau modifikasinya
Sifat umum
 Aglikon berupa antrakinon bebas mempunyai sedikit efek
terapi, sedangkan gugus gulanya menyebabkan mudahnya
absobsi dan translokasi aglikon pada tempat kerjanya
 Antrakinon dan glikosid yang terkait mempunyai efek
sebagai stimulan cathartic dengan cara menambah kekuatan
dari otot halus pada dinding usus besar
 Glikosia antrakinon golongan antranol dan anthrone efeknya
lebih drastis dari pada bentuk lain
Identifikasi Glikosida Antrakinon :
1. Reaksi Borntrager

 2,5 g simplisia disari dengan 25 ml H2SO4 2 N sampai


mendidih dengan menggunakan pendingin tegak.
 Setelah dingin, saring lalu kocok dengan 50 ml benzen.
 Pisahkan lapisan benzen, saring.
 Filtrat berwarna kuning, menunjukkan adanya antrakinon.
 Kocok lapisan benzen dengan 1-5 ml NaOH 2N, lalu
diamkan.
 Lapisan air akan berwarna merah intensif dan lapisan benzen
tidak berwarna.
Identifikasi Glikosida Antrakinon :
2. Reaksi Schonteten
 1 g simplisia disari dengan 10 ml air di atas
penangas air.
 Dinginkan dan saring, lalu encerkan filtrat dengan
air ± 10 ml.
 Tambahkan 5ml larutan borax 5 % pada larutan di
atas.
 Perhatikan warna yang terjadi, lihat dengan UV 365
(sebelum 30 menit).
Turunan antrakinon
a. Antranol dan antron
Merupakan turunan antrakuinon tereduksi yang terdapat bebas maupun terikat
sebagai glikosida
Dalam krisarobin (Tan. Andira araroba)

b. Oksantron
Oksantron atau diantron adalah senyawa yang berasal dari dua molekul antron yang
saling bergabung
Dalam spesies Cassia, Rheum dan Rhamnus

c. Turunan antrakinon tipe aloin atau C – glikosida


Tahan terhadap hidrolisis asam, dapat dioksidasi oleh FeCl3
Dalam spesies aloe
Contoh simplisia mgd Glikosida Antrakinon

1. Aloe/Aloes/Jadam
2. Rhei Radix/Rheum/Rhubab/Kelembak
3. Sennae/Sennae Folium
4. Rhamni Frangulae Cortex
5. Rhamni Purshianae Cortex (Cascara sagrada)
1. Aloe/Aloes/Jadam
 juice kering dari daun :
 Aloe barbadensis Mill,

 Aloe vera L.

 Aloe ferrox Mill,

 Aloe africana

 Aloe spicata
Kandungan aloe:
 Beberapa glikosida antrakinon, diantaranya
yang utama adalah barbaloin, aloe-emodin
anthrone C-10 glicoside
 Jumlah zat aktif secara kualitatif dan
kuantitatif tergantung speciesnya
 Curacoe Aloe = 1,5 – 2 x jumlah Cape aloe
(terutama aloe emodinnya)
• Curacoe Aloe mengandung
asam krisofanat, baik dalam
bentuk bebas maupun terikat,
yang tidak terkandung pada
spesies lain

• Mengandung 16 – 63 % zat
dari damar dan minyak
menguap
Kegunaan :
 Purgativa, efeknya bertambah bila diminum
bersama sedikit garam alkali.
 Sudah berabad-abad juice segar dari daun
digunakan untuk pengobatan luka bakar, luka
ringan (lecet) dan iritasi kulit lain
2. Rhei Radix/Rheum/Rhubab/Kelembak
 Rimpang dan akar kering yang telah
dihilangkan jaringan periderm dari rheum
offficinale Bailon atau Rheum palmatum L.
Atau spesies lain.(Polygonaceae)

Rheum palmatum
Rhubab

Trakea
Kristal oksalat

Amilum
Trakea
Kandungan :
1. Antrakinon tanpa gugus karboksil:
krisofanol, aloe emodin, emodin, Fision
2. Antrakinon mengandung gugus karboksil:
rein
3. Antron dan diantron dari 1&2 seperti
Senoside A dan B
4. Heterodiantron (Palmidin A, B, C,dan D)
Penggunaan :
- Stomakik dan pengobatan diare
- Daya pencaharnya diikuti dengan efek
adstringensia (setelah efek pencahar hilang
muncul efek sembelit)
- Untuk pencahar yang sifat pemakaiannya
sekali-kali, tidak untuk konstipasi yang kronis
3. Sennae/Sennae Folium
Merupakan daun kering dari
 Cassia acutifolia  dalam perdagangan
Alexandria Sennae
 Cassia Angustifolia  dalam perdagangan
Tinnevelly Sennae
Famili : leguminosae
C. Auriculata, C. italica (C.obovata), C. setigera, C. montana
(Caesalpiniaceae)  tidak mengandung antrakinon

Penggunaan :
Laxantia

Cassia acutifolia

Cassia angustifolia
Kandungan :
- rhein, aloe emodin
- Sennosida A dan B  senidin A dan B 2 glukosa
- Glikosida 8 – rhein antron
- 8 rein diglukosida
- Aloe emodin anthron diglukosida
- Glukosida – 6 hidroksi musizin, glukosida tinevelin (Glukosida
naftalen)
4. Rhamni Frangulae Cortex
Tan asal : Rhamnus frangula (Rhamnaceae)
Kandungan :
-kulit batang segar mengandung antron yang memiliki
daya purgativa sangat kuat
- Sesudah disimpan kulit frangula mengandung 2-4%
antrakinon, terutama glukofrangulin A dan B
- Selain itu ada frangulin A dan B

Penggunaan :
Sebagai purgativa
5. Rhamni Purshianae Cortex (Cascara sagrada)
Tan. Asal: R. purshiana DC.
Kandungan :
Setelah penyimpanan mengandung 6-
9% antrakinon terutama kaskarosida
A, B, C, dan D (Glikosida – C)

Glikosida O : emodin,, aloe emodin,


krisofanol, sejumlah diantron
3. Glikosida Saponin
 Glikosida saponin (biasa
disebut saponin) adalah
glikosida yang bila
dihidrolisis menghasilkan
aglikon (genin) + sapogenin
Sifat :
 Dalam air membentuk larutan koloidal dan bila dikocok berbusa
 Rasa pahit, tajam (dilidah menusuk) dan menyebabkan iritasi pada selaput
lendir
 Menghancurkan sel-sel darah merah dengan cara hemolysis dan sangat
toksis terutama pada binatang berdarah dingin  digunakan untuk racun
ikan
 Pada hidrolisa dihasilkan aglikon ”sapogenin” yang cepat terkristalisasi
setelah asetilasi
 Saponin yang sangat toksis sering disebut ”Sapotoxin” digunakan sebagai
racun serangga
 Bersifat lipofil, sehingga dapat menurunkan tegangan permukaan
Contoh saponin :
 Diosgenin; botogenin : dari genus Dioscorea
 Hecogenin : monogenin dan gitogenin : dari
spesies agave
 Sarsapogenin dan smilagenin : dari genus
smilax
 Sarmentogenin : dari genus Strophanthus
 Sitosterol : dari minyak tumbuh-tumbuhan
Hecogenin

Smilagenin Sarmentogenin
Contoh simplisia mgd Glikosida Saponin
Saponin Triterpenoid
1. Glycyrrhiza/Licorice Root/akar manis

2. Panax Ginseng/ Ginseng

Saponin Steroid
1. Dioscorea

2. Sarsaparillae Radix

3. Polygalae Senegae Radix


1. Glycyrrhiza/Licorice Root/akar manis
Merupakan akar dan rimpang dari :
 Glycyrrhiza glabra L → nama dagang
Spanish Licorice
 Glycyrrhiza glabra L var glandulifera →
nama dagang Russian Licorice
Famili : Leguminosae
Amilum

Serabut sklerenkim
Mengandung kristal
Oksalat (Serabut kristal)

Pembuluh kayu
(Xilem) dengan
penebalan noktah

Sel parenkim

Kristal oksalat
Kandungan :
 Glikosid saponin yakni
Glycyrrhizin (Glycyrrhizic acid)
→ yang rasa manisnya 150 x
gula
 Bila dihidrolisa → rasa manis
hilang, terbentuk 2 mol aglikon
glycyrrhetic acid (merupakan
derivat penta cyclic triterpen
yang merupakan tipe amyrin) + Glycyrrhizin
2 mol glucoronic acid
 Glikosida flavonoid yakni
Liquiritin dan iso liquiritin
 Derivat caoumarin, herniarin dan
umbelliferone, asparagine,
glucose, mannitol dan ± 20%
amilum
Kegunaan :
 Ekspektoran, laksativa

 Untuk menutupi rasa pada aloe, NH4Cl,


quinin
 Pada beer untuk menambah buih

 Ekstrak → peptic ulcer


2. Ginseng
 Merupakan akar dari Panax quinquefolium dan Panax Ginseng C.A (Araliaceae)
 Merupakan tumbuhan liar di hutan-hutan AS, Canada dan Asia (Sekarang di
kultivasi di Jepang dan Korea)
 Akar dikumpulkan bila umur tanaman 3 – 6 tahun, bersihkan secara hati-hati dan
keringkan

Kandungan :
 Kompleks campuran dari
triterpenoid saponin yang
dikategorikan menjadi 3 yakni :
Panaxosides
Ginsenosides
Chihusetsu saponin
Penggunaan :
tonik, stimulan, diuretis, carminativ
insomnia, diabetes, impoten
3. Dioscorea
Beberapa species yang bisa dimakan dikenal sebagai Yam.
Mexican Yam → merupakan sumber cortison precursor
Yang dikultivasi antara lain
D. Spiculiflora; akarnya mengandung botogenin dan diosgenin (diosgenin
merupakan hasil hidrolisa dioscin yang merupakan precursor utama dari
glucocorticoid)

Dioscin Dioscorea sp (Wild Mexican Yam)


Catatan :
 D. floribunda/Mexican Yam → menurut departemen
pertanian US → merupakan sumber steroid yang
baik
 D. zingiberensis Wright → kultivasi di Cina (sumber
steroid)
 D. hispida (gadung) → banyak tumbuh di Indonesia
4. Sarsaparillae Radix
Tan asal:
 Smilax aristolochiae Folium (Sarsaparilla Mexico,
Sarsaparilla Vera Cruz, Sarsaparilla abu-abu)
 Smilax regelii (Sarsaparilla honduras, Sarsaparilla
coklat)
 Smilax febrifuga (Sarsaparilla Ekuador/Peru,
Sarsaparilla guajaquil)
Famili : Liliaceae/Smilaceae
Saponin=saponin steroid
Sarsaponin (sarsaponosid)  sarsapogenin + 2 glukosa + 1
Ramnosa
Glikosida saponin  smilagenin
Penggunaan : untuk obat penyakit kulit (spilis)

Smilagenin
5. Polygalae Senegae Radix
Tan asal :
Polygala senega
Polygala senega var latifolia
Famili : Polygonaceae
Saponin : 8 macam saponin triterpen
Saponin utama : Senegin  preseneginin, glukosa, fruktosa,
ramnosa, ksilosa, galaktosa

Penggunaan : Ekspektoran dan stimulan


Sediaan herbal : Lelap
4. Cyanophore Glycosides/Cyanogenic
Glikosida sianofor
Glikosida yang bila dihidrolisa salah satu
hasilnya hydrocyanic acid (HCN) dan
kebanyakan di dapat pada famili Rosaceae
Enzim amigdalase + prunase
adalah bagian dari enzim emulsin
yang terdapat bersama – sama
amigdalin di dalam Amygdalae
Semen Dari Tanaman Prunus
amygdalus Batsch var amara
(Famili : Rosaceae)
Amygdalin
 Contoh : amygdalin → pada hidrolisa ada 3
tahap :
Tahap I : amygdalin melepaskan 1 mol glucosa
dan 1 mol mandelonitrile glukosid
Tahap II : mol glucosa lepas dan membentuk
benzaldehid dan hydrocyanic acid
Tahap III : mandelonitrile terurai menjadi
benzaldehyde dan hydrocyanic acid
1. Laurocerasi Folium
→Tan. Asal : Prunus Laurocerasus (Rosaceae)
→Kandungan :
Glikosida Prulaurasin (glikosida D L mandelonitril
Glikosida sejenis lainnya :
Prunasin (Prunus padus), aglikon D-mandelonitril)
Sambunigrin (Sambucus nigra), aglikon L-mandelonitril

Sambunigrin
5. Isothiocyanate Glycosides/
Glikosida isotiosianat
Glikosida yang aglikonnya senyawa isotiosianat
R – N= C=S
→ dijumpai pada biji tanaman famili Cruciferae

Yang terpenting :
Sinigrin → pada Black mustard
Sinalbin → pada white mustard
Gluconapin → pada rape seed (sejenis lobak)
→ bila dihidrolisis dengan enzim myrosin → mustard oil
Sinalbin

Sinigrin
1. Sinapsis Nigrae Semen
(Biji Mustard Hitam)
→ Tan. Asal : Brassica nigra L, Brassica juncea
→ Kandungan :
Sinigrin (1-2%)
Enzim mirosin
Minyak atsiri (0,7 – 1,3%)
Minyak lemak (27%)
Protein (30%)
Sinapin SO4
2. Sinapsis Albae Semen
(Biji mustard putih)
Tan asal : Sinapsis alba L., Brassica alba
(Brassicaceae/Cruciferae)
Kandungan : Sinalbin 2,5%, minyak lemak 30%,
enzim mirosin, protein 23% dan lendir
6. Flavonol glycosides/
Glikosida flavonol
→ aglikon umumnya flavonoid
Banyak flavonoid terdapat di alam, tersebar
pada tumbuh-tumbuhan tinggi sebagai pigmen
warna, antara lain : rutin, quersetin,
hesperidin, hesperitin
Identifikasi aglikon flavonoid
1. Reaksi Wilson – Tanbock
 1 ml larutan 1, uapkan sampai kering.
 Basahkan dengan aseton dan tambahkan serbuk
halus asam borat dan asam oksalat.
 Panaskan hati-hati di atas penangas air.
 Campur sisa yang didapat dengan 10 ml eter.
 Amati dengan sinar UV 365 nm. Jika berfluorosensi
kuning intensif berarti ada flavanoida.
2. Reaksi Shinoda
a. Ditambahkan serbuk Mg dan HCl biarkan 1-
2 menit→ warna merah jingga-violet
b. Ditambahkan serbuk Zn dan HCl biarkan 2-5
menit → merah
3. Reaksi Zirkonium – As. Sitrat
Ditambahkan ZnOCl2 dan metanol → kuning
tambahkan asam sitrat → kuning stabil
4. Reaksi dengan Na.Borohidrida (NaBH4)

Ditambahkan NaBH4 dan HCl → merah ungu


1. Rutae Folium
Tan. Asal : Ruta graveolens L (Rutaceae)

Rutin
Quersetin
Hesperidin
Senyawa yang mengandung flavon = Flavonoid
7. Alcohol glycosides/
Glikosida alcohol
Contoh :
 Salicin yang merupakan glikosid dari
beberapa species Salix populus

Salicin
1. Salix Purpurea
 Species lain S. frangilis (salicaceae)
 Salicin oleh emulsin dihidrolisa menjadi D
glucosa dan saligenin (salicyl alcohol)

 Penggunaan :
 Antirheumatic
8. Aldehyde glycosides /
Glikosida aldehid
 Contoh : Vanilin (4 hidroksi 3 metoksi
benzaldehyde)
 Simplisia :
 Vanilla/Vanilla bean/Vanillae Fructus/Buah
vanila
 Merupakan buah yang tua tetapi belum masak
dari Vanilla planifolia andrewa (Orchidaceae)
Vanilin

Salinigrin (Salix discolor)


M – hidroksi benzaldehida +
glukosa
Helisin  0 – hidroksi
benzaldehida + glukosa
Amigdalin Vanilla planifolia
Thank you

Anda mungkin juga menyukai