GLIKOSIDA
4.1 PENDAHULUAN
Glikosida adalah suatu senyawa, bila dihidrolisis akan terurai menjadi
gula (glikon) dan senyawa lain (aglikon atau genin). Glikosida yang gulanya
berupa glukosa disebut glukosida.
Struktur Glikosida : Glikon - O - Aglikon
4.1.1. Gula
Pada umumnya berupa glukosa, Fruktosa, Laktosa, Galaktosa, dan
manosa, tetapi dapat juga berupa gula yang khusus seperti sarmentosa
(sarmentosimarin), oleoandrosa (Oleandrin), simarosa (simarin), dan rutinosa
(rutin).
4.1.2. Aglukosa (Genin)
Mempunyai gugus OH dalam bentuk alkoholis atau fenolis.
4.2. Bentuk Ikatan
Berdasarkan ikatan antara glikon dan aglikon, glikosida dapat dibedakan
menjadi :
a. Tipe O-eterosida atau O-glikosida
b. Tipe S-heterosida atau S-glikosida
Contoh : Sinigrin
c. Tipe N-heterosida atau N-glikosida
Contoh : nikleosidin, krotonosidin
d. Tipe C-heterosida atau C-glikosida
Contoh : Alonin, viteksin
4.3. Konfigurasi
- Glikosida yang berkhasiat obat dapat digolongkan menjadi :
1. Kardioaktif 4. Sianofor
(glikosida 5. Tiosianat
jantung) 6. Lakter
2. Antrakinon 7. Fenol
3. Saponin 8. Lainnya.
4.4. Kegunaan bagi Tanaman
1. Untuk cadangan gula untuk sementara
2. Menjaga diri terhadap hama dan penyakit
Ex : Solanum pimpinellifolium, mengandung Tomatin
3. Mencegah saingan dari tanaman lain
Ex : Tanaman Quercus mengandung Tinin glikosida
4. Pengatur turgor
5. Mencegah Keracunan
4.10.4 Digoksin
4.13.1 Kegunaan
Saponin menyebabkan stimulasi pada jaringan tertentu misalnya, pada
epitel hidung, bronkus, ginjal, dsb. Saponin dapat mempertinggi
resorpsi berbagai zat oleh aktivitas permukaan. Saponin juga dapat
meregang partikel tak larut dan menjadikan partikel tersebut tersebar
dan terbagi halus dalam larutan. Saponin bisa juga sebagai prekursor
hormon steroid seperti Dioscorea Sp, Yucca Sp. Untuk racun ikan
seperti Derris eliptica.
4.13.1 Biosintesis glikosida saponin
Saponin berdasarkan struktur kimia aglikonnya dibedakan menjadi :
1) Saponin netral dengan inti steroid
2) Saponin asam dengan struktur triterpenoid
Glikosida antrakinon bila dihidrolisis akan terurai menjadi di,tri atau tetra- hidroksi
antrakinon sebagai aglikon atau modifiksi dari senyawa tersebut.
Contoh:
4.16.1 Biosintesis
Pada penelitian dengan Penicillium islandicum, mikroorganisme tersebut diberi asetat
radioaktif yang akan diubah menjadi antrakinon. Senyawa asetat tersebut melalui kondensasi
“a head to tail” diubah menjadinasam poli β-ketometilen.
Aglikon dari glikosida ini adalah senyawa fenil propanoid seperti fenilalanin dan
tirosin. Biosintesis senyawa ini dilakukan melalui kunci asam sikmat.
Perubahan fenilalanin menjadi tirosin dapat terjadi pada binatang menyusui, tetapi
tidak pada tumbuh-tumbuhan. Fenilalanin pada tanaman Prunus lauroceracus
menunjukan bahwa asam amino ini berfungsi sebagai prekursos prulaurasin (DL-
mandelonitril glukosida)natau prunasin (D-mandelonitril glukosida)
Beberapa contoh:
1. Amigdalin, yerdapat dalam biji pada tanaman yang termasuk family Rosaceae
seperti Prugnus amygdalus var. amara bila terhidrolisis akan terbentuk D-
mandelonitril.
2. Prulaurasin, terdapat pada daun Prunus lauroceracus dan Cotoneaster
microphylia.
3. Prunasin, terdapat pada Prunus lauroceracus, Prunus padus, dan Prunus ceracus.
4. Sambunigrin, terdapat pada daun Sambucus nigra dan Ribes rubrum serta
isometric dengan prunasin dan prulaurasin.
4. 19 Glikosida tiosianat
Glikosida dengan aglikon tiosianat terdapat pada biji beberapa tanaman familia
Cruciferae, glikosida ini diantaranya adalah sinigrin dari mustard hitam, sinablin dari
mustard putih, glukonafin dari biji “rape”, yang bila dihidrolisis oleh enzim mirosin akan
terbentuk minyak mustard.
4. 19.1 Biosintesis
Aglikon dari glikosida tiosianat terdiri dari derivate alifatik atau aromatik. Biosintesis
dapat dilakukan dengan melalui asetat atau asam sikimat. Contoh : Brassica nigra
* Mustard : Biji masak yang telah dikeringkan dari Brassica nigra atau Brassica juncea.
Mengandung glikosida sinigrin atau enzim mirosin.
* Mustard Putih : Biji masak yang telah dikeringkan dari tanaman Brassica alba.
Mengandung enzim mirosin dan glukosida sinalbin. Bila terhidrolisis menghasilkan akrinil
isotiosianat.
4. 20 Glikosida aldehid
1. Koniferin
2. Eugenol
3. Lignin
Biosintesis glikosida alkohol, Aldehid, lakton, dan fenol : Dari asam sikamat sampai
precursor C6 – C3. Dari asam sinamat dapat menjadi arbutin, O-kumaril glukosida,
glukovanillinatau salisin.
4. 22 Salisin
Salisin adalah glikosida yang diperoleh dari beberapa salix atau populous seperti salix
purpurea dan salix fragilis.
4. 23 Kromatografi kertas
Kromatografi kertas dilakukan menggunakan kertas saring, Whatman no.1 dalam 4
pelarut yang berbeda yakni : larutan yang mengandung : Glukosa, Galaktosa,
arabinosa, xilosa, dan ramnosa dan pelarut yang digunakan isopropanol 10 %. Kadar
tiap gula 0,5% berat. Pemisahann akan berhasil baik bila waktu rambat antara 18 – 24
jam. Kertas saring yang telah kering kemudian disemprot dengan anilin hydrogen
ftalat dalam eter butanol, lalu dikeringkan. Dan kertas saring dipanaskan selama lima
menit untuk melihat perbedaan warna.
Gula Rf (x100) Dalam Warna dengan
aniline
Glukosa 12 16 24 34 Coklat
Galaktosa 12 16 21 38 Coklat
Arabinosa 18 22 29 52 Merah
Xilosa 20 26 35 43 Merah
Ramnosa 32 37 47 60 Coklat
Asam Gluko 16 21 03 13 kekuningan
Ronat 30 33 52 55 Kuning – jingga
Asam 15 19 03 15 Kuning – jingga
Galakturonat 27 36 45 62 Merah
Ribosa 19 21 29 54 Kuning
Fruktosa 22 24 54 59 Merah jambu
Apiosa 17 23 29 44 Coklat
Manosa
Dua gula yang sulit dipisah dengan kromatogram lapis kertas ialah glukosa dan
galaktosa. Gula tersebut dapat terpisah dalam kromatogram bila dilakukan selama 24
jam menggunakan pelarut BBPW dan fenol glukosa serta fruktosa akan dipisahkan
tetapi tidak dengan sukrosa.
Ramnosa dapat diukur dengan resolsinol H2SO4 M atau aniline Hidrogen flatat.
Glukoda dan galaktosa dapat ditetapkan secara enzimatik dengan menggunakan
glukosa oksidase dan galaktosa oksidase. Enzim ditambahkan pada larutan gula atau
disemprotkan pada kromatogram. Gula yang teroksidasi menghasilkan senyawa yang
bereaksi dengan aniline Hidrogen Flatat.