Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu zat aktif yang banyak ditemukan di alam dan juga di tumbuhan adalah
glikosida. Glikosida adalah suatu senyawa kimia bahan alam yang apabila dihidrolisis
menghasilkan satu atau lebih gula (glikon) dan senyawa bukan gula. Jika gula yang
menyusunnya glukosa maka disebut dengan glukosida. Sedangkan jika senyawa gula yang
membentuk selain glukosa seperti ramnosa, digitoksa, simarosa dan gula lainnya disebut
glikosida. Senyawa penyusun glikosida bukan gula disebut aglikon. Tidak semua tanaman
dapat dijadikan sebagai bahan obat. Tanaman-tanaman yang dijadikan obat tentu saja adalah
tanaman yang memiliki kandungan atau zat-zat yang dapat bermanfaat bagi kesehatan dan
kesembuhan tubuh. Glikosida adalah bagian yang penting dalam ilmu Farmakognosi,terutama
dalam pengembangannya menjadi sediaan simplisia.
Biosintesis glikosida terdiri dari 2 bagian. Reaksi secara umum adalah penggabungan
residu gula dengan aglikon. Diduga reaksi transfer ini sama pada semua sistem biologi.
Hal ini kontras dengan jalur biosintesis yang bervariasi pada pembentukan aglikon
yang cenderung harus dipertimbangkan satuper satu.Jalur biosintesis secara prinsip
pembentukannya melibatkan transfer gugus uridylyl dari uridintrifosfat menjadi gula-1-
fosfat. Enzim yang mengkatalis reaksi adalah uridylyl transferase dan telah dapat diisolasi dari
tanaman, hewan dan mikroba. Fosfat dari pentosa, heksosa dan derivat gula lainnya mungkin
terlibat. Reaksi lainnya dimediasi oleh glikosil transferase, melibatkan gula dari uridindifosfat
menjadi akseptor (aglikon) lalu, membentuk glikosida. Berbagai macam glikosida dapat
ditemukan pada beberapa tanaman berdasarkan golongan claus nya, seperti contohnya
glikosida sianopora, glikosida isotiosianat dan glikosida flavonol. Manfaat dari glikosida
tersebut bermacam-macam diantaranya sebagai antibakteri, obat jantung, antikanker dll.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan glikosida sianopor ?
2. Bagaimana biosintesis, identifikasi dan manfaat klinis senyawa glikosida sianopor
dalam tumbuhan ?
3. Apa yang dimaksud dengan glikosida isotiosianat ?
4. Bagaimana biosintesis, identifikasi dan manfaat klinis senyawa glikosida isotiosianat
dalam tumbuhan ?
5. Apa yang dimaksud dengan glikosida flavonol ?
6. Bagaimana biosintesis, identifikasi dan manfaat klinis senyawa glikosida flavonol
dalam tumbuhan ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan glikosida sianopor.
2. Mengetahui bagaimana biosintesis, identifikasi dan manfaat klinis dari glikosida
sianopor pada tumbuhan.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan glikosida isotiosianat.
4. Mengetahui bagaimana biosintesis, identifikasi dan manfaat klinis dari glikosida
isotiosianat pada tumbuhan.
5. Mengetahui apa yang dimaksud dengan glikosida flavonol.
6. Mengetahui bagaimana biosintesis, identifikasi dan manfaat klinis dari glikosida
flavonol pada tumbuhan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Glikosida
2.1.1 Pengertian Glikosida
Glikosida merupakan salah satu senyawa jenis alkaloid. Alkaloid adalah senyawa
metabolit sekunder pada jaringan tumbuhan dan hewan yang memiliki atom nitrogen (Hartati,
2010). Glikosida terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu gula yang disebut dengan
gliko dan bukan gula biasa disebut aglikon. Glikosida yang menghubungkan glikon dan
aglikon ini sangat mudah terurai oleh pengaruh asam, basa, enzim, air, dan panas (Rahayu dan
Hastuti, 2008).
Glikosida terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu gula (glikon) dan bukangula
(aglikon). Reaksi lainnya dimediasi oleh glikosil transferase,melibatkan gula dari
uridin difosfat menjadi akseftor (aglikon) lalu,membentuk glikosida. Apabila bagian
aglikon dari suatu glikosida juga merupakan gula, maka glikosida ini disebut holosida, sedang
kalau bukangula disebut heterosida. Pembicaraan tentang biosintesa dari heterosidaumumnya
terdiri dari dua bagian yang penting. Yang pertama adalahreaksi umum bagaimana
bagian gula terikat dengan bagian aglikon,diperkirakan reaksi transfer ini sama pada
semua sistem biologik. Inikemudian dilanjutkan dengan pembicaraan secara mendetail
tentangjalannya reaksi biosintesa untuk berbagai jenis aglikon yang akanmenyusun
glikosida.Penggolongan glikosida didasarkan kepada aglikolat atau geninyang terikat
padanya.

2.1.2 Sifat Glikosida


1. Mudah menguap, mudah larut dalam pelarut polar seperti air, mudah terurai dalam
keadaan lembab dan lingkungan asam (Gunawan dan Mulyani, 2002)
2. Senyawa glikosida memiliki sifat aqua yang signifikan sehingga memudahkan
perjalanannya dalam sistem metabolisme karena sel manusia mengandung 42 liter air dan
3 liter di antaranya merupakan pelarut subtansial untuk darah. Sifat ini akan mempercepat
perjalanan suatu molekuler untuk mencapai reseptor maupun untuk eliminasi. Senyawa
glikosida yang memiliki dua kutub berlawanan yaitu polar dan nol-polar namun secara
total memiliki sifat polaritas yang tinggi. Dengan demikian molekul glikosida berpotensial
sebagai bahan farmasi terutama obat jika ditinjau dari kinetika dalam sistem metabolisme [
CITATION Rij16 \l 1033 ].

2.1.4 Kinetika Glikosida dalam Metabolisme


Absorbsi suatu senyawa dalam sistem metabolisme ditentukan sifat fisika dan kimia
yaitu tergantung pada sifat jaringan anatomi sel yang dilewati. Senyawa glikosida bersifat
sangat polar sehingga secara teori mudah terabsorbsi dalam sel, yang didominasi oleh sistem
polar karena presentase jumlah air yang sangat dominan. Namun demikian sistem enzim yang
bertugas untuk mencegah atau membantu perjalanan suatu xenobiotik dalam sel, senyawa
glikosidapun akan mengalami berbagai hambatan dalam melintasi sistem metabolisme.
Senyawa glikosida yang merupakan senyawa alami pasti terdapat sejumlah enzim yang
berperan sebagai katabolis ataupun anabolis atau hanya membantu perjalanan xenobiotik
tersebut. Secara ikatan kimia, senyata glikosida terbentuk dengan ikatan glikosida (-O-)
sehingga secara teori akan terdapat enzim yang mengkatabolis senyawa glikosida tersebut,
terutama dalam sistem pencernaan karbohidrat. Namun demikian secara kimia suatu ikatan
dipengaruhi oleh kedudukan gugus lain termasuk ikatan kimia baik itu secara sterik maupun
induksi. Oleh karena itu senyawa glikosida ditinjau dari segi sifat fisika polaritas sangat
memungkinkan perjalanannya dalam sistem metabolisme menjadi lebih mudah. Senyawa
glikosida yang dapat masuk dalam sistem aliran darah sebagai media transportasi akan mudah
mencapai reseptor karena mudah terabsorpsi oleh sel jaringan yang juga didominasi oleh aqua
atau air atau bersifat hidrofil [ CITATION Rij16 \l 1033 ].

2.2 Golongan Sianopora


2.2.1 Pengertian
Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua bagiansenyawa, yaitu gula
(glikon) dan bukan gula (aglikon). Umunya glikosida dipengaruhi oleh asam, basa, enzim, air
dan panas. Glikosida Sianofor/Glikosida sianogen adalah glikosida yang pada ketika
dihidrolisis akan terurai menjadi bagian-bagiannya dan menghasilkan asam sianida (HCN).
Glikosida Sianopor yang paling umum adalah turunan mandelonitril. Kelompok ini
direpresentasikan dari Amygdalin dan prunasin.

2.2.2 Biosintesis
Aglikon-aglikon dari glikosida sianofor yang digunakan dalam pengobatan adalah
senyawa-senyawa fenilprokanoid, yang merupakan turunan dari asam amino C6 – C3 seperti
fenilalanin dan tirosin. Biosintesa senyawa ini adalah melalui “Shikimic Acid Pathway”.
Jalur biosintesis sianofor
Setelah terbentuk asam shikimat dapat mengalami fosforilasi dan bereaksi dengan
asam fosfoenolpiruvat membentuk asam profenat, yang selanjutnya melalui asam
fenilpiruvat menjadi fenilalanin.
Glikosida sianofora yang lazim adalah turunan mandelonitril (benzaldehidsianohidrin).
Golongan ini diwakili oleh amyqdalin, Baik amigdalin maupun prunasin bila dihidrolisis
menghasilkan D-mandelonitril sebagai aglikon, sedangkan sambunigrin dan Sambucus
nigra menghasilkan L-mandelonitril sebagai aglikon. Bila amigdalin dihidrolisis akan
menghasilkan 2 molekul glukosa bukan maltosa. Hidrolisis amigdalin berlangsung dalam
tiga tahap, yaitu :
1) molekul dihidrolisis dan melepaskan satu molekul glukosa dan satu molekul
mandelonitril glukosida.
2) molekul glukosa kedua dilepas dan menghasilkan mandelonitril, dan;
3) mandelonitril terurai menjadi bebzaldehid dan asam sianida. Enzim ernulsin, yang
terdapat dalam biji amandel terdiri dan dua enzim, yaitu amigdalase yang
mengakibatkan hidrolisis sesuai dengan tahap satu dan prunase yang menghidrolisis
sesuai dengan tahap dua.
a. Amygdalin, yang terdapat dalam kadar tinggi pada buah amandel pahit, biji
apricot, cherries, peaches, plums dan banyak biji pada suku Rosaceae.
b. Prunasin yang terdapat dalam Prunus serotina.
Namun tumbuhan yang termasuk kelas Dicotyledoane ini baik di dalam umbinya
mengandung zat glikosiacyanogenik, dimana zat ini dapat menghasilkan asam sianida (HCN)
atau senyawa asam biru yang sangat bersifat racun.

2.2.3 Klasifikasi dan Morfolagi Glikosida Sianopora Pada Tumbuhan Singkong


(Manihot utilissima Pohl)
Salah satu tanaman yang mempunyai khasiat obat adalah Euphorbia milii Ch. Des
Moulins. Secara farmakologi mengandung beberapa gugus senyawa kimia yang dapat
dimanfaatkan sebagai obat. Batang tanaman mengandung glikosida sianopora/sianogenik,
glikosida antrakuinon, euphorbone, taraxerone, taraxenon, epifriedelanol, sterol,
progesterone, karbohidrat,asam sitrat dan asam malat.
A. Klasifikasi
- Kingdom : Plantae
- Super Divisi : Spermatophyta
- Divisi : Magnoliophyta
- Kelas : Magnoliopsida
- Sub Kelas : Rosidae
- Ordo : Euphorbiales
- Famili : Euphorbiaceae
- Genus : Manihot
- Spesies : Manihot utilissima Pohl
B. Morfologi
1. Akar
Akar tumbuhan masuk dalam tanah dengan kedalaman 0,5 sampai 0,6 m. sebagian akar
ubi kayu dimanfaatkan untuk menyimpan bahan makanan seperti karbohidrat. Maka dari itu
buah singkong dapat disebut juga dengan umbi batang. Karena menjadi tempat untuk
menyimpan cadangan makanan dalam ukuran yang cukup besar bahkan sampai mengalahkan
ukuran akar lainnya. Akar umbi yang besar inilah yang dapat disebut juga dengan umbi
singkong. Warna dari umbi singkong yaitu coklat atau kelabu. Kulit dalamnya memiliki
warna kuning kemerahan agak putih dengan warna daging kuning serta putih.
3. Batang
Manihot utillissima atau yang biasa lebih dikenal dengan sebutan nama singkong ini
mempunyai batang yang berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, berkayu serta tumbuh
dengan cara memanjang. Batang dari tanaman singkong ini bisa tumbuh sekitar 2 sampai 3
cm. Selain itu untuk ukuran batang tanaman singkong ini berbeda-beda tergantung dari
varietas atau jenisnya, misalnya besar serta mempunyai batang yang berwarna kecoklatan.
4. Daun
Tanaman singkong mempunyai daun yang berbentuk seperti 5 jari dan juga berbentuk
lonjong yang mempunyai garis pada setiap daun dengan tepi yang terlihat rata. Sedangkan
pada bagian ujung dari daun tanaman singkong tersebut terlihat seperti cukup sangat tajam.
Daun singkong mempunyai warna hijau tua dan ada juga daun yang mempunyai warna agak
kekuningan. Singkong merupakan salah satu dari tanaman yang umbinya bisa dikonsumsi.
Apabila Anda lihat dari kandungan yang ada terdapat di dalam singkong, maka tanaman ini
mempunyai gizi yang cukup sangat tinggi. Tanaman yang berasal di Sumatera ini dikenal
dengan nama ubi kayu dan juga mempunyai banyak sekali manfaat untuk kesehatan. Salah
satunya yaitu untuk mengatasi berbagai macam penyakit rematik. Cara untuk mengobatinya
hanya dengan mengambil 5 lembar dari daun singkong, kapur sirih, serta 15 gram jahe merah.
5. Bunga
Bunga tanaman singkong muncul pada tiap ketiak cabang. Untuk bunga betinadapat
berkembang lebih dulu dan matang pada saat tumbuhan berumur 3 sampai 4 minggu. Jika
definisi bunga tidak dibuahi dalam jangka waktu 24 jam maka bunga akan layu serta gugur.
Untuk bunga jantan tanaman ubi kayu akan matang dalam jangka waktu sebulan kemudian,
sehingga penyerbukannya terjadi secara menyilang.
6. Buah
Buah pada Tanaman Ubi Kayu disebut sebagai Umbi. Umbi pada Tanaman Ubi Kayu ini
terbentuk dari akar yang berubah bentuk dan fungsinya sebagai tempat penyimpanan makanan
cadangan. Bentuk umbi pada Ubi Kayu bermacam-macam, namun kebanyakan berbentuk
silinder dan meruncing, dan beberapa diantaranya bercabang. Selain itu bentuk umbi biasanya
bulat memanjang. Sedangkan daging umbi mengandung zat pati berwarna putih gelap dan tiap
tanaman menghasilkan 5-10 buah (Kurnia & Marwatoen, 2016).

2.2.4 Cara Memperoleh


A. Tumbuhan Singkong
Singkong yang digunakan adalah jenis singkong pahit. Pengambilan daun singkong
diambil dari lahan perkebunan yang erdapat tumbuhan singkong. Selanjutnya daun singkong
dipetik pada bagian daun muda. Kemudian daun dimasukkan ke dalam kantong plastik dan
siap dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi.

B. Senyawa Glikosida Sianopora Pada Tumbuhan Singkong (Manihot utilissima Pohl)


Sampel umbi singkong yang sudah dihaluskan ditimbang sebanyak 20,000 gram,
kemudian dimasukkan dalam erlenmeyer 250 mL.

2.3 Golongan Isotiosianat


2.3.1 Pengertian
Glikosida Isotiosianat merupakan banyak biji dari beberapa tanaman keluarga
Crucifera mengandung glikosida yang aglikonnya adalah isotiosianat. Aglikon ini merupakan
turunan alifatik atau aromatik. Senyawa-senyawa yang penting secara farmasi dari glikosida
ini adalah sinigrin (Brassica nigra = black mustard), sinalbin (Sinapis alba = white mustard)
dan glukonapin (rape seed).
2.3.2 Biosintesis
Aglikon dari glikosida isotiosianat dapat merupakan senyawa alifatik atau turunan
aromatik. Penelitian dengan radio isotop telah menunjukkan bahwa aglikon yang berupa
senyawa alifatik biosintesanya dapat melalui “Acetate Pathway” sedang yang aromatik
melalui “Shikimic Acel Pathwey”.
2.3.3 Klasifikasi dan Morfolagi Glikosida Isotiosianat Tanaman Kelor (Moringa
oleifera Lam)
Kelor memiliki batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis,
permukaan kasar. Tinggi tanaman dapat mencapai 10 meter dengan percabangan simpodial,
arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Daun kelor
merupakan daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling, beranak daun gasal
(imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda. Tanaman ini berbuah setelah
berumur 12-18 bulan dengan bentuk buah panjang bersegi tiga, panjang 20-60 cm, buah muda
berwarna hijau dan setelah tua menjadi berwarna coklat. Biji berbentuk bulat, berwarna coklat
kehitaman. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak. (Kristina dan Syahid,
2014).
A. Klasifikasi
Klasifikasi tanaman kelor menurut USDA (2013) adalah sebagai berikut.
- Kingdom : Plantae
- Subkingdom : Tracheobionta (vascular plants)
- Superdivisi : Spermatophyta (seed plants)
- Divisi : Magnoliophyta (flowering plants)
- Kelas : Magnoliopsida (dicotyledons)
- Subkelas : Dilleniidae
- Famili : Moringaceae
- Genus : Moringa
- Spesies : Moringa oleifera Lam
B. Morfologi
1. Akar
Jenis akar kelor termasuk kedalam akar tunggang, ukurannya lumayan besar dan
menyerupai seperti lobak. Akar biasanya berwarna putih, sistem perakaran sangat rapat
sehingga karakter akar cukup kokoh. Bahkan akar sering digunakan untuk mencegah erosi
karena dinilai kuat untuk menahan tanah yang terkikis oleh air. Tumbuhan ini dapat hidup
disegala kondisi tanah, bahkan dalam kondisi 6 bulan dengan tanah kering pun tumbuhan ini
masih dapat bertahan hidup.
2. Batang
Batang milik tanaman kelor adalah berkayu, bercabang simpodial atau arah cabangan
miring dan tegak, berbentuk silindris, tumbuh tegak, biasanya berwarna putih, dan bagian luar
batang mempunyai kulit tipis. Batangnya sangat kuat serta tidak mudah patah. Batang dapat
tumbuh tinggi hingga 7 sampai 12 meter, bagian luar batang kasar.
3. Daun
Selain bentuk keseluruhan tanaman, orang dapat mengenali tanaman ini dengan bentuk
daunnya. Ukuran daun bervariatif, bentuknya menyirip gasal dan posisi tiap daunnya
berselang-seling. Terdapat satu buah ibu tangkai dan bercabang memiliki anak ranting rakhis,
rakhila, danrakhiolus. Daun berwarna hijau, akan berubah warna menjadi gelap jika sudah tua,
membulat dari pangkal sampai ujung daun. Samping daunnya rata dan tipis.
4. Bunga
Jenis bunga tanaman kelor adalah majemuk, bunga akan tumbuh dibagian ketiak daun.
Umumnya bunga memiliki warna kuning kecoklatan, terdapat 1 buah putik dan 1 bakal buah
5. Buah
Bentuk buahnya memanjang, tunggal, termasuk kedalam jenis polong-polongan. Buah
memiliki ukuran panjang yang lumayan, yakni berkisar 20 – 45 cm, ketika masih muda buah
akan berwarna hijau, dan setelah tua buah akan berganti warna menjadi coklat.

2.3.4 Cara Memperoleh Sample Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam)


Sebanyak 600 gram daun kelor segar dikeringkan dan dilembutkan dengan menggunakan
blender, lalu dilakukan maserasi dengan ditambahkan pelarut etanol 96% dimasukkan ke
dalam wadah, ditutup dan dibiarkan selama 2 hari dan terlindungi dari sinar matahari. Setelah
itu, campuran tersebut disaring sehingga didapat maserat. Ampas dimaserasi dengan etanol
96% menggunakan prosedur yang sama. Maserasi dilakukan sampai didapat maserat yang
jernih. Maserat diuapkan dengan menggunakan alat penguap vakum putar pada suhu 400C.
Ekstrak daun kelor selanjutnya dilakukan skrining fitokimia untuk mendeteksi senyawa aktif
tumbuhan tersebut.

2.4 Golongan Flavonol


2.4.1 Pengertian
2.4.2 Biosintesis
2.4.3 Klasifikasi dan Morfolagi Glikosida Flavonol Pada Tumbuhan
2.4.4 Cara Memperoleh Glikosida Flavonol Pada Tumbuhan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Golongan Sianopora
3.1.1 Identifikasi Glikosida Sianopora Pada Tumbuhan Singkong (Manihot utilissima
Pohl)
Menurut Arisman (2009: 153), berdasarkan kadar HCN singkong dibedakan menjadi
empat kelompok adalah sebagai berikut:
1. Singkong Manis
Singkong manis banyak dikonsumsi secara langsung atau digunakan untuk jajanan
tradisional. Rasa manis singkong disebabkan oleh kadar asam sianida yang sangat
rendah hanya sebesar 0,04%.
2. Singkong Pahit Agak Beracun
Singkong jenis ini memiliki kadar HCN 0,05%.
3. Singkong Pahit Beracun
Singkong beracun memiliki kadar HCN antara 0,08-0,10%.
4. Singkong Pahit Sangat Beracun
Singkong termasuk kategori sangat beracun apabila kadar HCN lebih dari 0,1%
[ CITATION Usm17 \l 1033 ].
Setelah senyawa yang diinginkan sudah didapat maka dilanjutkan dengan proses
identifikasi. Senyawa yang telah diperoleh dan di simpan di Erlenmeyer selanjutnya
ditambahkan 50 mL H2O, kemudian ditambahkan 10 mL larutan tartrat 10 % lalu direndam
selama 2 jam selanjutnya digantungkan kertas pikrat kemudian ditutup lalu dipanaskan dalam
penangas air 50֯C selama 30 menit, kemudian diamati perubahan warna yang terjadi pada
kertas pikrat. Apabila warna kuning pada kertas berubah menjadi kuning kecoklatan sampai
coklat kemerah-merahan berarti dalam sampel terdapat glikosida sianpora/sianogenik dengan
kandungan asam sianida (HCN) [ CITATION dkk14 \l 1033 ] [ CITATION Usm17 \l 1033 ].

3.1.2 Manfaat Glikosida Sianopora Pada Tumbuhan Singkong (Manihot utilissima


Pohl)
1. Umunya digunakan sebgai flavoring agent pada makanan.
2. Laetril atau vitamin B17 mengandung amigdalin dan berefek antikanker, dapat
digunakan untuk mengontrol sickle cell anemia[ CITATION dkk14 \l 1033 ].

3.2 Golongan Isotiosianat


3.2.1 Identifikasi Glikosida Isotiosianat Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam)
Kandungan kimia yang diperoleh dari daun kelor (Moringa oleifera, Lam) diantaranya
adalah vitamin, karotenoid, polifenol, asam fenolat, flavonoid, alkaloid, glukosinolat,
isotiosianat, tannin, saponin, dan oksalat (Leone et al, 2015). Sedangkan penapisan kimia yang
dilakukan oleh Patel et al (2014) menunjukkan bahwa ekstrak etanol dari daun kelor (Moringa
oleifera, Lam) positif mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, steroid, dan tannin.

Bagian Tanaman Kandungan tanaman


Akar 4 -(a-L-rhamnopiranoksiloxi)-benzilglukosinolat benzilglukosionolat,
aurantiamid asetat, dan 1,3 dibenzil urea
Batang 4-hidrosimellein,vanillin, B-sitostreon, asam oktakosanik dan B-
sitosterol
Kulit kayu 4-(a-L-rhamnopiranosiloksi)-benzilglukosinolat
Eksudat gum L-arabinosa,D-galaktosa,asam D-glukoronat,L-rhamnosa,D-
mannosa,D-xylosa dan leukoantosianin
Daun Glikosida niazirinin dan three mustard oil glycosides, 4-(4'-O-asetil-a-
L-rhammnosiloksi) benzyl) isotiosianat, niazirinin A dan B. Growth
promoters, asam fenolat, Gallant, klorogenat, dan ferulat. Flavonoid-
kaempferol,quercetin,dan rutin, asam askorbat, karotenoid (terutama
Lutein dan B- karoten)
Bunga Asam amino, sukrosa, d-glukosa, alkaloid, lilin, flavonoid-quersetin,
kaempferol, isoquersetin, rhamnetin, kaempferitin, mineral-
pottasium, kalsium
Biji tua Crucle protein, crucle fat, karbohidrat, metionin, sistein, 4-(a-L-
rhamnopiranosiloksi)-benzilglukosinolat, benzilglukosionolat,
moringin, mono+palmitat dan di-oleat trigliserida
Minyak tua Vitamin , Beta karoten, precursor vitamin A
Sumber: diolah kembali dari Singh et Al.,2012 dan Pandey et.al.2012
Kemudian untuk Identifikasi sebanyak 0,0549g sampel ditambahkan 0,1mg serbuk
magnesium dan 0,4ml amil alkohol dan 4ml alkohol kemu- dian campuran dikocok.
Terdapatnya kandungan Isotiosianat ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah, kuning,
atau jingga pada lapisan amil alkohol.

3.2.2 Manfaat Glikosida Isotiosianat Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam)


Pada bagian daunnya memiliki kandungan senyawa isotiosianat yang diketahui sebagai
hipotensif, anti kanker, penghambat aktivitas bakteri, dan jamur

3.3 Golongan Flavonol


3.3.1 Identifikasi
3.3.2 Manfaat

Anda mungkin juga menyukai