PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan glikosida sianopor.
2. Mengetahui bagaimana biosintesis, identifikasi dan manfaat klinis dari glikosida
sianopor pada tumbuhan.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan glikosida isotiosianat.
4. Mengetahui bagaimana biosintesis, identifikasi dan manfaat klinis dari glikosida
isotiosianat pada tumbuhan.
5. Mengetahui apa yang dimaksud dengan glikosida flavonol.
6. Mengetahui bagaimana biosintesis, identifikasi dan manfaat klinis dari glikosida
flavonol pada tumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Glikosida
2.1.1 Pengertian Glikosida
Glikosida merupakan salah satu senyawa jenis alkaloid. Alkaloid adalah senyawa
metabolit sekunder pada jaringan tumbuhan dan hewan yang memiliki atom nitrogen (Hartati,
2010). Glikosida terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu gula yang disebut dengan
gliko dan bukan gula biasa disebut aglikon. Glikosida yang menghubungkan glikon dan
aglikon ini sangat mudah terurai oleh pengaruh asam, basa, enzim, air, dan panas (Rahayu dan
Hastuti, 2008).
Glikosida terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu gula (glikon) dan bukangula
(aglikon). Reaksi lainnya dimediasi oleh glikosil transferase,melibatkan gula dari
uridin difosfat menjadi akseftor (aglikon) lalu,membentuk glikosida. Apabila bagian
aglikon dari suatu glikosida juga merupakan gula, maka glikosida ini disebut holosida, sedang
kalau bukangula disebut heterosida. Pembicaraan tentang biosintesa dari heterosidaumumnya
terdiri dari dua bagian yang penting. Yang pertama adalahreaksi umum bagaimana
bagian gula terikat dengan bagian aglikon,diperkirakan reaksi transfer ini sama pada
semua sistem biologik. Inikemudian dilanjutkan dengan pembicaraan secara mendetail
tentangjalannya reaksi biosintesa untuk berbagai jenis aglikon yang akanmenyusun
glikosida.Penggolongan glikosida didasarkan kepada aglikolat atau geninyang terikat
padanya.
2.2.2 Biosintesis
Aglikon-aglikon dari glikosida sianofor yang digunakan dalam pengobatan adalah
senyawa-senyawa fenilprokanoid, yang merupakan turunan dari asam amino C6 – C3 seperti
fenilalanin dan tirosin. Biosintesa senyawa ini adalah melalui “Shikimic Acid Pathway”.
Jalur biosintesis sianofor
Setelah terbentuk asam shikimat dapat mengalami fosforilasi dan bereaksi dengan
asam fosfoenolpiruvat membentuk asam profenat, yang selanjutnya melalui asam
fenilpiruvat menjadi fenilalanin.
Glikosida sianofora yang lazim adalah turunan mandelonitril (benzaldehidsianohidrin).
Golongan ini diwakili oleh amyqdalin, Baik amigdalin maupun prunasin bila dihidrolisis
menghasilkan D-mandelonitril sebagai aglikon, sedangkan sambunigrin dan Sambucus
nigra menghasilkan L-mandelonitril sebagai aglikon. Bila amigdalin dihidrolisis akan
menghasilkan 2 molekul glukosa bukan maltosa. Hidrolisis amigdalin berlangsung dalam
tiga tahap, yaitu :
1) molekul dihidrolisis dan melepaskan satu molekul glukosa dan satu molekul
mandelonitril glukosida.
2) molekul glukosa kedua dilepas dan menghasilkan mandelonitril, dan;
3) mandelonitril terurai menjadi bebzaldehid dan asam sianida. Enzim ernulsin, yang
terdapat dalam biji amandel terdiri dan dua enzim, yaitu amigdalase yang
mengakibatkan hidrolisis sesuai dengan tahap satu dan prunase yang menghidrolisis
sesuai dengan tahap dua.
a. Amygdalin, yang terdapat dalam kadar tinggi pada buah amandel pahit, biji
apricot, cherries, peaches, plums dan banyak biji pada suku Rosaceae.
b. Prunasin yang terdapat dalam Prunus serotina.
Namun tumbuhan yang termasuk kelas Dicotyledoane ini baik di dalam umbinya
mengandung zat glikosiacyanogenik, dimana zat ini dapat menghasilkan asam sianida (HCN)
atau senyawa asam biru yang sangat bersifat racun.