RESUME MATERI 3
Disusun oleh :
Dosen Pengampu :
Lia Puspitasari, S. Farm., M.Si., Apt.
Validasi/Verifikasi Metode
Farmakope, ISO 17025.2005 dan CPOB mensyaratkan bahwa metode pengujían yang
digunakan untuk menetapkan mutu produk farmasi dan pemenuhan persyaratan
mutu/spesifikasi, harus sudah dibuktikan kesesuaiannya terhadap akurasi, presisi dan
reliabilitasnya yang telah ditetapkan.
Para pengguna metode standard, misalnya yang terdapat dalam kompendia (farmakope
dan kodeks) tidak disyaratkan untuk memvalidasinya tetapi diwajibkan untuk
memverifikasi kesesuaian metode pada kondisi penggunaan.
Metode pengujian yang non-standard atau hasil pengembangan laboratorium sebelum
digunakan harus divalidasi dahulu.
Kegiatan validasi/verifikasi metode merupakan kegiatan yang terencana dan dilakukan
oleh personal yang terlatih.
Validasi metode analisis adalah suatu proses ilmiah yang dilakukan untuk membuktikan
bahwa karakteristik kinerja metode analisis telah memenuhi persyaratan yang sesuai
dengan tujuan pengunaannya. Atau konfirmasi melalui pengujian dan pengadaan bukti
yang objektif bahwa persyaratan tertentu untuk suatu maksud khusus dipenuhi.
(ISO 17025.2005, butir 5.4.5.1)
Verifikasi metode analisis adalah suatu proses ilmíah yang dilakukan laboratorium untuk
membuktikan bahwa laboratorium mampu menggunakan metode analisis standar
sesuai dengan tujuan penggunaannya pada kondisi nyata laboratorium.
Karakteristik kinerja metode (parameter validasi/verifikasi) yang dibuktikan harus
berdasarkan pada tujuan kegunaan, kategori dan kriteria metode tersebut.
SPESIFISITAS
Kemampuan untuk menguji secara tegas analit yang dimaksud dengan adanya
komponen lain atau yang diperkirakan ada seperti cemaran, hasil degradasi dan komponen
matriks.
Jika spesifisitas metode tidak ada atau kurang baik maka metode dapat dílengkapi
dengan prosedur analisis pendukung yang memadai seperti pemisahan : ekstraksi, destilasi,
SPE.
Pengujian
a. Untuk identifikasi senyawa aktif dalam bahan atau sediaan.
Metode harus mampu menyeleksi dan mengidentifikasi senyawa-senyawa yang ada
dalam sampel yang berkaitan dengan struktur molekulnya. Dapat dibuktikan dengan hasil
positif (atau dibandingkan dengan bahan acuan standar yang diketahui) dari sampel yang
mengandung analit dan dengan hasil negatif dari sampel yang tidak mengandung analit.
LINEARITAS
Keampuan untuk memperoleh hasil uji yang proporsional (sepadan) terhadap konsentrasi
analit dalam sampel dan dalam rentang konsentrasi yang digunakan secara langsung atau
melalui sesuai transpormasi matematik yang jelas.
Pengujian :
Menyiapkan larutan analit sebanyak minimal 6 konsentrasi dengan rentang 20 - 120% dari
konsentrasi aktual
Mengukur respon instrumen ke enam larutan tersebut, masing - masing paling sedikit tiga
kali pengukuran (pengulangan)
Buat kurva antara respon instrumen terhadap konsentrasi analit dan hitung persamaan
matematik yang memadai (persamaan garis regresí linier atau regresi kuadrat)
Hitung derajat linearitas melalui :
- koefisien korelasi (r) - VX0
- % Y-intercept - Faktor respon
Parameter VX0 dijadikan dasar untuk pemilihan kurva kalibrasi yang menggunakan regresi
linear atau regresi kuadratik dengan memilih VX0 yang paling mendekati 2%.
Kriteria penerimaan linearitas dan rentang
RENTANG
Adalah interval antara batas terendah dan batas tertinggi konsentrasi analit yang
telah dibuktikan dengan hasil presisi, akurasi, dan linearitas yang dapat diterima.
Rentang metode diuji dengan melakukan pembuktian data yang memperlihatkan presisi,
akurasi dan linearitas yang dapat diterima, baik pada konsentrasi terendah maupun tertinggi
serta pada konsentrasi lain dalam rentang sesuai dengan tujuan metode analisis.
AKURASI (KECERMATAN)
Adalah tingkat kedekatan hasil pengujian metode dengan nilai yang sebenarnya atau
nilai yang dinyatakan benar.
Pengujian :
Akurasi ditentukan dengan 4 cara sebagai persen perolehan kembali (recovery).
a. Analisis kadar analit dengan metode yang divalidasi terhadap sampel yang telah
diketahui kadarnya. Sampel yang digunakan adalah sampel acuan baku yang
dikeluarkan badan resmi (SRM dari NIST, dan lain-lain).
b. Analisis kadar analit yang ditambahkan ke dalam matriks sampel (plasebo) yang
dianalisis (spiked method).
c. Jika matriks dan eksipien tidak tersedia, maka akurasi dinyatakan sebagai persen
perolehan kembali kadar analit yang ditambahkan pada produk jadi yang sudah
mengandung analit (standar addition method).
d. Membandingkan hasil analisis analit dengan metode yang divalidasi terhadap hasil
dengan metode baku (cara grafik).
Kriteria penerimaan akurasi *)
Ukuran kemampuan metode untuk tetap tak terpengaruh dan bertahan terhadap
pengaruh kecil, yang dilakukan dengan sengaja dengan membuat variasi pada faktor yang
berpengaruh, tetapi memberikan indikasi reliabilitas metode yang normal pada pengujian
biasa.
Tahapan Uji :
a. Identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada pengujian
b. Menentukan level dari faktor-faktor tersebut
c. Seleksi dan disain percobaan
d. Pelaksanaan percobaan
e. Perhitungan pengaruh faktor terhadap hasil analisis (menggunakan statistika – teknik
ANOVA)
1. Hari pertama, pengujian linearitas menggunakan paling sedikit 6 level konsentrasi (untuk
bahan baku obat maupun sediaan farmasi). Penetapan kadar analit dalam bahan baku obat
maupun sediaan farmasi.
2. Pada akhir hari 1 : Penetepan kadar analit dalam 6 sampai kadar sama yang homogen atau
3 sampel kadar berbeda (80, 100 dan 120%) untuk penetapan akurasi dan presisi.
3. Hari ke 2 dan 3 : Pengujian presisi antar hari (inter day precision).
4. Hari ke 4 : Penetapan batas kuantisasi dan batas deteksi serta pengulangan penetapan
presisi (bila diperlukan) karena LOQ dapat dihitung dari data uji linearitas melalui nilai
Sy/x dan kemiringan garis regresi (b)
5. Hari ke 5 : Evaluasi dan pembuatan dokumen/laporan validasi.