Kelompok 6:
KENDARI
2021
i
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Validasi Metode
Analisis" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kromatografi.
Selain itu, makalah ini bertujuan untuk mengetahui Validasi Metode Analisis
Beserta Kuliafikasi dan Proses Validasinya. Kami mengucapkan terima kasih
kepada Ibu apt. Himaniarwati, S.Si., M.Sc selaku dosen mata kuliah
Kromatografi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikannya makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
Daftar Pustaka
Halaman
Sampul.....................................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Pustaka.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
A. Proses Validasi.............................................................................................3
B. Kualifikasi....................................................................................................4
1. Akurasi / Accuracy................................................................................8
2. Presisi /Precision...................................................................................9
3. Spesifisitas...........................................................................................10
6. Linearitas.............................................................................................14
7. Kisaran (Range)..................................................................................14
8. Kekasaran (Ruggedness).....................................................................15
iii
BAB III..................................................................................................................21
A. Kesimpulan................................................................................................21
B. Saran...........................................................................................................22
Daftar Pustaka........................................................................................................23
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Validasi metode merupakan proses utnuk memastikan bahwa prosedur
yang memnuhi standar reliabilitas, akurasi, preisis sesuai tujuan yang
diharapkan (Ahuja dan Dong, 2005). Validasi metode dilakukan untuk
menjamin bahwa metode analisis akurat, spesifik, reprodusibel dan tahan
pada kisaran analit yang akan dianalisis (Gandjar dan Rohman, 2014).
Menurut Harmita pada Tahun 2004, validasi metode analisis adalah suatu
tindakan parameter tertentu, bersasarkan percobaan laboratorium untuk
membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan dalam
penggunaannya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Validasi
Proses validasi merupakan suatu proses yang terdiri atas paling tidak 4
langkah nyata yaitu (Gholib, Ibnu. 2008):
1. Validasi perangkat lunak (Software validation)
2. Validasi perangkat keras / instrument (instrumen/hardware falidation)
3. Validasi metode
4. Kesesuaian system (system suitability)
3
identifikasi analit, peningkatan batas deteksi, serta akurasi dan presisi
yang lebih baik.
6. Ada suatu kebutuhan untuk mengembangkan metode alternatif baik
untuk alasan legal atau alasan saintifik.
Tata cara atau metode pembuktian tersebut harus dengan “cara yang
sesuai”, artinya proses pembuktian tersebut ada tata cara atau metodenya.
“Obyek” pembuktian adalah tiap-tiap bahan, proses, prosedur,
kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam
produksi dan pengawasan mutu (ruang lingkup).
Sasaran/target dari pelaksanaan validasi ini adalah bahwa seluruh
obyek pengujian tersebut akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan
secara terus menerus (konsisten).
B. Kualifikasi
4
1. Kualifikasi Desain (KD)
Kualifikasi desain merupakan unsur pertama dalam melakukan
validasi terhadap fasilitas, sistem atau peralatan baru. Desain hendaklah
didokumentasikan dan memenuhi ketentuan CPOB.
5
preventif serta prosedur dan catatan pelatihan operator yang harus
didokumentasikan.
6
• Tuntutan dari Pasar Internasional akan kualitas yang baik dari produk yang
diproduksi/ diperdagangkan
• Kualitas yang baik dapat diketahui dari data hasil analisis yang absah
(andal) terhadap komponen-komponen yang terkandung dalam bahan
tersebut
7
10 Kesesuaian sistem / System suitability – ✓
Dapat dilihat pada tabel diatas pada ICH tidak ada parameter validasi
metode analisis kekasaran (rudgedness) . Sedangkan pada USP tidak ada
parameter validasi metode analisis kesesuaian sistem. Parameter-parameter
validasi metode analisis (VMA) adalah parameter uji yaitu:
1. Akurasi / Accuracy
8
2) Bahan baku aktif atau cemaran dalam jumlah yang diketahui. Jumlah
diketahui ditambahkan dalam plasebo. Cara ini untuk penerapan
kadar baku aktif/cemaran dalam produk obat
3) Verifikasi akutas metode dapat dilakukan dengan penambahan
standar adisi dalam jumlah tertentu pada produk obat yang telah
diketahui kadarnya. Ini dilakukan bila plasebo tidak dapat diperoleh.
4) Menambahkan cemran dalam jumlah tertentu yang telah diketahui ke
dalam produk obat. Metode analis ini digunakan untuk penerapan
kadar cemaran dalam bahan baku aktif dan produk obat
5) Membandingkan dua metode analisis untuk mengetahui
ekivalensinya. Ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang
diperoleh dari metode analisis yang divalidasi terhadapa hasil yang
diperoleh dari metode analis yang valid. Metode analisis ini
digunakan untuk penetapan kadar bahan baku aktif dalam bahan
baku aktif, produk obat dan penetapan kadar cemaran.
2. Presisi /Precision
9
1) Keterulangan, nilai ini ditentukan dengan menggunakan minimum 9
penentuan dalam rentang penggunaan metode analisis (misalnya 3
konsentrasi/3 replikasi)
2) Presisi antara, merupakan perbedaam antar analis dengan sumbern
reagen dan hari yang berbeda
3) Reprodusibilitas, didapatkan dengan menggunakan beberapa
laboratorium untuk validasi metode analisis. Ini dilakukan dengan
tujuan mengetahui lingkungan yang berbeda terhadap kinerja metode
analisis.
3. Spesifisitas
10
kromatogram. Untuk instrument HPLC adalah Rs:1,2-1,5. Untuk
instrument spektofotometer UV/VIS adalah jarak antara dua puncak yang
berdampingan dengan resolution factor (Rf) > 2,5.
Dalam ICH dibagi spesifitas menjadi 2 kategori yaitu uji
identifikasi dan uji kemurnian. Uji identifikasi ditunjukkan dengan
kemampuan metode analisis membedakan antar senyawa yang
mempunyai stuktur molekul yang mirip. Uji kemurnian ditunjukkan oleh
adanya daya pisah 2 senyawa yang berdekatan (dalam kromatografi).
Senyawa-senyawa tersebut merupakan komponen utama atau komponen
aktif suatu pengotor. Jika dalam suatu uji terdapat pengorot maka metode
uji seharusnya tidak terpengaruh.
11
4) Standar Deviasi dari blanko. Mengukur beberapa respon dari larutan
blanko dan hitung simpangan baku dari respon.
5) Kurva kalibrasi. Kurva kalibrasi dibuat dengan contoh yang
mempunyai rentang di sekitar batas deteksi. Residu simpangan baku
(residual standard deviation) atau simpangan baku dari y-intercepts
dari garis regresi adalah σ (simpangan baku)
12
ditetapkan secara kuantitatif dengan baik, umumnya pada rasio
signal terhadap noise 10:1.
3) Standar Deviasi dari respon dengan slope (kemiringan)
4) Standar Deviasi dari blanko Mengukur beberapa respon dari larutan
blanko dan hirung simpangan baku dari respon.
5) Kurva Kalibrasi. Kurva kalibrasi dibuat dengan contoh yang
mempunyai rentang di sekitar batas deteksi. Residu simpangan baku
(residual standard deviation) atau simpangan baku dari y-intercepts
dari garis regresi adalah
6. Linearitas
13
proporsional antara respon detektor dengan perubahan kons entrasi analit.
Diuji secara statistik, yaitu Linear Regression (y = a + bx); dimana b
adalah kemiringan slope garis regresi dan a adalah perpotongan dengan
sumbu y. Pengujian dilakukan paling tidak dengan menggunakan 5 kadar
yang berbeda, kemudian dilihat apakah memberikan respons yang linear
apa tidak, yang ditunjukkan dengan nilai r ≥ 0,98.
Linearitas ditentukan dengan injeksi beberap seri standar larutan
stok menggunakan solven/fase gerak, pada minimum 5 konsentrasi yang
berbeda pada kisaran 50-150%. Grafik linearitas akan diplot manual
menggunakan Microsoft Excell (konsentrasi vs Respon area puncak).
parameter linieritas tidak harus dilakukan pada semua metode, tetapi
hanya untuk metode yang biasanya menggunakan instrument
laboratorium dan mengharuskan adanya pembuatan deret standar. Selain
linieritas, ada juga yang disebut rentang kerja. Rentang kerja adalah suatu
nilai atau batas yang dihasilkan dari pernyataan yang didasari oleh batas
terendah dan tertinggi dari konsentrasi analit yang mampu dideteksi
secara linier, akurat, dan presisi.
7. Kisaran (Range)
8. Kekasaran (Ruggedness)
14
9. Ketahanan (Robustness) /Ketegaran
15
2) Tailing factor
3) Kapasitas
4) Nilai RSD tinggi puncak
5) Luas puncak dari serangkaian injeksi
16
ketepatan, linieritas, kisaran, limit deteksi, limit kuantitas dan
ketangguhan. Pemilihan parameter yang akan diuji tergantung dari jenis
dan metode pengujian yang akan divalidasi (Chan, 2004). Parameter ini
berkaitan dengan sejauh mana zat lain mengganggu identifikasi
atau analisis kuantifikasi analit. Ukuran dari kemampuan metode untuk
mengidentifikasi atau mengukur analit.
Kehadiran zat lain baik endogen maupun eksogen, dalam sampel
matriks dibawah kondisi yang dinyatakan metode ini. Kekhusussan
ditentukan dengan menambahakan bahan – bahan yang mungkin
dihadapi didalam sampel. Misalnya, tes spesifitas metode imunologi
untuk specimen biologi dapat berpotensi zat bereaksi mengganggu zat
yang dapat menghambat atau menutupi warna reaksi; metode
kromatografi untuk penentuan konsentrasi obat penyalahgunaan dalam
sampel klinis harus bebas dari gangguan dariyang diharapkan bersamaan
diberikan obat terapi. Spesifitas adalah tergantung konsentrasi dan harus
ditentukan pada akhir rendah dari kisaran kalibrasi. Untuk memenuhi
tujuan metode dan memastikan bahwa efek dari kotoran, zat bereaksi
silang, yang mungkin ada dalam matriks diketahui (Riyanto, 2014).
Dalam melakukan validasi metode analisa diperlukan perangkat untuk
melakukannya, yaitu:
1) Sample uji. Sampel ini diuji untuk memberikan presisi dan
interferensi yang dihitung setiap kali dilakukan pengujian. Hasil
pengujian akan menghasilkan penyimpangan dari hasil presisi
sampel yang diuji secara rutin. Sampel rutin yang digunakan adalah
sampel yang biasa digunakan dalam pengujian
2) Spking Material. Spiking material digunakan untuk melihat working
range suatu sampel yang memiliki konsentrasi dibawah limit deteksi
dari instument. Ini tidak harus dilakukan pada semua metode, hanya
metode tertentu yang memang di dalamnya mengharuskan untuk
adanya spiking material. Spiking dilakukan jika kadar dalam sampel
dibawah limit deteksinya.
17
3) Incured Material. Incured material adalah penggunaan sampel yang
tidak mengandung analit.
4) Standar. Standar atau CRM (Certified Reference Material)
digunakan berdasarkan kebutuhan.
5) Blanko. Blanko digunakan untuk menjadi kontrol chart dalam
pengujian. Blanko ada 2 yaitu blako sampel dan blanko reagen.
Blanko sampel adalah sampel murni tanpa danya analit. Blanko
sampel dibuat dengan cara dilakukan pengenceran sebanyak-
banyaknya hingga analit hilang. Blanko reagen adalah blanko yang
didalamnya hanya ada pereaksi dilakukan dalam pengujian tersebut.
6) Statistika. Ilmu statistika digunakan untuk menghitung dan
menetapkan parameter keberterimaan. Statistika dasar yang dihitung
adalah rata-rata, RSD, % RSD, uji T dan Uji F.
18
D. Elemen-Elemen Data Yang Dibutuhkan Untuk Uji Validasi
Untuk uji kategori 1, evaluasi nilai LOD dan LOQ tidak begitu
penting karena komponen utama atau bahan aktif pada umumnya berada
dalam jumlah yang besar.
Pengujian kategori 2 dapat dibagi lagi menjadi 2 sub-kategori, yaitu
analisis kuantitatif dan uji batas. Jika yang diharapkan adalah informasi
kuantitatifnya maka parameter LOD tidak begitu penting, tetapi parameter
yang lain dibutuhkan. Keadaan yang berlawanan berlaku untuk uji batas,
karena informasi kuantitatifnya tidak dibutuhkan maka pengukuran LOD,
spesifisitas, dan kekasaran sudah mencukupi. Untuk mengetahui elemen-
elemen data yang dibutuhkan untuk uji validasi dapat dilihat pada tabel
berikut:
19
Sementara itu karakteristik validasi menurut ICH (International
Conference on Harmanization) dan jenis prosedur analisisnya dapat dilihat
pada table berikut:
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
21
pemeriksaan. Sebagai tambahan, validasi memastikan bahwa suatu
prosedur tertulis memiliki detail yang cukup jelas sehingga dapat
dilaksanakan oleh analis atau laboratorium yang berbeda dengan hasil
yang sebanding. Parameter –parameter VMA adalah parameter uji yaitu:
akurasi, presisi, spesifitas, batas deteksi, batas kuantifikasi, linearitas,
kisaran, kekasaran, ketahanan, kesesuaian system.
4. Elemen-elemen data yang dibutuhkan untuk uju validasi yaitu : Pengujian
identifikasi Untuk uji kategori 1, evaluasi nilai LOD dan LOQ tidak
begitu penting karena komponen utama atau bahan aktif pada umumnya
berada dalam jumlah yang besar.
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan saya harap kritik dan
sarannya.
22
Daftar Pustaka
23