PEMBAHASAN
Demikian
pula
unsur-unsur
masyarakat
yang
berbeda
juga
kuat
dalam
menentukan
bagaimana
teknologi
diterapkan
dan
bebas
digambarkan
sebagai: menempatkan keprihatinan dalam spekturm luas atas konsekuensikonsekuensi bioteknologi yang aktual dan potensial, seperti dampaknya
terhadap pendapatan dan kesejahteraan petani, budaya, kehidupan masyarakat,
tanaman dan varietas tradisional, pengetahuan dan teknologi domestik,
ketenagakerjaan pedesaan, perdagangan dan persaingan, peran perusahaanperusahaan transnasional, masyarakat asli, keamanan pangan, etika dan
agama, manfaat bagi konsumen, dan gagasan tentang pertanian, teknologi serta
masyarakat (Garforth, 2004).
Manfaat Bioteknologi dalam menyelesaikan masalah sosial misalnya molekul
DNA dapat diisolasi dari sel kemudian dideteksi sehingga memberikan gambaran
enzim retriksi yang khas pada setiap orang. Dalam kasus pembunuhan,
Menurut Fransese Abel bioetika adalah studi Interdisipliner tentang problemproblem yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu
kedokteran baik pada skala mikro maupun makro lagi pula tentang
dampaknya atas masyarakat luas serta sistem nilainya kini dan masa datang.
Contoh masalah etik yang ada dalam pengembangan produk bioteknologi
yaitu dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah
persaingan internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk
bioteknologi. Persaingan tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan bagi
negara berkembang karena belum memiliki teknologi yang maju.
Kesenjangan teknologi yang sangat jauh tersebut disebabkan karena
bioteknologi modern sangat mahal sehingga sulit dikembangkan oleh negara
berkembang.Ketidakadilan, misalnya, sangat terasa dalam produk pertanian
transgenik yang sangat merugikan bagi agraris berkembang.Hak paten yang
dimiliki produsen organisme transgenik juga semakin menambah dominasi
negara maju.
Bahaya bioteknologi tersebut misalnya digunakan untuk senjata biologis dan
memunculkan organisme strain jahat. Bakteri dan virus berbahaya dapat
dikembangbiakkan dalam medium tertentu yang selanjutnya digunakan
untuk senjata biologis. Sedangkan munculnya organisme strain jahat berasal
dari fenotipe suatu organisme yang diubah menjadi organisme yang
berbahaya dengan menyisipkan gen jahat melalui rekayasa genetika. Selain
itu, bioteknologi juga mengganggu keseimbangan lingkungan. Hal ini
dikarenakan banyaknya organisme yang dimanipulasi genetiknya sehingga
mempengaruhi kehidupan organisme lain.
"Pengaruh dan dampak yang timbul dari bioteknologi untuk bidang genomik
adalah kepemilikan dan privasi atas hasil pendataan gen. Analisis DNA dapat
menimbulkan masalah privasi dan pemantauan yang berlebihan terhadap
data DNA yang digunakan dalam penyelidikan kasus kriminal, penolakan
klaim asuransi dan diskriminasi pegawai. Karena itu, perlu diatur kebijakan
yang mengatur penggunaan data DNA dalam asuransi dan kepegawaian,"
Risiko pelepasan tanaman transgenik ke lingkungan menjadi isu yang ramai
dibicarakan antara pihak-pihak yang pro dan kontra. Menurut Myhr and
Traavik (1999), beberapa risiko ekologis tanaman transgenik yang
dikhawatirkan berupa:
1. Potensi perpindahan gen ke tanaman kerabat
2. Potensi perpindahan gen ke organisme lain bukan kerabat
3. Pengaruh tanaman transgenik terhadap organisme bukan sasaran
4. Pengurangan keanekaragaman hayati ekosistem
5. Perkembangan resistensi serangga terhadap tanaman transgenik.
Indikasi risiko tanaman transgenik tersebut tidak dapat diremehkan dengan
alasan data pendukung yang tersedia belum cukup. Risiko penggunaan
pestisida novel yang paling ditakuti oleh pemerintah, petani dan juga industri
pestisida adalah timbulnya resistensi hama sasaran terhadap produk-produk
teknologi novel adalah timbulnya resistensi hama terutama terhadap tanaman
transgenik tahan hama/penyakit serta resisten terhadap jenis-jenis pestisida
baru. Apabila petani dalam menggunakan produk teknologi novel/baru masih
sama dengan sebelumnya seperti perlakuan tidak tepat , terus menerus ,
berlebihan dalam areal pertanaman yang luas, maka hama sasaran akan
segera mampu berkembang menjadi populasi yang resisten.
Salah satu propagadanya juga menyebutkan bahwa kalau petani menanam
tanaman yang tahan penyakit (benih transgenik), berarti bisa menurunkan
pestisida.Namun penelitian menunjukkan bahwa di Amerika sebagai pusat
pengembangan rekayasa genetik, penggunaan pestisida meningkat 55 %
sejak 1996-2004.
Penerapan bioteknologi seperti manipulasi gen pada tanaman budidaya telah
memberikan manfaat yang tidak terbatas. Secara alamiah tumbuhan
mengalami perubahan secara lambat sesuai dengan keberhasilan adaptasi
terlebih
dahulu.
Kemungkinan
lain
adalah
resistensi
alam bebas, dan 2) tranfer gen asing dari produk transgenik ke tanaman lain
sehingga terbentuk gulma yang dapat merusak ekosistem yang ada sehingga
mengancam keberadaan sumber daya hayati. Perubahan tatanan gen dapat
mengakibatkan perubahan perimbangan ekosistem hayati dengan perubahan
yang tidak dapat diramalkan (Hartiko 1995). Prinsip dasar biologi molekuler
menunjukkan 2 sumber utama resiko yang mungkin timbul. Pertama,
perubahan fungsi gen melalui proses rekayasa genetik. Penyisipan gen
berlangsung secara acak sehingga sulit untuk dikontrol dan diprediksikan
apakah gen tersebut akan rusak atau berubah fungsi. Kedua transgen dapat
berinteraksi dengan komponen seluler.Kompleksitas kehidupan organisme
mengakibatkan kisaran interaksi tersebut tidak dapat di ramalkan atau
dikontrol (Fagan 1997).
Secara teoritis tanaman transgenik merupakan bagian dari masa depan
karena sampai saat ini bukti-bukti ilmiah menunjukkan tidak ada alasan
kuat untuk mempercayai adanya resiko unik yang berkaitan dengan
produk transgenik. Produk bioteknologi modern sama aman atau
berbahayanya dengan makanan yang dihasilkan melalui teknik-teknik
tradisional (Chassy 1997). Bagaimanapun di masa yang akan datang,
bioteknologi modern berpotensi sebagai alat untuk menjawab tantangan dan
membuka kesempatan dalam mengembangkan bidang pertanian terutama
untuk memperoleh bahan makanan yang lebih banyak (Moeljopawiro 2002)
dengan kualitas yang lebih baik.
D. Peraturan yang mengatur pengembangan produk-produk bioteknologi
Pentingnya pengetahuan tentang ilmu rekayasa genetika.Pemberi informasi
yang tidak dibekali dasar pengetahuan tentang rekayasa genetika biasanya
cenderung menelan mentah-mentah ulasan pers asing sehingga objektifitas
permasalahan dan validitas data sulit diperoleh. Sebagai contoh adalah
penolakan negara barat terhadap padi transgenik yang menghasilkan
terhadap
tanaman transgenik
dapat
mengandung
untuk
mematuhi
peraturan
yang
berkaitan
dengan
produk
Issue bioteroris. Setahun terakhir ini issue bioteroris menjadi fenomena baru
yang muncul akibat banyaknya aksi teror yang terjadi pada saat teknik
rekayasa genetika berkembang sangat pesat. Prestasi gemilang rekayasa
genetika yang telah dicapai dibayangi penyalahgunaan oleh teroris.
Kebebasan mengakses data genetika pada genbank dikhawatirkan akan
dimanfaatkan para teroris sebagai sarana menciptakan senjata yang berbahaya
bagi keselamatan manusia. Presiden Amerika pada pertengahan tahun lalu
telah menandatangani UU bioterorisme yang mencakup kesanggupan Amerika
terhadap kontrol zat biologi berbahaya dan racun, keselamatan dan keamanan
pasokan makanan, obat-obatan dan air minum.Kekhawatiran penyalahgunaan
data genetika ini diragukan karena tidak ada pakar yang mumpuni untuk
mengubah informasi tersebut menjadi senjata berbahaya. Database yang ada
tidak dapat digunakan sebagai sarana untuk menciptakan bakteri atau virus
pembunuh. Upaya menyembunyikan data genetika justru akan mendorong
kepada sains yang membahayakan. Sebagai tindakan kewaspadaan, data akan
diklasifikasikan khususnya data dari sejumlah organisme yang dikenal
berbahaya. Membuka akses publik terhadap data tersebut dianggap lebih
banyak manfaat karena akan merangsang berbagai penelitian untuk mencapai
kemajuan dari pada kerugiannya, seperti yang dikemukakan oleh Baber dalam
Suriasoemantri (1988) bahwa seorang ilmuwan tidak boleh menyembunyikan
hasil penemuan apapun bentuknya dari masyarakat luas dan apapun yang
menjadi konsekuensinya.
Dalam menyikapi masalah bioteroris masyarakat diharapkan memahami
setiap tahap perkembangan ilmu dan teknologi yang selalu memiliki nilai
positif maupun negatif. Ilmu pengetahuan yang tidak dipergunakan
sebagaimana mestinya tidak akan membawa berkah bagi kemanusiaan,
bahkan dapat menjadi malapetaka dimuka bumi karena pada dasarnya
pengetahuan ditujukan untuk kemakmuran manusia dan kemanusiaan
(Suriasoemantri 1988).
lanjut
dan
implementasi
prinsip-prinsip
bioetika
penelitian,
1.
2.
Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang
dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu
pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan,
kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan manusia.
3.
memberikan dukungan
yang
besar bagi
kesejahteraan
5.
6.
Invensi adalah suatu ciptaan atau perancangan baru yang belum ada
sebelumnya yang memperkaya khazanah serta dapat dipergunakan untuk
menyempurnakan atau memperbarui ilmu pengetahuan dan teknologi yang
telah ada.
7.
8.
9.
10.
Difusi teknologi adalah kegiatan adopsi dan penerapan hasil inovasi secara
lebih ekstensif oleh penemunya dan/atau pihak-pihak lain dengan tujuan
untuk meningkatkan daya guna potensinya.
11.
12.
13.
Badan usaha adalah badan atau lembaga berbadan hukum yang melakukan
kegiatan usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
14.
15.
16.
17.
18.
Pasal 2
Pengertian peristilahan dalam Pasal 1 yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi tidak dimaksudkan untuk membatasi kebebasan berpikir, kebebasan
akademis, dan tanggung jawab akademis.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 3
Pasal 4
Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi bertujuan memperkuat daya dukung ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
keperluan mempercepat pencapaian tujuan negara, serta meningkatkan daya saing
dan kemandirian dalam memperjuangkan kepentingan negara dalam pergaulan
internasional.
BAB III
FUNGSI, KELEMBAGAAN, SUMBER DAYA, DAN JARINGAN
Bagian Pertama
Fungsi
Pasal 5
(1)
(2)
Unsur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri atas unsur kelembagaan,
unsur sumber daya, dan unsur jaringan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bagian Kedua
Kelembagaan
Pasal 6
(1)
(2)
b.
penguasaan,
pemanfaatan,
Pasal 7
dan
pemajuan
ilmu
(1)
Perguruan tinggi sebagai salah satu unsur kelembagaan dalam Sistem Nasional
Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
berfungsi membentuk sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi.
(2)
Pasal 8
(1)
Lembaga litbang sebagai salah satu unsur kelembagaan dalam Sistem Nasional
Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
berfungsi menumbuhkan kemampuan pemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
(2)
(3)
Lembaga litbang dapat berupa organisasi yang berdiri sendiri, atau bagian dari
organisasi pemerintah, pemerintah daerah, perguruan tinggi, badan usaha,
lembaga penunjang, dan organisasi masyarakat.
Pasal 9
(1)
Badan usaha sebagai salah satu unsur kelembagaan dalam Sistem Nasional
Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
berfungsi menumbuhkan kemampuan perekayasaan, inovasi, dan difusi
teknologi untuk menghasilkan barang dan jasa yang memiliki nilai ekonomis.
(2)
Pasal 10
(1)
(2)
(1)
Sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi terdiri atas keahlian, kepakaran,
kompetensi manusia dan pengorganisasiannya, kekayaan intelektual dan
informasi, serta sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi.
(2)
Pasal 12
(1)
(2)
Pasal 13
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 14
Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau badan usaha dapat membangun kawasan,
pusat peragaan, serta sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi lain untuk
memfasilitasi sinergi dan pertumbuhan unsur-unsur kelembagaan dan menumbuhkan
budaya ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan masyarakat.
Bagian Keempat
Jaringan
Pasal 15
(1)
(2)
Pasal 16
(1)
(2)
(3)
(4)
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.
Pasal 17
(1)
Kerja sama internasional dapat diusahakan oleh semua unsur kelembagaan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan alih teknologi dari negaranegara lain serta meningkatkan partisipasi dalam kehidupan masyarakat ilmiah
internasional.
(2)
Kerja sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dilaksanakan atas
dasar persamaan kedudukan yang saling menguntungkan dengan tidak
merugikan kepentingan nasional, serta tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.
(3)
(4)
Perguruan tinggi asing, lembaga litbang asing, badan usaha asing, dan orang
asing yang tidak berdomisili di Indonesia yang akan melakukan kegiatan
penelitian dan pengembangan di Indonesia harus mendapatkan izin tertulis dari
instansi pemerintah yang berwenang.
(5)
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Pemerintah.
BAB IV
FUNGSI DAN PERAN PEMERINTAH
Bagian Pertama
Fungsi Pemerintah
Pasal 18
(1)
(2)
Pasal 19
(1)
(2)
(3)
b.
perekayasaan,
memperkuat
tarikan
pasar
inovasi,
bagi
dan
hasil
difusi
kegiatan
teknologi
penelitian
serta
dan
pengembangan;
c.
Pasal 20
(1)
(2)
(3)
(4)
Bagian Kedua
Peran Pemerintah
Pasal 21
(1)
(2)
(3)
Instrumen kebijakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dapat
berbentuk dukungan sumber daya, dukungan dana, pemberian insentif,
penyelenggaraan program ilmu pengetahuan dan teknologi, dan pembentukan
lembaga.
(4)
Lembaga yang dimaksud dalam ayat (3) dapat meliputi lembaga litbang dan
lembaga penunjang, baik yang berdiri sendiri sebagai Lembaga Pemerintah Non
Departemen maupun sebagai unit kerja departemen atau pemerintah daerah
tertentu.
(5)
Pasal 22
(1)
(2)
(3)
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Pemerintah.
Pasal 23
(1)
(2)
(3)
BAB V
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 24
(1)
Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk berperan serta dalam
melaksanakan kegiatan penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2)
(3)
(4)
Pasal 25
(1)
(2)
(3)
Setiap organisasi profesi wajib membentuk dewan kehormatan kode etik sesuai
dengan ketentuan Pasal 12 ayat (2).
BAB VI
PEMBIAYAAN
Pasal 26
Pembiayaan yang diperlukan untuk pelaksanaan penguasaan, pemanfaatan, dan
pemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan tanggung jawab bersama
antara masyarakat dan pemerintah.
Pasal 27
(1)
(2)
(3)
dan
pemerintah
daerah
untuk
meningkatkan
penguasaan,
Pasal 28
(1)
(2)
(3)
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Pemerintah.
BAB VII
KETENTUAN SANKSI
Bagian Pertama
Sanksi Administratif
Pasal 29
Pelanggaran ketentuan perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2)
dijatuhi sanksi administratif mulai dari teguran, peringatan, pemberhentian sementara
kegiatan, sampai dengan pembatalan atau pencabutan izin oleh instansi pemberi izin.
Bagian Kedua
Sanksi Pidana
Pasal 30
(1)
(2)
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 31
Pada saat berlakunya undang-undang ini, semua peraturan perundang-undangan lain
yang berhubungan dengan kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak sesuai
dengan undang-undang ini dinyatakan tidak berlaku.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 32
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Bioteknologi dari sudut pandang sosial memiliki beberapa manfaat
diantaranya dapat menyelesaikan masalah sosial seperti contoh molekul
DNA dapat diisolasi dari sel kemudian dideteksi sehingga memberikan
gambaran enzim retriksi yang khas pada setiap orang. Dalam kasus
pembunuhan,
meninggalkan
pengadilan
sampel
bisa
darah
melacak
atau
pelakunya
jaringan
bila
ditempat
penjahat
terjadinya