Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fotosintesis merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani, yakni foto dan
synthesis. Foto sendiri diartikan sebagai cahaya sedangkan synthesis merupakan kata
yang bermakna menggabungkan atau penggabungan. Kata fotosintesis sering
digunakan dala lingkup kajian ilmu biologi. Apa sebenarnya fotosintesis tersebut?
Secara sederhana, ia bisa diartikan sebagai proses pembuatan makanan yang
dilakukan oleh tumbuhan berwarna hijau dengan melibatkan cahaya matahari di
dalamnya. Selain matahari, proses fotosintesis ini juga melibatkan beberapa enzim.
Proses fotosintesis ini biasa dilakukan oleh tumbuh-tumbuhan, beberapa jenis alga
dan juga bakteri dalam rangka menghasilkan energi yang akan digunakan dalam
berbagai aktifitas. Energi tersebut biasa juga disebut dengan nutrisi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja factor yang mempengaruhi fotosintesis dan bagaimana
prosesnya?
2. Apa itu populasi dan komunitas pada tumbuhan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi fotosintesis dan proses
fotosintesis berlangsung.
2. Untuk mengetahui populasi dan komunitas pada tumbuhan.

1
BABA II
PEMBAHASAN

A. Pengertian fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan
beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan
memanfaatkan energi cahaya. fotosintesis adalah fungsi utama dari daun. Proses
fotosintesis sangat penting bagi kehidupan di bumi karena hampir semua makhluk
hidup tergantung pada proses ini. Proses Fotosintesis juga berjasa menghasilkan
sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi.

Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan


langsung dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air
untuk menghasilkan gula danoksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi
untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Organisme yang menghasilkan
energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof.
Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis
karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan
energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah
melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.

Gambar 1. Proses fotosintesis pada tumbuhan

2
Tumbuhan hijau daun bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat memasak atau
mensintesis makanan langsung dari senyawa anorganik. Tumbuhan menyerap
karbondioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan
sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis.
Perhatikan persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut ini:
6H2O + 6CO2 + cahaya C6H12O6 (glukosa) + 6O2

Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa
dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui
respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum
reaksi yang terjadi pada respirasi seluler adalah kebalikan dengan persamaan di atas.
Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk
menghasilkan karbondioksida, air, dan energi kimia.

Gambar 2. Penampang melintang daun.

Tumbuhan menyerap cahaya karena mempunyai pigmen yang disebut


klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat
dalam organel yang disebut kloroplast. klorofil menyerap cahaya yang akan
digunakan dalam fotosintesis. Sebagian besar energi fotosintesis dihasilkan di daun
tetapi juga dapat terjadi pada organ tumbuhan yang berwarna hijau. Di dalam daun
terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas

3
setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna
dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses
fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat
anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air
yang berlebihan.

Fotosistem ( photosystem)
Ada dua jenis pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat reaksi. Pusat reaksi
yang sekaligus sebagai akseptor foton itu disebut fotosistem. Fotosistem yang ada
kemudian dikenal dengan fotosistem II dan fotosistem I. Fotosistem I dan II ini
mempunyai karakter bisa sebagai sistem pembawa elektron terdapat perangkat
komplek protein pembentuk ATP berupa enzim ATP sintase.dan sistem reseptor
cahaya (antena) penangkap cahaya / foton. Fotosistem I antenanya mampu
menangkap cahaya dengan panjang gelombang 700 nm dan PSII antenanya mampu
menangkap cahaya dengan panjang gelombang 680 nm
FOTOSISTEM I
a. Fotosistem I mampu menangkap dengan baik foton dengan panjang
gelombang 700 nanometer yang kemudian disebut P = 700 ( P= Photosistem),
tidak terlibat pada proses pelepasan O2.
b. Fotosistem-I merupakan suatu partikel yang disusun sekitar 200 molekul
Klorofil-a, 50 molekul Klorofil-b, 50-200 karotenoid, dan 1 molekul penerima
energi matahari yang disebut dengan P700.
c. Energi matahari (foton) yang ditangkap oleh pigmen, dipindahkan melalui
beberapa molekul pigmen, yang akhirnya diterima oleh P700
d. Fotosistem I ini menghasilkan ATP saja
FOTOSISTEM II
a. Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan
panjang gelombang 680 nanometer, yang kemudian dikenal dengan P 680
b. Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada
fotosistem II(P.680)

4
c. Fotosistem II melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai
transpor elektron.
d. Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan
ATP , satuan pertukaran energi dalam sel.
e. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan
elektron yang harus segera diganti.
f. Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari
hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil.
g. Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan oksigen.
h. Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari fotolisis air, bukan dari
karbon dioksida
i. Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi
fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor
elektron yang akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH
B. Reaksi- Reaksi pada proses fotosintesis
Proses fotosintesis masih terus diselidiki karena masih ada sejumlah tahap yang
belum bisa dijelaskan, meskipun sudah sangat banyak yang diketahui tentang proses
vital ini. Proses fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu
pengetahuan alam utama, seperti fisika, kimia, maupun biologi sendiri. Pada
tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun
secara umum, semua sel yang memiliki kloroplast berpotensi untuk melangsungkan
reaksi ini. Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian
stroma. Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan
terdekat terlebih dahulu. Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi
menjadi dua bagian utama: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi
gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).
1. Reaksi terang

Berlangsung di dalam membran tilakoid di grana. Grana adalah struktur


bentukan membran tilakoid yang terbentuk dalam stroma, yaitu salah satu ruangan
dalam kloroplas. Di dalam grana terdapat klorofil, yaitu pigmen yang berperan dalam
fotosintesis. Reaksi terang di sebut juga fotolisis karena proses penyerapan energi

5
cahaya dan penguraian molekul air menjadi oksigen dan hidrogen. Reaksi terang
adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH 2. Reaksi ini memerlukan
molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.
Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450
nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600
nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga
menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan
lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena
panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi. Di dalam daun,
cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada pusat-pusat
reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat
reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I. Fotosistem II terdiri dari
molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680 nanometer,
sedangkan fotosistem I 700 nanometer. Kedua fotosistem ini akan bekerja secara
simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam senter yang bekerja saling
memperkuat.

Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada


fotosistem II, membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai
transpor elektron. Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang
menghasilkan ATP, satuan pertukaran energi dalam sel. Reaksi ini menyebabkan
fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus segera diganti.
Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil
ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air ini
adalah elektron dan oksigen. Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari
air, bukan dari karbon dioksida. Pendapat ini pertama kali diungkapkan oleh C.B. van
Neil yang mempelajari bakteri fotosintetik pada tahun 1930-an. Bakteri fotosintetik,
selain sianobakteri, menggunakan tidak menghasilkan oksigen karena menggunakan
ionisasi sulfida atau hidrogen.

6
Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi
fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron
yang akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH.

Gambar 3. Reaksi terang

2. Reaksi gelap

Berlangsung di dalam stroma. Reaksi yang membentuk gula dari bahan dasar
CO2 yang diperoleh dari udara dan energi yang diperoleh dari reaksi terang. Tidak
membutuhkan cahaya matahari, tetapi tidak dapat berlangsung jika belum terjadi
siklus terang karena energi yang dipakai berasal dari reaksi terang. ATP dan NADPH
yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai proses biokimia. Pada
tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin yang mengikat karbon
dioksida untuk membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi gula seperti glukosa).
Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya
sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya).
Ada dua macam siklus, yaitu
a. siklus Calin-Benson
b. siklus hatch-Slack.
Pada siklus Calin-Benson, tumbuhan menghasilkan senyawa dengan jumlah
atom karbon tiga, yaitu senyawa 3-fosfogliserat. Siklus ini dibantu oleh enzim

7
rubisco. Pada siklus hatch-Slack, tumbuhan menghasilkan senyawa dengan jumlah
atom karbon empat. Enzim yang berperan adalah phosphoenolpyruvate carboxylase.
produk akhir siklus gelap diperoleh glukosa yang dipakai tumbuhan untuk
aktivitasnya atau disimpan sebagai cadangan energy.

Gambar 4. Proses terjadinya reaksi gelap

Siklus Calvin berlangsung melalui 3 tahap:

1. Karboksilasi (Fiksasi) CO2


CO2 diikat (fiksasi) oleh senyawa rebulosa bifosfat (RuBP) yang memiliki
atom C sebanyak 5 (C-5), karena hanya mengikat satu atom C (C-1) maka
terbentuk senyawa RuBP dengan atom C sebanyak 6 (C-6) dalam keadaan
yang tidak stabil dan pecah menjadi 2 senyawa gliseraldehid 3-fosfat (G3P).
2. Reduksi
Selanjutnya 2 senyawa gliseraldehid 3-fosfat (G3P) bereaksi dengan ATP,
membentuk asam fosfogliseraldehid yang masih berikatan dengan H 2 berasal
dari NADPH2. Siklus reaksinya harus berjalan 3 kali, baru terbentuk hasil
akhir yaitu 6 senyawa gliseraldehid 3-fosfat (G3P).
3. Regenerasi

8
Regenerasi atau pembentukan kembali senyawa rebulosa bifosfat (RuBP)
digunakan untuk mengikat CO2. Pembentukan kembali senyawa rebulosa
bifosfat (RuBP) dan pecah menjadi 2 senyawa (G3P) bereaksi dengan ATP
membentuk asam fosfogliseraldehid dan NADPH2. Siklus reaksinya berjalan
3 kali, dan kembali regenerasi lagi. Jadi untuk membentuk 1 molekul glukosa
maka dibutuhkan sebanyak 6 kali siklus (siklus Calvin) dengan menangkap
sebanyak 6 molekul 6CO2, reaksinya sebagai berikut.
6CO2 + 6H2O > C6H12O6 + 6O

Reaksi gelap pada Tumbuhan C4

Tumbuhan C4 memfiksasi karbon dengan membentuk senyawa berkarbon


empat sebagai produknya. Tergolong tumbuhan C4 yang penting dalam pertanian
adalah tebu, jagung, dan famili rumput. Dalam tumbuhan C4 terdapat dua jenis sel
fotosintetik : sel seludang-berkas pembuluh dan sel mesofil.

Sel seludang berkas pembuluh tersusun menjadi kemasan yang padat di


sekitar berkas pembuluh. Di antara seludang-berkas pembuluh dan epidermis daun
terdapat sel mesofil. Siklus Calvin terbatas pada kloroplas seludang-berkas
pembuluh. Siklus ini didahului oleh masuknya CO2 ke dalam senyawa organik
dalam mesofil.

Tahap pertama adalah penambahan CO2 pada fosfoenolpiruvat (PEP) untuk


membentuk oksaloasetat (memiliki empat karbon). Enzim PEP karboksilase
menambahkan CO2 pada PEP. Setelah memfiksasi CO2, sel mesofil mengirim
keluar produk berkarbon empat ke sel seludang-berkas pembuluh melalui
plasmodesmata. Dalam seludang-berkas pembuluh, senyawa berkarbon empat
melepaskan CO2 yang diasimilasi ulang ke dalam materi organik oleh rubisko dan
siklus Calvin.

Tumbuhan CAM (Crassulation Acid Metabolism Plants)

9
Tumbuhan lain yang tergolong sukulen (penyimpan air) misalnya kaktus dan
nanas memiliki adaptasi fotosintesis yang berbeda lagi. Tidak seperti tumbuhan
umumnya, kelompok tumbuhan ini membuka stomata pada malam hari dan menutup
pada siang hari. Stomata yang menutup pada siang hari membuat tumbuhan mampu
menekan penguapan sehingga menghemat air, tetapi mencegah masuknya CO2. Saat
stomata terbuka pada malam hari, CO2 di sitoplasma sel-sel mesofil akan diikat oleh
PEP dengan bantuan enzim PEP karboksilase sehingga terbentuk oksaloasetat
kemudian diubah menjadi malat (persis seperti tumbuhan C-4} Selanjutnya malat
yang terbentuk disimpan dalam vakuola sel mesofil hingga pagi hari. Pada siang hari
saat reaksi terang menyediakan ATP dan NADPH untuk siklus Calvin-Benson, malat
dipecah lagi menjadi CO2 dan piruvat. CO2 masuk ke siklus Calvin-Benson di
stroma kloroplas, sedangkan piruvat akan digunakan untuk membentuk kembali PEP.

C. Faktor yang mempengaruhi kecepatan fotosintesis

Beberapa faktor yang menentukan kecepatan fotosintesis:

1. Cahaya

Komponen-komponen cahaya yang mempengaruhi kecepatan laju fotosintesis


adalah intensitas, kualitas dan lama penyinaran. Intensitas adalah banyaknya
cahaya matahari yang diterima sedangkan kualitas adalah panjang gelombang
cahaya yang efektif untuk terjadinya fotosintesis.

2. Konsentrasi karbondioksida.

Semakin banyak karbondioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang


dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.

3. Suhu

Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada
suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan
meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.

10
4. Kadar air

Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat


penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.

5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)

Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik.
Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis
akan berkurang.

6. Tahap pertumbuhan

Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada


tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini
mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak
energi dan makanan untuk tumbuh.

D. Penemuan tentang fotosintesis


Meskipun masih ada langkah-langkah dalam fotosintesis yang belum
dipahami, persamaan umum fotosintesis telah diketahui sejak tahun 1800-an. Pada
awal tahun 1600-an, seorang dokter dan ahli kimia, Jan van Helmont, seorang
Flandria (sekarang bagian dari Belgia), melakukan percobaan untuk mengetahui
faktor apa yang menyebabkan massa tumbuhan bertambah dari waktu ke waktu. Dari
penelitiannya, Helmont menyimpulkan bahwa massa tumbuhan bertambah hanya
karena pemberian air. Tapi pada tahun 1720, ahli botani Inggris, Stephen Hales
berhipotesis bahwa pasti ada faktor lain selain air yang berperan. Ia berpendapat
faktor itu adalah udara. Joseph Priestley, seorang ahli kimia dan pendeta, menemukan
bahwa ketika ia menutup sebuah lilin menyala dengan sebuah toples terbalik,
nyalanya akan mati sebelum lilinnya habis terbakar. Ia kemudian menemukan bila ia
meletakkan tikus dalam toples terbalik bersama lilin, tikus itu akan mati lemas. Dari
kedua percobaan itu, Priestley menyimpulkan bahwa nyala lilin telah merusak
udara dalam toples itu dan menyebabkan matinya tikus. Ia kemudian menunjukkan

11
bahwa udara yang telah dirusak oleh lilin tersebut dapat dipulihkan oleh
tumbuhan. Ia juga menunjukkan bahwa tikus dapat tetap hidup dalam toples tertutup
asalkan di dalamnya juga terdapat tumbuhan. Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz,
dokter kerajaan Austria, mengulangi eksperimen Priestley. Ia menemukan bahwa
cahaya matahari berpengaruh pada tumbuhan sehingga dapat memulihkan udara
yang rusak. Akhirnya di tahun 1796, Jean Senebier, seorang pastor Perancis,
menunjukkan bahwa udara yang dipulihkan dan merusak itu adalah karbon
dioksida yang diserap oleh tumbuhan dalam fotosintesis. Tidak lama kemudian,
Theodore de Saussure berhasil menunjukkan hubungan antara hipotesis Stephen Hale
dengan percobaan-percobaan pemulihan udara. Ia menemukan bahwa peningkatan
massa tumbuhan bukan hanya karena penyerapan karbon dioksida, tetapi juga oleh
pemberian air. Melalui serangkaian eksperimen inilah akhirnya para ahli berhasil
menggambarkan persamaan umum dari fotosintesis yang menghasilkan makanan
(seperti glukosa)

E. Ahli ekologi mempelajari organisasi alam dalam tiga tingkatan:

1.Populasi,

2.Komunitas,

3. Ekosistem

Mereka menganalisa struktur, aktifitas dan perubahan yang terjadi di dalam dan
diantara tingkatan-tingkatan ini. Ahli ekologi biasanya bekerja di lapangan,
mempelajari cara kerja alam. Mereka sering berada di wilayah yang terisolasi seperti
di sebuah kepulauan dimana hubungan antara tanaman dan binatang mungkinlebih
sederhana dan mudah untuk dipahami. Misalnya ekologi dari Isle Royale sebuah
pulau di danau Superior telah dipelajari secara luas. Banyak ilmuwan yang
mengfokuskan pada cara memecahkan suatu masalah, seperti bagaimana cara

12
mengendalikan efek kerusakan polusi udara dan air yang berpengaruh terhadap
mahkluk hidup.

Pengertian populasi

Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama, yang
hidup di suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Misalnya
semua rusa di Isle Royale membentuk suatu populasi, begitu juga dengan pohon-
pohon cemara. Ahli ekologi memastikan dan menganalisa jumlah dan pertumbuhan
dari populasi serta hubungan antara masing-masing spesies dan kondisi-kondisi
lingkungan.

Gambar 5. contoh populasi tumbuhan cemara

Faktor yang menentukan populasi

Jumlah dari suatu populasi tergantung pada pengaruh dua kekuatan dasar.
Pertama adalah jumlah yang sesuai bagi populasi untuk hidup dengan kondisi yang
ideal. Kedua adalah gabungan berbagai efek kondisi faktor lingkungan yang kurang
ideal yang membatasi pertumbuhan. Faktor-faktor yang membatasi diantaranya
ketersediaan jumlah makanan yang rendah, pemangsa, persaingan dengan mahkluk
hidup sesama spesies atau spesies lainnya, iklim dan penyakit.

13
Jumlah terbesar dari populasi tertentu yang dapat didukung oleh lingkungan
tertentu disebut dengan kapasitas beban lingkungan untuk spesies tersebut. Populasi
yang normal biasanya lebih kecil dari kapasitas beban lingkungan bagi mereka
disebabkan oleh efek cuaca yang buruk, musim mengasuh bayi yang kurang bagus,
perburuan oleh predator, dan faktor-faktor lainnya.

Faktor-faktor yang merubah populasi

Tingkat populasi dari spesies bisa banyak berubah sepanjang waktu. Kadangkala
perubahan ini disebabkan oleh peristiwa-peristiwa alam. Misalnya perubahan curah
hujan bisa menyebabkan beberapa populasi meningkat sementara populasi lainnya
terjadi penurunan. Atau munculnya penyakit-penyakit baru secara tajam dapat
menurunkan populasi suatu spesies tanaman atau hewan. Sebagai contoh peralatan
berat dan mobil menghasilkan gas asam yang dilepas ke dalam atmosfer, yang
bercampur dengan awan Dan turun ke bumi sebagai hujan asam. Di beberapa wilayah
yang menerima hujan asam dalam jumlah besar populasi ikan menurun secara tajam.

A. Kerapatan/kepadatan Populasi (Densitas)

Kerapatan atau kepadatan populasi merupakan besaran atau parameter tentang


banyaknya individu atau biomassa per satuan ruang atau tempat. Kerapatan atau
kepadatan populasi jarang bersifat tetap. Besar populasi dapat diukur dari:

1. Kelimpahan, yaitu jumlah mutlak individu dalam populasi


2. Kepadatan jumlah, yaitu jumlah individu/satuan luas, digunakan untuk
menyatakan ukuran individu dalam populasi yang relatif sama
3. Kepadatan biomassa, yaitu kepadatan yang dinyatakan dala istilah berat
basah, berat kering, volume, atau kadar karbon dan nitrogen per satuan
luas atau volume
B. Angka Kelahiran/perkecambahan Biji (Natalitas)
Natalitas untuk tumbuhan dinamakan perkecambahan biji merupakan salah
satu sifat populasi untuk pertambahan individu baru per satuan waktu melalui

14
berbagai cara reproduksi. Terdapat dua jenis pertambahan individu baru
melalui natalitas, yaitu;
1. Natalitas maksimum, merupakan produksi maksimum dari individu-
individu baru dalam populasi pada kondisi yang ideal per satuan waktu,
dengan tidak ada faktor-faktor lingkungan yang membatasi proses
reproduksi tersebut, kecuali dibatasi oleh faktor fisiologi tumbuhan itu
sendiri
2. Natalitas ekologi, merupakan pertambahan individu-individu baru dalam
populasi per satuan waktu, yang di pengaruhi oleh berbagai faktor ekologi
atau kondisi lingkungan yang menjadi faktor pembatas
C. Angka Kematian (Mortalitas)
Angka kematian merupakan kematian individu-individu di dalam populasi per
satuan waktu. Mortalitas dapat dinyatakan dalam dua cara, yaitu:
1. Mortalitas minimum potensial, merupakan kematian individu tumbuhan
pada kondisi yang ideal yang dengan adanya faktor-faktor pembatas akan
mempercepat kematian.
2. Mortalitas ekologi, merupakan kematian nyata dari individu-individu
tumbuhan pada kondisi lingkungan yang banyak dipengaruhi oleh faktor
pembatas.
D. Penyebaran Umur dan Pertumbuhan Populasi
Penyebaran unsur merupakan karakteristik yang penting untuk populasi
karena dipengaruhi oleh natalitas dan mortalitas. Populasi tumbuhan yang
berkembang dengan cepat cenderung dikuasai oleh individu tumbuhan muda,
dan populasi stationer akan mempunyai pengelompokan kelompok umur yang
merata sedangkan populasi tumbuhan yang sedang jenuh sebagian besar
pertumbuhan populasinya mengarah pada penyebaran kelompok umur yang
mantap dan normal

Pengertian komunitas

Sebuah komunitas adalah kumpulan populasi tumbuhan dan tanaman yang


hidup secara bersama di dalam suatu lingkungan. Serigala, rusa, berang-berang,

15
pohon cemara dan pohon birch adalah beberapa populasi yang membentuk komunitas
hutan di Isle Royale. Ahli ekologi mempelajari peranan masing-masing spesies yang
berbeda di dalam komunitas mereka. Mereka juga mempelajari tipe komunitas lain
dan bagaimana mereka berubah. Beberapa komunitas seperti hutan yang terisolasi
atau padang rumput dapat diidentifikasi secara mudah, sementara yang lainnya sangat
sulit untuk dipastikan.

Sebuah komunitas tumbuh-tumbuhan dan binatang yang mencakup wilayah


yang sangat luas disebut biome. Batas-batas biome yang berbeda pada umumnya
ditentukan oleh iklim. Biome yang utama termasuk diantaranya padang pasir, hutan,
tundra, dan beberapa tipe biome air.

Peran suatu spesies di dalam komunitasnya disebut peran ekologi (niche).


Sebuah peran ekologi terdiri dari cara-cara sebuah spesies berinteraksi di dalam
lingkungannya, termasuk diantaranya faktor-faktor tertentu seperti apa yang dimakan
atau apa yang digunakan untuk energi, predator yang memangsa, jumlah panas,
cahaya atau kelembaban udara yang dibutuhkan, dan kondisi dimana dapat
direproduksi.

Gambar 6. Contoh komunitas pohon cemara

16
Ahli ekologi memiliki catatan yang panjang tentang beberapa spesies yang
menempati peran ekologi tinggi tertentu dalam komunitas tertentu.Berbagai
penjelasan banyak yang diusulkan untuk hal ini. Beberapa ahli ekologi merasa bahwa
hal ini disebabkan karena kompetisi jika dua spesies mencoba untuk mengisi peran
ekologi "niche" yang sama, selanjutnya kompetisi untuk membatasi berbagai sumber
daya akan menekan salah satu spesies keluar. Ahli lainnya berpendapat bahwa sebuah
spesies yang menempati peran ekology yang tinggi, melakukannya karena tuntutan
fisik yang keras tentang peran tertentu tersebut di dalam komunitas. Dengan kata lain
hanya satu spesies yang menempati peran ekologi "niche" bukan karena
memenangkan kompetisi dengan spesies lainnya, tetapi karena hanya satu-satunya
anggota komunitas yang memiliki kemampuan fisik memainkan peran tersebut.

Perubahan komunitas yang terjadi disebut suksesi ekologi. Proses yang terjadi
berupa urutan-urutan yang lambat, pada umumnya perubahannya dapat diramalkan
yakni dalam hal jumlah dan jenis mahkluk organisme yang ada di suatu tempat .
Perbedaan intensitas sinar matahari, perlindungan dari angin, dan perubahan tanah
dapat merubah jenis-jenis organisme yang hidup di suatu wilayah.

Perubahan-perubahan ini dapat juga merubah populasi yang membentuk


komunitas. Selanjutnya karena jumlah dan jenis spesies berubah, maka karakteristik
fisik dan kimia dari wilayah mengalami perubahan lebih lanjut. Wilayah tersebut bisa
mencapai kondisi yang relatip stabil atau disebut komunitas klimaks, yang bisa
berakhir hingga ratusan bahkan ribuan tahun.

E. Karakteristik Komunitas Tumbuhan


Komunitas tumbuhan merupakan gabungan dari berbagai jenis tumbuhan
dengan pola penyebaran yang saling tumpang tindih dan berinteraksi satu sama
lainnya. Komunitas tumbuhan mempunyai karakteristik tertentu sebagai berikut:
1. Komposisi jenis, misalnya perbedaan jenis, jenis-jenis yang sedikit dan langka

17
2. Fisiognomi, mempunyai bentuk tertentu, bentuk hidup, penutupan tajuk,
indeks luas, dan fenologi
3. Pola sebaran jenis, misalnya sebaran spasial yang luas atau relung yang
tumpang tindih
4. Keanekaragaman jenis
5. Daur hara, misalnya kebutuhan akan nutrisi, kemampuan menyimpan dan
kecepatan pengembalian unsur hara ke dalam tanah
6. Perubahan dan perkembangan dalam skala ruang dan waktu, misalnya proses
eksekusi, respon terhadap perubahan iklim dan lingkungan mikro
7. Produktivitas setiap jenis, misalnya blomassa, produktivitas primer, alokasi
dan efisiensi produktivitas

Hal yang perlu dipelajari tentang karakterisitik komunitas tumbuhan, yaitu:

1. Perkembangan komunitas, yaitu sejarah pembentukan dan evolusi suatu


komunitas tumbuhan melalui tahap-tahap suksesi
2. Organisasi komunitas tumbuhan, yaitu struktur, komposisi jenis dan
organisasi tropik suatu komunitas tumbuhan. Struktur komunitas terdiri atas;
struktur vertikal, struktur horizontal, dan kelimpahan atau abudance
3. Fungsi komunitas, yaitu aliran energi, daur hara, pola metabolisme,
produktivitas serasah dan laju dekomposisi
F. Struktur Komunitas
Menurut Kent dan Coker (1992) struktur komunitas tumbuhan merupakan
suatu pertelaan atau deskripsi masyarakat tumbuhan berdasarkan bentuk luar atau
morfologi, stratifikasi vertikal dan sebaran secara horizontal bentuk hidup, dan
ukuran besar tumbuhan yang ada pada suatu saat. Pada dasarnya pertelaan tentang
struktur komunitas tumbuhan berhubungan erat dengan komposisi jenis tumbuhan
dan kelimpahannya, serta susunan vertikal jenis-jenisnya (Loveless, 1989). Dalam
melakukan deskripsi suatu komunitas tumbuhan , sebelum menentukan
kelimpahan jenis-jenis tumbuhan yang terdapat dalam komunitas tersebut maka
salah satu hal terpenting yang harus dilakukan adalah mengetahui komposisi
vegetasi atau jenis-jenis tumbuhannya.

18
1. Komposisivegetasi
komposisi vegetasi adalah daftar jenis-jenis tumbuhan yang ada dalam suatu
komunitas di suatu daerah. Data flora atau vegetasi tersebut dinamakan data
floristik.
Data floristik sangat berguna untuk mempelajari atau mengetahui:
a. Keanekaragaman jenis
b. Struktur tiap unit vegetasi
c. Pengelompokan secara kuantitatif, seperti spesies dominan, frekuensi, dan
daya adaptasi yang luas
d. Tahap suksesi
e. Jenis-jenis yang jarang (dapat digunakan sebagai indikator habitat)
f. Kondisi habitat lingkungan
2. Kelimpahan
Dalam penelitian bila jenis-jenis tumbuhan ysng terdapat dalam suatu
komunitas telah diketahui maka pertelaan tentang struktur yang berhubungan
dengan penilaian kelimpahan secara nisbi dapat dilakukan secara kualitatif
dan kuantitatif.
1) Penilitian kelimpahan secara kualitatif
Cara yang mudah untuk menyatakan kelimpahan secara kualitatif adalah
memberikan penilaian kelimpahan bagi setiap jenis tumbuhan dalam suatu
komunitas yang dinyatakan secara umum dengan tanda.
- Dominan/melimpah - kelas 5
- Rapat - kelas 4
- Kerap/sering - kelas 3
- Jarang - kelas 2
- Kadang-kadang - kelas 1

Penilaian seperti ini mempunyai derajat kekeliruan yang besar karena


faktor penilaian untuk menetapkan kelimpahan dan faktor-faktor lainnya
yang tidak disadari dapat mempengaruhi pertimbangan peneliti. Setiap
jenis tumbuhan dalam komunitas yang diberi nilai berdasarkan persentase
kombinasi kelimpahannya dengan luas tanah yang tertutup oleh jenis
tumbuhan. Skala penutupan Braun-Blanquet adalah sebagai berikut:

X = jarang atau sangat jarang terdapat, penutupan kecil

19
1 = banyak tetapi nilai penutupan kecil

2 = banyak sekali, atau penutupannya paling tiddak dari luas setempat

3 = jumlahnya beberapa saja dan menutupi - luas tempat

4 = jumlahnya beberapa saja dan mempunyai penutupan - luas


tempat

5 = menutupi lebih dari luas tempat

Skala Braun-Blanquet memiliki manfaat, terutama bila vegetasi yang


harus diteliti mempunyai habitat yang luas sedangkan waktu yang tersedia
sedikit.

2) Penilaian kelimpahan secara kuantitatif


Metode ini menggunakan penilaian kelimpahan sebenarnya berdasarkan
sejumlah sampel dengan luas tertentu dari suatu komunitas tumbuhan
yang dipakai untuk menaksir kelimpahan komunitas vegetasi secara
keseluruhan. Terdapat tiga parameter yang digunakan untuk menentukan
kelimpahan masyarakat tumbuhan secara kuantitatif yaitu:
1) Frekuensi
Frekuensi suatu jenis tumbuhan adalah derajat penyebaran suatu jenis
tumbuhan di dalam komunitas yang dinyatakan dengan perbandingan
antara banyaknya unit sampel yang mengandung suatu jenis tumbuhan
terhadap jumlah seluruh unit sampel
2) Kerapatan
Kerapatan atau kepadatan suatu jenis tumbuhan adalah jumlah
individu per satuan luas. Nilai kerapatan ditentukan dengan
menghitung jumlah individu setiap jenis dalam unit sampel dengan
luas tertentu
3) Penutupan tajuk
Penutupan tajuk atau kerimbunan adalah proyeksi vertikal tajuk
terhadap permukaan tanah atau bagian dari permukaan tanah yang

20
secara tegak lurus dirimbuni oleh tajuk tumbuhan dari suatu jenis
tumbhan tertentu.
4) Dominasi jenis
Dominasi jenis adalah jenis tumbuh-tumbuhan yang terdapat di dalam
suatu komunitas yang menguasai dan dapat menunjukkan ciri
masyarakat tumbuhan di komunitas tersebut dengan jenisnya.
5) Asosiasi interspesifik
Asosiasi interspesifik merupakan hubungan kekariban antara dua jenis
tumbuhan yang terdapat dalam suatu komunitas
6) Stratifikasi
Stratifikasi adalah lapisan vertikal komunitas tumbuhan dan
stratifikasi juga adalah salah satu sifat fisiognomosis dari suatu
formasi tumbuh-tumbuhan di hutan
7) Bentuk hidup
Raunkiser (1860-1935) (Loveless, 1989) telah membuat suatu
penggolongan bentuk hidup berdasarkan jarak antara permukaan dan
posisi tertinggi tunas tumbuhan selama musim tertentu. Menurut
Raunkier kriteria bentuk hidup pada komunitas tumbuhan yaitu:
a) Struktur tumbuhan dan kepentingan habitat dan lingkungan yang
menunjukkan adaptasi morfologi
b) Ciri struktur tumbuhan harus cukup jelas terlihat di alam
c) Semua bentuk hidup harus mempunyai ciri tumbuhan secara alam
dan memuat sistem yang sama yang terdiri atas satu aspek ciri
yang dapat digunakan untuk membandingkan berbagai komunitas
tumbuhan secara statistik
8) Fungsi komunitas
Fungsi komunitas adalah berbagai aspek atau proses yang berlangsung
dalam komunitas yang berkaitan dengan interaksi masyarakat tumbuh-
tumbuhan dengan habitat, lingkungan dan biota lainnya.

21
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Dari pembahasan tersebut dapat kita ketahui bahwa proses fotosintesis terbagi
dua yaitu reaksi gelap dan reaksi terang.
Reaksi terang

Berlangsung di dalam membran tilakoid di grana. Grana adalah struktur


bentukan membran tilakoid yang terbentuk dalam stroma, yaitu salah satu ruangan
dalam kloroplas. Di dalam grana terdapat klorofil, yaitu pigmen yang berperan dalam
fotosintesis. Reaksi terang di sebut juga fotolisis karena proses penyerapan energi
cahaya dan penguraian molekul air menjadi oksigen dan hidrogen. Reaksi terang
adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH 2. Reaksi ini memerlukan
molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.
Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450
nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600
nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga
menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan
lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Reaksi gelap

Berlangsung di dalam stroma. Reaksi yang membentuk gula dari bahan dasar
CO2 yang diperoleh dari udara dan energi yang diperoleh dari reaksi terang. Tidak
membutuhkan cahaya matahari, tetapi tidak dapat berlangsung jika belum terjadi
siklus terang karena energi yang dipakai berasal dari reaksi terang. ATP dan NADPH
yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai proses biokimia. Pada
tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin yang mengikat karbon
dioksida untuk membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi gula seperti glukosa).

22
Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya
sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya).
Ada dua macam siklus, yaitu
c. siklus Calin-Benson
d. siklus hatch-Slack.

Pengertian populasi

Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama, yang
hidup di suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Misalnya
semua rusa di Isle Royale membentuk suatu populasi, begitu juga dengan pohon-
pohon cemara. Ahli ekologi memastikan dan menganalisa jumlah dan pertumbuhan
dari populasi serta hubungan antara masing-masing spesies dan kondisi-kondisi
lingkungan.

Pengertian komunitas

Sebuah komunitas adalah kumpulan populasi tumbuhan dan tanaman yang


hidup secara bersama di dalam suatu lingkungan. Serigala, rusa, berang-berang,
pohon cemara dan pohon birch adalah beberapa populasi yang membentuk komunitas
hutan di Isle Royale. Ahli ekologi mempelajari peranan masing-masing spesies yang
berbeda di dalam komunitas mereka. Mereka juga mempelajari tipe komunitas lain
dan bagaimana mereka berubah. Beberapa komunitas seperti hutan yang terisolasi
atau padang rumput dapat diidentifikasi secara mudah, sementara yang lainnya sangat
sulit untuk dipastikan.

DAFTAR PUSTAKA

23
D.A. Bryant & N.-U. Frigaard (2006). "Prokaryotic photosynthesis and
phototrophy illuminated". Trends Microbiol 14 (11): 488

Foyer, Christine H. 1989. Photosynthesis. New York:Chapman and Hall. Hal.


4-9.

Gest H. 2000. Bicentenary homage to Dr Jan Ingen-Housz,MD (17301799),


pioneer of photosynthesis research. Photosynthesis Research 63: 183190.

Hopkins WG, Hner NPA. 2004. Introduction to Plant Physiology. Hoboken:


John Wiley & Sons. Hal. 17-29.

Risidi, Suswanto. 2003. Ekologi Tumbuhan.Jakarta:Universitas terbuka.

Photosynthesis, McGraw-Hill Encyclopedia of Science and Technology, Vol.


13, 2007.

Salisbury FB, Ross CW. 1992. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 2. Bandung: Institut
Teknologi Bandung. Hal. 19-38.

24

Anda mungkin juga menyukai