SISTEM UTILITAS
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
dr. DJOKO PRAMONO
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
dr. DJOKO PRAMONO
Jl. Panatayuda I No. 35, Karawang
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK dr. DJOKO
PRAMONO KARAWANG
Nomor :
Ditetapkan
Karawang, ..................................
Direktur RSIA dr Djoko Pramono
( ........................................... )
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan buku panduan ini. Kami menyadari bahwa buku pedoman ini masih banyak
kekurangannya, untuk itu saran dan masukan yang berharga senantiasa kami harapkan.
Karawang,
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Bangunan-bangunan gedung tidak dapat terlepas dari masalah- masalah lingkungan seperti
hujan, angin, panas, dingin, lembab, polusi dan sebagainya. HaI itu menyebabkan sebuah bangunan
memerlukan suatu sistem utilitas yang dapat berfungsi dalam pelayanan suatu bangunan (building
service), dimana fungsi utamanya adalah pada operasi mekanikal dan elektrikal seperti sistem tata
udara, sistem plumbing, sistem kelistrikan, sistem tata cahaya, sistem transportasi vertikal dan
sistem-sistem yang lain
yang dapat menunjang bangunan tersebut agar dapat berfungsi dengan baik. Secara fisik
sistem utilitas rumah sakit sebagian besar merupakan jalur-jalur panjang, baik pada arah
horisontal maupun pada arah vertikalnya.
Di dalam perancangannya seringkali jalur instalasi ini ditempatkan pada satu zona dengan
jalur sirkulasi, baik yang berada dalam jalur vertikal maupun yang berada pada jalur horisontal. Pada
lajur vertikal yang ditempatkan pada satu zona disebut core dan pada jalur horisontal sering kita lihat
berada sejalan dengan jalur-jalur koridor yang menjalar di dalam bangunan yang bersangkutan.
B. PENGERTIAN
Sistem utilitas adalah untuk menyiapkan pelayanan penting yang dibutuhkan oleh RSIA dr.
Djoko Pramono untuk mendukung standar pelayanan pasien yang berkualitas tinggi dengan
memanfaatkan sumber daya secara efisien dan biaya yang efektif.
C. TUJUAN
1. Merencanakan sistem utilitas sebaik mungkin agar fungsi bangunan dapat berjatan lancar
dan keberadaarmya tidak rnengganggu lingkungan di sekitarnya
5. Merancang secara rinci sistem plambing air bersih yang terdiri dari:
a. Sistem perpipaan air bersih
b. Perhitungan kebutuhan sistem penyediaan sistem air bersih
BAB II
RUANG LINGKUP
Panduan sistem utilitas di RSIA dr. Djoko Pramono mencakup semua faktor pendukung pelayanan di RSIA dr.
Djoko Pramono untuk mendukung standar pelayanan pasien yang berkualitas tinggi dengan memanfaatkan sumber
daya secara efisien dan biaya yang efektif. Panduan ini berlaku di RSIA dr. Djoko Pramono meliputi Pengelolaan air
bersih, Listrik, Gas medis, dan Sistem Komunikasi.
BAB III
KEBIJAKAN
1. Dalam kondisi air sumur tanah tidak dapat digunakan, Rumah Sakit Ibu dan Anak dr. Djoko
Pramono masih dapat memakai air bersih dengan mengunakan layanan air bersih PDAM
memasok air bersih di Karawang.
2. Kebutuhan air minum RSIA dr. Djoko Pramono selalu menyediakan air minum kemasan secara
rutin oleh perusahaan distributor air minum yang ditunjuk dan di kuatkan dengan bentuk MOU,
setiap harinya selalu mengirim untuk kebutuhan air minum baik karyawan maupun pelayanan
pasien.
3. RSIA dr. Djoko Pramono dipasok oleh tenaga listrik dari PLN dengan kapasitas 105 KVA dan
Genset dengan kapasitas 85 KVA. Apabila terjadi pemadaman listrik dalam waktu yang cukup
lama maka akan dilakukan menggunakan genset telah tersedia.
4. Pemeriksaan kualitas air bersih fisik, kimia dan biologis dilakukan 6 bulan sekali di ESDM
Purwakarta.
TATA LAKSANA
1. RSIA dr. Djoko Pramono juga mempunyai dua sumur Pompa Air tanah dengan kapasitas
30 liter permenit . Air sumur tanah disimpan di tandon air yang berjumah 3 buah dengan total
2. kapasitas 20.000 liter yang terbuat dari polyethylene murni stabil terhadap UV.
Dalam kondisi air sumur tanah tidak dapat digunakan, RSIA dr. Djoko Pramono masih dapat
menggunakan air PDAM yang tersedia.
3. Untul ebutuhan air minum RSIA dr. Djoko Pramono selalu tersedia secara rutin oleh
perusahaan distributor air minum yang ditunjuk dan dikuatkan dengan bentuk MOU, setiap
harinya selalu mengirim untuk kebutuhan air minum baik karyawan maupun pelayanan pasien.
F. Sistem Penghawaan
Setiap bangunan rumah sakit harus memiliki ventilasi alami dan/atau ventilasi mekanik/buatan
sesuai dengan fungsinya. Bangunan rumah sakit harus mempunyai bukaan permanen, kisi-kisi
pada pintu dan jendela dan/atau bukaan permanen yang dapat dibuka untuk kepentingan ventilasi
alami. Persyaratan teknis dari sistem penghawaan yaitu :
1. Jika ventilasi alami tidak mungkin dilaksanakan, maka diperlukan ventilasi mekanis seperti pada
bangunan fasilitas tertentu yang memerlukan perlindungan dari udara luar dan pencemaran.
2. Sistem tata udara harus ditempatkan agar memudahkan dalam pemeriksaan
dan pemeliharaan.
3. Sebagai ventilasi, udara segar harus dimasukkan ke dalam ruangan untuk menjaga kesegaran
dan kesehatan ruangan
4. Udara segar harus dimasukkan langsung dari luar dan bukan udara yang berasal dari lobi atau
koridor tertutup.
5. Untuk sistem tata udara individu, seperti unit jendela dan unit split, udara segar boleh
dimasukkan langsung ke dalam ruangan.
6. Tata udara untuk ruangan yang dapat menimbulkan pencemaran atau penularan penyakit ke
ruangan lainnya harus langsung dibuang ke luar.