Anda di halaman 1dari 8

HASIL LAPORAN PRAKTIKUM JAMINAN

MUTU RADIOLOGI
(Uji Kebocoran Tabung dan Uji Kolimator)

OLEH

KELOMPOK II D4

NAMA-NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

AKADEMIK TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI BALI

2023/2023
UJI KEBOCORAN TABUNG

A. TUJUAN

Tujuan dari uji kebocoran tabung sinar-X adalah untuk memastikan bahwa tabung
tersebut tidak bocor dan aman digunakan, Dengan melakukan uji kebocoran tabung sinar-
X, maka dapat memastikan bahwa alat tersebut selalu dalam kondisi yang aman untuk
digunakan.

B. ALAT DAN BAHAN

1. Pesawat Sinar-X
2. Survei Meter
3. Apron

C. PROSEDUR

1. Pastikan bahwa sebelum pengujian dilakukan, prosedur warm up pesawat sinar-X


telah dilakukan dan posisi shutter kolimator dalam keadaan tertutup.
2. Posisikan Survei Meter sejauh 1meter dari tabung Sinar-X guna pengukuran nilai
paparan radiasi.
3. Lakukan eksposi dengan pengaturan tegangan tabung + 10kVp dari kVp
maksimum yang ada pada pesawat dengan pengaturan arus tabung sekon pada +
50 mAs
4. Proses film selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran
5. radiasi berikut besarnya nilai kebocoran tersebut.
6. Catat besarnya paparan radiasi yang terbaca pada Survei Meter

D. EVALUASI DAN ANALISIS

 Nilai maksimum yang diperkenankan terjadinya kebocoran radiasi adalah 1mGy


per 1 jam pada jarak 1 m ketika tabung sinar-X beroperasi pada tegangan
maksimum rata-rata dan arus tabung kontinyu maksimum.
 Periksa dengan teliti film-film yang telah diproses, jika rumah tabung berfungsi
sebagai pelindung (shielding) yang efektif maka pada film tidak ada kebocoran
radiasi (penghitaman).
 Batas kebocoran untuk radiografi konvensional dan fluoroskopi: 0,5 mR per jam
pada jarak 1 meter dari peralatan

E. HASIL EVALUASI DAN ANALIS


Hasil Sebelum Eksposi Dilakukan

Hasil Sesudah Eksposi Dilakukan


UJI KOLIMATOR
1. UJI ILLUMINENSI LAMPU KOLIMATOR

A. TUJUAN
Untuk mengukur illuminansi yang diperoleh dari berkas cahaya kolimator, agar
memberika pencahayaan yang terarah dan fokus.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Pesawat Sinar-x
2. Lux Meter

C. PROSEDUR

A. Dengan kolimasi terbuka penuh, nyalakan lampu kolimator dan matikan lampu
ruangan.
B. Posisikan light meter pada jarak 100 cm dari fokus.
C. Ukur kuat cahaya pada tiap kuadran dari bidang kolimator untuk menentukan
keseragaman intensitas cahaya. Catat iluminasi tiap kuadran dan hitung iluminasi
rata-rata.
D. Hitung tingkat iluminasi dengan mengurangkan kuat cahaya rata-rata dengan
latarnya

D. EVALUASI DAN ANALISIS


Nilai pembaca pada Empat kali pengukuran harus lebih dari 100 Lux pada jarak 1
meter.

E. HASIL EVALUASI DAN ANALISIS


Dari hasil pengukuaran lampu kolimator di setiap kuaadran diperoleh hasil sebagai berikut :
- Kuadran 1 (35,6lux)
- Kuadran 2 ( 34,4lux)
- Kuadran 3 (42,9lux)
- Kuadran 4 (34,0lux)
Lampu ruangan dimatikan ketika dilakukan pengukuran lampu kolimator
Jadi iluminasi rata- rata adalah: ( 35,6 + 34,4 + 42,9 + 34,0) = 146,9 : 4 = 36,725 lux
Dari hasil iluminasi rata-rata diperoleh hasil 36,725 lux, hal tersebut menunjukkan bahwa
masih dibawah standar yakni harus lebih dari 100 lux.
Kuadran 1 ( 35,6) kuadran 4 ( 34,0)

Kuadran 2 (34,4) kuadran 3 ( 42,9 )

2. UJI CELAH (SHUTTER) KOLIMATOR

A. TUJUAN
Shutter yang tertutup penuh pada kolimator harus dapat mencegah radiasi
mengenai film. Tujuan uji ini adalah untuk keamanan radiasi pada saat membuang
muatan kapasitor pada mobile unit atau pada saat pemanasan pesawat dengan
eksposi.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Pesawat Sinar-X
2. Kaset dan film 24x30 cm
3. Manual processing film
C. PROSEDUR
 Pastikan bahwa sebelum pengujian dilakukan, telah dilakukan prosedur
pemanasan tabung (warm up) pesawat sinar-x.
 Tempatkan kaset diatas meja pemeriksaan pada jarak 1m dari focus tabung sinar-
x.
 Atur eksposi pada 80 kVp dan 40 mAs, dan lakukan eksposi pertama dengan
pengaturan satu sisi shutter kolimator dalam keaaan tertutup rapat dan pengaturan
sisi shutter kolimator lainnya dalam keadaan terbuka penuh.
 Lakukan prosedur yang serupa sebagaimana butir diatas tetapi pengaturan sisi
shutter kolimator yang tadinya tertutup sebaliknya dibuka penuh dan seterusnya,
kemudian film yang telah menerima 2x ekspose tersebut diproses.

D. EVALUASI DAN ANALISIS


Periksa dengan teliti film yang telah diproses, jika shutter berfungsi efektif maka
pada film tidak ada efek kebocoran radiasi/penghitaman.

E. HASIL EVALUASI DAN ANALISIS


Celah (shutter) kolimator pesawat sinar-x mengalami kebocoran radiasi diibuktikan
dengan terdapatnya penghitaman atau meningkatnya densitas pada film dengan garis:
vertikal.

foto
Hasil radiograf dari pengujian shutter

a. UJI KESAMAAN BERKAS CAHAYA KOLIMATOR

A. TUJUAN
Untuk menentukan akurasi pada kesamaan antara berkas sinar-X dan berkas
cahaya lampu kolimator dan mengevaluasi ketepatan berkas sinar-x dengan pusat
cahaya.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Alat uji kolimator (collimator alignment test tool)
2. Alat uji ketepatan berkas cahaya (beam alignment test tool). • Film sinar-X dan
kaset ukuran 24x30 cm
3. Pita pengukur
4. Waterpass

C. PROSEDUR
 Letakkan kaset ukuran 24x30 cm pada permukaan yang datar
 Posisikan fokus tabung sinar-X tegak lurus menghadap ke meja pasien. Untuk
memastikan posisi tabung horizonal dapat digunakan waterpass.
 Sentrasi tabung sinar-x dipusatkan ditengah kaset dan atur jarak antara focus
dengan film (FFD) setinggi 100 cm
 Tempatkan collimator test tool pada pertengahan kaset.
 Cahaya kolimator diatur tepat dalam area persegi panjang plat test tool.
 Tempatkan beam alignment test tool pada pusat area pencahayaan seperti gambar
disamping
 Hidupkan lampu kolimator, atur luas lapangan cahaya sesuai dengan garis persegi
panjang yang ada pada permukaan plat
 Lakukan eksposi radiografi agar diperoleh densitas optis pada film yang dapat
diobservasi oleh evaluator.
 Proses film dikamar gelap dan cek kesesuaian berkas cahaya/berkas sinar x dan x
ray beam alignmen

D. EVALUASI DAN ANALISIS


1. KOLIMATOR: Sesuai dengan persyaratan, batas toleransi maksimum kongruensi
kolimasi adalah (X1+X2), (Y1+Y2) tidak boleh lebih dari 2% dari jarak fokus –
film.
2. BEAM: perhatikan pergeseran gambar kedua bola baja dalam film, bandingkan
dengan standar NCRP (<3*)
Apabila salah satu persyaratan nilainya melibihi batas toleransi tersebut maka
berkas radiasi dinyatakan tidak kongruen dengan bidang lampu kolimator.

 Kolimator test tool


- X1= pada sisi kanan tepat pada garis
- X2= Bergeser ke kiri 0,5 kotak atau setara dengan 2,5 mm
- Y1= Pada sisi atas tepat pada garis
- Y2= Pada sisi atas tepat pada garis
• Untuk X1 dan X2
X1 + X2 ≤ 2% FFD
X1 + X2 ≤ 2/ 100 x 100cm
X1 + X2 ≤ 2cm
10 mm - 5 mm ≤ 2cm
5 mm ≤ 2cm
Untuk Y1 dan Y2
Y1 + Y2 ≤ 2% FFD
Y1 + Y2 ≤ 2 /100 x 100cm
Y1 + Y2 ≤ 2cm
8 mm + 10 mm ≤ 2 cm
18 mm ≤ 2cm..
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa kongruensi kolimasi
masih sesuai dengan persyaratan yaitu dibawah 2%. • Titik Bidik / Central point
Nampak ada pergeseran namun masih berada dalam ambang batas 3⸰ . Hal ini
menunjukkan bahwa titik bidik masih dalam batas normal.

Hasil radiograf dari pengujian kesamaan


Berkas cahaya kolimator

Anda mungkin juga menyukai