Anda di halaman 1dari 30

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Medan
(BPFK) Medan Jl. KH. Wahid Hasyim No. 15 Medan, Sumatera Utara dan Rumah
Sakit Bunda Thamrin Medan Jl Sei Batang Hari.

3.2. Alat dan Bahan Penelitian


Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain:
1. Alat penelitian
a. Pesawat Sinar-X Radiographi Umum sebagai sumber yang digunakan
dalam penelitian ini, seperti ditampilkan gambar 3.1.

Gambar 3.1 Pesawat Sinar-X Radiographi Umum


Spesifikasi Alat:
Merek : Toshiba
Input 12 V : 50/60 Hz
Max. Input Power : 100 VA
Max. Tube Voltage : 150 kV
Filtration :1,2 mmAl
Serial No : W1B0843266
b. Pesawat Sinar-X Mobile sebagai sumber yang digunakan dalam
penelitian ini, seperti ditampilkan gambar 3.2.

Gambar 3.2. Pesawat Sinar-X Mobile


Spesifikasi Alat:
Merek : Shimadzu
Pn / Sn : 532-24780 / CM74B301A025
Max / Fokus : 133 kV/ 0,7/ 1,3
Filtration :1,5 mmAl
c. Collimator Digunakan untuk uji kolimasi pesawat sinar-X

Gambar 3.3. Collimator test tool


Spesifikasi Alat:
Nama Alat : Collimator and Beam Allignment Test Tool

Merek : Gammex
Nomor Seri : 800422-11075
d. Beam Allignment Test Tool digunakan untuk menguji ketegaklurusan
berkas sinar-X

Gambar 3.4. Beam Allignment Test Tool

Spesifikasi Alat:
Nama Alat : Beam Allignment Test Tool

Merek : Gammex
Nomor Seri : 800423-1165
e. Light Meter Digunakan untuk uji iluminasi.

Gambar 3.5. Light Meter


Spesifikasi Alat:
Nama Alat : Light Meter

Merek : Luxtron
Nomor Seri : L959233
f. Multimeter X-Ray: RTI Piranha CB2-10090128 (Detektor) digunakan
untuk mengukur kualitas berkas sinar-X.

Gambar 3.6. RTI Piranha


2. Bahan Penelitian
a. Film (24 x 30 cm)

Gambar 3.7. Film Radiographi

b. Pita pengukur

Gambar 3.8. Pita Pengukur


c. Waterpass yang digunakan untuk mengatur kesejajaran tabung sinar-X

Gambar 3.9. Waterpass


d. Filter Aluminium

Gambar 2.10 Filter Aluminium

3.3. Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian dilakukan dengan tahapan pengukuran pada Pesawat sinar-
X Radiographi Umum dan Pesawat sinar-X Radiographi Mobile. Adapun tahapan
pada penelitian ini adalah pengujian pada iluminasi, kolimasi, Ketegaklurusan dan
kualitas berkas sinar-X.
3.3.1. Pengukuran Iluminasi pesawat Sinar-X
Pengukuran iluminasi pada pesawat sinar-X dengan menempatkan alat ukur
Lux meter 100 cm dari tabung sinar-X. Kemudian pastikan Lux meter parallel
dengan axis anoda dan katoda. Selanjutnya nyalakan lampu kolimator dan ukur
tingkat pencahayaan dengan pemisahan empat area dan luas lapang kolimasi 25 x
25 cm.
Gambar 3.10. Jarak iluminasi dengan Lux Meter

Selanjutnya untuk pengujian iluminasi lakukan pengukuran berulang


sebanyak lima kali pada masing-masing area. Selanjutnya evaluasi tingkat
pencahayaan kolimator. Nilai lolos pengujian ≥ 100 Lux.

3.3.2. Pengukuran Kolimasi dan Ketegaklurusan


Pengukuran kolimasi dan ketegaklurusan dengan melektakkan kaset pada meja
pemeriksaan yang datar. Selanjutnya tabung sinar-X dipusatkan pada kaset jarak
antara focus dengan film (SID) 100 cm. Untuk mengatur kerataan kolimator,
permukaan dan tabung menggunakan alat water pass. Selanjutnya pastikan bahwa
anoda dan katoda axis dengan parallel dengan kaset. Selanjutnya letakkan
collimator test tool pada pertengahan kaset dan mengatur cahaya kolimator.
Selanjutnya letakkan beam aligment test tool pada pusat titik pencahayaan dan atur
luas lapang penyinaran sesuai dengan garis persegi panjang pada permukaan
collimator test tool.
Gambar 3.11. Kolimasi pada pesawat Sinar-X
Selanjutnya untuk pengujian kolimasi dan ketegaklurusan berkas sinar-X
dilakukan pengeksposan dengan menggunakan tegangan tabung 80 kV dan kuat
arus 20 mAs. Selanjutnya cetak film dan cek kesesuaian berkas cahaya, berkas
sinar-X, dan beam aligment test tool. Untuk evaluasi kesesuaian berkas sinar-X
pada film catat perubahan skala lapang radiasi. Untuk evaluasi ketegaklurusan
berkas sinar-X dengan melihat pergeseran titik pusat penyinaran pada film.
Nilai lolos uji ketegaklurusan berkas sinar-X ≥ 3º

3.3.3. Pengukuran Kualitas Berkas Sinar-X (HVL)


Pengukuran kualitas berkas sinar-X (HVL) menggunakan metode langsung
dapat dilakukan bersamaan dengan pengujian akurasi tegangan dengan
menggunakan alat ukur Piranha. Selanjutnya meletakkan detektor Piranha pada
meja tegak lurus pada sumbu utama dan kolimasikan seluas ukuran detektor
piranha.
Gambar 3.12. Pengujian HVL menggunakan ion chamber detector

Selanjutnya lakukan ekspose pada tegangan tabung 70 kilo Volt dan 80 kilo
Volt dan kuat arus 20 mili Ampere second, letakkan filter Aluminium pada
kolimator dengan menambahkan filter 1 mmAl, 2 mmAl, 3 mmAl, 4 mmAl, dan 5
mmAl. Untuk setiap ketebalan filter yang digunakan dan tegangan tabung dicatat
dosis radiasinya.
Nilai lolos uji pada tegangan tabung 70 kV sebesar ≥2,1 dan untuk tegangan tabung
80 kilo Volt HVL ≥ 2,3 mmAl.
3.4. Diagram Alir

Mulai

Observasi Pesawat Sinar-X


Radiographi Umum Dan
Radiographi Mobile

Persiapan Peralatan Penelitian (Pesawat Radiografi


Umum dan Pesawat Radiographi Mobile, Light
meter, Collimator,Beam Aligment test tool, detector
piranha, meteran, Waterpass, Film radiographi
,Lembar Hasil ukur penelitian)

Pengukuran Pesawat radiographi


Umum dan Pesawat radiograpi
Mobile dengan parameter Iluminasi,
Kolimator, Ketegaklurusan dan
kualitas Berkas sinar-X

Pengolahan Data dan Analisa

Penulisan Laporan

Selesai
Gambar 3.7. Gambar flowcart penelitian
4.1. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan pengujian iluminasi, kolimasi dan ketegaklurusan dengan
kualitas berkas Pesawat Sinar-X Radiografi Umum dan Radiografi Mobile di
Instalasi Radiologi Rumah Sakit Bunda Thamrin Medan, maka diperoleh hasil
Sebagai Berikut :

4.1.1. Hasil Pengukuran Iluminasi Pesawat Sinar- X Radiografi Umum


Tabel 4.1. Hasil Pengukuran Iluminasi
Titik Ukur Rata- Pengukuran
Area
Rata Cahaya
Pengukuran Hasil Uji
Lux Ruangan/
Iluminasi Area Area Area Area (Lux)
Teruku Lux Latar
(Lux) I II III IV r (Lux)
1 168 148 166 157 159,75 108,75
2 167 149 169 159 161,00 110,00
3 168 147 170 158 160,75 51 109,75
4 169 146 168 160 160,75 109,75
5 169 147 167 158 160,25 109,25
Rata-rata hasil uji 109,50
Nilai Lolos Uji ≥ 100 Lux

Dari hasil pengujian iluminasi pada pesawat sinar-X Radiografi Umum pada
jarak 100 cm dari tabung sinar-X dilakukan pengukuran pada empat titik ukur dan
dilakukan secara berulang sebanyak lima kali pengukuran. Pengukuran pertama
terdapat rata-rata titik ukur 159,75 Lux dan hasil Uji iluminasi pertama adalah
108,75 Lux, pada pengukuran kedua rata-rata titik ukur 161,00 Lux dan hasil uji
iluminasi kedua adalah kedua 110,00 Lux, pada pengukuran ketiga rata-rata titik
ukur 160,75 Lux dan hasil uji iluminasi ketiga adalah 109,75 Lux, pada pengukuran
keempat rata-rata titik ukur 160,75 Lux dan hasil uji iluminasi keempat adalah
109,75 Lux, pada pengukuran kelima rata-rata titik ukur 160,25 Lux dan hasil uji
iluminasi kelima adalah 109,25 Lux. Untuk mendapatkan hasil iluminasi digunakan
persamaan dibawah ini:
Iluminasi (Hasil Uji) = Rata-rata Lux Terukur – Lux Lata
(4.1)
Nilai Lolos uji ≥ 100 lux
Dari data diatas menunjukkan bahwa tingkat iluminasi yang dihasilkan
kolimator pada lima kali pengujian rata-rata hasil uji sebesar 109,50 Lux dinyatakan
lolos uji karena hasil uji ≥ 100 Lux.

4.1.1. Hasil Pengujian Lapangan Kolimasi Berkas Sinar-X Dengan Berkas


Cahaya
Pengujian kolimasi berkas sinar-X dengan lapanganan berkas cahaya
kolimator didapatkan hasil pada tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.2. Hasil pengujian kolimasi berkas Sinar-X dengan berkas cahaya
kolimator
Tepi Tepi
Titik Lapanganan Lapanganan 1  2 (% SID) ΔX + ΔY
Ukur Cahaya (cm) Sinar-X (cm) (%SID)
X1 9 9 0.5
X2 9 8.5
Y1 7 6 1.5 2
Y2 7 6.5
Nilai Lolos Uji ≤ 3 %

Pengukuran dilakukan dengan mengatur tepi lapangan cahaya pada sumbu


X1 = 9 cm dan tepi lapangan sinar-X = 9 cm, pada sumbu X 2 tepi lapangan cahaya =
9 cm dan tepi lapangan sinar-X = 8,5 cm. Pada sumbu Y 1 tepi lapangan cahaya = 7
cm dan tepi lapangan sinar-X adalah 6 cm, pada Y2 pengaturan tepi lapangan
cahaya 7 cm dan tepi lapangan sinar-X adalah 6,5 cm. Untuk memperoleh selisih
lapangan kolimasi dengan berkas sinar-X pada sumbu X di dapatkan menggunakan
persamaan dibawah ini:
X 1   X 2 
ΔX (% SID) = x 100%
(4.2)
SID
Diperoleh nilai deviasi % SID pada sumbu x adalah 0.5 %.
Selisih lapangan kolimasi dengan berkas sinar-X pada sumbu Y diperoleh dengan
persamaan dibawah ini :

Y1  Y2
ΔY (%SID) = x 100% (4.3)
SID
Sehingga diperoleh nilai deviasi SID adalah 1,5 %.
Penjumlahan selisih lapangan kolimasi dengan berkas sinar-X pada sumbu X dan
Sumbu Y diperoleh dari persamaan dibawah ini :

ΔX + ΔY = X (%SID) Y (%SID) (4.4)

Sehingga hasil penjumlahan selisih lapangan kolimasi dengan berkas sinar-X pada
sumbu X dan Sumbu Y adalah 2 %.
Batas toleransi lolos uji adalah sebesar
ΔX dan ΔY ≤ 2% SID
ΔX + ΔY ≤ 3% SID (4.5)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa selisih lapangan kolimasi dengan berkas sinar-
X. Pada sumbu X dan sumbu Y masih dibawah batas toleransi sehingga alat masih
dalam kondisi baik.

4.1.2. Pengujian Ketegalurusan Berkas Sinar-X Dengan Berkas Cahaya


Pada pengujian ketegaklurusan berkas Sinar-X dengan berkas cahaya
menggunakan faktor ekspose dengan tegangan tabung 80 kilo Volt dan waktu 20
mili Ampere second pada jarak Source Image Distance (SID) = 100 cm dengan
mengatur collimator test tool dan luas lapangan penyinaran berkas penyinaran.

Tabel 4.3. Pengujian Ketegalurusan Kolimasi Berkas sinar-X dengan berkas cahaya
Ketegaklurusan Hasil Ukur ( 0)
1.50
Nilai Lolos Uji ≤ 30
Gambar 4.1 Pengujian Ketegaklurusan berkas Sinar-X dengan berkas
cahaya pesawat Radiografi Umum
Gambar 4.1 menunjukkan Pengujian Ketegaklurusan berkas Sinar-X pada
film Radiografi titik fokus sinar-X tepat pada sudut 0º dan titik ke dua terdapat
pada sudut mendekati 1,5º.
Nilai lolos uji pengujian Ketegaklurusan Kolimasi Berkas Cahaya adalah ≤ 30.
Sehingga hasil ukur yang diperoleh dari pengujian berkas sinr-X dengan berkas
cahaya, nilai ukurnya dinyatakan lolos uji.

4.1.3. Hasil Pengujian Kualitas Berkas Pesawat Sinar-X Radiografi Umum


Pengujian kualitas berkas pesawat sinar-X Radiografi Umum dilakukan
dengan jarak fokus ke detektor 100 cm, variasi tegangan tabung (kilo Volt), Arus-
Waktu tetap dan variasi ketebalan filter tambahan. Variasi faktor ekspose 70 kilo
Volt, 80 kilo Volt dan arus waktu 20 mili Ampere second. Adapun Ketebalan filter
Aluminium yaitu filter tetap, 1 mmAl , 2 mmAl, 3 mmAl, 4 mmAl dan 5 mmAl.
Tabel 4.4. Faktor Ekspose 70 kilo Volt dan 20 mAs

No Tegangan Inheren Addheren Total Dosis HVL


Tabung (kV) (mmAl) (mmAl) Filter (mGy)
0 1,2 0.8831 2.36
1 2,2 0.6528 2.82
1 70 kilo Volt, 20 1,2 2 3,2 0.5076 3.22
mAs 3 4,2 0.4052 3.57
4 5,2 0.3324 3.88
5 6,2 0.2766 4.18

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa hasil pengujian kualitas berkas


pesawat sinar-X Radiografi Umum filter Inherent (filter terpasang tetap) terdapat
dosis 0,8831 mGy dan HVL sebesar 2,36 mmAl. Filter addheren (Filter tambahan)
pada 1 mmAl terdapat dosis 0,6528 mGy dan HVL sebesar 2,82 mmAl, pada filter 2
mmAl terdapat dosis 0,5076 mGy dan HVL sebesar 3,22, pada filter 3 mmAl
terdapat dosis 0,4052 mGy dan HVL sebesar 3.57, pada filter 4 mmAl terdapat
dosis 0,3324 mGy dan sebesar HVL 3.88 mmAl, pada filter 5 mmAl terdapat dosis
0,2766 mGy dan HVL sebesar 4,18 mmAl. Pada hasil pengukuraan diatas dapat
dinyatakan bahwa semakin tipis ketebalan filter Aluminium dosis radiasinya
semakin tinggi. Sedangkan semakin tebal filter maka dosis radiasi semakin kecil
ataupun sebaliknya.
Dapat disimpulkan bahwa kualitas berkas pada tegangan 70 kilo Volt , arus
waktu 20 mili Ampere second pada alat Radiografi Umum masih dalam batas
toleransi.
Gambar 4.2 Kualitas Berkas dengan Dosis Pesawat Sinar-X Radiografi Umum
Tegangan 70 kV dan Kuat Arus 20 mAs Menggunakan Variasi Tebal Filter

Tabel 4.5. Faktor Ekspose 80 kilo Volt dan 20 mAs


No Tegangan Inheren Addheren Total Dosis HVL
Tabung (kV) (mmAl) (mmAl) Filter (mGy)
0 1,2 1,1330 2,70
1 2,2 0,8635 3,22
2 80 kilo Volt, 1,2 2 3,2 0,6869 3,69
20 mAs 3 4,2 0,5634 4,10
4 5,2 0,4702 4,46
5 6,2 0,4003 4,76

Pada tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa hasil pengujian kualitas berkas
pesawat sinar-X Radiografi Umum pada filter Inherent (filter terpasang tetap)
terdapat dosis 1,133 mGy dan HVl 2,70, pada filter Addheren (filter tambahan)
pada 1 mmAl terdapat dosis 0,8635 mGy dan HVL sebesar 3,22 mmAl, pada filter 2
mmAl terdapat dosis 0,6869 mGy dan HVL sebesar 3,69 mmAl, pada filter 3
mmAl terdapat dosis 0,5634 mGy dan HVL 4,1, pada filter 4 mmAl terdapat dosis
0,4702 mGy dan HVL sebesar 4,46 mmAl, pada filter 5 mmAl terdapat dosis
0,4003 mGy dan HVL sebesar 4,76 mmAl. Pada hasil pengukuran tersebut dapat
dinyatakan bahwa semakin tipis ketebalan filter Aluminium dosis radiasinya
semakin tinggi, dan sebaliknya semakin tebal Filter maka dosis radiasi semakin
kecil.
Dapat disimpulkan bahwa kualitas berkas pada tegangan 80 kilo Volt, arus waktu 20
mili Ampere Second setelah dilakukan pengukuran masih dalam batas toleransi.

Gambar 4.3 Kualitas Berkas dengan Dosis Pesawat Sinar-X Radiografi Umum
Tegangan 80 kV dan Kuat Arus 20 mAs Menggunakan Variasi Tebal Filter

4.2. Pesawat Sinar- X Radiografi Mobile


Setelah dilakukan pengujian iluminasi, kolimasi ketegaklurusan dan kualitas
berkas Pesawat Sinar-X Radiografi Mobile di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Umum Bunda Thamrin Medan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
4.2.1. Hasil Pengujian Iluminasi
Tabel 4.6. Hasil Pengukuran Iluminasi
Area Titik Ukur Pengukuran
Hasil
Pengukuran Cahaya
Area Area Area Area Rata- Uji
Iluminasi Ruangan
I II III IV Rata (Lux
(Lux) (Lux)
)
1 148 175 173 177 168,25 100,25
2 171 172 173 172 172,00 104,00
3 170 171 174 174 172,25 68 104,25
4 172 171 173 174 172,50 104,50
5 171 172 172 173 172,00 104,00
Rata-rata hasil uji 103,40
Nilai Lolos Uji ≥ 100 Lux

Dari hasil pengujian iluminasi pada pesawat sinar-X Radiografi Umum pada
jarak 100 cm dari tabung sinar-X dilakukan pengukuran pada empat titik ukur dan
dilakukan secara berulang sebanyak lima kali pengukuran. Pengukuran pertama
terdapat rata-rata titik ukur 168,25 Lux dan hasil Uji iluminasi pertama adalah
100,25 Lux, pada pengukuran kedua rata-rata titik ukur 172,00 Lux dan hasil uji
iluminasi kedua adalah 104,00 Lux, pada pengukuran ketiga rata-rata titik ukur
172,25 Lux dan hasil uji iluminasi ketiga adalah 104,25 Lux , pada pengukuran
keempat rata-rata titik ukur 172,50 Lux dan hasil uji iluminasi keempat adalah
104,50 Lux, pada pengukuran kelima rata-rata titik ukur 172,00 Lux dan hasil uji
iluminasi kelima adalah 104,00 Lux. Untuk mendapatkan hasil iluminasi digunakan
persamaan dibawah ini:

Iluminasi (Hasil Uji) = Rata-rata Lux Terukur – Lux Latar (4.6)


Dengan : Nilai Lolos uji ≥ 100 lux

Dari data diatas menunjukkan bahwa tingkat iluminasi yang dihasilkan


kolimator pada lima kali pengujian rata-rata hasil uji sebesar 103,40 Lux dinyatakan
lolos uji karena hasil uji ≥ 100 Lux.
4.2.2. Hasil Pengujian lapanganan Kolimasi Berkas Sinar-X Dengan Berkas
Cahaya

Pengujian kolimasi dan ketegaklurusan berkas sinar-X dengan cahaya


kolimator didapatkan hasil yang terdapat pada tabel 4.7 dibawah ini:

Tabel 4.7. Hasil Pengujian Kolimasi berkas Sinar-X dengan Cahaya Kolimator
Titik Ukur Tepi Lapangan Tepi Lapangan ΔX + ΔY
Cahaya (cm) Sinar-X (cm) 1  2 % SID (%SID)
X1 9 8 1.5
X2 9 8.5
3
Y1 7 6.5 1.5
Y2 7 6
Nilai Lolos Uji ≤ 3%

Pengukuran dilakukan dengan mengatur tepi lapangan cahaya pada sumbua


X1= 9 cm dan tepi lapangan sinar-X=8 cm, pada sumbu X 2 tepi lapangan cahaya = 7
cm dan tapi lapangan sinar-X = 8,5 cm. Pada sumbu Y1 tepi lapangan cahaya = 7
cm dan tepi lapangan sinar-X adalah 6,5 cm, pada Y2 pengaturan tepi lapangan
cahaya = 7 cm dan tepi lapangan sinar-X adalah 6 cm. Untuk memperoleh selisih
lapangan kolimasi dengan berkas sinar-X pada sumbu X di dapatkan menggunakan
persamaan dibawah ini:

X 1    X 2 
ΔX (% SID) = x 100%
(4.7)
SID
Diperoleh nilai deviasi % SID pada sumbu x adalah 1,5 %.
Selisih lapangan kolimasi dengan berkas sinar-X pada sumbu Y diperoleh dengan
persamaan dibawah ini :

ΔY (%SID) =

Y1  Y2
x 100% (4.8)
SID
Sehingga diperoleh nilai deviasi SID adalah 1,5 %.

Penjumlahan selisih lapangan kolimasi dengan berkas sinar-X pada sumbu X dan
Sumbu Y diperoleh dari persamaan dibawah ini :

ΔX + ΔY = X (%SID) Y (%SID) (4.9)

Sehingga hasil penjumlahan selisih lapangan kolimasi dengan berkas sinar-X pada
sumbu X dan Sumbu Y adalah 3 %.

Batas toleransi lolos uji adalah sebesar

ΔX dan ΔY ≤ 2% SID
ΔX + ΔY ≤ 3% SID (4.10)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa selisih lapangan kolimasi dengan berkas sinar-
X. Pada sumbu X dan sumbu Y masih dibawah batas toleransi sehingga alat masih
dalam kondisi baik.

4.2.3. Pengujian Ketegaklurusan Berkas Sinar-X Dengan Berkas Cahaya

Pada pengujian ketegaklurusan berkas Sinar-X dengan berkas cahaya


menggunakan faktor ekspose dengan tegangan tabung 80 kilo volt dan waktu 20
milli Ampere second pada jarak Source Image Distance (SID) = 100 cm dengan
mengatur collimator test tool dan luas lapangan penyinaran berkas penyinaran.

Tabel 4.8. Pengujian Ketegaklurusan Kolimasi Berkas Cahaya


Ketegaklurusan Hasil Ukur (º )
1.5º
Gambar 4.4. Pengujian Ketegaklurusan berkas Sinar-X dengan berkas
cahaya Pesawat Radiografi Mobile

Terlihat pada gambar 4.2 Pengujian Ketegaklurusan berkas Sinar-X pada


film Radiografi titik fokus sinar-X tepat pada 0º dan titik ke dua terdapat pada 1,5º.
Nilai lolos uji Ketegaklurusan Kolimasi Berkas sinar-X dengan pusat berkas Cahaya
adalah ≤ 30. Sehingga hasil pengujian pada ketegaklurusan berkas sinar-X dengan
berkas cahaya pada pesawat Radiografi Mobile masih dalam toleransi.

4.2.4. Hasil Pengujian Kualitas Berkas Pesawat Sinar-X Radiografi Mobile


Table 4.9. Pesawat Sinar-X Mobile 70 Kilo Volt, 20 milli Ampere second
No Tegangan Inheren Addheren Total Dosis HVL
Tabung (kV) (mmAl) (mmAl) Filter (mGy)
0 1,5 1,1140 2,65
1 2,5 0,8470 3,08
1 70 kilo Volt, 1,5 2 3,5 0,6794 3,41
20 mAs 3 4,5 0,5629 3,68
4 5,5 0,4618 3,94
5 6,5 0,3897 4,16

Berdasarkan Perka Bapeten 2011 Secara matematis HVL dapat dihitung


sebagai berikut :
HVL = t1 Ln 2 D2 / D0   t2 Ln 2 D1 / D0 

LnD2 / D1 
 2. 0,5629   2. 0, 4618 
5,5 Ln    4,5 Ln 
HVL =  1,1140   1,1140 
Ln  0,5629 
 0,4618 

5,5 Ln 1,01  4,5 Ln 0,82


=
Ln 1,21

5,5 . 0,0105  4,5  0,1874


=
0,1979

0,0579   0.8434
= 0,1979

= 4,5532 HVL

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa hasil pengujian kualitas berkas


pesawat sinar-X Radiografi Umum pada filter Inherent (filter terpasang tetap)
terdapat dosis 1,114 mGy dan HVl sebesar 2,65 mmAl. Pada filter Addheren (filter
tambahan) pada 1 mmAl terdapat dosis 0,847 mGy dan HVL sebesar 3,08 mmAl,
pada filter 2 mmAl terdapat dosis 0,6794 mGy dan HVL sebesar 3,41, pada filter 3
mmAl terdapat dosis 0,5629 mGy dan HVL sebesar 3,68, pada filter 4 mmAl
terdapat dosis 0,4618 mGy dan sebesar HVL 3,94 mmAl, pada filter 5 mmAl
terdapat dosis 0,3897 mGy dan HVL sebesar 4,16. Pada hasil pengukuraan tersebut
tampak bahwa semakin tipis ketebalan filter Aluminium dosis radiasinya semakin
tinggi. Sedangkan semakin tebal Filter maka dosis radiasi semakin kecil ataupun
sebaliknya.

Dapat disimpulkan bahwa kualitas berkas pada tegangan 70 kilo Volt, arus
waktu 20 mili Ampere second setelah dilakukan pengukuran masih dalam batas
toleransi.
Gambar 4.5 Kualitas Berkas dengan Dosis Pesawat Sinar-X Radiografi
MobileTegangan 70 kV dan Kuat Arus 20 mAs Menggunakan Variasi Tebal Filter

Tabel 4.10. Faktor Ekspose 80 kilo Volt dan 20 mili Ampere second
No Tegangan Inheren Addheren Total Dosis HVL
Tabung (kV) (mmAl) (mmAl) Filter (mGy)
0 1,5 1,4630 2,99
1 2,5 1,1610 3,44
2 80 kilo Volt, 1,5 2 3,5 0,9449 3,87
20 mAs 3 4,5 0,7912 4,20
4 5,5 0,6613 4,52
5 6,5 0,5694 4,78

Berdasarkan Perka Bapeten 2011 Secara matematis HVL dapat dihitung sebagai
berikut :
HVL = t1 Ln 2 D2 / D0   t2 Ln 2 D1 / D0 

LnD2 / D1 
 2. 0,7912   2. 0, 6613 
5,5 Ln  1. 4630   4,5 Ln  
1,6613
HVL =    
Ln  0,7912 
 0,6612 
5,5 Ln 1,0813  4,5 Ln 0,9040
=
Ln 1,1966

5,5 . 0,7845  4,5 Ln  0,1008


= 0,1794

0,4314   0454
= 0,1794

= 4,9392 HVL

Pada tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa hasil pengujian kualitas berkas
pesawat sinar-X Radiografi Umum filter Inherent (filter terpasang tetap) terdapat
dosis 1,463 mGy dan HVl 2,99. Pada filter addheren (filter tambahan) pada 1 mmAl
terdapat dosis 1,161 mGy dan HVL sebesar 3,44 mmAl, pada filter 2 mmAl
terdapat dosis 0,9449 mGy dan HVL sebesar 3,87 mmAl, pada filter 3 mmAl
terdapat dosis 0,7912 mGy dan HVL 4,2, pada filter 4 mmAl terdapat dosis 0,6613
mGy dan HVL sebesar 4,52 mmAl, pada filter 5 mmAl terdapat dosis 0,5694 mGy
dan HVL sebesar 4,78 mmAl. Pada hasil pengukuraan tersebut tampak bahwa
semakin tipis ketebalan filter Aluminium dosis radiasinya semakin tinggi, dan
sebaliknya semakin tebal Filter maka dosis radiasi semakin kecil.
Dapat disimpulkan bahwa kualitas berkas pada tegangan 80 kiloVolt, arus waktu 20
mili Ampere second pada alat Radiografi Mobile masih dalam batas toleransi.
Gambar 4.6 Kualitas Berkas dengan Dosis Pesawat Sinar-X Radiografi Mobile
Tegangan 80 kV dan Kuat Arus 20 mAs Menggunakan Variasi Tebal Filter

4.3. Pembahasan

4.3.1. Perbandingan Pengujian iluminasi pada Pesawat sinar- X Radiografi


Umum dan Radiografi Mobile

Hasil pengujian iluminasi pada Pesawat sinar- X Radiografi Umum dan


Radiografi Mobile

Gambar 4.7 Pengujian Iluminasi Pada Pesawat Sinar-X Radiografi Umum Dan
Radiografi Mobile
Pada Gambar 4.7 menunjukkan perbandingan Iluminasi Pesawat Sinar-X
Radiografi Umum Dan Radiografi Mobile. Pada gambar tersebut menunjukkan
bahwa iluminasi pada pesawat Sinar-X Radiografi Umum lebih tinggi Intensitasnya
dibandingkan dengan intensitas Radiografi Mobile. Hal ini dikarenakan Pesawat
Radiografi Mobile pemakaian lampu kolimator terlalu lama. Pada pesawat sinar-X
Radiografi Umum dengan Radiografi Mobile perlu dilakukan pemeliharaan pada
kaca kolimator sehingga hasil iluminasi lebih bagus. Iluminasi pada masing-masing
pesawat sinar-X tersebut masih dalam batas toleransi karena hasil masing-masing
pengujian ≥ 100 Lux. Ketika iluminasi intensitasnya lemah maka penentuan luas
lapangan penyinaran tidak tepat, sehingga organ sehat terkena radiasi. Iluminasi
menentukan luas lapangan penyinaran atau batas lapangan penyinaran.

4.3.2. Perbandingan Kolimasi dan Ketegaklurusan Berkas Sinar-X Radiografi


Umum dengan Radiografi Mobile

Hasil pengujian pada pesawat sinar-X Radiografi Umum dengan Radiografi


Mobile menunjukkan ada penyimpangan kolimasi. Kolimasi pada sumbu X1 tepi
lapanganan cahaya yang disetting 9 cm setelah di ekspose tepi lapangan sinar-X 9
cm, pada sumbu X2 tepi lapangan cahaya yang disetting 9 cm setelah diekspose tepi
lapangan sinar-X 8,5 cm, sehingga penyimpangannya sebesar 0,5% SID. Pada
sumbu Y1 tepi lapangan cahaya yang disetting 7 cm, setelah diekspose tepi lapangan
sinar-X 6 cm, sehingga penyimpangannya sebesar 1% SID sedangkan pada sumbu
Y2 yang disetting 7 cm, setelah diekspose tepi lapangan sinar-X 6,5 cm, sehingga
penyimpangannya 0,5% SID. Selisih lapanganan kolimasi dengan berkas sinar-X
sebesar 2% SID tetapi masih dalam batas toleransi.

Sedangkan pada Radiografi Mobile pengaturan pada sumbu X1 tepi lapangan


cahaya yang disetting 9 cm setelah diekspose tepi lapangan sinar-X 8 cm, sehingga
penyimpangan sebesar 1% SID pada sumbu X2 tepi lapangan cahaya yang disetting
9 cm setelah diekspose tepi lapangan sinar-X 8 cm, sehingga penyimpangan pada
sinar-X sebesar 0,5% SID. Pada sumbu Y1 tepi lapangan cahaya yang disetting 7
cm, setelah diekspose tepi lapangan sinar-X 6,5 cm, sehingga penyimpangannya
sebesar 0,5% SID dan pada Y2 tepi lapanganan cahaya yang disetting 7 cm, setelah
diekspose tepi lapangan sinar-X 6 cm, sehingga penyimpangannya sebesar 1% SID.

Pada pesawat sinar-X Radiografi Umum dan Radiografi Mobile masing-


masing pesawat masih dalam keadaan baik tetapi penyimpangan lebih besar pada
pesawat Radiografi Mobile. Penyimpangan pada Sumbu X dan Sumbu Y pada
Radiograpi Umum sebesar 2% SID sedangkan pada Radiografi Mobile
Penyimpangan pada sumbu X dan Y sebesar 3% SID. Penyimpangan terjadi
dikarenakan adanya pergeseran atau selisih lapanganan kolimasi berkas cahaya dan
berkas sinar-X tidak tepat pada luas lapanganan yang disetting.

Pesawat sinar-X Radiografi Mobile dapat dipindah-pindahkan sehingga


mengalami pergeseran pada lampu dan window yang mempengaruhi kolimasi sinar-
X. Untuk mengatasi penyimpangan pada masing-masing pesawat sinar-X perlu
dilakukan Adjustment pada kolimator. Adjusment kolimator dilakukan dengan
mensetting lampu kolimator terhadap meja pemeriksaan pada jarak 100 cm dan
mengatur window kolimator sampai tepat pada kolimasi yang telah ditentukan.
Ketegaklurusan berkas cahaya dengan berkas sinar-X titik fokus sinar-X pada
Radiografi Umum sebesar 0º sedangkan pada Radiografi Mobile ketegaklurusan
berkas cahaya dengan berkas sinar-X titik fokus sinar-X sebesar 1,5º.

4.3.3. Perbandingan Kualitas Berkas Sinar-X Radiografi Umum dengan


Radiografi Mobile
Gambar 4.8 Perbandingan kualitas berkas sinar-X Radiografi Umum dan Radiografi
Mobile.
Pada gambar 4.8 perbandingan kualitas berkas sinar-X Radiografi Umum
dan Radiografi Mobile menggunakan tegangan 70 kiloVolt dan 20 mili Ampere
second dengan variasi filter. Pengukuran kualitas berkas menggunakan filter
aluminium dengan menggunakan alat ukur piranha. Filter Inherent Radiografi
Umum sebesar 1,2 mmAl sedangkan pada Radiografi Mobile filter Inherent sebesar
1,5 mmAl. Variasi filter tambahan aluminium yaitu 1 mmAl, 2 mmAl, 3 mmAl, 4
mmAl, 5 mmAl.

Pesawat Radiografi Umum filter inheren1,2 mmAl setelah diekspose pada


tegangan 70 kilo Volt dan kuat arus 20 mAs dan dosis 0.883 mGy. Setelah
penambahan filter sehingga total filter sebesar 2,2 mmAl, 3,2 mmAl, 4,2 mmAl, 5,2
mmAl, 6,2 mmAl. Gambar diatas menunjukkan bahwa dengan penambahan filter,
dosis radiasi akan berkurang. Penambahan filter untuk sinar-X yang dihasilkan oleh
tabung sinar-X mengurangi paparan radiasi pasien karena filter dapat
menghilangkan foton energi rendah yang tidak perlu untuk penambahan citra
diagnostik. Hal ini dikarenakan energi rendah tidak memiliki energi yang cukup
untuk menembus pasien, sehingga tidak memeberikan informasi diagnostik pada
film.
Sedangkan pada Radiografi Mobile filter inherent 1,5 mmAl setelah
diekspose pada tegangan 70 kilo Volt dan kuat arus 20 mAs dosis 1.114 mGy.
Setelah penambahan filter sehingga total filter sebesar 2,5 mmAl, 3,5 mmAl, 4,5
mmAl, 5,5 mmAl dan 6,5 mmAl, gambar diatas menunjukkan penambahan filter
dosis berkurang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tebal filter yang
digunakan maka dosis radiasi semakin berkurang tetapi semakin tipis filter yang
digunakan maka dosis radiasi semakin tinggi.

Gambar 4.9 Perbandingan kualitas berkas sinar-X Radiografi Umum dan


Radiografi Mobile.
Pesawat sinar-X Radiografi Umum dan Radiografi Mobile pada tegangan 80
kilo Volt dan kuat arus 20 mAs . Filter inheren pada Radiografi Umum 1,2 mmAl
sedangkan pada Radiografi Mobile 1,5 mmAl. Pesawat Radiografi Umum filter
inheren1,2 mmAl setelah diekspose pada tegangan 80 kilo Volt dan kuat arus 20
mAs dan dosis 1.133 mGy. Pesawat Radiografi Mobile filter inheren1,5 mmAl
setelah diekspose pada tegangan 80 kilo Volt dan kuat arus 20 mAs dan dosis 1,463
mGy. Gambar diatas menunjukkan dosis radiasi pada Radiografi Mobile lebih
tinggi dibandingkan dengan Radiografi Umum. Ketika faktor eksope semakin
tinggi maka dosis radiasinya semakin tinggi tetapi semakin rendah faktor ekspose
yang digunakan maka dosis radiasi semakin kecil. Kualitas berkas pada pesawat
sinar-X Radiografi Umum lebih bagus karena dosis radiasi lebih kecil
dibandingkan dengan Radiografi Mobile karena berkas sinar-X yang rendah tidak
terlewatkan yang dapat mengganggu citra pada film Radiografi.

Anda mungkin juga menyukai