Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fira Aini

Nim : 211055

Prodi : S1 Farmasi Transfer

1. Kalibrasi

Kalibrasi menentukan perbedaan (deviasi) antara pembacaan alat ukur dengan bahan


ukur (sebagai standar) dengan (taksiran) nilai benar. Tujuan kalibrasi spektrofotometer adalah
untuk mengetahui nilai perbedaan dari pembacaan alat dengan membandingkan nilai standar,
sehingga dapat menjamin data yang benar dan valid.

Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan untuk menetapkan hubungan, dalam kondisi tertentu
antara suatu nilai besaran yang ditunjukan oleh peralatan ukur atau sistem pengukuran, atau
nilai yang dipresentasikan oleh bahan ukur atau bahan acuan dengan nilai terkait yang
direalisasikan oleh standar (Vocabulary of Basic and General Teamsin Metrology-VIM
1993)
.
Tujuan kalibrasi pada spektrofotometer
Pengukuran kalibrasi Spektrofotometer UV-VIS (Shimadzu UV 1800) di LPPT UGM ini
bertujuan untuk
Mengetahui unjuk kinerja instrumen apakah masih sesuai dengan standar yang
dipersyaratkan apa tidak. Dengan mengetahui unjuk kinerja alat maka akan dapat
menjamin mutu hasil data pengukuran dalam kegiatan penelitian maupun pengujian

Latar belakang

Latar belakang dilakukan kalibrasi spektrofotometer adalah melaksanakan ketentuan ISO 17025
(2005) butir 5.5 yang menyatakan bahwa alat uji yang menentukan hasil pengukuran
harus/wajib dikalibrasi Mengingat jumlah pemakaian instrument yang banyak dan sering,
maka perlu di lakukan pengecekan untuk kinerja alat dengan kalibrasi.
Cara kerja 2
1. Filterglas heliumoksida dipasang pada kompartemen sampel dan kompartemen
pembanding yang dikosongkan.
2. Lakukan scaning spectrum serapn heliumoksida.
3. Selanjutnya bandingkan panjang gelombang spektrum yang diperoleh dengan data
panjang gelombang acuan.

Cara kerja
a. Dinyalakan Instrumen Spektofotometer uv-vis sesuai sengan SOP, tunggu selama 1 jam
b. Pengukuran baseline flatness dari range panjang gelombang terendah sampai yang
tertinggi.
c. Pengukuran baseline stability dengan memilih panjang gelombang tertentu, misalnya 700
nm selama 1 jam
d. Pengukuran Akurasi Panjang gelombang dengan menggunakan Filter Holmium oxide,
pilih menu spectrum pada instrumen, set scan panjang gelombang 260 nm sampai dengan
650 nm. Jika memakai filter Holmium Oxide cair, set scan panjang gelombang 240 nm
sampai 645 nm. Perulangan 10 x scan
e. Pengukuran akurasi panjang gelombang dengan menggunakan filter Didymium, set scan
panjang gelombang 320 nm sampai dengan 880 nm. Perulangan 10 x scan.
f. Pengukuran akurasi fotometri dengan larutan Kalium dikromat 0,006% dalam larutan
HClO4 0,001N, pilih menu Photometri pada instrumen, set panjang gelombang 235 nm,
257 nm, 313 nm, 350 nm dengan blangko pelarut. Pembacaan 10 x perulangan.
g. Pengukuran akurasi fotometri dengan larutan Kalium dikromat 0,06% dalam larutan
HClO4 0,001N, pilih menu Photometri pada instrumen, set panjang gelombang 430 nm
dengan blangko pelarut. Pembacaan 10 x perulangan.
h. Pengukuran sinar sesatan/straylight dengan menggunakan larutan NaI 10%, pilih menu
Photometri pada instrumen, set panjang gelombang 220 nm dengan blangko pelarut.
Pembacaan 10 x perulangan. Menggunakan larutan KCl 1,2%, pilih menu Photometri
pada instrumen, set panjang gelombang 198 nm dengan blangko pelarut. Pembacaan 10 x
perulangan.
i. Pengukuran daya pisah/resulotion dengan menggunakan larutan Toluen dalam Heksan
0,02%, pilih menu Photometri pada instrumen, set panjang gelombang 268,7 nm dan
267,0 nm dengan blangko pelarut. Pembacaan 10 x perulangan.
j. Pengukuran Linieritas Detektor dengan menggunakan larutan seri standar Phospat
konsentrasi 0 ppm sampai dengan 32 ppm. Plih menu Photometri pada instrumen, set
panjang gelombang 430 nm dengan blangko pelarut. Pembacaan 10 x perulangan.

Cara Kerja Kualifikasi

1. Penentuan konsentrasi uranium dalam U30a


Buat deret standar uranium dengan konsentrasi : 0 ppm, 2 ppm, 6 ppm, 10 ppm, 14 ppm, 20
ppm, 6 ppm, 30 ppm kedalam labu ukur 25 ml. Terhadap masing-masing standar uranium
tambahkan asam tatrat 0,5 ml dan larutan kromogenik 1 C ml (campuran asam askorbat, larutan
glycol dan amonium tiosianat) lalu diencerkan dengan air demin hingga tanda batas. Tentukan
panjang gelombang optimum dengan mengambil salah satu dari deret standar, setelah didapatkan
panjang gelombang maksimum maka dapat ditentukan absorbansi dan kosentrasi dari masing-
masing standar dan absorbansi dari larutan sampel.
2. Penentuan konsentrasi besi dalam U30S
Buat deret standar besi pada konsentrasi: 0 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, 10 ppm
kedalam labu ukur 25 ml. Pad a mas:ng-masing standar besi ditambahkan 1 ml asam klorida 1:1
lalu ditambahkan larutan amonium tioianat 2 ml. Tentukan panjang gelombang yang optimum
pada salah satu deret satandar besi. Setelah didapatkan panjang gelombang optimum maka
ditentukan absorbansi dari masing-masing standar besi dan juga tentukan absorbansi dari larutan
sampel.
Hasil kualifikasi
Dari analisa kualifikasi pengukuran unsur uranium dan besi menggunakan pengomplek
amonium tiosianat dengan Spektrometer UV - Vis dapat disimpulkan bahwa alat spektrometer
UV - Vis dalam keadaan berfungsi baik, kondisi optimum amonium tiosianat untuk unsur besi
adalah pad a konsentrasi 0,1 M pada panjang gelombang 468,9 nm, setelah terbentuknya
senyawa komplek besisianat dan uraniumsianat maka pada hari yang sama juga harus diukur
absorbansinya. Daerah kerja untuk penentuan unsur besi adalah antara 0,16 sampai 10 ppm dan
daerah kerja untuk unsur uranium adalah antara 0,82 ppm sampai kurang dari 30 ppm.
Simpangan untuk uranium adalah 0,10.9.% dan untuk unsur besi 0,284 % serta akurasi untuk
uranium adalah 87.71 % dan untuk besi adalah 94,99 %. Dengan hasil analisa diatas maka alat
spektrometer UV-Vis dinyatakan telah terkualifikasi.

Verifikasi
Verifikasi metode analisis bertujuan untuk memastikan bahwa analis dapat menerapkan metode
analisis dengan baik dan menjamin mutu hasil pengujian. Verifikasi metode diperlukan jika
terjadi pergantian instrumen yang digunakan untuk analisis sebelumnya ataupun metode telah
digunakan dalam waktu cukup lama.
Verifikasi adalah proses memeriksa, mengkonfirmasi dan memastikan data yang dihasilkan
dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan (Yanti, 2019).

1. Linieritas
Larutan seri konsentrasi 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan 100 ppm diukur absorbansinya pada
panjang gelombang maksimum 282 nm. Pengukuran dilakukan 3 kali replikasi. Uji
linearitas dikatakan baik jika nilai koefisien korelasi (r) = 0,995 ≤ r ≤ 1.
2. Presisi
Larutan seri konsentrasi 60, 70, dan 80 ppm diukur absorbansinya pada panjang
gelombang maksimum 282 nm. Pengukuran dilakukan 3 kali replikasi. Langkah
selanjutnya dihitung nilai % Relative Standard Deviation (%RSD). Suatu metode
dikatakan presisi jika nilai persen RSD sebesar ≤2%.
3. Akurasi
Larutan seri konsentrasi 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan 100 ppm diukur absorbansinya pada
panjang gelombang maksimum 282 nm. Hasil absorbansi yang didapat kemudian
dihitung untuk memperoleh nilai kadar sampel terukur. Kadar sampel terukur yang
didapat kemudian dibandingkan dengan kadar sampel sesungguhnya untuk dihitung nilai
persen perolehan kembali (%recovery). Suatu metode dikatakan akurat apabila nilai
akurasi berada pada rentang 98–102%.

4. Uji LOD dan LOQ


Larutan seri konsentrasi 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan 100 ppm diukur absorbansinya pada
panjang gelombang 282 nm.

Anda mungkin juga menyukai