Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PERALATAN DIAGNOSTIK DASAR

PERALATAN MATA

DISUSUN OLEH ;
Nama : MEI ANDI RAHMAT HAREFA
NIM : 190418015

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

FAKULTAS SAINTI D-III TEKNIK ELEKTROMEDIK

MEDAN 2020
Alat – alat pemeriksaan pada mata:

1. Tonometri
Merupakan alat untuk mengukur penyaringan atau penghasil data dengan
penyaringan tertentu (alat untuk mengukur tekanan bola mata ). Pada tahun 1900,
schiotz (Jerman) memperkenalkan alat untuk mengukur tekanan introacular yang
dikenal nama Tonometri dari Schiotz.
Teknik dasar penggunaan yaitu penderita ditelantangkan dengan mata ke atas,
kemudian kornea mata dibius. Tengah-tengah alat (plug) diletakkan diatas kornea
menyebabkan suatu tekanan ringan terhadap kornea. Plug dari tonometer berhubungan
dengan skala sehingga dapat terbaca nilai skala tersebut. Berfungsi untuk
mengkonfirmasi atau menyingkirkan glaukoma. Setelah menjalani tonometri mungkin
memiiki perasaan gatal pada kornea, biasanya hilang dalam 24 jam, beberapa orang
menjadi cemas ketika tonometer menyentuh mata.

2. Keratometer
Merupakan alat untuk mengukur kelengkungan kornea. Pengukuran ini
diperuntukkan pemakaian lensa kontak, lensa ini dipakai langsung yaitu dengan cara
menempel pada kornea yang mengalami gangguan kelengkungan.

Fungsi Keratometer/Autorefractometer
 Mengukur kelengkungan kornea. Pengukuran ini diperuntukkan pemakaian lensa kontak
        

 Mengukur kekuatan refraksi kornea secara otomatis


        

 Lensa kontak ini dipakai langsung yaitu dengan cara menempel pada kornea yang
        

mengalami gangguan kelengkungan.

Ada dua lensa kontak yaitu:


a.       Hard contact  lens : dibuat dari plastik yang keras. Sangat efektif bila dilepaskan
oleh air mata tetapi dapat mengoreksi astigmatisma.
b.      Soft  contact  lens :  kebalikan dari hard contact lens. Sangat nyaman tetapi tidak
dapat mengoreksi astigmatisma.   
Cara Kerja Keratometer/Autorefractometer
1.       Benda dengan ukuran tertentu diletakkan didepan cermin cembung dengan jarak
diketahui akan membentuk bayangan di belakang cermin cembung berjarak ½ r. dengan
demikian dapat ditentukan permukaan cermin cembung.
2.       Berlandaskan kerja cermin cembung maka dibuat keratometer. Pada keratometer
,kornea bertindak sebagai cermin cembung, sumber cahaya sebagai objek. Pemeriksa
mengatur focus agar memperoleh jarak dari kornea.
3.        Pemeriksa menentukan ukuran bayangan yang direfleksi dengan mengatur sudut
     

prisma agar menghasilkan dua bayangan. Posisi prisma setelah diatur akan dikaliberasi
dengan daya focus kornea ( dalam dioptri). Nilai rata-rata 44 dioptri dengan rata-rata
radius kelengkungan kornea 7,7 mm. penderita dengan astigmastisma , biasanya dalam
pengukuran bayangan dibuat arah vertical dan horizontal .
3. Lensometer
 

Adalah instrument optik yang digunakan untuk mengukur kekuatan lensa (Dioptri),
mengetahui arah base lensa prisma dan mengetahui titik fokus sebuah lensa. Dalam
perkembangannya Automatic Lensometer dapat pula dipergunakan untuk mengukur
nilai kemampuan material lensa dalam menahan radiasi sinar Ultra Violet (UV). 
Lensometer dipergunakan untuk mengukur lensa. Namun dalam prakteknya
Lensometer tidak hanya sekedar untuk mengukur ukuran minus plus cyl dan axis saja
tapi lebih dari itu. Lensometer di pasaran dan yang di pakai di optik aupun di klinik
banyk sekali macamnya mulai dari yang model ngintip, kayak apa aja, baik pakai baterai
ataupun listrik dan sampai model digital baik yang semiotomatis maupun yang
otomatis.

Fungsi Lensometer:
  Untuk menentukan power lensa itu baik minus, plus, cyl
  menentukan axis dari hasil pengukurun dan arah axis
  Mengukur power prisma beserta basenya
  menentukan posisi titik fokus suatu lensa
  melihat kwalitas lensa

Cara penggunaanya :

 Putar power ke arah yangmendekati terjelas


 Putar axis dan temukan ada garis terjelas dan antara bentuk ring tengah
dengan garis panjangnya yangsebanyak 3 itu lurus persis jalur rel kereta
api
 Perhalus power sampai gambar garis itu paling jelas
 catat ukuran yang di dapat dan arah axisnya berapa, misal -1.00 pada 180
derajat
 Seperti yang pernah diposting sebelumnya lensa cylinder itu punya dua
kekuatan pada meridian yang saling tegak lurus maka putar powernya lagi
agar pada axis yang tegak lurusnya dalam hal ini 90 adalah terjelas
garisnya dan catat power yang di dapat, misal -2.00 D
 Tugas intip-mengintip selesai

4.Retinoscope
Adalah teknik untuk mendapatkan pengukuran yang objektif dari kesalahan bias
mata pasien. Dokter menggunakan retinoscope untuk memberikan sinar cahaya ke
mata (refleks) dari retina pasien.
Fungsi retinoskop dianggap normal, apabila suatu objek (cahaya) berada di titik jauh
mata akan difokuskan pada retina. Cahaya yang dipantulkan retina akan menghasilkan
bayanagan focus pada titik jauh pula. Oleh karena itu pada waktu pemeriksa mengamati
mata penderita melalui retionoskop ,lensa posistif atau negatif diletakkan di depan
mata penderita sesuai dengan keperluan agar bayangan (cahaya) yang dibentuk oleg
retina penderita difokuskan pada mata pemeriksa. Lensa posistif atau negatif yang
dipakai itu perlu ditambah atau dikurangi agar pengfokusan bayangan dari retina
penderita terhadap pemeriksa tepat adanya. Suatu contoh, jarak pemeriksa 67 cm lensa
yang diperlukan 1, 5 D.

Cara pemeriksaan:
Pemeriksaan yang sangat diperlukan pada pasien yang tidak kooperatif untuk
pemeriksaan refraksi biasa. Retinoskop merupakan alat untuk melakukan retinoskopi, guna
menentukan kelainan refraksi seseorang secar obyektif.
Retinoskop sinarnya dimasukkan ke dalam mata atau pupil pasien. Pada keadaan ini
terlihat pantulan sinar dari dalam mata. Dilakukan netralisasi seperti mata kucing ini
dengan penambahan lensa di depan mata pasien.
Dengan lensa S +2.00, pemeriksa mengamati refleksi fundus, bila berlawanan
dengan gerakan retinoskop (against movement) dikoreksi dengan lensa sferis negatif,
sedangkan bila searah dengan gerakan retinoskop (with movement) dikoreksi dengan lensa
sferis positif. Meridian yang netral lebih dulu adalah komponen sferisnya. Meridian yang
belum netral dikoreksi dengan lensa silinder positif sampai tercapai netralisasi. Hasil
akhirnya dilakukan transposisi.

5. Slit  Lamp
Slit Lamp/Lampu celah adalah peralatan  yang terdiri dari sumber cahaya
intensitas tinggi yang dapat difokuskan untuk bersinar lembaran tipis cahaya ke 
bola mata. Hal ini digunakan dalam hubungannya dengan biomicroscope . Lampu
memfasilitasi pemeriksaan segmen anterior , atau struktur frontal dan segmen
posterior  dari mata manusia , yang meliputi kelopak mata, sclera, konjubgtiva,
iris, lensa Kristal, dan kornea. Pemeriksaan celah-lampu teropong memberikan
pandangan diperbesar stereoskopik dari struktur mata secara rinci,
memungkinkan diagnosis anatomi harus dibuat untuk berbagai kondisi mata. A,
kedua tangan memegang lensa digunakan untuk memeriksa retina .
                                                                              

           
Fungsinya :
untuk memeriksa penyakit/kelainan pada mata yang tidak bisa dilihat dengan
mata telanjang, ada yang mengartikan sama dengan mikroskop mata. Mata
pasien akan diberi sumber cahaya intensitas tinggi yang difokuskan ke mata.
Pemeriksaan meliputi kelopak mata, sklera, konjungtiva, iris, lensa kristal, dan
kornea. Pemeriksaan slit lamp memberikan pandangan diperbesar stereoskopik
dari struktur mata secara rinci, memungkinkan diagnosis secara anatomi dibuat
untuk berbagai kondisi mata.
Cara kerja slit lamp:

1. Tekan tombol on/off pada alat slit lamp untuk menghidupkan dan mematikan alat .
    

2. Kemudia tekan tombol HAAG STREST untuk memposisikan meja slit lamp .
    

3. Posisikan tiang besi slit lamp dan tempelkan ke wajah pasien.


    

4. Kemudian gerakkan joystik untuk memajukan/memundurkan alat slit lamp.


    

5. Kemudian atur tombol sensor kecahayaan untuk memposisikan cahaya ke mata


    

pasien sesuai dengan standarnya penggunaan.


6. Dan kemudian dokter spesialis mata memulai memeriksa mata pasien dengan alat slit
    

lamp.

6.     Oflatalmoskop
 

Oftalmoskopi (ophthalmoscopy) adalah tes yang digunakan untuk melihat bagian dalam
mata, terutama saraf optik. Sebuah perangkat dengan lampu kecil di ujungnya, disebut
optalmoskop, diarahkan hingga ke bagian dalam mata di ruangan gelap. Perangkat ini
menyoroti dan memperbesar gambar mata, sehingga bentuk dan warna saraf optik
dapat dilihat.
Fungsi utama mata adalah untuk memfokuskan berkas cahaya dari lingkungan ke sel-
sel batang dan kerucut, sel fotoreseptor retina. Fotoreseptor kemudian mengubah
energy cahaya menjadi sinyal listrik untuk disalurkan ke SSP.
Cara kerja
1.    Memegang oftalmoskop dengan tangan kanan atau kiri dan untuk memeriksa mata
kanan atau kiri orang percobaan dengan posisi jari telunjuk terletak pada pengatur
lensa.
2.    Menyalakan oftalmoskop, memegang dengan menempel pada matanya pada jarak 30
cm di depan penderita dan mengarahkan sinar oftalmoskop ke pupil penderita untuk
menilai reflex fundus(positif/negatif).
3.    Sambil tetap memegang oftalmoskop menempel pada mata, lalu perlahan bergerak
maju mendekati orang percobaan dengan oftalmoskop diposisikan pada sisi temporal
penderita hingga gambaran fundus terlihat.
4.      Jari telunjuk yang terletak pada pengatur lensa mengatur besarnya dioptri yang
diperlukan untk menyesuaikan focus sehingga detail fundus dapat terlihat jelas(bila
diperlukan).

5.      Mengamati yang terlihat.

Anda mungkin juga menyukai