Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRA-PKL

RUMAH SAKIT MH THAMRIN SALEMBA

DISUSUN OLEH :
1. ELYSSA TUSSHOLIHAH
2. M. AHMAD RIPAI
3. HERDA FEBTRI RANTI
4. IRWAN SYAFRUDIN
5. RAHMI KHOIRUNNISA

UNIVERSITAS MH THAMRIN JAKARTA


FAKULTAS KESEHATAN
PRODI D-IV TEKNIK ELEKTROMEDIK

1
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kepada ALLAH SWT. yang telah


memberikan nikmat kepada penulis berupa kesehatan, kesempatan sehingga
penulis mampu menyelesaikan Laporan Kerja Lapangan ini.

Tujuan utama dari kerja lapangan ini adalah untuk memantapkan


pembelajaran teori dan praktek yang sudah dipelajari sebelumnya di kampus
serta mengaplikasikannya di lapangan.

Dalam proses pembuatan laporan ini tak lupa kami menghaturkan


terimakasih kepada kedua orang tua kami yang telah banyak memberikan
dorongan semangat dari awal hingga akhir penyusunan laporan ini.Tak lupa,
kami juga berterimakasih kepada pihak Rumah Sakit MH Thamrin salemba atas
bimbingannya selama 1 minggu yang telah berbagi ilmu kepada kami.

Penulispun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
dengan segala kekurangannya. Untuk itu penulis berharap adanya kritik dan
saran dari semua pihak demi kesempurnaan laporan kerja praktek ini.

Akhir kata penulis berharap, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
teman-teman mahasiswa-mahasiswi dan pembaca sekaligus untuk menambah
pengetahuan tentang Praktek Kerja Lapangan.

Jakarta, 17 Agustus 2017

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Latar belakang.......................................................... 4
1.2 Tujuan....................................................................... 5

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT MH THAMRIN SALEMBA


2.1 Identitas RS MH Thamrin Salemba ......................... 6
2.2 Sejarah RS MH Thamrin Salemba............................ 7
2.3 Fasilitas RS MH Thamrin salemba............................ 8
2.4 Lingkup Pelayanan.................................................... 9
2.5 Fasilitas Pendukung................................................... 9
2.6 Pelayanan Penunjang Medis...................................... 10
2.7 Layanan Unggulan..................................................... 10
2.8 Fasilitas Unggulan..................................................... 10

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Teori Dasar................................................................. 11
3.2 Fungsi Alat................................................................. 11
3.3 Mode Pengoperasian Defibrilator.............................. 12
3.4 Mode Pemberian DC SHOCK................................... 12
3.5 Jenis Gelombang........................................................ 13
3.6 Komponen Utama...................................................... 13
3.7 Prinsip Kerja.............................................................. 14
3.8 Penempatan................................................................ 15
3.9 Persiapan Awal........................................................... 15
3.10 SOP Penggunaan...................................................... 15
3.11 Prosedur Pemeriksaan & Uji Fungsi........................ 16
3.12 Pemeliharaan............................................................ 17
3.13 Pembersihan............................................................. 17
3.14 Kalibrasi................................................................... 18

BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................ 19
3.2 Saran.......................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .. 20

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di
bidang kesehatan. Maka banyak usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Komponen yang turut menunjang di
bidang kesehatan adalah peralatan kesehatan. Semakin maju suatu bangsa maka
semakin komplek dan maju pula peralatan kesehatan yang dimiliki.

Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat. Terutama dibidang


elektromedik, hal ini ditandai dengan munculnya sejumlah peralatan canggih.
Semua ini bertujuan untuk menunjang pelayanan dibidang kesehatan. Tujuan
pembangunan nasional Indonesia adalah terciptanya kemampuan untuk hidup
sehat bagi setiap penduduk Indonesia agar mencapai derajat kesehatan yang
optimal.

Untuk dapat menangani peralatan kesehatan tersebut maka Akademi


Teknik Elektromedik Universitas MH Thamrin merupakan salah satu lembaga
pendidikan tinggi yang mendidik dan mempersiapkan mahasiswa untuk siap
menjadi teknisi elektromedik yang profesional, memiliki rasa etis dan berjiwa
nasional yang merupakan bagian dari pembangunan nasional.

Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengadakan kegiatan Pra
PKL/Magang. Dengan dilaksanakan Pra PKL/Magang tersebut maka
diharapkan mahasiswa mampu menghadapi serta mengatasi masalah-masalah
yang timbul dibidang kesehatan baik itu di perusahaan, Rumah Sakit, klinik

4
dan lain-lain. Selain itu kegiatan Pra PKL/Magang akan menambah
pengetahuan mahasiswa tentang peralatan kesehatan.

1.2 Tujuan
Tujuan umum PKL adalah merupakan realisasi dari tujuan pendidikan
Teknik Elektromedik Universitas Mh Thamrin, sehingga mahasiswa mahasiswa
lebih memahami pekerjaan teknik elektromedik dalam dunia kerja.

5
BAB II
PROFIL RUMAH SAKIT MH THAMRIN SALEMBA

2.1 Identitas RS MH Thamrin Salemba


1. Nama Rumah Sakit RS MH Thamrin Salemba
2. Kelas Rumah Sakit B
3. Status Kepemilikan Yayasan RS MH Thamrin
4. Status Pengelolaan Yayasan RS MH Thamrin
5. Status Lain Rumah Sakit Umum
6. Alamat Jalan Salemba Tengah No.24-28, Salemba
Kecamatan Senen
Kotamadya Jakarta Pusat
Propinsi DKI Jakarta
7. Jumlah Tempat Tidur 183 Tempat tidur

2.2 Sejarah RS MH Thamrin Salemba

6
RS MH Thamrin Salemba adalah rumah sakit umum kelas B yang
terletak di jalan Salemba Tengah, Jakarta Pusat. Rumah sakit ini di kelola
oleh Yayasan RS MH Thamrin. Pada tanggal 29 Maret 1981, berawal dari
kegiatan pelayanan medis berupa klinik 24 jam dan praktek bersama dokter
spesialis yang baru hanya memiliki beberapa tempat tidur untuk digunakan
pasien yang menjalani rawat inap, namun kegiatan pelayanan medik kepada
masyarakat ini terus berkembang dengan kelengkapan sarana pendukung yang
menunjang operasional rumah sakit.

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia juga ditingkatkan dengan


didirikannya sekolah perawat, sekolah bidan dan lainnya didirikan sehingga
mencapai 8 program studi ilmu kesehatan yang dengan setaraf DIII dan S1 serta
program studi ilmu manajemen/ ekonomi dan program studi ilmu informatika
seperti yang telah ada saat ini yang menjadi Universitas MH. Thamrin pada
akhir tahun 2010.

Pada tahun 1998 pembangunan RS MH Thamrin Salemba berkembang


dengan dibangunnya gedung dan fasilitas baru 10 lantai. Dengan kapasitas 183
tempat tidur bagi perawatan pasien. Desain ruangan yang modern memadukan
arsitektur contemporary art hingga serupa Hotel Styled Hospital.

Motto Rumah Sakit Muhammad Husni Thamrin Salemba adalah CARE


& TRUST yakni senantiasa menjalankan upaya dalam memberikan pelayanan.
Seiring berkembangnya permintaan masyarakat dan menjangkau pelayanan
kesehatan di berbagai daerah, Thamrin Health Care Group di tahun 2001
didirikan juga RS MH Thamrin Cileungsi, di tahun 2009 didirikan RS MH
Thamrin Purwakarta dan 15 tempat pelayanan kesehatan Health Centre yang
tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi
(Jabodetabek).

7
Kualitas dan mutu pelayanan RS MH Thamrin terbukti dengan
diberikannya Akreditasi 16 Pelayanan lengkap dari Departemen
Kesehatan (Depkes) di tahun 2008 dengan lisensi No. YM. 01.10./III/8508 oleh
institusi resmi dan di tahun 2008 World Quality Assurance yang berpusat di
Inggris memberikan ISO 9001 2000 bernomor No. QS6431. Dua badan resmi
akreditasi berstandar Nasional dan International.

Pelayanan Rumah Sakit MH Thamrin diantaranya adalah Unit Pelayanan


Gawat Darurat 24 Jam, Rawat Intensif, Kamar Operasi, Radiologi,
Laboratorium, Farmasi dan Praktek Spesialis, Umum & Gigi.

2.3 Fasilitas fasilitas rumah sakit mh thamrin salemba


2.3.1 Poliklinik Hari Minggu:
2.3.1.1Spesialis kesehatan anak (pediatry)
2.3.1.2 Spesialisasi bedah ( surgery)

2.3.2 Spesialis Bedah Umum (General Surgery)


2.3.2.1 Spesialis Bedah Saraf (Neurologic Surgery)
2.3.2.2 Spesialis Bedah Plastik (Plastic Surgery)
2.3.2.3 Spesialis Bedah Plastik & luka bakar (Reconstructive
surgeon/combusionist)
2.3.2.4 Sub Spesialis Bedah Pencernaan (Digestive Surgery)
2.3.2.5 Sub Spesialis Bedah Tumor (Oncologic Surgery)
2.3.2.6 Sub Spesialis Bedah Anak (Pediatric Surgery)
2.3.2.7 Sub Spesialis Bedah Pembuluh Darah (Vascular
Surgery)
2.3.2.8 Sub Spesialis Bedah Saluran Kemih (Urologic Surgery)
2.3.2.9 Spesialis Bedah Orthopedi & Traumatologi (Orthopedic
& 2.3.2.10 Traumatologic Surgery)

2.3.3 Spesialis kebidanan - kandungan (obstetrics gynecology)


2.3.4 Spesialis penyakit dalam (internal medicine) :
2.3.4.1 Spesialis Penyakit Dalam (Internal Medicine)
2.3.4.2 Sub Spesialis Penyakit Darah & Onkologi Medik
(Hematology & MedicalOncology)
2.3.4.3 Sub Spesialis Penyakit Ginjal / Hipertensi

8
(Nephrology / Hypertension)
2.3.4.4 Sub Spesialis Penyakit Hati (Hepatology)
2.3.4.5 Sub Spesialis Penyakit Jantung dan Pembuluh
Darah(Cardiology)
2.3.4.6 Sub Spesialis Penyakit Rematik dan Sendi
(Rheumatology)
2.3.4.7 Sub Spesialis Penyakit Saluran Pencernaan
(Gastroenterology)
2.3.5 SPESIALIS PENYAKIT MATA (OPHTHALMOLOGY)
2.3.5.1 SPESIALIS PENYAKIT THT (ENT)
2.3.5.2 SPESIALIS PENYAKIT SARAF (NEUROLOGY)
2.3.5.3 SPESIALIS PENYAKIT PARU (PULMONOLOGY)
2.3.5.4 SPESIALIS PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
(DERMATO-VENEROLOGY)
2.3.5.5 SPESIALIS KEDOKTERAN JIWA (PSYCHIATRY):
2.3.5.5.1 Spesialis Psikiatri
2.3.5.5.2 Sub Spesialis Psikiatri Anak (Pediatric
Psychiatry)
2.3.5.5.3 SPESIALIS REHABILITASI MEDIK
(MEDICAL REHABILITATION)
2.3.6 SPESIALIS AKUPUNTUR (ACCUPUNCTURE)
2.3.6.1 DOKTER GIGI (DENTISTRY)
2.3.6.2 Umum (General Dentistry)
2.3.6.2.1 Spesialis Bedah Mulut (Oral Surgery)
2.3.6.2.2 Spesialis Orthodonti (Orthodentistry)
2.3.7 DOKTER UMUM (GENERAL PRACTITIONER)
2.3.8 PSIKOLOGI (PSYCHOLOGY)

2.4 Lingkup Pelayanan


2.4.1 UGD
2.4.2 Pelayanan Penunjang ( Laboratorium, radiologi dan
farmasi ) 24 jam.

2.5 Fasilitas Pendukung Rumah Sakit MH Thamrin


2.5.1 Ambulance darat dan Ambulance udara
2.5.2 Intensive Care Dewasa dan Anak
2.5.3 CT Scan
2.5.4 5(lima) Kamar Operasi
2.5.5 Unit Luka bakar
2.5.6 Unit Endoscopy
2.5.7 Kateterisasi Jantung

9
2.6 Pelayanan Penunjang Medis RS MH Thamrin Jakarta
2.6.1 UGD 24 JAM

2.6.2 FISIOTERAPI

2.6.3 ECHOCARDIOGRAPHY

2.6.4 RADIOLOGI 24 JAM

2.6.5 HEARING VISION

2.6.6 APOTEK 24 JAM

2.6.7 LABORATORIUM 24 JAM

2.7 Layanan Unggulan RS MH Thamrin Jakarta

UNIT KATETERISASI JANTUNG & NEUROINTERVENSI

2.8 Fasilitas Unggulan RS MH Thamrin Jakarta

2.8.1 HELIPAD

2.8.2 AMBULANCE ICU

2.8.3 ICU (Intensive Care Unit)

10
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Teori dasar


Defibrillator adalah alat untuk memberikan terapi energi listrik
dengan dosis tertentu ke jantung pasien melalui electrode (pedal) yang
ditempatkan dipermukaan dinding dada pasien. Pesawat Defibrilator
digunakan untuk membantu para medis dibagian perawatan jantung untuk
mengatasi kelainan pada jantung (cardioarrytmia). Pada pasien yang
mengalami kegagalan jantung seperti ini disebut fibrilasi ventikuler.

Defibrillator digunakan resusitasi jantung pada saat jantung pasien


mengalami fibrilasi,dengan memberi kan energi kejut listrik untuk
mengaktifkan kembali aktivitas jantung

3.2 Fungsi Alat


Defibrilator ini menghasilkan counter shock yang dilakukan pada
pasien dengan tujuan mengkonversi aritmia atau fibrilasi agar kembali ke
irama sinus jantung yang normal. Alat ini bekerja dengan proses
pengisian dan pengosongan (charge and discharge) kapasitor.
Secara general fungsi defibrilator adalah sebagai berikut :
Menghilangkan fibrilasi pada jantung.
Mengaktifkan kembali jantung bila terjadi kegagalan sewaktu
melakukan operasi.
Memberikan shock listrik bagi jantung yang mengalami kegagalan
jantung.

3.3 Mode - mode saat pengoprasian defibrilator


3.3.1 Mode External Defibrilator

11
Operator yang menempelkan kedua elektrode atau paddle didada
pasien. Lama discharge capasitor sekitar 20MS dengan energi 100-200 J.
3.3.2 Mode Internal Defibrilator
Mode internal yang digunakan saat pasien sedang dilakukan open
surgery , shock tegangan akan langsung diberikan kepada jantung. Joule
yang di berikan 50 J
paddle yang digunakan
berukuran diameter 50mm.

3.4 Metode pemberian DC SHOCK


3.4.1 Sinkron
Pemberian kejutan listrik dangan memberikan trigger yang berasal
dari kabel pasien yang akan memberikan pulsa jantung. Pemberian pulsa
diatur di pulsa tertentu-tertentu saja. Pemberian shock listrik jika jantung
sudah tidak berkontraksi lagi, secara manual setelah pulsa R .
3.4.2 Asinkron
Pemberian kejutan listrik dengan tidak memperhatikan pulsa
jantung yang berasal dari kabel pasien. Sehingga pemberian kejutan
listrik berdasarkan keinginan user yang sesuai dengan aturan.

3.5 Jenis gelombang pada defibrilator


3.5.1 Monophasic

12
Gelombang arus listrik satu arah yang diberikan melalui elektrode
positif menuju elektrode negatif dengan energi yang cukup besar 200,
360 Joule.

3.5.2 Biphasic
Gelombang arus listrik dua arah yang diberikan melalui elektrode
negatif menuju elekrtode positif dengan energi yang cukup besar 90, 130,
150 Joule.

3.6 Komponen Utama


3.6.1 Baterai
Berfungsi untuk suplai rangkaian dan untuk pengisi muatan
Kapasitor
3.6.2 Oscillator
Berfungsi sebagai pembangkit frekwensi gelomgang
sinusiodayang
akan di inputkan ke
transformer step-
UP
3.6.3 Transformer step-
UP
Berfungsi untuk melipat gandakan tegangan dari baterai

3.6.4 Multiplier
Berfungsi untuk melipat gandakan lagi tegangan yang di
keluarkan dari transformer step-UP
3.6.5. Kapasitor
Berfungsi sebagai penampung muatan tegangan sementara yang
akan di hubungkan ke pasien melalui elektroda

3.7. Prinsip kerja

13
Defibrilator memiliki prinsip kerja di mana arus listrik masuk pada
rangkaian catu daya dan kemudian dengan dioda arus tersebut disearahkan.
Dengan menekan tombol charge, otomatis kapasitor bakal terisi dan sesudah
diketahui bahwa kapasitor telah penuh, tekan tombol shock supaya muatan
listrik yang ada di kapasitor bisa dilepaskan ke pasien lewat media paddle apex
dan paddle sternum

3.8. Penempatan
Elektroda Resuscitation ditempatkan sesuai dengan salah satu dari dua
skema. Skema anterior-posterior (conf. gambar) adalah skema yang lebih
disukai untuk penempatan elektroda jangka panjang. Satu elektroda diletakkan
di atas precordium kiri (bagian bawah dada, di depan jantung). Elektroda

lainnya ditempatkan di belakang jantung di daerah antara skapula. Penempatan


ini disukai karena terbaik untuk mondar-mandir non-invasif.
Skema anterior-apeks dapat digunakan ketika skema anterior-posterior
nyaman atau tidak perlu. Dalam skema ini, elektroda anterior ditempatkan di
sebelah kanan, di bawah klavikula. Elektroda apex diterapkan ke sisi kiri pasien,

14
tepat di bawah dan ke kiri dari otot dada. Skema ini bekerja dengan baik untuk
defibrilasi dan kardioversi, serta untuk monitoring EKG.

Biasanya alat ini di gunakan di ruang:


1. ICU/ICCU
2. OK atau OPERASI
3. UGD

3.9 Persiapan Awal


3.9.1 Hubungkan battery charger ke jala-jala listrik kemudian hidupkan.
3.9.2 Letakkan pesawat diatas charger.
3.9.3 Biarkan sampai lampu indivator dari charger defribllator
menunjukkan bahwa battery pesawat defibrillator telah terisi penuh

3.10 SOP Penggunaan


3.10.1 Sambungkan alat dengan catu daya.
3.10.2 Hidupkan pesawat pada Main Swicth Power.
3.10.3 Tunggu sampai lampu pada display menyala.
3.10.4 Alat siap digunakan.
3.10.5 Setting Energi Selectoryang akan diberikan ke jantung pasien.
3.10.6 Oleskan Gel pada paddle dan tubuh pasien.
3.10.7 Letakan kedua paddle pada sisi atas (strenum) dan bawah jantung
(apex).
3.10.8 Tunggu pengisian muatan energi (charge) sampai alarm ready
pada display bunyi dan tekan Paddle button untuk melepaskan muatan
energi (discharge).
3.10.9 Pasang kabel EKG jika ingin menampilkan sinyal jantung pasien
3.10.10 Hasil muatan energi yang dikeluarkan dan kondisi sinyal jantung
pasien dapat di cetak dengan menekan print.
3.10.11 Setelah selesai digunakan, matikan alat pada main power switch
3.10.12 Bersihkan Alat dan Kembalikan pada posisi semula Alat yang
telah digunakan.

3.11 Prosedur Pemeriksaan & Uji Fungsi Peralatan Medis


3.11.1 Untuk : User
3.11.2 Jadwal : Setiap hari / tiap akan dipakai
3.11.3 Sambungkan kabel power pada stop kontak PLN
3.11.4 Tekan tombol ON

15
3.11.5 Atur Energi Selektor pada posisi yang paling rendah (2 Joule)
3.11.6 Tekan tombol pada pedal shock pada unit defibrilator sampai
indikator menunjukan besaran yang tersetting (2 Joule)
3.11.7 Setelah indikator menunjukan angka yang disetting, tekan
bersamaan tombol yang ada pada pedal shock, ulangi sampai 5 kali
dengan besaran yang berbeda
3.11.8 Cabut kabel power dari stop kontak listrik PLN
3.11.9 Tekan tombol ON
3.11.10 Lakukan sesuai dengan no.3 sampai no.5
3.11.11 Cara no.6 sampai dengan no.8 berguna untuk mengetest
kemampuan internal battery
3.11.12 Apabila terjadi kegagalan pada waktu pengetesan internal
battery, maka segeralah melaporkan kejadian pada bagian teknisi elektro
medis

3.12. Pemeliharaan
3.12.1Bersihkan alat dari kotoran maupun debu, tapi sebaiknya tidaklah
membersihkan menggunakan air.
3.12.2 Penyimpanan perlu dilakukan di tempat yang kering.
3.12.3 Ketika sudah selesai dalam menggunakan, baterai harus selalu
diisi kembali karena kalau tidak demikian maka akan mempercepat
kerusakan dari alat defibrilator tersebut.
3.12.4 Rutin mengecek baterai, paling tidak setahun sekali karena ada
kemungkinan ketika dicek baterai sudah tak layak pakai.
3.12.5 Pastikan untuk melakukan pembersihan relay di mana waktu yang
paling tepat adalah tiap 6 bulan sekali.
3.12.6 Setelah penggunaan, paddle pun diharapkan dalam kondisi yang
bersih dari bekas gel yang juga sehabis dipakai. Usap penutup dengan
menggunakan kian halus dan bersih, beri cairan disinfektan (alcohol
70%). Pastikan tidak ada cairan yang masuk dalam alat.

3.13. Pembersihan
3.13.1 Musnahkan aksesoris sekali pakai sesegera mungkin untuk mencegah
penggunaan kembali

16
3.13.2 Untuk paddle dapat diusap dengan kain halus beserta cairan disinfektan
atau air sabun, pastikan sampai kering.
3.13.3 Spoon electroda dapat dibersihkan dengan cara penguapan, radiasi dan
memakai ethylene oxide.
3.13.4 Untuk membersihkan lead sensor dapat menggunakan disifektan juga,
tapi pastikan celah terlepas dari alatnya.

3.14. Kalibrasi
3.14.1 Setelah baterai pesawat telah diisi muatan lakukan pengecekan dengan
melakukan pengisian muatan capasitor pada muatan tertentu.
3.14.2 Tembakkan pesawat defibrillator ke pesawat chargernya.
3.14.3 Apabila lampu indikator pembuangan menyala maka pesawat
defibrillator masih dapat bekerja.
3.14.4 Untuk lebih mengetahui lebih presisi besar muatan defibrillator maka
dapat menggunakan defianalyzer dengan penunjukkan meter.

17
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Setelah melaksanakan kegiatan Prapkl ini, sangat banyak


pengalaman dan ilmu pengetahuan yang kami dapatkan. Jika di kampus
kita diajarkan bermacam-macam teori kejuruan, maka ketika prapkl, teori
itu akan digunakan sebagai dasar dalam melaksanakan suatu kegiatan
(Praktek). Pada intinya, kegiatan Prapkl sangat berguna untuk
mengembangkan apa yang diajarkan di kampus. Prapkl bisa disebut
sebagai pelengkap dan proses pematangan atau pemantapan kelak saat
sudah berkecimpung dalam dunia kerja.

4.2. Saran

Kami sadar dalam melaksanakan kegiatan Prapkl ini masih banyak


kekurangan. Namun kami telah berusaha melaksanakannya secara
maksimal. Selain itu, laporan Prapkl ini juga masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saran yang membangun sangat kami perlukan guna
memperbaiki laporan yang masih jauh dari sempurna ini.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Defibrilator
https://fajarahmadfauzi.wordpress.com/2015/08/26/laporan-defibrillator/

18
http://geniuskita.blogspot.co.id/2014/10/semua-tentang-dc-shock-
defibrilator.html
http://aphajonasfc.blogspot.co.id/2013/11/defibrillator_10.html
http://korankesehatan.com/fungsi-defibrillator/
http://halosehat.com/review/teknologi-kesehatan/defibrilator

19

Anda mungkin juga menyukai