Stephen R. Covey
Posted by milanovira ⋅ 20/08/2010 ⋅ 3 Komentar
Inilah buku motifator atau How To atau Kaifa yang paling banyak diamini oleh sebagian besar
orang. Kognitif Attact yang ada di dalamnya cukup membuat setiap orang mengangguki dan
ingin melaksanakan setiap anjurannya. Bahkan seminar dan pelatihan pun sering diadakan untuk
melakukan anjuran-anjuran Stephen R. Covey ini. Tidak ketinggalan pula ibu saya pernah
mengikuti pelatihan yang diadakan oleh organisasi Muhammadiyah (Aisyiah). Teman saya pun
pernah mengatakan buku ini sebagai kitab sucinya para motivator psikologis. Saya disini hanya
ingin memberikan gambaran singkat dan sekilasnya saja, mungkin bisa membantu para
pengagum 7 Habits ini.
TUJUH (7) KEBIASAAN MANUSIA YANG SANGAT EFEKTIF
Kebiasaan 1 : Jadilah Proaktif
Bersikap proaktif adalah lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Bersikap proaktif artinya
bertanggung jawab atas perilaku kita sendiri (di masa lalu, di masa sekarang, maupun di masa
mendatang), dan membuat pilihan-pilihan berdasarkan prinsip-prinsip serta nilai-nilai ketimbang
pada suasana hati atau keadaan. Orang-orang proaktif adalah pelaku-pelaku perubahan dan
memilih untuk tidak menjadi korban, untuk tidak bersikap reaktif, untuk tidak menyalahkan
orang lain. Mereka lakukan ini dengan mengembangkan serta menggunakan keempat karunia
manusia yang unik – kesadaran diri, hati nurani, daya imajinasi, dan kehendak bebas – dan
dengan menggunakan Pendekatan Dari Dalam Ke Luar untuk menciptakan perubahan. Mereka
bertekad menjadi daya pendorong kreatif dalam hidup mereka sendiri, yang adalah keputusan
paling mendasar yang bisa diambil setiap orang.
Kebiasaan 2 : Merujuk pada Tujuan Akhir
Segalanya diciptakan dua kali – pertama secara mental, kedua secara fisik. Individu, keluarga,
tim, dan organisasi, membentuk masa depannya masing-masing dengan terlebih dulu
menciptakan visi serta tujuan setiap proyek secara mental. Mereka bukan menjalani
kehidupannya hari demi hari tanpa tujuan-tujuan yang jelas dalam benak mereka. Secara mental
mereka identifikasikan prinsip-prinsip, nilai-nilai, hubungan-hubungan, dan tujuan-tujuan yang
paling penting bagi mereka sendiri dan membuat komitmen terhadap diri sendiri untuk
melaksanakannya. Suatu pernyataan misi adalah bentuk tertinggi dari penciptaan secara mental,
yang dapat disusun oleh seorang individu, keluarga, atau organisasi. Pernyataaan misi ini adalah
keputusan utama, karena melandasi keputusan-keputusan lainnya. Menciptakan budaya
kesamaan misi, visi, dan nilai-nilai, adalah inti dari kepemimpinan.
Kebiasaan 3 : Dahulukan yang Utama
Mendahulukan yang utama adalah penciptaan kedua secara fisik. Mendahulukan yang utama
artinya mengorganisasikan dan melaksanakan, apa-apa yang telah diciptakan secara mental
(tujuan Anda, visi Anda, nilai-nilai Anda, dan prioritas-prioritas Anda). Hal-hal sekunder tidak
didahulukan. Hal-hal utama tidak dikebelakangkan. Individu dan organisasi memfokuskan
perhatiannya pada apa yang paling penting, entah mendesak entah tidak. Intinya adalah
memastikan diutamakannya hal yang utama.
Kebiasaan 4 : Berpikir Menang/Menang
Berpikir menang/menang adalah cara berpikir yang berusaha mencapai keuntungan bersama, dan
didasarkan pada sikap saling menghormati dalam semua interaksi. Berpikir menang/menang
adalah didasarkan pada kelimpahan – “kue” yang selamanya cukup, peluang, kekayaan, dan
sumber-sumber daya yang berlimpah – ketimbang pada kelangkaan serta persaingan. Berpikir
menang/menang artinya tidak berpikir egois (menang/kalah) atau berpikir seperti martir
(kalah/menang). Dalam kehidupan bekerja maupun keluarga, para anggotanya berpikir secara
saling tergantung – dengan istilah “kita”, bukannya “aku”. Berpikir menang/menang mendorong
penyelesaian konflik dan membantu masing-masing individu untuk mencari solusi-solusi yang
sama-sama menguntungkan. Berpikir menang/menang artinya berbagi informasi, kekuasaan,
pengakuan, dan imbalan.
Kebiasaan 5 : Berusaha untuk Memahami Terlebih dulu, Baru Dipahami
Kalau kita mendengarkan dengan seksama, untuk memahami orang lain, ketimbang untuk
menanggapinya, kita memulai komunikasi sejati dan membangun hubungan. Kalau orang lain
merasa dipahami, mereka merasa ditegaskan dan dihargai, mau membuka diri, sehingga peluang
untuk berbicara secara terbuka serta dipahami terjadi lebih alami dan mudah. Berusaha
memahami ini menuntut kemurahan; berusaha dipahami menuntut keberanian. Keefektifan
terletak dalam keseimbangan di antara keduanya.
Kebiasaan 6 : Wujudkan Sinergi
Sinergi adalah soal menghasilkan alternatif ketiga – bukan caraku, bukan caramu, melainkan
cara ketiga yang lebih baik ketimbang cara kita masing-masing. Memanfaatkan perbedaan-
perbedaan yang ada dalam mengatasi masalah, memanfaatkan peluang. Tim-tim serta keluarga-
keluarga yang sinergis memanfaatkan kekuatan masing-masing individu sehingga secara
keseluruhannya lebih besar seperti ini mengenyampingkan sikap saling merugikan (1 + 1 = 1/2).
Mereka tidak puas dengan kompromi (1 + 1 = 1 ½), atau sekedar kerjasama (1 + 1 = 2).
Melainkan, mereka kejar kerjasama yang kreatif (1 + 1 = 3 atau lebih).
Kerjasama dengan kepercayaan disatukan akan menjadi sinergi.
Kebiasaan 7 : Mengasah Gergaji
Mengasah gergaji adalah soal memperbaharui diri terus-menerus dalam keempat bidang
kehidupan dasar: fisik, sosial/emosional, mental, dan rohaniah. Kebiasaan inilah yang
meningkatkan kapasitas kita utnuk menerapkan kebiasaan-kebiasaan efektif lainnya. Bagi sebuah
organisasi, Kebiasaan 7 menggalakkan visi, pembaharuan, perbaikan terus-menerus,
kewaspadaan terhadap kelelahan atau kemerosotan moral, dan memposisikan organisasinya di
jalan pertumbuhan yang baru. Bagi sebuah keluarga, Kebiasaan 7 meningkatkan keefektifan
lewat kegiatan-kegiatan pribadi maupun keluarga secara berkala, seperti membentuk tradisi-
tradisi yang merangsang semangat pembaharuan keluarga.
Rekening Bank Emosional
Rekening Bank Emosional mencerminkan tingkat kepercayaan dalam suatu hubungan. Seperti
rekening keuangan di Bank, kita memasukkan simpanan ke atau melakukan penarikan dari
rekening ini. Perbuatan-perbuatan seperti berusaha untuk memahami terlebih dulu, sikap murah
hati, menepati janji, dan bersikap setia walaupun orang yang bersangkutan tidak hadir,
meningkatkan saldo kepercayaan. Tidak murah hati, melanggar janji, dan bergosip tentang
seseorang yang tidak hadir, mengurangi atau bahkan menghapuskan kepercayaan dalam suatu
hubungan.
Paradigma
Paradigma adalah cara masing-masing orang memandang dunia, yang belum tentu cocok dengan
kenyataan. Paradigma adalah petanya, bukan wilayahnya. Paradigam adalah lensa kita, lewat
mana kita lihat segalanya, yang terbentuk oleh cara kita dibesarkan, pengalaman, serta pilihan-
pilihan kita selama ini.
Referensi: Diambil dari ringkasan buku 7 Habits
************
Anda mungkin sudah pernah membaca buku karangan Stephen R. Covey yang berjudul 7
Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif, yang juga merupakan salah satu buku best seller
international. Jika anda belum pernah membacanya, saya sangat merekomendasikan buku
tersebut kepada anda. Buku wajib yang perlu anda miliki jika anda ingin mengembangkan
kepribadian anda. Anda bisa mendapatkannya di toko-toko buku favorit anda.
Pada kesempatan kali ini saya akan mensharingkan kepada anda kebiasaan-kebiasaan manusia
dari sudut pandang yang berlawanan, yaitu 7 Kebiasaan Manusia yang Sangat TIDAK Efektif.
Tujuh kebiasaan ini harus anda hindari. Mungkin anda sendiri tidak menyadarinya karena sudah
menjadi kebiasaan anda sehari-hari.
Apa saja 7 kebiasaan tersebut, mari kita lihat bersama-sama :
1. Tidak ’menampakkan diri’
Salah satu hal paling sederhana namun memiliki efek yang sangat besar untuk anda dalam
meraih kesuksesan – entah itu dalam kehidupan sosial, karir, keuangan ataupun kesehatan –
adalah tampakkan diri anda lebih sering.
Apa maksud ’menampakkan diri’ disini? Saya akan memberikan sebuah ilustrasi : Jika anda
ingin memperbaiki kesehatan anda, maka salah satu hal terpenting dan terefektif adalah anda
menampakkan diri di tempat kebugaran sesuai dengan jadwal latihan anda.
Mungkin saat itu cuaca sedang tidak mendukung sehingga anda merasa enggan sekali keluar dari
rumah. Namun jika anda tetap memaksakan diri untuk pergi meskipun anda malas, maka anda
sudah memperbaiki mental anda jauh lebih cepat dibanding anda hanya duduk di sofa sambil
menonton tv.
Saya rasa ini berlaku di semua area dalam hidup anda. Jika anda menulis lebih sering, maka
suatu saat anda akan menjadi penulis top dimana hasil tulisan anda akan selalu ditunggu orang
untuk dibaca. Jika anda sering bertemu atau berkumpul dengan teman-teman, maka
kemungkinan anda bertemu dengan seseorang yang spesial bertambah besar.
Hanya dengan anda ’menampakkan diri’ lebih sering akan membuat sebuah perbedaan yang
sangat besar untuk kesuksesan anda. Jika tidak, anda tidak akan pergi kemana-mana.
2. Menunda pekerjaan
Ada 2 kondisi yang menyebabkan seseorang menunda pekerjaannya :
– Pertama, dia memiliki pekerjaan yang sangat menumpuk. Dia bingung apa yang harus dia
kerjakan terlebih dahulu. Akhirnya dia tidak mengerjakan apa-apa.
– Kedua, dia hanya memiliki sedikit pekerjaan, sehingga dia berpikir untuk menundanya terlebih
dahulu.
Terlepas dari apapun kondisi anda, dibawah ini adalah beberapa cara yang bisa anda lakukan
agar anda dapat keluar dari kebiasaan menunda ini :
– Lakukanlah tugas terberat dan terpenting terlebih dahulu di pagi hari. Awal yang baik di pagi
hari akan membuat momentum yang positif sehingga anda akan menjalani sisa hari anda dengan
lebih bersemangat.
– Anda mungkin sering mendengar sebuah joke : bagaimana caranya makan seekor gajah? …..
Jangan memakannya dalam sekali gigit! Jika anda hanya berpikir tugas yang menumpuk sedang
menanti anda, kepala anda dapat menjadi penat, akhirnya akan membawa anda pada penundaan.
Pecahlah tugas anda menjadi langkah-langkah kecil, dan fokuslah pada langkah pertama. Setelah
selesai, anda bisa melanjutkan ke langkah kecil berikutnya. (saya pernah mengulas juga di artikel
Bagaimana Tetap Termotivasi Untuk Menyelesaikan Apa yang Telah Anda Mulai)
– Jika anda berpikir untuk menunda pekerjaan karena anda hanya memiliki sedikit pekerjaan,
sebaiknya anda mulai berpikir bagaimana jika tiba-tiba anda mendapatkan tugas baru sementara
tugas yang lama belum anda kerjakan. Gunakan selalu prinsip : ’lakukan sekarang juga hal-hal
yang bisa anda lakukan sekarang’.
3. Anda melakukan sesuatu yang sebetulnya tidak penting
Kebiasaan lainnya yang tidak produktif, selain menunda, adalah anda menyibukkan diri dengan
hal-hal yang tidak penting.
Untuk menghindari hal ini, tuliskan 3 hal penting yang harus anda lakukan setiap hari, entah itu
diatas kertas atau di notebook anda, dan mulailah mengerjakannya dari urutan teratas. Meskipun
anda hanya sanggup menyelesaikan 1 pekerjaan saja, namun setidaknya anda telah melakukan
hal terpenting yang perlu anda lakukan di hari tersebut.
Apapun cara yang anda gunakan dalam mengatur pekerjaan anda, prioritas utama tetaplah
menemukan hal-hal terpenting yang perlu anda lakukan setiap harinya. Teknik ini juga
merupakan bagian dari manajemen waktu yang efektif, sehingga anda tidak menghabiskan hari-
hari anda dengan melakukan hal-hal yang tidak penting. Menyelesaikan suatu pekerjaan dengan
cepat tetap tidak akan berarti jika anda melakukan hal yang tidak penting.
Saya akan coba memberikan contoh sederhana. Misalkan anda adalah seorang manajer sebuah
departemen produksi. Suatu ketika anak buah anda melakukan kesalahan sehingga produk yang
dihasilkan mengalami cacat. Mana yang akan anda pilih :
1. Anda bersama anak buah anda memperbaiki produk yang cacat tersebut; atau
2. Anda mencari solusi agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.
Saya rasa anda sudah menangkap maksud saya mengenai hal yang penting dan tidak penting.
4. Berpikir terlalu lama
Orang yang berpikir terlalu lama, otomatis akan membuatnya kurang mengambil tindakan.
Terjebak dalam analisa yang berlebihan dapat membuang waktu-waktu berharga dalam hidup
anda. Tidak ada yang salah dengan berpikir sebelum melakukan tindakan, bahkan sangat
diperlukan hal semacam itu. Melakukan penelitian, membuat rencana, menggali potensi-potensi
keuntungan serta masalah yang mungkin terjadi.
Namun berpikir, berpikir dan terus berpikir adalah cara lain mensia-siakan hidup anda. Anda
tidak perlu menganalisa semua hal dari setiap sudut. Anda tidak bisa menunggu waktu yang
betul-betul tepat untuk menjalankan aksi anda. Percayalah waktu tersebut tidak akan datang.
Anda juga tidak perlu merisaukan bagaimana jika kegagalan menghampiri anda. Jika anda tetap
berpikir dan terus berpikir semakin dalam, maka anda akan semakin sulit untuk mengambil
tindakan.
Berhentilah berpikir, lakukan sekarang juga apapun yang perlu anda lakukan, pergilah
kemanapun anda perlu pergi.
5. Melihat sisi negatif dari setiap hal
Ketika anda melihat segala hal dari sudut yang negatif, maka sebetulnya anda telah menjatuhkan
motivasi anda sendiri. Anda menemukan kekurangan dimana-mana dan masalah-masalah yang
mungkin tidak betul-betul ada, contohnya ketika anda mencari alasan untuk tidak melakukan
sesuatu. Saya yakin dari sudut yang negatif anda setidaknya akan menemukan 10 alasan.
Contoh yang lain, anda mencari seseorang yang mau mendengarkan keluh kesah anda – padahal
sebetulnya tidak ada yang mau mendengarkan keluhan anda – tentang pekerjaan dan kehidupan
anda yang menjenuhkan atau atasan anda yang menyebalkan. Ketahuilah bahwa anda akan
menciptakan hidup anda sesuai dengan apa yang anda pikirkan dan bagaimana anda memandang
lingkungan anda. Jika anda memandang kehidupan anda begitu menjemukan, anda akan
memiliki kehidupan yang benar-benar menjemukkan.
Yang perlu anda lakukan tidak lain adalah anda menantang pada diri anda sendiri untuk selalu
berpikir positif selama 7 hari kedepan. Lihatlah nanti hasil luar biasa yang akan anda dapat.
6. Keras kepala pada pendirian anda sendiri dan menolak pendapat orang lain
Memang sulit untuk mengakui atau berjiwa besar bahwa pendapat anda bukanlah pilihan yang
terbaik. Sehingga anda ngotot pada pendapat anda dan menutup pikiran anda dari pengaruh
orang lain. Kondisi ini dapat menyebabkan anda sulit untuk berkembang menjadi pribadi yang
lebih efektif.
Saran untuk mengatasi permasalah ini adalah anda menyadari bahwa manusia mempunyai batas
atas hal-hal yang ia ketahui. Anda harus terbuka untuk menerima pelajaran atas kesalahan anda
sendiri, kesalahan orang lain atau sumber-sumber lainnya seperti buku.
Ketika otak anda selalu dikosongkan untuk menerima hal-hal baru, secara tidak sadar level anda
telah naik ke level yang lebih tinggi, begitu seterusnya. Namun perlu diingat, jangan pula anda
terjebak seperti dijelaskan di no.4. Pengetahuan baru yang anda terima, perlu anda terapkan dan
coba dalam kehidupan anda, jangan hanya menjadi pengetahuan semata saja.
7. Membiarkan informasi membanjiri otak anda
Kebalikan dari poin 6 diatas, di poin 7 ini anda justru membiarkan seluruh informasi mengalir ke
otak anda tanpa penyaringan. Jika anda melakukan ini, maka akan sulit bagi anda untuk berpikir
dengan jernih. Beberapa kondisi yang menyebabkan anda seperti ini adalah :
– Banyak informasi yang anda terima adalah negatif. Media-media dan lingkungan di sekeliling
anda sering memberikan informasi-informasi negatif, seperti : penipuan, perampokan,
pembunuhan, gosip dsb. Jika anda tidak selektif dalam memilih berita, anda dapat terpengaruh
secara negatif juga, entah itu secara pikiran, perasaan maupun tindakan.
– Ada suatu dorongan dalam diri anda untuk selalu mengetahui informasi terkini, namun
seberapa cepat anda mengikuti perkembangan dengan berbagai alat yang anda miliki, akan selalu
ada puluhan bahkan ratusan hal baru yang terjadi yang tidak bisa anda ikuti. Hali ini justru dapat
membuat anda menjadi stress.
Sulit untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan jika otak anda terus dibanjiri dengan
informasi-informasi. Bahkan anda dapat terjebak melakukan kebiasaan seperti disebutkan di poin
3. Anda sibuk dan sibuk terus melakukan pekerjaan namun sebetulnya pekerjaan yang tidak
penting.
Untuk dapat fokus, berpikir jernih dan mengambil tindakan, perlu sekali untuk anda menseleksi
bahkan jika perlu membatasi akses informasi yang masuk ke otak anda, misalkan ketika anda
sedang menyelesaikan suatu pekerjaan, anda melakukan hal-hal seperti : mematikan telepon
anda, internet dan pintu ruangan anda. Anda akan melihat hasil yang menakjubkan ketika anda
tidak diinterupsi setiap 10 menit oleh email atau website-website favorit anda.
7 kebiasaan guru yang efektif
dengan 13 komentar
Menjadi guru saat ini membutuhkan kemampuan beradaptasi dan kemauan untuk berubah.. Di
awal tahun ini marilah memperbaharui niat serta strategi dalam bekerja agar selalu bisa
menyajikan yang terbaik untuk siswa. Dengan judul yang sama, Pak Doug membahas diblog nya
mengenai 7 kebiasaan yang efektif bagi guru. Silahkan melanjutkan dengan versi yang saya buat.
1. Konsistensi
Saya setuju hal ini menjadi yang pertama. Saat berada di dalam kelas, integritas kita selalu
menjadi taruhan. Tanpa konsistensi dalam menegakkan peraturan dan apa yang sduah menjadi
kesepakatan di kelas, waktu 45 menit saat kita mengajar, akan banyak dihabiskan dengan upaya
untuk mendiamkan siswa.
Ketika siswa tidak melihat adanya konsistensi maka mereka tidak hanya akan menunjukkan
sikap yang mencari perhatian, tidak hanya dari guru tetapi juga menunjukkan perilaku yang tidak
baik terhadap teman-temannya bahkan saat guru sedang berada di depan kelas.
Sebenarnya tidaklah sulit untuk melakukan hal ini dikarenakan setiap sekolah biasa nya telah
memiliki kebijakan dalam hal ini. Tugas kita sebagai guru hanyalah menegakkan aturan yang
telah ada tanpa melibatkan emosi.
Melihat segala sesuatu dari cara pandang siswa juga menjadi hal yang harus terus kita lakukan
agar nuansa konsistensi yang kita upayakan benar-benar pas saat diterapkan pada siswa.