Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI

ANESTESI UMUM

Dosen Pengampu :

apt. Tania Rizki Amalia M.Farm. Klin.

Kelompok 4

Dwy Nabila Rahajeng 221030790297


Elfateha Ariani 221030790322
Fira Ramadita 221030790306
Gita Amelia 221030790528
Sifa Novia 221030790302

PROGRAM STUDI S1 FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS


STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGGERANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini yang berjudul

“ANATESI UMUM” dengan tepat waktu. Laporan ini disusun guna untuk

memenuhi syarat mengikuti mata kuliah praktikum Farmakologi dan Toksikologi

pada pertemuan berikutnya.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu apt. Tania Rizki Amalia M.Farm.

Klin. selaku Dosen Praktikum Farmakologi dan Toksikologi yang telah

membimbing selama pelaksanaan praktikum sehingga dapat menambah

pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini.

Kami menyadari, laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,

kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.

Kami juga berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Tangerang Selatan

Penyusun

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................................

BAB I.........................................................................................................................

PENDAHULUAN ....................................................................................................

1.1 Latar Belakang .................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................

1.3 Tujuan Praktikum .............................................................................................

BAB II .......................................................................................................................

TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................

2.1 Teori Dasar Praktikum .....................................................................................

BAB III......................................................................................................................

METODE PENELITIAN........................................................................................

3.1 Alat dan Bahan .................................................................................................

3.2 Prosedur Penelitian...........................................................................................

BAB IV......................................................................................................................

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................

4.1 Hasil Pengamatan .............................................................................................

4.2 Pembahasan ......................................................................................................


BAB V .......................................................................................................................

PENUTUP.................................................................................................................

5.1 Kesimpulan.......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anestesi Umum adalah obat yang dapat menimbulkan anestesi yaitu suatu
keadaan depresi umum dari berbagai pusat di sistem saraf pusat yang bersifat
reversibel, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan sehingga lebih mirip
dengan keadaan pinsan. Anestesi digunakan pada pembedahan dengan maksud
mencapai keadaan pingsan, merintangi rangsangan nyeri (analgesia), memblokir reaksi
refleks terhadap manipulasi pembedahan serta menimbulkan pelemasan otot
(relaksasi). Anestesi umum yang kini tersedia tidak dapat memenuhi tujuan ini secara
keseluruhan, maka pada anestesi untuk pembedahan umumnya digunakan kombinasi
hipnotika, analgetika, dan relaksasi otot. Obat anestesi umum terdiri atas golongan
senyawa kimia yang heterogen, yang mendepresi SSP secara reversibel dengan
spektrum yang hampir sama dan dapat dikontrol. Obat anestesi umum dapat diberikan
secara inhlasi dan secara intravena.
Anestesi umum merupakan salah satu teknik anestesi yang menyebabkan
perubahan keadaan fisiologis reversibel seperti kehilangan kesadaran, analgesia,
imobilitas, dan amnesia. Anestesi umum sering dilakukan pada operasi-operasi mayor
dan operasi yang bersifat lifesaving yang tidak mungkin dilakukan tanpa anestesi
umum. Teknik ini dapat digunakan untuk operasi di regio tubuh manapun, misalkan
pada bagian abdomen, toraks, dan otak. Setiap tahun diperkirakan puluhan juta pasien
mendapatkan anestesi umum dalam proses terapinya. Royal College ofAnaesthetists
Fourth National Audit (NAP4) di Inggris melaporkan ada sekitar 3 juta tindakan
anestesi umum yang dilakukan pada tahun 2008. Obat anestesi umum meliputi agen
inhalasi dan agen intravena. Obat dari kelas lainnya juga digunakan untuk mencapai
tujuan klinis tertentu saat operasi sehingga dibutuhkan kombinasi obat anestesi umum
dan agen lainnya seperti analgesik, muscle relaxants, dan sedatif. Anestesi umum
menimbulkan depresi yang meluas pada otak dengan meningkatkan aktivitas
neurotransmitter inhibitorik dan menurunkan aktivitas neurotransmitter eksitatorik.
Keadaan yang tejadi akibat administrasi obat anestetik umum ke dalam tubuh meliputi
hilangnya kesadaran, amnesia, analgesia, dan imobilitas, masing-masing dimediasi
oleh efek pada reseptor neurotransmitter dan jalur neuron yang berbeda-beda.2
Anestesi umum juga memiliki beberapa efek samping yang dapat membuat pasien
tidak nyaman setelah operasi seperti kejadian mual muntah, nyeri, agitasi, delirium,
obstruksi jalan napas, dan hipotermia. Mual dan muntah pasca operasi merupakan efek
anestesi umum yang sering dilaporkan bersama dengan nyeri pasca operasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu anestesi umum ?
2. Apa saja efek samping yang ada di Anestesi umum ?

1.3 Tujuan Praktikum


Memahami efek anastesi umum dan memahami tahap-tahap stadium anastesi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar Praktikum

Anastesi umum adalah suatu keadaan hilangnya persepsi sensorik terutama rasa sakit
disertai dengan hilangnya kesadaran yang bersifat reversibel. Obat-obat yang
menimbulkan anastesi umum disebut anastetika umum (general anaesthetics).
Menurut Guedeel ada 4 stadium anastesi:
1. Stadium I : (stadium analgesia)
Penderita masih sadar dan responsif, perasaan sakit hilang, euforia, respirasi
teratur, pendengaran lebih tajam.
2. Stadium II : (Stadium eksitasi/delirium)
Penderita tampak tidak tenang sampai ribut/gelisah, tonos otot naik, respirasi
irreguler, pupil tampak membesar, takikardia, gerak bola mata bertambah,
kesadaran menurun, refleks masih ada. Stadium Idan II ini bersama-sama disebut
stadium induksi. Kemudian dapat mati mendadak karena inhibisi vagal atau
sensitasi jantung terhadap adrenalin (endogen atau eksogen).
3. Stadium III : (Stadium pembedahan) dibagi 4 plane yaitu
Plane 1 : Kesadaran hilang, tonus otot berkurang, respirasi teratur cepat dan dalam,
gerak bola mata berkurang, pupil kembali keukuran normal, refleks kornea masih
ada, refleks peritoneal masih ada, refleks muntah dan menelan hilang pada plane ini
dilakukan pembedahan kecil.
Plane 2 : Gerak bola mata berkurang sekali sampai tidak ada, relaksasi otot
sempurna, respirasi teratur, refleks kornea hilang pada plane ini biasanya dilakukan
pembedahan besar.
Plane 3 : Refleks hilang, pupil berdilatasi, palsus lemah tetapi tekanan darah
temporer, tonus otot masih ada tetapi relaksasi sempurna, respirasi dalam dan tidak
sempurna.
Plane 4 : Respirasi jadi abnormal kecil dan dangkal, semua refleks hilang pupil
dilatasi maksimal, takikardia, tekanan darah merosot turun.
4. Stadium IV : (Stadium paralisa meduler)
Tekanan darah menurun terus akhirnya nol, respirasi hilang, kollaps vasomotor, hal
ini terjadi karena over dosis.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan :
a. Penggaris ( alat ukur milimeter)
b. Alat fiksasi c. Lampu senter
c. Steteskop
d. Eter kap
e. Botol drop
f. Pipet drop
Obat dan bahan :
a. Eter
b. Ammoniak
c. Kapa

3.2 Prosedur Kerja


1. Ukur detak jantung mencit dan laju pernapasan
2. Siapkan kapas atau tisu, masukkan ke dalam toples
3. Teteskan eter sebanyak 1 ml, (20 tetes) secara
merata pada kapas
4. Taruh mencit di dalam toples selama 2 menit
5. Ukur detak jantung dan laju pernapasan mencit
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan

a. Hasil pengamatan mencit

no perlakuan Laju Detak gambar


pernafasan jantung

1 Sebelum 99 106/90
diberikan
eter

2 Sesudah 130 100/90


diberikan
eter

 Berat badan mencit = 29 gram


 Pada menit ke-1 ketika mencet masih berada di dalam toples mencit
terlihat dalam keadaan tidak seimbang (oleng).
 Pada menit ke-2 setelah dikeluarkan dari dalam toples mencit
mengalami sesak napas karena frekuensi laju pernapasan yang
meningkat dan detak jantung menurun sehingga mencit terlihat gelisah

b. Hasil pengamatan mencit 2

No Perlakuan Laju pernapasan Detak jantung


1. Sebelum diberikan 104 110
eter
2. Setelah diberikan Peng 82 Peng 98
eter Peng 81 Peng 89
Rata rata : 81,2 Rata rata : 93, 5
 Berat badan mencit = 31 g
 Pada menit ke-1 ,16 detik =mencit tidak seimbang (deng)
 Pada menit ke-1 ,56 detik= pergerakan mencit berkurang atau bisa
dikatakan melemas
 Pada menit ke-2 = mulai lemas dan tak berdaya

4.2 pembahasan

Mencit memiliki rata-rata denhyut jantung 107/90 permenit system peredaran darah terdiri
dari jantung. Pembulu darah(aorta,arterikapiler,vena) dan darah. Jantung merupakan organ
sebagai pemompa darah. Sedangkan darah berfungsi sebagai transportasi
nutrisi,oksigen,karbondioksida,ampas metabolisme dan hormon.jantung pada mencit terdiri dari
empan ruanagan yaitu dua atrium kiri dan kanan & dua ventrikel kiri dan kanan. Peredaran
darah mencit termasuk peredaran darah tertutup dan ganda. Darah yang kaya akan oksigen dan
karbondioksida sudah terpisah dengan sempurna.suplai oksigen pada tingkat jaringan
tergantung kuat lemahnya kontraksi/sistol dan relaksasi/diastatol jantung dari frekuensi denyut
jantung permenit meningkat semakin banyak darah yang banyak kaya oksigen dapat disuplai
pada tingkat jaringan,begitu sebaliknya.
Dapat dilihat dari table yang diperoleh bahwa laju pernafasan dan detak jantung antara dua
mencit sebelum diberikan penginduksi eter laju pernafasan dan denyut jantung ada pada nilai
normal yaitu kisaran 110/90 permenit.namun setelah diberikan penginduksi detak jantung dari
kedua mencit menurun menjadi 100/90 dan 93/90 permenit hal itu dikarenakan eter memiliki
efek anastesi terhadap mencit sehingga frekuensi laju pernafasan dan denyut jantung pada
mencit terpenuhi. Waktu paruh eter pada mencit ialah 15-25 menit. Sehingga pada hasil
pengamatan setelah mencit dikeluarkan dari toples mencit mengalami sesak nafas,sehingga laju
frekuensi pernafasan meningkat dan detak jantung menurun akibat efek eter yang membuat
mencit gelisah dan tidak tenanag sehingga mencit sedikit hilang kesadaran.
Mekanisme kerja eter yaitu eter melakukan kontraksi [ada otot jantung,terapi in vivo ini
dilawan oleh meningginya aktivitas simpati sehingga curah jantung tidak berubah,eter
menyebabkan dilastasi pembulu darah kulit.eter diabsorbsi dan dieksresi melalui paru-paru
,Sebagian kecil dieksresikan pada urine,air susu dan keringat. Efek sampingnya yaitu iritasi
saluran pernafasan,depresi pernafasan,mual,muntah dan salivasi. Namun pada pengamatan
mencit hanya mengalami depresi dan saluran pernafasan yang kemungkinan dikarenakan iritasi
pernafasan yang dialami oleh mencit.
Dengan gejala-gejala yang ditunjukan pada mencit diamati bahwa anastesi yang dilakukan
mencakup anastesi umum stadium 2 karena sesuai yang dipaparkan landasan teori pada anastesi
stadium 2 penderita tampak tidak tenang, respirasi tidak teratur, kesadaran menurun,namun
refleks masih ada. Pada stadium ini bisa dikatakan stadium induksi apabila diberikan eter yang
banyak atau tidak sesuai dapat membuat mencit mati mendadak karena inhibasi vagal atau
sensitasi jantung terhadap adrenalin (endogren atau eksterogen)dengan gejala demikian dapat
dikatakan percobaan anastesi pada mecit mencakup anastesi umum stadium 2.
BAB V
KESIMPULAN
1. Anastesi umum adalah suatu keadaan hilangnya persepsi sensorik terutama rasa
sakit disertai dengan hilangnya kesadaran yang bersifat reversibel. Obat-obat yang
menimbulkan anastesi umum disebut anastetika umum (general anaesthetics).
2. Efek samping anestesi umum:
- Mual dan muntah,
- Mulut kering,
- Sakit tenggorokan,
- Suara serak,
- Rasa kantuk,
- Menggigil,
- Timbul nyeri pada area yang disuntik atau dipasangkan infus,
- Bingung atau kehilangan memori sementara, dan
- Kerusakan gigi.
Risiko untuk mengalami efek samping anestesi akan semakin tinggi apabila pasien memiliki
penyakit atau kondisi kesehatan tertentu, misanya penyakit jantung, diabetes melitus, asma,
dan obesitas. Kebiasaan yang kurang baik seperti merokok, mengonsumsi alkohol, serta
konsumsi obat-obatan tertentu juga akan meningkatkan risiko terjadinya efek samping
anestesi.
DAFTAR PUSTAKA

Mycek, M. A. , Harvey, R. A. & Champe, P. C. 2001, Farmakologi :


Ulasan Bergambar , Edisi 2, Hartanto, H.(ed), Penerbit Widya Medika, Jakarta
.Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran UniversitasSriwijaya.
2008,
Kumpulan Kuliah Farmakologi, Edisi 2, Penerbit BukuKedokteran EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai