Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FARMAKOLOGI

ANESTESI
Dosen Pengampu : Zamharira muslim, M.Farm.,Apt

Kelompok 4 :

1. AHMAD ADDINUL AKBAR P05150221051


2. DINA TRIANA P05150221063
3. MUHAMMAD DIAN RIZKY P05150221074
4. SINCE MARILES P05150221085
5. VINTA APRILIA P05150221092

PRODI DIPLOMA TIGA FARMASI


JURUSAN ANALIS KESSEHATAN
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN 2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadiran tuhan yang Maha esa karena atas
rahmat,karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Anestesi” dengan sebaik mungkin.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi, tidak lupa
pula kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Zamharira Muslim M.Farm,.Apt selaku dosen
mata kuliah Farmakologi. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan bagi para pembaca.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliaruan yang berkenan dengan materi pembahasan maupun terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik
pengetikan sehingga masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pembaca. Kami sangat
berharap semoga makalah yang kami buat ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca.

Bengkulu, 18 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3

A. Definisi Anestesi........................................................................................... 5
B. Mekanisme kerja Anestesi............................................................................ 5
C. Penggolongan obat Anestesi ........................................................................ 5
D. Kontra Indikasi,Efek samping dan Dosis Anestesi....................................... 5
E. Contoh obat generik dan generik bermerek Anestesi................................... 5
F. Peringatan Obat Anestesi.............................................................................. 5

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 10

A. Kesimpulan.................................................................................................... 10
B. Saran............................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 11

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Oliver Wendel Holmes pada tahun 1846 adalah orang pertama yang menggunakan
istilah anestesi (Putri, 2014). Anestesi merupakan gabungan dua kata dari Bahasa
Yunani yaitu an yang berarti "tidak, tanpa" dan aesthesos yang berarti "persepsi,
kemampuan untuk merasakan, perasaan" (Pasaribu, 2008). Anestesi secara umum
berarti upaya yang dilakukan untuk menghilangkan rasa sakit pada tubuh selama
pembedahan dan prosedur lainya yang bisa menimbulkan rasa sakit. Anestesi dibuat
dalam berbagai macam sediaan dan cara kerja, namun secara umum anestesi menjadi
tiga golongan yaitu anestesi umum, regional dan lokal (Nainggolan, 2009).

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Anestesi?
b. Bagaimana mekanisme kerja Anestesi?
c. Apa saja golongan Anestesi?
d. Apa saja indikasi Anestesi?
e. Bagaimana kontra indikasi dari Anestesi?
f. Apa saja efek samping dari Anestesi?
g. Bagaimana aturan dosis dari Anestesi?
h. Sebutkan contoh obat generik dari Anestesi?
i. Sebutkan contoh obat generik bermerek dari Anestesi?
j. Bagaimana Cara pemakaian obat?
k. Apa saja peringatan yang harus dipatuhi?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi obat Anestesi
b. Untuk mengetahui mekanisme kerja dari Anestesi
c. Untuk mengetahui golongan dari Anestesi
d. Untuk mengetahui indikasi dari Anestesi
e. Untuk mengetahui kontra indikasi dari Anestesi
f. Untuk mengetahui efek samping dari Anestesi
g. Untuk mengetahui aturan dosis dari Anestesi
h. Untuk mengetahui contoh obat generik dari Anestesi
i. Untuk mengetahui contoh obat generik bermerek dari Anestesi
j. Untuk mengetahui cara pemakaian Anestesi
k. Untuk mengetahui peringatan dari Anestesi

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Anestesi
Anestesi yang berarti pembiusan; berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘An’ berati tidak,
aau tanpa dan ‘aesthetos’, berarti persepsi atau kemampuan untuk merasa. Secara
umum anestesi berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika dilakukan
pembedahan dan sebagai prosedur lainnya yang menimbulkan rada sakit pada tubuh.
Obat untuk menghilangkan rasa nyeri terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu analgesik
dan anestesi. Analgetik obat penurun sensasi atau rasa nyeri tanpa disetai hilangnya
perasaan secra total. (Istianah, Judha & Majid 2011).

B. Mekanisme Kerja Anestesi


Mekanisme kerja obat anestesi local mencegah transmisi impuls saraf (blokade
konduksi) dengan menghambat pengiriman ion natrium melalui gerbang ion natrium
selektif pada membrane saraf dan cara kerja anestesi adalah dengan menghentikan
atau memblokir sinyal saraf dari pusat rasa sakit yang akan dirasakan pasien selama
operasi atau ketika menjalani prosedur medis tertentu. Anestesi dapat diberikan dalam
berbagai bentuk, seperti salep, semprotan, suntikan, atau gas yang harus dihirup oleh
pasien.

C. Penggolongan Anestesi

1.Natrium Tiopenton

Indikasi: induksi anestesi umum; anestesi jangka waktu singkat.

Peringatan: Penyakit kardiovaskuler; gangguan fungsi hati (lihat Lampiran 2); setelah


direkonstitusi sediaan menjadi sangat basa-ekstravasasi dapat menyebabkan nekrosis
jaringan dan nyeri berat; hindari injeksi intraarteri; kehamilan (lihat Lampiran 4).

Kontraindikasi: Porfiria, myotonic dystrophy; ibu menyusui dan ibu hamil

Efek Samping: Aritmia, depresi miokard, spasme laring, batuk, bersin, reaksi


hipersensitivitas, ruam, reaksi pada tempat penyuntikan; dosis berlebih dikaitkan
dengan hipotermia dan cenderung menyebabkan gangguan fungsi serebral.

Dosis: Injeksi intravena sebagai larutan 2,5%, pada pasien dewasa sehat dengan
premedikasi, awalnya 100-150 mg (dikurangi pada pasien lansia atau sakit berat)
selama 10-15 detik (lebih lama pada pasien lansia atau sakit berat) dilanjutkan dengan
dosis tambahan bila perlu tergantung respons setelah 30-60 detik; atau hingga 4 mg/kg
bb; anak: untuk induksi: 2-7 mg/kg bb.

1.2 Bupivacain
Indikasi: 

Sering digunakan untuk blokade lumbar epidural dan secara khusus sesuai untuk analgesik
epidural yang terus menerus pada proses melahirkan. Bupivakain adalah obat pilihan untuk
anestetik spinal

Peringatan: Depresi miokardial mungkin lebih parah dan lebih resisten terhadap pengobatan.

Kontraindikasi: Anestesi regional intravena (Bier's block).

Efek Samping: Efek pada sistem saraf pusat diantaranya adalah bingung, depresi nafas, dan
konvulsi; hipotensi dan bradikardia (dapat menyebabkan terjadinya tahanan jantung);
dilaporkan terjadinya hipersensitivitas.

Dosis: Diubah sesuai dengan bobot pasien, dan sifat tindak bedah.

Bloking syaraf periferal, 0,25% (maksimum 60 mL), 0,375% (maksimum 40 mL) 0,5%
(maksimum 30 mL).
Blokade epidural
Pembedahan, lumbal, 0,5-0,75% (maksimum 20 mL dengan salah satu dari dua cara di atas),
kaudal, 0,5% (maksimum 30 mL).
Persalinan, lumbal, 0,25-0,5 % (maksimum 12 mL dengan salah satu dari dua cara di atas),
kaudal, tapi jarang digunakan, 0,25% (maksimum 20 mL), 0,375% (maksimum 20 mL), 0,5%
(maksimum 20 mL).
Catatan. Larutan 0,75% tidak boleh digunakan pada blokade epidural dalam obstetriks.
Penting: dosis yang diizinkan tersebut di atas mungkin tidak sesuai untuk keadaan tertentu,
maka saran ahli harus dimintakan.

3. Lidokain
Indikasi: Anestesi
Peringatan: Epilepsi, gangguan fungsi pernafasan, gangguan fungsi konduksi jantung,
bradikardia, syok berat; porifiria; miastenia gravis; turunkan dosis pada lansia atau debilitasi;
peralatan resusitasi sebaiknya tersedia; lihat bagian 2.2 untuk efek pada jantung; gangguan
fungsi hati (lihat Lampiran 2); gangguan fungsi ginjal (lihat Lampiran 3); kehamilan (lihat
Lampiran 4).
Kontraindikasi: 
hipovolemia, blokade jantung total; jangan gunakan larutan mengandung adrenalin untuk
anestesi pada appendages.

Efek Samping: 
efek pada sistem saraf pusat diantaranya adalah bingung, depresi nafas, dan konvulsi;
hipotensi dan bradikardia (dapat menyebabkan terjadinya tahanan jantung); dilaporkan
terjadinya hipersensitivitas; lihat juga keterangan di atas dan bagian 2.2.

Dosis: 
anestesi infiltrasi, dengan injeksi, sesuai dengan bobot pasien dan sifat pembedahan,
maksimum 200 mg (atau 500 mg bila diberikan dalam larutan adrenalin)- lihat juga cara
pemberian di atas dan peringatan penting di bawah.
Anestesi regional intravena dan blokade syaraf, konsultasikan dengan spesialis.
Anestesi permukaan, kekuatan yang biasa 2-4%, lihat preparat di bawah.
Penting: dosis yang diizinkan seperti tersebut di atas mungkin tidak tepat untuk beberapa
keadaan dan harus dikonsultasikan dengan spesialis.
Keterangan: 
Injeksi lignokain untuk penggunaan dental
Catatan. Konsultasikan dengan ahli dental untuk hal-hal khusus sehubungan dengan dosis
lignokain untuk anestesi dental. Berbagai sediaan lignokain, tunggal (plain) atau dengan
adrenalin atau noradrenalin.
Lignokain untuk anestesi permukaan:
Penting. Absorpsi yang cepat dan ekstensif dapat menimbulkan efek samping sistemik.
Peringatan. Tidak untuk luka, membran mukosa (kecuali kondiloma genitalis pada pasien
dewasa) atau dermatitis atopik; hindarkan penggunaan dekat mata atau di telinga tengah;
walau absorbsi sistemik rendah, hati-hati pada anemia, atau methemoglobinemia kongenital
maupun dapatan (acquired) (lihat juga Prilokain); efek samping meliputi pucat sementara,
merah, dan udem;
Kontraindikasi pada anak di bawah 1 tahun.

4. Prokain
Indikasi: Anestesia lokal melalui infiltrasi dan anestesia regional (tapi lihat keterangan di
atas).
Peringatan: Kehamilan.
Dosis: Diatur sesuai dengan situs pembedahan dan respon pasien.
Melalui injeksi, hingga 1 g (200 mL dari larutan 0,5% atau 100 mL dari 1%) dengan
adrenalin 1 dalam 200.000

5.Fentanil
Indikasi: Nyeri tiba-tiba pada pasien yang sudah dalam terapi opioid untuk nyeri kanker
kronik; nyeri kronik yang sukar ditangani; indikasi lain.

Efek Samping: DEMAM atau PANAS DARI LUAR. Monitor pasien untuk efek samping
yang meningkat bila timbul demam (absorpsi mungkin meningkat); hindarkan tempat aplikasi
dari sengatan panas (dapat menambah absorpsi).
LAMA KERJA YANG PANJANG. Mengingat kerjanya yang lama; pasien yang mengalami
efek samping berat harus dimonitor hingga 24 jam setelah tapel (patch) dilepas.

6. Isofluran

Indikasi: Anestesi Umum

Peringatan: Ibu hamil dan kehamilan (lihat Lampiran 4).

Interaksi: PENTING. Desfluran telah dilaporkan berinteraksi dengan absorben


karbondioksida kering membentuk karbonmonoksida. Untuk memperkecil risiko, absorben
karbondioksida tidak boleh dibiarkan mengering.

Kontraindikasi: Kerentanan terhadap hipertermia ganas.

Efek Samping: Aritmia, depresi miokard, spasme laring, batuk, bersin, reaksi


hipersensitivitas, ruam, reaksi pada tempat penyuntikan; dosis berlebih dikaitkan dengan
hipotermia dan cenderung menyebabkan gangguan fungsi serebral.
Dosis: Digunakan dengan alat penguap khusus yang dikalibrasi, untuk induksi, ditingkatkan
bertahap dari 0,5% hingga 3%, dalam oksigen atau dinitrogen monoksida-oksigen.
Pemeliharaan, 1-2,5 % dalam dinitrogen monoksida-oksigen; tambahan 0,5% hingga 1%
mungkin diperlukan bila hanya diberikan dengan oksigen; pembedahan caesar, 0,5-0,75%
dalam dinitrogen monoksida-oksigen.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Anestesi yang berarti pembiusan; berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘An’ berati tidak,
aau tanpa dan ‘aesthetos’, berarti persepsi atau kemampuan untuk merasa. Secara
umum anestesi berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika dilakukan
pembedahan dan sebagai prosedur lainnya yang menimbulkan rada sakit pada tubuh.

Obat untuk menghilangkan rasa nyeri terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu analgesik
dan anestesi. Anestesi pun terdiri dari 2 macam, anestesi umum dan anestesi lokal.

Mekanisme kerja obat anestesi local mencegah transmisi impuls saraf (blokade


konduksi) dengan menghambat pengiriman ion natrium melalui gerbang ion natrium
selektif pada membrane saraf dan cara kerja anestesi umum adalah dengan
menghentikan atau memblokir sinyal saraf dari pusat rasa sakit yang akan dirasakan
pasien selama operasi atau ketika menjalani prosedur medis tertentu. Anestesi dapat
diberikan dalam berbagai bentuk, seperti salep, semprotan, suntikan, atau gas yang
harus dihirup oleh pasien.

B. Saran

Untuk dapat memahami tentang Anestesi selain membaca dan memahami materi-
materi dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-lain) kita harus dapat
mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar lebih
mudah untuk paham dan akan selalu diingat. Selain itu, dengan adanya makalah ini
diharapkan untuk kedepan agar bisa bermanfaat untuk referensi pelajaran dan bisa
lebih menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

https://pionas.pom.go.id/
https://www.alodokter.com/kenali-macam-macam-anestesi-dan-efek-sampingnya

Hoan Jay, Tan. Rahardja, Kirana. 2008. Obat-obat Penting khasiat, penggunaan,
dan efek efek sampingnya. Jakarta. PT. Elex Media Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai