DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Laporan Seminar dengan judul "
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tn.E dengan Cholelitiasis di Ruang Anggrek kelas VC 3
Di Rumah Sakit Umum Daerah Rejang Lebong Tahun 2023"
Penyusunan Makalah Laporan Seminar ini penulis mendapatkan bimbingan dan bantuan baik
materi maupun nasihat dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
Laporan Seminar tepat pada waktunya. Oleh karena itu,penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr. Rheyco Victoria, SP. An, selaku Direktur Rumah Sakit umum Rejang Lebong
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti praktek klinik
keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Rejang Lebong.
2. Ns. Misniarti, M. Kep selaku dosen pembimbing PKK mata kuliah Keperawatan
Dasar yang telah memberikan bimbingan dan arahannya kepada kami.
3. Fitrianti Yuliana Widiawati, S. Kep. Ners selaku kepala ci ruang Anggrek Dirumah
Sakit Umum Daerah Rejang Lebong dan selaku pembimbing, dalam penyusunan
laporan seminar ini yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,
arahan, dan masukan sehingga laporan seminar ini bisa terselesaikan dengan baik.
4. Seluruh Tim Rawat Inap dan Senior Ruangan Anggrek serta Staf kepegawaian Di
Rumah Sakit Umum Daerah Rejang Lebong.
5. Seluruh Mahasiswa-Mahasiswi Prodi Sarjana Terapan Keperawatan dan Profesi Ners
Keperawatan Bengkulu Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes yang sedang
Praktek Klinik Keperawatan Dirumah Sakit Umum Daerah Rejang Lebong.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun makalah laporan seminar ini masih
banyak terdapat kekeliruan dan kekhilafan baik dari segi penulisan maupun penyusunan dan
metedologi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari berbagai pihak
agar penulis dapat berkarya lebih baik dan optimal lagi di masa yang akan datang.
Penulis berharap semoga laporan seminar yang telah penulis susun in dapat bermanfaat bagi
semua pihak serta dapat membawa prubahan positif terutama bagi penulis sendiri dan
mahasiswa lain yang sedang praktik klinik keperawatan Di Rumah Sakit Umum.
Nama Kelompok 4 :
Mengetahui :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat
digunakan perawat untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada
saat memberikan perawatan. Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu: kebutuhan
fisiologis, kebutuhan akan rasa aman dan nyaman, kebutuhan akan rasa memiliki dan
kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
Rasa aman didefinisikan oleh Maslow dalam Potter & Perry (2006) sebagai sesuatu
kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian dan
keteraturan dari keadaan lingkungannya yang mereka tempati. Keamanan adalah kondisi
bebas dari cedera fisik dan psikologis
Kenyamanan atau rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan
penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan
tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri) (dalam Potter & Perry ,2006)
Pasien di ruang anggrek (bedah) atas nama Tn. E mengalami gangguan aman dan
nyaman selama dirumah sakit dengan keluhan yang terlampir. Oleh karena itu, kami
kelompok 4 mengambil kompetensi kebutuhan rasa aman nyaman terhadap pasien
dengan diagnosa medis cholelithiasis.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
KAJIAN TEORI
A. Definisi
Rasa aman didefinisikan oleh Maslow dalam Potter & Perry (2006) sebagai sesuatu
kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian dan
keteraturan dari keadaan lingkungannya yang mereka tempati. Keamanan adalah kondisi
bebas dari cedera fisik dan psikologis
Kenyamanan atau rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan
sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu
yang melebihi masalah dan nyeri) (dalam Potter & Perry ,2006)
Gangguan rasa nyaman merupakan suatu gangguan dimana perasaan kurang senang, kurang
lega, dan kurang sempurna dalam dimensi fisik , psikospiritual, lingkungan serta sosial pada
diri yang biasanya mempunyai gejala dan tanda minor mengeluh mual (PPNI, 2016).
B. Etiologi
Dalam buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI, 2016) penyebab Gangguan
Rasa Nyaman adalah:
1. Gejala penyakit.
2. Kurang pengendalian situasional atau lingkungan.
3. Ketidakadekuatan sumber daya (misalnya dukungan finansial, sosial dan
pengetahuan).
4. Kurangnya privasi.
5. Gangguan stimulasi lingkungan.
6. Efek samping terapi (misalnya, medikasi, radiasi dan kemoterapi).
7. Gangguan adaptasi kehamilan.
C. Klasifikasi
Menurut (Mardella, Ester, Riskiyah, & Mulyaningrum, 2013) Gangguan rasa nyaman dapat
dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Nyeri Akut
Nyeri akut merupakan keadaan seseorang mengeluh ketidaknyamanan dan
merasakan sensasi yang tidak nyaman, tidak menyenangkan selama 1 detik sampai
dengan kurang dari enam bulan.
2. Nyeri Kronis
Nyeri kronis adalah keadaan individu mengeluh tidak nyaman dengan adanya
sensasi nyeri yang dirasakan dalam kurun waktu yang lebih dari enam bulan.
D. Patofisiologi
E. Pathway
F. Manifestasi klinis
Gejala dan tanda gangguan rasa nyaman (mual) dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu
sebagai berikut (PPNI, 2016):
Data subjektif:
1) Mengeluh tidak nyaman
2) Mengeluh mual
3) Mengeluh ingin muntah
4) Tidak berminat makan
Data objektif:
(tidak tersedia)
Data subjektif:
1) Merasa asam di mulut
2) Sensasi panas/dingin
3) Sering menelan
Data objektif:
1) Saliva meningkat
2) Pucat
3) Diaphoresis
4) Takikardi
5) Pupil dilatasi
G. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
GDA
Kimia/elekroli serum
b. Radiologi
CT SCAN
MRI
USG
H. Penatalaksanaan
a. Farmakoterapi
pemberian obat antipiretik
b. Non farmakoterapi
pemberian relaksasi pernafasan dalam
pemberian strategi manajemen nyeri
BAB III
FORMAT PENGKAJIAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
A. PENGKAJIAN KEPERWATAN
I. IDENTITAS PASIEN
1. Nama Pasien : Tn. Erwan
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Pendidikan : SMP
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Status Perkawinan : Kawin
7. Suku : Rejang
8. Alamat : Mubai, Lebong
No. Telp -
Ket :
Laki laki
Perempuan
Pasien
Mandi 2x sehari, kuku tampak panjang,rambut sedikit kotor dan gigi sedikit
kuning (Kurang perawatan diri karena pasien terpasang infus)
Pasien mengatakan menggunakan BPJS kelas 3 dan hidup rukun bersama keluarga.
3. Spiritual
Pasien mengatakan jarang beribadah (Sholat)
A. Kepala
Inspeksi
Rambut
Jumlah : Lebat
Distribusi : Merata
Tekstur : Kasar
Kebersihan : Bersih (Tidak ada ketombe)
Palpasi
Kulit Kepala
Lesi : Tidak terdapat lesi
Tulang Tengkorak
Kontur : Tidak terdapat kelainan ( cekung )
Ukuran : Normal, ± 54 - 55 cm
Nyeri Tekan : Tidak ada nyeri tekan
Wajah
Inspeksi
Kesimetrisan : Simetris kiri dan kanan,tidak terdapat lesi dan
scar
Inspeksi
Warna : Sawo matang
Lesi : Tidak terdapat lesi
Mata
Inspeksi
Kelopak Mata : Tidak ada edema
Konjungtiva : Tidak anemis
Sclera : Terdapat ikterus
Kedudukan Bola Mata : Simetris kiri dan kanan,tidak ada strabismus
Pergerakan Bola Mata : Normal, bergerak kearah nasal,temporal,dan
elevasi
Telinga
Inspeksi
Struktur Luar : Simetris antara kiri dan kanan
Struktur Dalam : Bersih (Tidak terdapat sekret)
Tes Pendengaran
- Weber : tidak dilakukan
- Rinne : tidak dilakukan
Hidung
Inspeksi
Struktur Luar : Simetris, tidak ada deviasi
Apakah pasien Bernafas : Tidak Terlihat pernafasan cuping hidung
Dengan Cuping Hidung
Sinus : Tidak ada pembengkakan pada sinus
Struktur dalam:
- Warna : Merah muda
- Konka : Tidak ada pembengkakan
- Septom : tidak ada deviasi
Mulut
Inspeksi
Bibir : Lembab tidak ada sianosis
Gigi : Sedikit kuning
Gusi : Tidak ada stomatis
Paring
- Warna : Pink( Sehat), tidak ada pembesaran tonsil
- Eksudat : Tidak ada Eksudat
Lidah
- Warna : Pucat
- Lesi : Tidak ada lesi
- Gerakan : Normal
Tes Pengecapan : Terasa Pahit
B. Leher
Inspeksi
Kesimetrisan : Simetris Tengah, tidak ada deviasi
Palpasi
KGB : Tidak ada benjolan KGB
Tiroid : Tidak ada pembesaran tiroid
Devinisi Trakea : Tidak ada deviesi terakea
Vena Jugularis : Tidak ada pembengkakan
C. Dada dan Paru Paru
Inspeksi
Bentuk : Normal ( normo chest)
Ukuran : 2:1
Retraksi Inspiratory : tidak menggunakan alat bantu nafas
Rate : 29 x/m
Irama : Normal(Reguler)
Kedalaman : ekspansi dan inspirasi normal,terangkat
simetris
Palpasi
Fraktur iga : Tidak ada faktur pada tulang iga
Hematum : Tidak ada hematum/Pembengkakan
Ekspansi Thorak : Normal terangkat sejajar
Perkusi : Normal (Resonance)
Auskultasi :Normal(Resonance)
D. Jantung
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,tidak ada pembesaran
jantung
Auskultasi : Normal (Vesikuler)
E. Payudara
Inspeksi
Ukuran & Simetris : Simetris Kiri dan kanan
Kontur : Lunak/ Kenyal
Kondisi Kulit : Tidak ada lesi
Puting susu : Coklat Kehitaman, ada 2 puting susu
Palpasi
Nodul : Tidak ada nodul
Lokasi :-
Ukuran : -l
F. Abdomen
Inspeksi
Warna : Ikterik
Kontur : Kontur Kenyal
Simetris : Simetris kiri dan kanan
Auskultasi
Bising Usus : Pristaltik (14x/menit)
Bruits/ Desiran
a. Aorta : Terdengar dup
b. A. Renalis : Tersengar lup
Perkusi
Batas Hepar : tidak ada kelainan pada hepar
Lambung : Hipertimpani ( Normal)
Limpa : Timpani ( Normal)
Kandung Kemih : Dulnes ( Normal)
Palpasi
Setiap Kuadran : Terdapat nyeri tekanan dan pembengkakan di
kuadran kanan atas
Kandung Empedu : Terdapat nyeri tekan
Hepar : Terdapat pembengkakan di atas hepar
Limpa : Tidak ada nyeri dan pembengkakan
Ginjal : Tidak ada nyeri
Kandung Kemih : Tidak ada nyeri
G. Ekstermitas
Inspeksi
Gaya Berjalan : Lemah
Cara Berdiri : Lemah
Penegakan Kaki : Lemah
Kulit
Inspeksi
Warna : Ikterus
Ketebalan : Tebal
Bentuk : Normal
Tekstur : Sedikit Kasar
Sudut Antara kuku & dasar
Kuku : Tidak ada sianosis,kuku panjang
Palpasi
Kelembaban : Sedikit kering
Suhu Kulit : Normal 37,1
Tugor : Kurang elastis
Edema Piliting : Tidak ada edema piting
Kuku
Palpasi
Kapiler Refil : Normal ( Kembali kurang dari 3 detik )
ROM
Jari Tangan : Normal( Mampu bergerak)
Panggul : Normal
Lutut : Normal
Tumit : Normal
Jari Kaki : Normal ( Mampu Bergerak)
Tonus Otot & Kekuatan otot
Reflek
Biceps : Normal
Triceps : Normal
Brakhioradialis Radius : Normal
Kuadriceps femoris patella : Normal
Tendon Achilles : Normal
Babinsky : Normal( Refleks - )
H. Dada Posterior & punggung
Dada Posterior
Inspeksi
Deformitas atau asimetri : Dada dan punggung simetris
Retraksi ispiratori iga :
Pergerakan dada : Normal
Palpasi
Apakah ada fraktur iga : Tidak ada faktur iga
Ekspensi Thorak : Mengembang sama kiri dan kanan
Taktil Fremitus : Getaran kanan dan kiri terasa
Punggung
Inspeksi
Postur tulang belakang : Normal ( tidak ada skolisis,lordosis,kifosis)
Palpasi
Apakah ada penyimpangan : Tidak ada penyimpangan tulang vetebrata
Perkusi Ginjal : Sonor
I. Genetalia
Genetalia Pria
Inspeksi
Distribusi Rambut Pubis : Merata
Struktur Luar ( Bentuk) : Normal ( Tidak ada lesi)
Letak Lubang Uretra : Normal ( berada di tengah)
Secret :
Skrotum : Normal
Testis : Normal
Palpasi
Scrotum : Normal
Tesis : Normal
J. Anus
Inspeksi
Scar : Sedikit scar
Kemerahan : Tidak ada kemerahan
Lesi : Tidak ada lesi
Jamur : Tidak ada jamur
Bengkak : Tidak ada pembengkakan
Harapan-harapan pasien
Pasien dan keluarg berharap dapat melewati operasi dengan lancar
2. RONGENT tgl
DO :
1. TTV
TD : 130/90
RR : 29x/m
P : 86 x/m
T : 36 °C
DO :
DO :
1. TTV
TD : 140/100
RR : 26x/menit
N : 98x/m
T : 37,1°C
2. PQRST
P : Post operasi
Q : Seperti di tusuk tusuk
R : Bagian perut tengah
S : 4-6
T : Terus menerus
3. Pasien tampak meringis
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2.Terapeutik
1. Kendalikan faktor
lingkungan penyebab mual
(mis. Bau tak sedap, suara,
dan rangsangan visual yang
tidak menyenangkan)
2. Kurangi atau hilangkan
keadaan penyebab mual
(mis. Kecemasan, ketakutan,
kelelahan)
3. Berikan makan dalam
jumlah kecil dan menarik
4. Berikan makanan dingin,
cairan bening, tidak berbau
dan tidak berwarna, jika
perlu
3.Edukasi
4.Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
antiemetik, jika perlu
24/01/2023 Ansietas b.d kurang setelah dilakukan intervensi Tindakan keperawatan : Edukasi
terpapar informasi keperawatan selama 3x24 jam, maka Kesehatan
diharapkan pasien : 1.Observasi
SLKI : tingkat pegatahuan 1. Identifikasi kesiapan dan
Ekspetasi : meningkat kemampuan menerima
Kriteria hasil: informasi.
1. Prilaku sesuai anjuran 2. Identifikasi faktor-faktor
meningkat yang dapat meningkatkan
2. Prilaku menjelaskan tentang dan menurunkan motivasi
suatu topik meningkat perilaku hidup bersih dan
sehat.
2. Terapeutik
3. Edukasi
25/01/2023 Nyeri akut b.d agen setelah dilakukan intervensi Tindakan keperawatan : manajemen
pecedera fisik keperawatan selama 3x24 jam, maka nyeri
diharapkan pasien : 1.Observasi
SLKI : tingkat nyeri 1. Identifikasi lokasi,
Ekspetasi : menurun karakteristik, durasi,
Kriteria hasil: frekuensi, kualitas, intensitas
1. Keluhan nyeri menurun nyeri
2. Meringis menurun 2. Identifikasi skala nyeri
3. Sikap protektif menurun 3. Idenfitikasi respon nyeri non
4. Frekuensi nadi membaik verbal
4. Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
9. Monitor efek samping
penggunaan analgetik
2.Terapeutik
1. Berikan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri (mis:
TENS, hypnosis, akupresur,
terapi music, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi,
Teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis:
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
5. pemilihan strategi
meredakan nyeri
3.Edukasi
4.Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
IMPLEMENTASI (Perawatan Hari Pertama)
kalori menit
A = Gangguan rasa
nyaman ( masalah
teratasi sebagian )
P = Intervensi di
lamjutkan
IMPLEMENTASI (Perawatan Hari Ketiga)
A = Gangguan rasa
nyaman (Teratasi)
P = Intervensi di
hentikan (Pasien
pulang)
IMPLEMENTASI (Perawatan Hari Pertama)
T : 36 °C
A= Ansietas ( teratasi
sebagian )
P= Intervensi di
lanjutkan
IMPLEMENTASI (Perawatan Hari Ketiga)
T : 36 °C
A= Ansietas ( teratasi )
P= Intervensi di
hentikan
IMPLEMENTASI (Perawatan Hari Pertama)
P =Intervensi di
hentikan (Pasien
pulang)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan studi kasus pengkajian pada Tn.E dengan gangguan cholelitasis di ruang Teratai RSUD curup yang telah penulis
lakukan,maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian
Saat di lakukan pengkajian pada Tn.E dengan diagnosa cholelitasis dan data tersebut akan menjadi dasar bagi penulis untuk menegakan
diagnosa dalam melakukan tindakan keperawatan.
2. Diagnosa keperawartan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien Tn.E dengan diagnosa medis cholelitasis adalah:
Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan pada pasien berdasarkan prioritas masalah yang di tentukan ,tidak semua rencana
tindakan pada teori dapat di tegakan pada tinjauan kasus di sesuaikan dengan keluhan yang di rasakan pasien saat pengkajian di kalukan.
4. Implementasi
Setelah rencana tindakan di tetapkan maka di lanjutkan dengan melakukan rencana tersebut dalam bentuk nyata.sebelum di terapkan
pasien sebaikinya melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga pasien agar tindakan yang di berikan dapat di setujui oleh pasien dan
keluarga.
5. Evaluasi
Dalam melakukan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang maksimal memerlukan adanya kerjasama antara pasien,perawat,dokter
dan tenaga kesehatan lainya.
B. Saran
1. Bagi pasien dan keluarga
Pasien hendaknya lebih memahami tentang faktor faktor yang dapat menjadi pemicu masalah gangguan kebutuhan nutrisi keluarga dapat
berperan dalam mengingatkan serta membatasi kebiasan buruk yang di lakukan anggota keluarga seperti membatasi asupan minumn yang
mengandung kafein dan alcohol,membatasi konsumsi obat pilek yang mengandung dekogestan dan antihistamin tidak menahan atau menunda
buang air kecil dan menjaga berat badan ideal dengan menjakani pola makanyang sehat bagi keluarga juga harus ikut serta dalam mendukung
pengobatan pasien misalnya dalam memberikan dukungan moral dan semangat pada pasien selama pengobatan di rumah.
2. Bagi perawat
Studi kasus ini sebaiknya dapat di gunakan perawat sebagai wawasan tambahan dan acuan interverensi yang dapat di berikan pada pasien
yang mengalami gangguan colelitasis.perawat sebaiknya dapat meneruskan terapi dan perawat juga dapat memberikan ide yang lebih banyak
lagi dalam meberikan interverensi keperawatan pada penderita dengan masalah gangguan colelitasis sesuai dengan penelitian terbaru.
4. Mahasiswa
Setelah di lakukan pengkajian di RSUD curup pada pasien Tn.E dapat menjadikan bahan penelitian sebagai ahan pembelajaran tentang
pemberian asuhan keperawatan pada pasien gangguan colelitasis.