Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

KEHAMILAN PADA REMAJA

DISUSUN OLEH:

Cherina Ayu NIM: P05120321006


Ledyah Citrah NIM: P05120321023
Meta Anggraini NIM: P05120321027
Muhammad Fachri NIM: P05120321028
Putri Amelias N.S NIM: P05120321033
Wulan Dari NIM: P05120321046

Pembimbing Akademik

Ns. Khelly Annuril,M.Kep.Sp,Kep


Mat

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2022/2023
A. KONSEP DASAR KEHAMILAN PADA REMAJA
1. Defenisi

kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia antara 14-
19 tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah(manuaba, 2007). Kehamilan remaja
adalah kehamilan yang terjadi sebelum usia 19 tahun. Kehamilan ini biasanya tidak
direncanakan dan di luar nikah(muscari, 2005)

Menurut Depkes RI (2005) resiko kehamilan pada usia dini adalah rahim dan
panggul belum mencapai ukuran dewasa, Ditinjau dari segi gizi kehamilan pada
remaja merupakan hal yang beresiko. Gizi yang diperlukan oleh para remaja yang
hamil ini berkompetisi antara kebutuhan mereka terhadap pertumbuhan dan
perkembangan dan perkembangan janin. Beresiko terjadinya anemia, bayi prematur,
bayi berat lahir rendah, kematian bayi dan penyakit menular seksual meningkat pada
remaja yang hamil sebelum usia 16 tahun.

2. Etiologi
a. Faktor medis

Adapun faktor non medis yang mempengaruhi kehamilan resiko tinggi


yaitu penyakit ibu dan janin, belum matangnya organ reproduksi, kelainan
obstetrik, gangguan plasenta, gangguan tali pusat, komplikasi janin, penyakit
neonatus, dan kelainan genetic.

b. Faktor Non medis


1) Faktor Agama dan Iman

Kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan


bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami
isteri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan, pada kondisi ketidaksiapan
berumah tangga dan untuk bertanggung jawab.

2) Faktor Lingkungan
a) Orang Tua

Kurangnya perhatian khususnya dari orang tua remaja untuk


dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dimana dalam
hal ini orang tua bersikap tidak terbuka terhadap anak bahkan cenderung
membuat jarak dengan anak dalam masalah seksual.

b) Teman, Tetangga dan Media.

Pergaulan yang salah serta penyampaian dan penyalahgunaan dari


media elektronik yang salah. Dapat membuat para remaja berpikiran
bahwa seks bukanlah hal yang tabu lagi tapi merupakan sesuatu yang
lazim

c) Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan

Pengetahuan seksual yang setengah-setengah mendorong gairah


seksual sehingga tidak bisa dikendalikan. Hal ini akan meningkatkan
resiko dampak negatif seksual. Dalam keadaan orang tua yang tidak
terbuka mengenai masalah seksual, remaja akan mencari informasi
tersebut dari sumber yang lain, teman-teman sebaya, buku, majalah,
internet, video atau blue film. Mereka sendiri belum dapat memilih mana
yang baik dan perlu dilihat atau mana yang harus dihindari,

d) Perubahan Zaman

Pada zaman modern sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada


kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis
oleh sistem yang lain yang bertentangan dengan nilai moral dan agama,
seperti fashion dan film yang begitu intensif sehingga remaja dihadapkan
ke dalam gaya pergaulan hidup bebas. termasuk masalah hubungan seks
di luar nikah.

e) Perubahan Kadar Hormon pada remaja meningkatkan libido atau


dorongan seksual yang membutuhkan penyaluran melalui aktivitas
seksual.
f) Semakin Cepatnya Usia Pubertas

Semakin cepatnya usia pubertas (berkaitan dengan tumbuh


kembang remaja), sedangkan pernikahan semakin tertunda akibat
tuntutan kehidupan saat ini menyebabkan "masa masa tunda hubungan
seksual" menjadi semakin panjang. Jika tidak diberikan pengarahan yang
tepat maka penyaluran seksual yang dipilih beresiko tinggi.

g) Adanya Trend baru dalam berpacaran dikalangan remaja

Dimana kalau dulu melakukan hubungan seksual diluar nikah


meskipun dengan rela sendiri sudah dianggap bebas. Namun sekarang
sudah pula bergeser nilainya, yang dianggap seks bebas adalah jika
melakukan hubungan seksual dengan banyak orang.

3. Patofisiologi

Menurut (bobak.2004) secara medis kehamilan remaja membawa dampak


buruk. Dampak buruk itu kemungkinan terjadinya "kemacetan persalinan" akibat
tidak seimbangnya antara panggul ibu dan janinnya. Itu bisa dimengerti, karena pada
wanita yang usianya muda, panggulnya belum berkembang sempurna.

a. Pada ibu, perdarahan pada kehamilan maupun pasca persalinan, hipertensi selama
kehamilan, solusio plasenta, dan resiko tinggi meninggal akibat perdarahan.
b. Pada bayi, kehamilan belum waktunya (prematur), pertumbuhan janin terhambat,
lahir cacat dan berpenyakitan, dan BBLR.

Dampak lain dari kehamilan resiko tinggi pada usia muda,antara lain(manuaba, 2007);

a. Keguguran.

Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya
karena terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan
oleh tenaga non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping
yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang
pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.

b. Persalinan prematur

berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan. Prematuritas


terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim yang belum siap
dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi
gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun. cacat
bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan
akan asupan gizi rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) kurang, keadaan
psikologi ibu kurang stabil. selain itu cacat bawaan juga di sebabkan karena
keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal, seperti dengan
minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat dan memijat
perutnya sendiri. Ibu yang hamil pada usia muda biasanya pengetahuannya akan
gizi masih kurang. schingga akan berakibat kekurangan berbagai zat yang
diperlukan saat pertumbuhan dengan demikian akan mengakibatkan makin
tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan cacat bawaan.

c. Mudah terjadi infeksi.

Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress


memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.

d. Anemia kehamilan/kekurangan zat besi

Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang


pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena pada saat
hamil mayoritas seorang ibu mengalami anemia, tambahan zat besi dalam tubuh
fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah
merah janin dan plasenta lama kelamaan scorang yang kehilangan sel darah
merah akan menjadi anemis.

e. Keracunan Kehamilan (Gestosis)

Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia
makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia
atau eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius
karena dapat menyebabkan kematian.

f. Kematian ibu yang tinggi.

Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan


dan infeksi. Selain itu angka kematian ibu karena gugur kandung juga cukup
tinggi.yang kebanyakan dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun).
4. Manifestasi klinis

Pada ibu yang memiliki risiko tinggi dalam kehamilan memiliki tanda bahaya
sebagai berikut:

a. Muntah terus menerus, tidak bisa makan.


b. Perdarahan.
c. Pucat pada konjungtiva, muka, telapak tangan menunjukkan anemia
(kekurangan darah).
d. Demam tinggi, biasanya karena infeksi.
e. Keluar air ketuban sebelum waktunya.
f. Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Ultrasonografi (dengan menggunakan waktu yang tepat) mengkaji usia gestasi
janin dan adanya gestasi multipel: mendeteksi abnormalitas; melokalisasi plasenta
dan kantung cairan amnion pada amniosintesis.
b. Amniosintesis terhadap perbandingan lesitin terhadap sfingomielin (L/S):
mendeteksi adanya fosfatidilgliserol (fg), mengukur densitas optikal cairan untuk
mendeteksi hemolisisdari ketidaksesuaian Rh atau infeksi pada cairan.
c. Tes toleransi glukosa: memeriksa diabetes melitus gestasional (DMG).
d. Jumlah trombosit: penurunan mungkin berhubungan dengan HAK dan sindrom
HELLP (hemolisis, peningkatan enzim hepar, dan/atau jumlah trombosit rendah).
e. Golongan darah, kelompok Rh. dun pemeriksaan untuk antobodi padu klien Rh-
negatif/Du-negatif: mengidentifikasi risiko ketidaksesuaian.
f. Pemeriksaan koagulasi (masa tromboplastin parsial teraktivasi (APPT), masa
tromboplastin parsial (PTT), masa protrombin (PT), produk degradasi lembaran
fibrin (FSP/FDP): mengidentifikasi kelainan pembekuan bila ada perdarahan.
g. Bilirubin, pemeriksaan fungsi hepar (AST ALT dan kadar LDH): mengkaji
masalah hepar hipersensitif
h. Urinalisis, kultur/sensitifitas: mendeteksi bakteuria. Dipstick: menentukan kadar
glukosa/protein.
i. Pemeriksaan serologi, VDRL: memeriksa hepatitis, HIV AIDS, sifilis.
j. Profil kriteria biofisika (BPP): mengkaji kesejahteraan janin.
6. Penatalaksanaan
a. Melakukan skrining/deteksi dini resiko tinggi ibu hamil/dengan macam faktor
resiko.
b. Menentukan ibu resti dengan pengertian kemungkinan kehamilan kesakitan pada
ibu dan bayi.
c. Memantau kondisi ibu dan janin selama kehamilan.
d. Mencatat dan melapor keadaan kehamilan.
e. Memberi pedoman penyuluhan untuk persalinan aman berencana.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Mendapatkan data identitas pasien yang meliputi nama, jenis kelamin,
pendidikan, agama, pekerjaan, status perkawinan, suku, alamat, tanggal
massuk RS.

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
c. Riwayat Kesehatan Masalalu
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
e. Genogram
f. Riwayat kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
2) Eliminasi (BAB, BAK)
3) Personal Hygiene
4) Aktivitas
5) Istirahat dan tidur

3. Riwayat Psikososial dan Spiritual


a. Riwayat Psikologis
b. Riwayat Sosial
c. Riwayat Spiritual
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum:
b. Tingkat kesadaran:
c. Ekspresi:
d. Penampilan:
e. Tanda-tanda vital
f. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala
- Inspeksi: amati jumlah rambut, distribusi, tekstur, dan kebersihan.
- Palpasi: apakah terdappat lesi, dan nyeri tekan
2) Wajah
- Inspeksi :warna dan lesi
3) Mata
- Inspeksi :kelopak mata, konjungtiva, sclera, reaksi pupil, alis
4) Telinga
- Inspeksi: lihat struktur luar dan bagian dalam telinga.
5) Hidung
- Inspeksi :apakah pasien bernapas dengan cuping hidung, sinus, dan
adanya septum
6) Mulut
- Inspeksi : lihat warna bibir,gigi,eksudat pada paring, warna dan
pergerakan lidah
7) Leher
- Inspeksi: lihat kesimetrisan leher
- Palpasi: apakah ada pembesaran vena jugularis, deviasi trakea dan
tiroid
8) Dada dan paru-paru
- inspeksi :bentuk, irama, dan kedalaman
- Palpasi : hematum dan ekspansi thoraks
- Perkusi
- auskultasi
9) Jantung
- Palpasi
- auskultasi
10) Abdomen
- inspeksi :warna, dan kesimetrisan
- auskultasi :bunyi bising usus
- Perkusi: batas hepar dan lambung
- Palpasi : setiap kuadran
11) Ekstremitas
- Inspeksi :gaya berjalan
12) Genetalia
- Inspeksi :distribusi rambut pubis, bentuk, secret, dan lesi
13) Anus
- Inspeksi: scar, lesi, jamus, bengkak

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
b. Rongent
c. Therapy
d. Gizi
Analisis Data

No Analisa data Etiologi Masalah


1. Ds : klien mengatakan : Faktor Psikologis Defisit nutrisi
Minor :
 Nafsu Makan Menurun
Do :
Mayor
 Berat badan menurun minimal
10% dibawah rentang ideal
Minor
 Bising usus hiperaktif
2. Ds : Krisis Ansietas
 Merasa khawatir dengan akibat
kondisi yang dihadapi
 Merasa bingung

Do :
 Tampak Gelisah
 Sulit tidur
 Tekanan darah

3. DS : Kurang Terpapar informasi Defisit pengetahuan


 Menanyakan masalah yang
dihadapi
Mayor
- Menunjukkan perilaku yang
tidak sesuai anjuran
- Menunjukkan persepsi yang
keliru terhadap masalah
Minor
- Menjalani pemeriksaan yang
tidak tepat
- Menunjukkan perilaku
berlebihan

Diagnosa Keperawatan
1. Defisit nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh b/d Faktor Psikologis
2. Ansietas b/d Krisis situasional
3. Kurang pengetahuan b/d Kurang terpapar informasi
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC Rasional
1. Defisit nutrisi ; kurang dari Tujuan : MANAJEMEN  Informasi tentang
kebutuhan tubuh b/d Faktor Setelah dilakukan NUTRISI masukan nutrisi sekarang
Psikologis intervensi keperawatan Observasi perlu untuk merencanakan
Ds : klien mengatakan : selama …x24 jam  Identifikasi status perubahan atau penambah
 Nafsu Makan Menurun Nafsu makan klien nutrisi  Menyajikan makanan
membaik, dengan Terapeutik dengan semenarik
Do : kriteria hasil :  Sajikan makanan mungkin untuk memicu
 Berat badan menurun  Keinginan makan secara menarik dan nafsu makan klien
minimal 10% dibawah meningkat suhu yang sesuai  Menganjurkan posisi
rentang ideal  Asupan makan Edukasi duduk saat makan
Minor meningkat  Anjurkan Posisi
 Bising usus hiperaktif  Asupan cairan duduk
meningkat Kolaborasi :
 Stimulus untuk  Kolaborasi dengan
makan meningkat ahli gizi untuk
 Kelaparan menurun menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan

2. Ansietas b/d Krisis situasional Tujuan : Observasi  Membantu memilih


Ds : Setelah dilakukan  Kaji tingkat ansietas intervensi yang tepat
 Merasa khawatir intervensi keperawatan klien  Informasi dari perawat
dengan akibat kondisi
selama …x24 jam Terapeutik akan membantu
yang dihadapi
 Merasa bingung Maka tingkat ansietas  Ciptakan suasana menurunkan kecemasan
pada klien menurun terapeutik untuk karena ketidaktahuan,
Do : dengan kriteria hasil : menumbuhkan serta meningkatkan
 Tampak Gelisah
 Verbalisasi kepercayaan kerjasama antara perawat-
 Sulit tidur
khawatir akibat  Temani pasien untuk klien
 Tekanan darah meningkat
kondisi yang mengurangi
dihadapi kecemasan
-
 Perilaku gelisah  Dengarkan dengan  Perlu untuk membantu
 Tekanan darah penuh perhatian klien mengungkapkan
Kolaborasi : perasaan lebih bebas
 Rujuk untuk  Menurunkan kecemasan
konseling lebih lanjut dan mengoptimalkan
 Berikan obat sesuai istirahat.
indikasi
3. Defisit pengetahuan b/d Kurang Tujuan : Observasi  Memberi informasi kepada
terpapar informasi: Setelah dilakukan  Identifikasi kesiapan klien dan membantu
DS : intervensi keperawatan menerima informasi menentukan rencana
Klien mengatakan :
selama …x24 jam Terapeutik intervensi selanjutnya
 Menanyakan masalah
yang dihadapi Maka Tingkat  Sediakan materi  Usia dan tahap
DO:
Pengetahuan klien pendidikan hidup perkembangan remaja
 Menunjukkan perilaku yang
tidak sesuai anjuran meningkat dengan baik dan sehat akan mempengaruhi
 Menunjukkan persepsi yang
kriteria hasil :  Berikan kesempatan pendekatan untuk
keliru terhadap masalah
 Kemapuan untuk bertanya penyuluhan, dimana
menggambarkan Edukasi remaja usia lanjut (17-
pengalaman  Jelaskan factor 20)mungkin mampu untuk
sebelumnya yang resiko yang dapat menyerap informasi lebih
sesuai dengan memengaruhi baik
topic meningkat kesehatan  Meningkatkan motivasi
 Persepsi yang  Ajarkan perilaku klien untuk belajar
keliru terhadap hidup sehat
masalah menurun  Berikan informasi
 Perilaku membaik tentang pentingnya
 menjelaskan proses pembelajaran
pengetahuan
tentang suatu topic
meningkat

Anda mungkin juga menyukai