Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN REMAJA

Penyusun:

1. Inong reja fadilla P0 5120319 018

Dosen Pengajar :

Ns. Kheli, M.Kep., Sp.Kep.Mat

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian
Menurut Soetjiningsih (2004) masa remaja merupakan masa peralihan antara
masa anak-anak yang dimulai saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia
11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu masa menjelang dewasa muda.

Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia antara 14-
19 tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah (Manuaba, 2007). Kehamilan
remaja adalah kehamilan yang terjadi sebelum usia 19 tahun. Kehamilan ini
biasanya tidak direncanakan dan di luar nikah. Kehamilan remaja masih
dipandang sebagai hambatan secara sosial, ekonomi, psikologis dan pendidikan
bagi ibu. 7% dari semua kelahiran terjadi pada remaja. (Muscari, 2005)

Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya,
emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran
bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan
secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya.

B. Etiologi
1. Faktor medis

Adapun faktor medis yang mempengaruhi kehamilan resiko tinggi yaitu


penyakit ibu dan janin, belum matangnya organ reproduksi, kelainan
obstetrik, gangguan plasenta, gangguan tali pusat, komplikasi janin, penyakit
neonatus, dan kelainan genetic.

2. Faktor non medis


a) Faktor agama dan iman

Kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan


bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami
isteri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan, pada kondisi ketidaksiapan
berumah tangga dan untuk bertanggung jawab.

b) Faktor lingkungan
1) Orang tua

Kurangnya perhatian khususnya dari orang tua remaja untuk dapat


memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dimana dalam hal ini
orang tua bersikap tidak terbuka terhadap anak bahkan cenderung
membuat jarak dengan anak dalam masalah seksual.

2) Teman, tetangga dan media.

Pergaulan yang salah serta penyampaian dan penyalahgunaan dari


media elektronik yang salah. Dapat membuat para remaja berpikiran
bahwa seks bukanlah hal yang tabu lagi tapi merupakan sesuatu yang
lazim.

3) Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan

Pengetahuan seksual yang setengah-setengah mendorong gairah seksual


sehingga tidak bisa dikendalikan. Hal ini akan meningkatkan resiko
dampak negatif seksual. Dalam keadaan orang tua yang tidak terbuka
mengenai masalah seksual, remaja akan mencari informasi tersebut dari
sumber yang lain, teman-teman sebaya, buku, majalah, internet, video atau
blue film. Mereka sendiri belum dapat memilih mana yang baik dan perlu
dilihat atau mana yang harus dihindari.

4) Perubahan zaman

Pada zaman modern sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada


kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis
oleh sistem yang lain yang bertentangan dengan nilai moral dan agama,
seperti fashion dan film yang begitu intensif sehingga remaja dihadapkan
ke dalam gaya pergaulan hidup bebas, termasuk masalah hubungan seks di
luar nikah.

5) Perubahan kadar hormon


Perubahan kadar hormon pada remaja meningkatkan libido atau
dorongan seksual yang membutuhkan penyaluran melalui aktivitas
seksual.
6) Semakin cepatnya usia pubertas

Semakin cepatnya usia pubertas (berkaitan dengan tumbuh kembang


remaja), sedangkan pernikahan semakin tertunda akibat tuntutan
kehidupan saat ini menyebabkan “masa- masa tunda hubungan seksual”
menjadi semakin panjang. Jika tidak diberikan pengarahan yang tepat
maka penyaluran seksual yang dipilih beresiko tinggi.

7) Adanya trend baru dalam berpacaran dikalangan remaja.

Dimana kalau dulu melakukan hubungan seksual di luar nikah


meskipun dengan rela sendiri sudah dianggap bebas. Namun sekarang
sudah pula bergeser nilainya, yang dianggap seks bebas adalah jika
melakukan hubungan seksual dengan banyak orang.

C. Patofisiologi

Menurut (Bobak, 2004) secara medis kehamilan remaja membawa dampak


buruk. Dampak buruk itu kemungkinan terjadinya “kemacetan persalinan” akibat
tidak seimbangnya antara panggul ibu dan janinnya. Itu bisa dimengerti, karena
pada wanita yang usianya muda, panggulnya belum berkembang sempurna.

1. Pada ibu, perdarahan pada kehamilan maupun pasca persalinan, hipertensi


selama kehamilan, solusio plasenta, dan resiko tinggi meninggal akibat
perdarahan.
2. Pada bayi, kehamilan belum waktunya (prematur), pertumbuhan janin
terhambat, lahir cacat dan berpenyakitan, dan BBLR.
D. Komplikasi

Dampak dari kehamilan resiko tinggi pada usia muda, antara lain (Manuaba,
2007):

1. Keguguran,Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja,


misalnya karena terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang
sengaja dilakukan oleh tenaga non profesional sehingga dapat
menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti tingginya angka
kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kemandulan.
2. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan
bawaan,Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi
terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat
badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan
juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun. cacat bawaan dipengaruhi
kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan
gizi rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) kurang, keadaan psikologi ibu
kurang stabil. Selain itu cacat bawaan juga di sebabkan karena keturunan
(genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal, seperti dengan minum
obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat dan memijat
perutnya sendiri. Ibu yang hamil pada usia muda biasanya pengetahuannya
akan gizi masih kurang, sehingga akan berakibat kekurangan berbagai zat
yang diperlukan saat pertumbuhan dengan demikian akan mengakibatkan
makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan cacat
bawaan.
3. Mudah terjadi infeksi,Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah,
dan stress memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
4. Anemia kehamilan atau kekurangan zat besi,Penyebab anemia pada saat
hamil di usia muda disebabkan kurang pengetahuan akan pentingnya gizi
pada saat hamil di usia muda.karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu
mengalami anemia. tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah janin
dan plasenta.lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah
akan menjadi anemis.
5. Keracunan kehamilan (gestosis),Kombinasi keadaan alat reproduksi yang
belum siap hamil dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan
hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau eklampsia. Pre-eklampsia dan
eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan
kematian.
6. Kematian ibu yang tinggi,Kematian ibu pada saat melahirkan banyak
disebabkan karena perdarahan dan infeksi. Selain itu angka kematian ibu
karena gugur kandung juga cukup tinggi.yang kebanyakan dilakukan oleh
tenaga non profesional (dukun).
7. Persalinan yang lama
8. Disproporsi fetopelvis

E. Manifestasi klinis

Pada ibu yang memiliki risiko tinggi dalam kehamilan memiliki tanda bahaya
sebagai berikut :

1. Muntah terus menerus, tidak bisa makan


2. Perdarahan
3. Pucat pada konjungtiva, muka, telapak tangan menunjukkan anemia
(kekurangan darah)
4. Demam tinggi, biasanya karena infeksi
5. Keluar air ketuban sebelum waktunya
6. Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Ultrasonografi : mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel,
mendeteksi abnormalitas, melokalisasi plasenta dan kantung cairan amnion
pada amniosintesis.
2. Amniosintesis terhadap perbandingan lesitin terhadap sfingomielin (L/S) :
mendeteksi adanya fosfatidilgliserol (fg), mengukur densitas optikal cairan
untuk mendeteksi hemolisis dari ketidaksesuaian Rh atau infeksi pada
cairan.
3. Tes toleransi glukosa: memeriksa diabetes melitus gestasional (DMG).
4. Jumlah trombosit: penurunan mungkin berhubungan dengan HAK dan
sindrom HELLP (hemolisis, peningkatan enzim hepar atau jumlah
trombosit rendah).
5. Golongan darah, kelompok Rh, dan pemeriksaan untuk antobodi pada
klien Rh-negatif/Du-negatif: mengidentifikasi risiko ketidaksesuaian.
6. Pemeriksaan koagulasi (masa tromboplastin parsial teraktivasi (APPT),
masa tromboplastin parsial (PTT), masa protrombin (PT), produk
degradasi lembaran fibrin (FSP atau FDP) : mengidentifikasi kelainan
pembekuan bila ada perdarahan.
7. Bilirubin, pemeriksaan fungsi hepar (AST, ALT, dan kadar LDH):
mengkaji masalah hepar hipersensitif.
8. Urinalisis, kultur atau sensitifitas: mendeteksi bakteuria, Dipstick:
menentukan kadar glukosa atau protein.
9. Pemeriksaan serologi, VDRL: memeriksa hepatitis, HIV AIDS, sifilis.

G. Penatalaksanaan
1. Melakukan skrining atau deteksi dini resiko tinggi ibu hamil atau dengan
macam faktor resiko
2. Menentukan ibu resti dengan pengertian kemungkinan terjadinya
resiko kehamilan atau kesakitan pada ibu dan bayi
3. Memantau kondisi ibu dan janin selama kehamilan
4. Mencatat dan melapor keadaan kehamilan
5. Memberi pedoman penyuluhan untuk persalinan aman berencana
6. Rujukan dini berencana atau rujukan in utera.
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Adapun hal- hal yang perlu dikaji pada klien dengan kehamilan risiko tinggi
adalah sebagai berikut:

1. Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi nama,


umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
riwayat perkawinan, lamanya perkawinan dan alamat.
2. Keluhan utama: kaji adanya perdarahan pervaginam.
3. Riwayat kesehatan:
a. Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke
rumah sakit atau puskesmas pada saat pengkajian. Manifestasi klinis
yang mengindikasikan kehamilan antara lain berhentinya periode
menstruasi dan adanya pembesaran payudara.
b. Riwayat kesehatan masa lalu.
c. Riwayat kesehatan keluarga.
4. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi

Mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi


terhadap drainase, pola pernapasan terhadap kedalaman dan
kesmetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan
ekstremitas, adanyan keterbatasan fisik dan seterusnya.

b. Palpasi
1) Sentuhan: merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat
kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontrak uterus.
2) Tekanan: menentukan karakter nadi, mngevaluasi edema,
memperhatikan posisi janin atau mencubitkan kulit mengamati turgor.
Pemeriksaan Leopold 1, leopold 2, leopold 3, dan leopold 4.
3) Pemeriksaan dalam: menentukan tegangan atau tonus otot atau respon
nyeri yang abnormal.
c. Perkusi
1) Menggunakan jari: ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
menunjukkan ada tidaknya cairan, massa atau konsolidasi.
2) Menggunakan pali perkusi: ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleks
atau gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah
ada kontraksi dinding perut atau tidak.
d. Auskultasi

Mendengarkan suara nafas, bunyi jantung, abdomen untuk bising usus


jantung janin.

5. ada denyut Identifikasi umum

Jika selama kehamilan ditemukan perdarahan, identifikasi:

a. Lama kehamilan
b. Kapan terjadin perdarahan, berapa lama, banyaknya, dan aktivitas yang
mempengaruhi
c. Karakteristik darah: merah terang, kecokelatan, adanya gumpalan
darah, dan lendir
d. Sifat dan lokasi ketidaknyamanan seperti kejang, nyeri tumpul atau
tajam, mulas serta pusing.
6. Kaji status psikososial : respon remaja terhadap kehamilan dan persalinan,
tingkat perkembangan kognitif remaja, kemampuan menyelesaikan
masalah, gambaran tubuh, ketergantungan dan hubungan dengan teman
sebaya serta pasangan. Pada umumnya remaja menyangkal kehamilannya
sehingga pengenalan sejak awal oleh orang tua atau tenaga kesehatan
sangat penting untuk menentukan waktu awal perawatan pranatal.
7. Kaji sistem pendukung : orang tua, teman pria atau pacar atau suami.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik,
penurunan simpanan nutrisi, sekunder akibat masa remaja.
2. Kebutuhan pembelajaran mengenai proses kehamilan, kebutuhan individu,
harapan masa datang berhubungan dengan kurangnya informasi.
3. Risiko tinggi cidera terhadap janin berhubungan dengan malnutrisi ibu,
ketidakadekuatan perawatan dan skrinning pranatal.
4. Gangguan citra tubuh atau gangguan identitas pribadi berhubungan
dengan perubahan tubuh akibat kehamilan, krisis situasi dan maturasi,
tidak adanya sistem pendukung.
5. Risiko isolasi sosial berhubungan dengan respon kelompok sebaya
terhadap kehamilan.

C. Intervensi keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik,
penurunan simpanan nutrisi, sekunder akibat masa remaja

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi klien dapat


terpenuhi.

No Intervensi Rasional
1 Kaji masukan makanan dalam 24 jam Membantu untuk
merencanakan perubahan
atau penambahan diet
yang adekuat.
2 Timbang berat badan klien dan Penambahan Penambahan berat
berat badan tentukan berat badan sebelum badan dibutuhkan selama
hamil. Berikan informasi tentang risiko diet kehamilan yang dihitung
dalam kehamilan sesuai tuntutan
pertumbuhan normal dan
berat badan sebelum
kehamilan.
Keistimewaan makanan,
yang dihubungkan
dengan tahap
perkembangan bumil.
3 Berikan ketentuan pada individu akan Kalori adekuat perlu
penambahan berat badan berdasarkan kebutuhan untuk persediaan protein
pertumbuhan dan berat badan sebelum hamil, dan menjamin masukan
mengenali gaya zat besi
hidup bumil dan kesukaan pada “makanan siap
saji”
4 Tekankan pentingnya masukan vitamin atau zat Remaja yang hamil
besi setiap hari. cenderung mengalami
masalah malnutrisi dan
anemia, karena
pertumbuhan belum
lengkap dan atau atau
kebiasaan makan, yang
memerlukan peningkatan
protein, zat besi dan
kalori.
5 Berikan informasi tentang peran Masukan protein yang
protein dalam perkembangan tidak adekuat
janin selama kehamilan,
khususnya
trimester pertama,
membuat
pertumbuhan janin
terhambat.
6 Kaji situasi klien, dan tentukan siapa yang Status ekonomi, atau
bertanggung jawab terhadap pembelanjaan dan kurangnya pengalaman
persiapan makanan. Berikan informasi tentang belanja dan penyediaan
cara- cara memperbaiki masukan nutrisi makanan dapat
mempengaruhi nutrisi
yang tepat.

2. Kebutuhan pembelajaran mengenai proses kehamilan, kebutuhan individu,


harapan masa datang berhubunga dengan kurangnya informasi.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat memahami
proses kehamilan yang dialaminya.
Kriteria hasil:

- Berpartisipasi dalam proses belajar.

- Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi.

No Intervensi Rasional
1 Evaluasi usia klien dan tahap perkembangan Usia dan tahap remaja
remaja akan mempengaruhi
pendekatan untuk
penyuluhan.
2 Kaji pemahaman klien tentang anatomi dan Untuk klien yang hamil
fisiologi pria atau wanita. Berikan informasi pada masa remaja awal,
yang tepat; kehamilan dan menjadi
perbaiki kesalahan konsep orangtua sering tidak
dikenali sebagai
kemungkinan hasil dari
aktivitas sosial
3 Kaji riwayat penggunaan atau penyalahgunaan Membantu mencegah
obat. Berikan informasi tentang efek negatif komplikasi janin.
yang mungkin terjadi pada janin.
4 Diskusikan tanda- tanda persalinan. Klien perlu tahu kapan
Identifikasikan yang membuat remaja berisiko menghubungi dokter atau
untuk pemberi pelayanan dan
persalinan atau kelahiran preterm bagaimana membedakan
antara persalinan palsu
dan sejati.

3. Risiko tinggi cidera terhadap janin berhubungan dengan malnutrisi ibu,


ketidakadekuatan perawatan dan skrinning pranatal.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan kejadian atau kondisi yang
dapat menimbulkan risiko terhadap janin dapat diatasi.
Kriteria hasil:

- Klien dapat mengungkapkan pemahaman tentang faktor- faktor risiko


individu.

- Menunjukkan pertumbuhan janin dalam batas normal.

No Intervensi Rasional
1 Kaji adanya potensial risiko janin Bayi yang lahir dari ibu
remaja berisiko
prematuritas, BBLR,
trauma kelahiran.
2 Timbang berat badan klien. Berikan petunjuk Klien yang melahirkan
bagi individu untuk penambahan berat badan bayi BBLR, sebelum
berdasarkan kebutuhan pertumbuhan normal hamil berat badannya
kurang dan semakin
berkurang
selama hamil sampai
dengan melahirkan
3 Tekankan pentingnya perawatan pranatal terus- Dapat mengatahui atau
menerus menjamin pertumbuhan
dan perkembangan janin
normal
4 Berikan informasi kepada klien tentang Malnutrisi memperberat
pentingnya masukan nutrisi yang adekuat untuk ketidakadekuatan
janin perkembangan neonatus
atau sel- sel otak janin.

4. Gangguan citra tubuh atau gangguan identitas pribadi berhubungan


dengan perubahan tubuh akibat kehamilan, krisis situasi dan maturasi,
tidak adanya sistem pendukung.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat meningkatkan
rasa percaya diri.
Kriteria hasil:

- Klien mengidentifikasikan perasaan dan metoda untuk koping terhadap


persepsi diri atau kemampuan negatif

- Klien menunjukkan adaptasi pada perubahan peran.

No Intervensi Rasional
1 Ciptakan hubungan terapeutik Penting untuk
menciptakan sikap saling
percaya dan kerjasama
sehingga klien bebas
untuk mendengarkan
informasi yang tersedia.
2 Tanyakan perasaan klien tentang identitas atau Klien mungkin sulit
peran seksual untuk melihat dirinya
sebagai seorang ibu.
3 Diskusikan masalah dan rasa takut akan citra Membuat dasar untuk
tubuh dan perubahan sementara karena hamil pembelajaran masa
datang
4 Diskusikan cara- cara untuk meningkatkan Membantu dalam
citra diri positif (misalnya gaya berpakaian, tata mengatasi perubahan
rias) penampilan dan
menunjukkan citra positif
DAFTAR PUSTAKA

Bobak , L. 2004. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Fanaurora. 2013. Kasus Kehamilan Remaja Semakin Meningkat. Diunduh tanggal


28 April 2014. Dari http://www.gelumbang.com/kasus-kehamilan-
remaja-semakin-meningkat.html

Manuaba, I. B. G. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC


Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta :
Sagung Seto

Syafi’i, N. 2013. LP Kehamilan Pada Remaja. Diunduh tanggal 5 April 2014.


Dari http://www.scribd.com/doc/141594226/LP-Kehamilan-Pada-
Remaja

Trihono. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Diunduh tanggal 28


April 2014. Dari depkes.go.id/downloads/riskesdas2013/Hasil
%20Riskesdas%202013.pdf

Anda mungkin juga menyukai