Anda di halaman 1dari 15

GANGGUAN NUTRISI (OBESITAS)

Makalah ini di buat untuk menyelesaikan tugas Keperawatan Anak I yang dibina
oleh Ns. Rahmawati Maulidia, M. Kep

Kelompok 6

Desi Yulita (19143142010


Eka Nata Lintang (19143142010
Luvi Apriliana P. (1914314201051
Rama Putra Reynaldi (1914314201059)
Riska Nur Hasfita (1914314201061)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI AMALNG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb


Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kami panjatkan puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “GANGGUAN NUTRISI (OBESITAS)” .
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga tugas makalah Keperawatan Anak I ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Malang, 28 Februari 2021


Penulis

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1.1 Latar Belakang...........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
2.1 Pengertian Obesitas...................................................................................
2.2 Klasifikasi..................................................................................................
2.3 Memahami Penyebab dan Pencegahan Obesitas pada Anak....................
2.4 Etiologi......................................................................................................
2.5 Manifestasi Klinis......................................................................................
2.6 Patosiologi pada Obesitas..........................................................................
2.7 Tata Laksana Obesitas Anak.....................................................................
2.8 Asuhan Keperawatan................................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................
3.1 Kesimpulan................................................................................................
3.2 Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obesitas adalah kondisi akumulasi lemak yang abnormal atau berlebihan
di jaringan adiposa. Obesitas pada anak merupakan masalah kesehatan karena
prevalensi obesitas anak di dunia semakin meningkat. Obesitas pada anak dapat
menjadi penyakit komorbiditas seperti asma, diabetes, dan penyakit
kardiovaskuler. Walaupun mekanisme terjadinya belum sepenuhnya di mengerti,
tetapi telah dikonfirmasi bahwa obesitas terjadi karena pemasukan energi melebihi
pengeluaran energi.
Pemenuhan gizi pada anak memanglah sangat penting dan harus
mendapatkan perhatian khusus sejak kecil. Namun pemenuhan gizi tersebut juga
harus sesuai dengan takarannya. Karena obesitas yang terjadi pada anak bisa
beresiko tinggi menjadi obesitas pada masa dewasa dan dapat berpotensi
menimbulkan penyakit. Jadi obesitas tidak hanya terjadi pada remaja ataupun
orang dewasa, tetapi bisa terjadi pada anak-anak.
Obesitas merupakan salah satu masalah rumit yang seringkali dihadapi
oleh anakanak maupun remaja. Menurut para ahli, obesitas dipengaruhi oleh
beberapa faktor penyebabnya. Penyebab terjadinya obesitas dipengaruhi oleh
genetik dan lingkungan. Selain itu, obesitas juga dipengaruhi oleh faktor sosial,
faktor gaya hidup, faktor kompensasi, kurang gerak/berolahraga, disfungsi salah
satu fungsi otak, serta pola makan yang berlebihan.
Di samping itu, obesitas bisa dicegah dengan cara yang diantaranya
dengan melakukan olahraga secara teratur maupun mengatur pola makannya. Di
dalam melakukan pencegahan pada anak yang obesitas, dukungan ataupun
dorongan dari orang tua sangatlah berpengaruh dan ini merupakan pencegahan
melalui faktor lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian dari Obesitas ?
2. Apa Klasifikasi dari Obesitas?
3. Apa Penyebab dan Pencegahan Obesitas pada Anak?
4. Apa Etiologi dari Obesitas pada anak?
5. Bagaimana Manifestasi Klinis Obesitas pada Anak?
6. Apa Patosiologi pada Obesitas Anak?
7. Bagaiman Tata Laksana Obesitas Anak?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk Mengetahui Pengertian dari Obesitas
2. Untuk Mengetahui Klasifikasi dari Obesitas
3. Untuk Mengetahui Penyebab dan Pencegahan Obesitas pada Anak
4. Untuk Mengetahui Etiologi dari Obesitas pada anak
5. Untuk Mengetahui Manifestasi Klinis Obesitas pada Anak
6. Untuk Mengetahui Patosiologi pada Obesitas Anak
7. Untuk Mengetahui Tata Laksana Obesitas Anak
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Obesitas


Massa anak-anak merupakan massa dimana anak sedang melakukan
pertumbuhan. Dalam proses pertumbuhannya, anak memerlukan pemenuhan gizi
yang tepat. Dalam hal ini orang tualah yang berpengaruh besar dalam hal
pemenuhan gizi pada anak. Pemenuhan gizi ini juga harus sesuai takarannya agar
tidak terjadi kelebihan berat badan.
Kelebihan gizi yang menimbulkan obesitas dapat terjadi baik pada anak-
anak hingga usia dewasa. Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara
jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai
fungsi biologis seperti pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan
kesehatan. Jika keadaan ini berlangsung terus menerus dan dalam jangka waktu
yang cukup lama, maka dampaknya adalah terjadinya obesitas.
Obesitas atau kegemukan merupakan salah satu permasalahan yang sangat
merisaukan remaja. Namun disisi lain obesitas juga banyak terjadi dikalangan
anak-anak. Obesitas adalah kondisi akumulasi lemak yang abnormal atau
berlebihan di jaringan adiposa. Obesitas pada anak merupakan masalah kesehatan
karena prevalensi obesitas anak di dunia semakin meningkat. Obesitas atau
kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan
penumpukan adipose (jaringan lemak khusus yang disimpan oleh tubuh) secara
berlebihan.
Obesitas pada masa anak dapat meningkatkan kejadian diabetes mellitus
(DM) tipe 2. Obesitas yang terjadi pada anak bisa beresiko tinggi menjadi obesitas
pada massa remaja dan berpotensi mengakibatkan gangguan metabolisme glukosa
dan penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, penyumbatan pembuluh darah,
dan lain-lain. Selain itu, obesitas pada anak khususnya usia 6-7 tahun juga dapat
menurunkan tingkat kecerdasan karena aktifitas dan kreatifitas anak menurun dan
membuat anak malas karena kelebihan berat badan.

2.2 Klasifikasi
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
1. Obesitas ringan: kelebihan berat badan 20-40%
2. Obesitas sedang: kelebihan berat badan 41-100%
3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (obesitas berat ditemukan
5% diantara orang-orang yang gemuk)

2.3 Penyebab dan Pencegahan Obesitas pada Anak


A. Faktor Penyebab Obesitas pada Anak
Obesitas pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor penyebab
obesitas diantaranya yaitu:
1. Faktor Genetik
Obesitas (kegemukan) dapat terjadi karena faktor genetik atau
keturunan dari generasi sebelumnya ke generasi berikutnya didalam sebuah
keluarga. Oleh karena itu, banyak kita jumpai diluar sana bahwa anak yang
gemuk cenderung memiliki orang tua yang gemuk juga. Dalam hal ini,
dapat diketahui bahwa faktor genetik telah berpengaruh dalam menentukan
jumlah unsur sel dalam tubuh. Hal ini dimungkinkan karena pada saat ibu
yang obesitas sedang hamil maka unsur sel lemak yang berjumlah besar
dan melebihi ukuran normal, secara otomatis akan diturunkan kepada sang
bayi selama dalam kandungan. Maka tidak heranlah bila bayi yang lahirpun
memiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama besar.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang untuk
menjadi gemuk. Jika seseroang dibesarkan dalam lingkungan yang
menganggap gemuk adalah simbol kemakmuran dan keindahan maka
orang tersebut akan cenderung untuk menjadi gemuk. Selama pandangan
tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal maka orang yang obesitas
tidak akan mengalami masalah-masalah psikologis sehubungan dengan
kegemukan.
3. Faktor Sosial
Faktor sosial dapat berpengaruh terhadap obesitas. Hal ini
dikarenakan pandangan sosial masyarakat bahwa jika dalam anggota
keluarga seseorang ada yang bertubuh gemuk maka, keluarga tersebut
dinilai sukses dan berkarir bagus. Dan ada pula yang beranggapan bahwa
gemuk adalah lambang dari kemakmuran.
4. Faktor Gaya Hidup
Faktor gaya hidup dapat menyebabkan terjadinya obesitas, seperti
pola makan. Pola makan yang berlebihan dapat membuat anak menjadi
kelebihan berat badan. Asupan makanan berlebihan ini berasal dari jenis
makanan olahan serba instan, minuman soft drink, makanan cepat saji
(burger, pizza, hot dog), dan makanan siap saji lainnya yang tersedia di
kedai makanan. Selain itu, anak yang kelebihan berat badan atau kegemukan
membuat mereka menjadi malas untuk bergerak apalagi untuk berolah raga.
Olah raga juga termasuk kedalam faktor gaya hidup.
B. Pencegahan Obesitas pada Anak
Adapun beberapa cara/penanganan untuk melakukan pencegahan
terhadap obesitas, anatara lain:
1) Olahraga
Olahraga merupakan latihan yang paling efektif untuk mengurangi
obesitas yang berfungsi membakar lemak tubuh, untuk itu ciri-ciri,
takaran, jenis dan model latihan olahraganya adalah sebagai berikut :
a. Ciri-ciri gerak melibatkan otot besar, dilakukan secara kontinyu
dengan gerakan ritmis.
b. Takaran latihan : intensitasnya 65 % - 75 % detak jantung
maksimal, durasi 20-60 menit, Frekuensi 3-5 kali/minggu.
Dengan intensitas 65%-75% akan terjadi penurunan berat badan
secara optimal, sebab lebih dan 50 energi yang diperlukan untuk
aktivitas berasal dan pembakaran lemak tubuh dan setiap berlatih
pembakaran lemak yang aman adalah 500-1000 kalori.
c. Jenis latihannya adalah latihan aerobik
d. Model Iatihannya dapat dipilih antara lain jalan, jogging, bersepeda,
renang, dan semam aerobic. Berbagai model latihan tersebut dapat
di kerjakan di alam terbuka atau di pusat-pusat kebugaran.
Agar Penurunan berat badan untuk mengatasi obesitas dapat
optimal, selain latihan diatas perlu dilengkapi dengan latihan beban
untuk mengencangkan otot-otot tubuh dengan takaran 15 repetisi, di
kerjakan sebanyjak 2-3 set untuk setiap otot recovery 30 detik antar set.
2) Terapi Psikologis
a. Dengan menggunakan CBT ( Cognitif Behavioral Treatment)
terapi ini dapat digunakan seperti halnya dalam mengatasi bulimia
nervosa.
Terapi kognitif-perilaku (CBT) merupakan terapi yang
mendasarkan pada teori kognitif perilaku yang menekankan pada
kesaling terkaitan antara pikiran, perasaan dan perilaku, Menurut
teori ini psikopatologi terjadi bila terdapat ketidak sesuaian antara
tuntutan-tuntutan lingkungan dengan kapasitas adaptif individu.
Teoari ini sangat efektif karena penderita telah memiliki kesadaran
bahwa mereka memiliki berat badan yang berlebih, pola makan
yang tidak normal. Namun mereka tidak berdaya untuk
mengendalikan dorongan makan pada saat perut terasa lapar
sehingga diperlukan penyadaran pikiran dan perasaan agar subjek
mampu mengenali dan kemudian mengevaluasi atau rnengubah
cara berfikir, keyakinan dan perasaannya (mengenali diri sendiri
dan lingkungan) yang salah, dapat mengubah perilaku maladaptive
dengan cara mempelajari ketrampilan pengendalian diri dan staregi
pemecahan masalah yang efektif.
Misalnya subjek diminta untuk melakukan latihan-latihan
menantang pikiran yang negative seperti membandingkan gambar-
gambar wanita atau pria yang mempunyai tubuh gemuk dan yang
mempunyai tubuh ramping dengan tujuan mernbangkitkán persepsi
yang berhubungan dengan body image-nya.
b. Self Monitoring
Self monitoring ini berhubungan dengan lingkungan di
sekitarnya dalam hal ini adalah keluarga dan terapis. Keluarga
berhubungan dengan pengaturan segala jenis makanan yang
dikonsumsi, pengatur waktu makan dan aktivitas diri. serta
keluarga berperan dalam meningkatkan motivasi dan rasa percaya
diri.
Sedangkan terapis berperan dalam mengontrol kemajuan-
kemajuan selama perlakuan diberikan dan target-target yang harus
dicapai oleh penderita.
2.4 Etiologi
Kelebihan berat badan dan besitas terjadi karena ketidakseimbangan
asupan energi antara pengeluaran energi. Obesitas adalah hasil dari interaksi yang
kompleks antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik menentukan
habitus tubuh, napsu makan, pemasukan energi, aktivitas fisik, dan pengeluaran
energi. Faktor lingkungan menentukan tingkat ketersediaan makanan, pilihan jenis
makanan, tingkat aktivitas fisik dan untuk jenis aktivitas fisik.
Perubahan lingkungan seperti adanya industri makanan menyebabkan
semakin sedikitnya keluarga yang menyiapkan makanannya sendiri. Industri
makanan menyediakan makanan dengan kalori tinggi, karbohidrat sederhana, dan
lemak. Banyaknnya anak yang senang mengkonsumsi makanan ini meningkatkan
risiko terjadinya obesitas. Tingginya konsumsi minuman yang tinggi karbohidrat
seperti minuman bersoda, minuman berenergi, dan sari buah menambah faktor ini.
Tingkat aktivitas fisik pada anak dan dewasa disebabkan oleh banyaknya
kendaraan dan berkuranganya minat untuk berjalan kaki. Televisi, komputer,
video games, dan media hiburan lainnya menyebabkan anak kurang melakukan
aktivitas fisik ditambah lagi dengan persepsi kurang amannya lingkungan
menyebabkan anak untuk tetap diam di dalam rumah.
Penurunan waktu tidur pada anak-anak dan dewasa meningkatkan risiko
terjadinya obesitas, dengan dampak yang mungkin lebih besar pada anak-anak
dibandingkan pada orang dewasa. Penurunan waktu tidur berhubungan dengan
penurunan tingkat leptin dan peningkatan ghrelin yang menyebabkan peningkatan
rasa lapar. Faktor genetik seperti mutasi beberapa gen berhubungan dengan
obesitas gen Lep (ob), LepR (db), POMC, MCR4R, PC-1, dan TrkB dapat
menyebabkan obesitas. Sindrom genetik yang mempunyai asosiasi dengan
obesitas pada anak- anak diantaranya, sindrom Prader-Willi,
Pseudohypoparathyroidism, Sindrom Laurence-Moon-Biedl (Bardet-Biedl),
Sindrom Cohen, Sindrom Down, Sindrom Turner.
Faktor endokrin dan neurofisiologi yaitu penurunan tingkat leptin dan
peningkatan ghrelin yang menyebabkan peningkatan rasa lapar juga dapat
menyebabkan terjadinya obesitas pada anak anak-anak dan dewasa. Hormon
pencernaan, termasuk cholecystokinin, GLP-1, peptida YY, dan umpan balik dari
neuronal vagal mendorong rasa kenyang, sedangkan ghrelin merangsang nafsu
makan. Jaringan adiposa memberikan umpan balik mengenai tingkat
penyimpanan energi ke otak melalui rilis hormon adiponektin dan leptin

2.5 Manifestasi Klinis


Anak obesitas memiliki berat badan lebih yang lebih tinggi dari anak
seusianya. Anak obesitas akan mencapai masa pubertas lebih capat. Hal ini
menyebabkan tidak hanya memiiki berat badan yang lebih tinggi tetapi juga
pematangan tulang anak obesitas lebih cepat dari anak seusianya. Pertumbuhan
anak obesitas lebih cepat dari anak seusianya dan pertumbuhan tingginya lebih
cepat selesai. Ini menyebabkan anak obesitas relatif lebih tinggi pada masa remaja
awal dan akhirnya memiliki tinggi badan yang relatif lebih pendek dari anak
sebayanya.
Anak obesitas memiliki bentuk muka yang tidak proporsional, hidung dan
mulut relatif kecil dan memiliki dagu ganda. Terdapat timbunan lamak pada
daerah lengan atas, payudara, perut, dan paha. Timbunan lemak ini menyebabkan
payudara anak obesitas laki-laki terlihat tumbuh, penis terlihat kecil, dan jari-jari
terlihat kecil dan runcing. Pada beberapa bagian tubuh terdapat striae

2.6 Patosiologi pada Obesitas Anak


2.7 Tata Laksana Obesitas Anak
1. Tujuan
Tujuan utama tata laksana obesitas pada anak adalah menyadarkan
tentang pola makan yang berlebihan dan aktivitas yang kurang serta memberik
an motivasi untukmemodifikasi perilaku anak dan orang tua. Tujuan jangka
panjang adalah perubahan gaya hidup yang menetap
2. Pengaturan Makanana
a) Pada Bayi
- Sebaiknya diberikan ASI eksklusif, bila menggunakan susu formula
perhatikantakaran dan volume pemberian susu
- makanan padat tidak boleh diberikan kurang dari 4 bulan; bayi mulai
diperkenalkanminum dengan cangkir umur 7 -8 bulan, botol mulai
dihilangkan umur 1 tahun.
- Pemberian sayur dan buah jangan sampai terputus
b) Anak usia pra sekolah (1 - 3 th)
- Hindari makan gorengan (krupuk, keripik, dll) dan penambahan lemak
untukmemasak. (mi sal : santan, minyak, margarine)
- Pilih daging yang tidak berlemak
- Lebih baik gunakan margarine, keju yang rendah lemak
- Hindari penambahan gula pada makanan dan minuman, pemanis
buatan (mis :aspartame) bisa digunakan bila perlu.
- Hindari coklat, permen, cake, biskuit, kue kue dan makanan lain
sejenis.
- Berikan sayuran setiap makan dan buah untuk makanan selingan
- Gunakan susu rendah lemak atau tanpa lemak

Pada usia ini (0 - 3 th) tidak perlu diberikan pengurangan kalori dari
kebutuhannya, bayi/anak akan mengalami penurunan BB secara spontan s
esuai dengan pertumbuhannnya.Pengurangan kalori dibawah kebutuhan
jika tidak dirancang dengan baik dapat menimbulkandefisiensi zat gizi
yang mungkin dapat menghambat tumbuh kembang anak yang masih
pesatterutama tumbuh kembang otak.
c) Anak usia sekolah (4 - 6 th)
Hal hal yang dianjurkan sama dengan anak usia pra sekolah. Energi
diberikan sesuaikebutuhan. Dalam keadaan yang terpaksa, misal
pernafasan terganggu, susah bergerak diberikan pengurangan kalori
dengan pengawasan yang ketat.
d) Anak usia remaja
Target penurunan berat badan dapat direncanakan setiap kunjungan,
biasanya 1 - 2 kg/ bulan. Penurunan asupan kalori diberikan bertahap
sekitar 300 - 500 Kalori dari asupan makanansehari-hari .
Penurunan berat badan tidak perlu menghilangkan seluruh kelebihan
berat abdan karena pertumbuhan linier masih berlangsung, penurunan
berat badan cukup sampai berat badan berada20 % diatas berat badan
ideal.
3. Modifikasi Perilaku
a. Monitor diri sendiri, anak dilatih untuk memonitor asupan makan dan
aktivitas fisik, halini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak
dan keluarga terhadap gizi dankegiatan fisik 
b. Stimulus kontrol, bermacam macam kejadian yang memicu keinginan
makan atau
makan berlebihan, contoh : makan sambil menonton TV, Makanan dih
idangkan di meja.Strategi: TV tidak dipasang di kamar makan,
makanan disimpan di lemari untukmeminimalkan penglihatan
terhadap makanan.
c. Perubahan perilaku, contoh: kebiasaan makan cepat dirubah perlahan
lahan, mengontrol besar porsi sehingga merasa puas dengan besar
porsi sedang dan meminimalkan snack.
d. Memberikan imbalan apabila anak berhasil menurunkan berat badan
e. Tehnik perilaku kognitif, yaitu mengembangkan teknik pemecahan
masalah, sepertimerencanakan untuk situasi dengan resiko tinggi,
misal pada waktu liburan, atau pesta/ pertemuan untuk menekankan
agar tidak makan berlebihan
4. Aktifitas Fisik dan Olahraga
a. Frekuensi olah raga 3-5 kali per minggu
b. Lama olah raga, pemanasan 15 menit, ditambah 30-40 menit
c.  jenis olah raga : jalan, berenang
d. sesuai dengan hobi anak, tennis, menari, basket, dll.
e. menambah kegiatan/aktifitas fisik, misal berangkat sekolah jalan kaki,
lebih baik naiktanga dari pada menggunakan lift
f. mengurangi aktifitas yang pasif, misal menonton TV, bermain
videogame, membaca buku, dll. (maksimal 2 jam sehari)
5. Partisipasi Orang Tua
Orang tua adalah contoh yang terbaik bagi anak.Sekurang kurangnya salah
satu orang tuaikut secara intesif dalam program perawatan anak.Penelitian
menapatkan bahwa kelompok anakyang orang tua ikut berpartisipasi, berat
badannya turun lebih banyak dan tetap stabil

2.8 Asuhan Keperawatan

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Obesitas dan kegemukan merupakan keadaan patologis sebagai akibat dari
konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya sehingga terdapat
penimbunan lemak yang berlebihan dari apa yang diperlukan untuk fungsi tubuh
dan dapat mengganggu kesehatan. Faktor risiko kelebihan berat badan dan
obesitas antara lain faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor yang paling
mempengaruhi adalah faktor seperti lingkungan aktifitas fisik, nutrisi, dan sosial
ekonomi. Obesitas pada anak memberikan dampak buruk bagi tumbuh kembang
anak. Dampak obesitas pada anak diantaranya memiliki kecenderuangan obesitas
pada dewasa dan berpotensi menjadi penyakit metabolik dan penyakit degeneratif.
Obesitas merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler, hipertensi, resistensi
insulin, diabetes mellitus (DM) tipe 2, gangguan ortopedik, Obstruktive sleep
apnea. Kegemukan dan obesitas pada anak juga memiliki dampak pada
psikososial anak seperti terbatas dalam pergaulan, terbatas dalam aktifitas fisik.
Penanganan kelebihan berat badan pada anak harus dilakukan secara
komprehensif mulai dari pencegahan, intervensi pada anak dengan obesitas dan
peran lingkungan terdekat sangat membantu.
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, A. and Tembiring, T. (2007). Prevalensi Obesitas pada Anak Sekolah


Dasar di Kota Medan. Majalah Kedokteran Nusantara, 40(2), pp.86-89.

Supriyanto, Agus. Obesitas, Faktor Penyebab Dan Bentuk-Bentuk


Terapinya. Yogyakarta.

Soetjiningsih, Ranuh G. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC.

Sartika, Ratu A. 2011. Faktor Resiko Pada Anak 5-15 Tahun Di Indonesia.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai